ISPA PNEMONIA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ISPA sering disalah-artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar, ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, yang meliputi saluran pernapasan
bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Penyakit infeksi akut yang menyerang salah
satu atau lebih bagian dari saluran napas mulai dari hidung (saluran bagian atas) hingga jaringan
di dalam paru-paru (saluran bagian bawah).
Infeksi Saluran Pernafasan Atas disebabkan oleh beberapa golongan kuman yaitu bakteri,
virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam. Pada ISPA atas 90-95% penyebabnya
adalah virus. Di negara berkembang, ISPA bawah terutama pneumonia disebabkan oleh bakteri
dari genus streptokokus, haemofilus, pnemokokus, bordetella dan korinebakterium, sedang di
negara maju ISPA bawah disebabkan oleh virus, miksovirus, adenivirus, koronavirus,
pikornavirus danherpesvirus (Parker, 1985 dalam Putranto, 2007).
Cara penularan ISPA kontak langsung melalui mulut dan droplet (pengecilan tetesan seperti
partikel cairan yang dimuntahkan dari mulut pada waktu kita batuk, bersin, atau berbicara yang
mungkin membawa infeksi yang lain melalui udara atau penularan terjadi karena kontak
langsung melalui udara) atau penularan terjadi karena kontak langsung melalui tangan, sapu
tangan, peralatan makanan atau benda-benda lain yang baru saja terkontaminasi oleh saluran
pernafasan dari orang-orang yang terinfeksi. Virus yang dikeluarkan melalui tinja fekal-oral
(Depkes RI).
Ada beberapa klasifikasi dari ISPA (Depkes RI tahun 2008) antara lain :
1. Ringan (bukan pneumonia): Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit,
hidung tersumbat / berair, tenggorokan merah, telinga berair.
2. Sedang (pneumonia sedang): Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah,
dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar
limfe yang nyeri tekan (adentis servikal).
3. Berat (pneumonia berat): Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan
di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan adanya penarikan yang kuat
pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
1 . Tujuan
a. Tujuan Umum
2
Tersedianya pedoman dalam melaksanakan pelayanan Ispa Pnemonia di Puskesmas
dan jejaringnya .
b. Tujuan Khusus
1. Tersedianya pedoman tentang jenis pelayanan Ispa Pnemonia, peran dan fungsi
3. Tersediaya pedoman bagi petugas Ispa Pnemonia puskesmas untuk bekerja secara
II. Sasaran
a. Konsultasi Pasien
a. Penyuluhan dan penjaring Ispa Pnemonia pada ibu-ibu yang memiliki bayi dan
balita
Ruang Lingkup dari pedoman Ispa Pnemonia UPT Puskesmas Bernung meliputi
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
3
Ruang lingkup bahasan pada pedoman pelayanan kesehatan Ispa Pnemonia di Puskesmas ini
dibatasi pada pelayanan kesehatan dasar yang bisa dilaksanakan di Puskesmas dengan merujuk
kasus-kasus yang tidak bisa ditangani ke Rumah Sakit. Di samping itu pedoman ini juga memberikan
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Sumber Daya Manusia yang terlibat dalam program P2 ISPA meliputi kader, petugas kesehatan
yang memberikan tatalaksana ISPA di sarana pelayanan kesehatan (Polindes, Pustu, Puskesmas,
RS, Poliklinik), pengelola program ISPA di puskesmas, kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Upaya peningkatan kualitas SDM P2 ISPA dilakukan di berbagai jenjang melalui kegiatan
pelatihan, setiap pelatihan yang dilakukan perlu ditindaklanjuti dengan supervisi dan monitoring
serta pembinaan di lapangan. Selanjutnya pelaksanaan pelatihan secara terpadu dengan program
lain perlu dikembangkan, terutama pelatihan menyangkut aspek manajemen atau pengelola
program P2 ISPA dilakukan pula melalui kegiatan, asistensi tatalaksana oleh dokter ahli, studi
banding, seminar dan workshop sesuai dengan kebutuhan.
B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan Petugas
Program Ispa Pnemonia Ns.Dwi Astuti,S.Kep
C. Jadwal Kegiatan
3. Jadwal Kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan
di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
5
Adapun Jadwal yang selalu dilakukan dalam Pelayanan Ispa Pnemonia adalah
PELAYANAN KEGIATAN
Konsultasi Konsultasi pasien rawat jalan
Penyuluhan Penyuluhan Ispa Pnemonia
BAB III
STANDAR FASILITAS
6
Denah ruang untuk ruang Ispa Pnemonia adalah di MTBS yang terintegratif dengan
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
7
A. Langkap Kegiatan
Penjaringan dan Penyuluhan pada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita
B. Metode
Dalam Upaya mencapai Tujuan di bidang Ispa Pnemonia diperlukan peran petugas
kepada masyarakat
1. Pendataan Sasaran
2.Wawancar
C. Langkah Kegiatan
a. Wawancara anamnesa
b. Pengukuran
d. Konsultasi
a. Perencanaan (P1)
8
3.Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
c. Melaksanakan Kegiatan
pemeriksaan MTBS, jika terdapat pasien yang beresiko Pnemonia berat maka
9
BAB V
LOGISTIK
dilakukan oleh semua petugas , penanggung jawab program kemudian diajukan kepala
Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan Program Ispa Pnemonia
direncanakan dalam rapat tim perencanaan dan pertemuan loka karya mini lintas
program dan lintas sector sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pemberdayaan
Kegiatan di dalam Gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana antara lain :
1) Meja, Kursi
2) Timbangan
3) Stetoskop
4) Timer
5) Senter
6) Alat Tulis
10
Proses mendapatkan logistic melalui tahap perencanaan dan pengajuan usulan ke Dinas
Pesawaran
BAB VI
SASARAN KEGIATAN PROGRAM
11
Setiap Kegiatan di Unit Ispa Pnemonia harus memiliki aspek keselamatan terhadap
pasien
Adapun sasaran kegiatan/ Program meliputi kunjungan bayi, balita, Ibu yang
Dalam hal ini juga dilakukan pencatatan, pelaporan serta evaluasi terhadap program
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan
identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan
dilaksanakan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
13
Kinerja pelaksanaan Pelayanan Ispa Pnemonia dimonitor dan dievaluasi dengan
menggunakan indikator sebagai berikut :
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator Pelayanan Ispa Pnemonia
BAB IX
PENUTUP
14
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan terait pelayanan Ispa Pnemonia dengan
tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.Keberhasilan pelayanan Ispa
Pnemonia tergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam
upaya peningkatan pelayanan Ispa Pnemonia di Pusesmas Bernung
15
16