Anda di halaman 1dari 28

STUDI KASUS

DIAGNOSIS TUBERKULOSIS
PADA ANAK
Tata Tertib Pengerjaan Studi Kasus
1. Peserta duduk sesuai dengan provinsi masing-masing
2. Latihan soal dapat dikerjakan bersama dengan peserta berasal dari wilayah yang sama pada kelompok
tersebut.
3. Peserta akan mendapatkan 10 soal studi kasus dan dikerjakan di power point. Jika sudah selesai dapat
dikumpulkan bahannya pada link yang sudah disediakan panitia (Rename nama file dengan Nama
Provinsi_Modul Diagnosis TBC)
4. Peserta diberikan waktu:
a. Pembacaan Tata tertib dan studi kasus: 10 menit
b. Diskusi: 30 menit
c. Paparan diskusi: 20 menit (akan ada kelompok yang memberikan paparan hasil diskusi dan
kelompok lain yang memberikan tanggapan)
d. Bedah Studi Kasus oleh Narasumber: 20 menit
e. Simpulan Fasilitator: 10 menit
5. Setiap kelompok akan didampingi oleh fasilitator, tiap fasilitator akan membantu mengarahkan jalannya
diskusi hingga selesai.
Latihan Soal
Kasus 1 Diagnosis TBC Anak
ANAMNESIS
• A, anak laki-laki 13 bulan dibawa ke IGD dengan keluhan batuk 17
hari, disertai demam 2 minggu, batuk 3 minggu,. keluhannya
penderita sudah berobat ke 2 orang dokter umum, diberi
antibiotika namun keluhan tidak berkurang. berat badan turun 1
kilogram selama 2 bulan terakhir. batuk pagi/siang/malam
intensitas sama, semakin lama cendrung memberatRiwayat alergi :
tidak ada.
• Ayah pasien diketahui menderita TBC paru BTA (+) dan sedang
mendapat pengobatan TBC 2 minggu . Imunisasi dasar lengkap, scar
BCG ada. Pasien tinggal bersama ibu, ayah, 2 kakak ( 3 dan 6 tahun).
Kakak sehat tidak ada keluhan.
Pemeriksaan Fisik
BB: 7.5 kg, TB: 72 cm (BB/TB -2SD sampai -3SD)
Tampak sakit sedang, composmentis, anak tampak tidak aktif
RR= 58 x/m; S: 37,9oC; N: 180 x/m; CRT < 2”
SpO2 room air 89-90%; dengan oksigen 1lt/mnt/nasal: 97%
Tanda dehidrasi tidak ada, Kelenjar getah bening tidak teraba
membesar, sklera tak ikterik, retraksi ada (subcostal), pada auskultasi
toraks didapatkan crackles, Hepar: 2 cm bac, Lien tidak teraba, dan
tidak dapatkan acrosianosis, pembesaran sendi (-)
Baggy pant (-), dermatosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
• TCM sputum: terdeteksi M. tuberculosis, sensitif rifampisin
• BTA sputum: -/-/-
• Tes tuberkulin : diameter indurasi 11 mm Hb: 10 g/dL, L:
10.700/mm3, Ht: 36%, T: 420.000/mm3
• DC: 0/0/2/70/25/3
• CRP: 25 mg/dL
• SGOT : 35 mg/dl
• SGPT : 48 mg/dl
• Urine rutin normal
RADIOLOGIS
Pertanyaan
1. Apa saja masalah yang terjadi pada pasien? Batuk, demam, sesak
nafas, BB turun
2. Dengan keterangan diatas berapa skor TB anak tersebut? 10 (kontak
erat 3, demam 1, batuk 1, Rontgen milier, bb turun 1, mantouk pos 3)
3. Apa Diagnosis anak tersebut? TBC Anak Milier
4. Apa dasar diagnosis? TCM sputum: terdeteksi M. tuberculosis, sensitif
rifampisin
5. Bagaimana tatalaksana pasien ini? 2RHZE 4RH, pengobatan 12 bulan
6. Pemeriksaan penunjang apa lagi yang diperlukan? Pemeriksaan TCM
LCS untuk memeriksa tb meningitis
7. Hal apa lagi yang harus dilakukan?
Rawat inap, perbaikan KU
Memulai pengobatan TBC bakteriologis dan pemantauan pengobatan
Kasus 2 Diagnosis TBC Anak
• Seorang anak perempuan, usia 2 tahun berat badan 7 kg, TB 75 cm,
masuk IGD dengan keluhan kejang disertai penurunan kesadaran
sejak 1 hari sebelum masuk RS. Kejang seluruh tubuh 1x, kejang +10
menit berhenti sendiri kemudian anak tidak sadar. Demam hilang
timbul, tidak terlalu tinggi sejak 5 hari yang lalu, demam terutama
malam hari, tidak menggigil. Pasien terihat tidak aktif sejak 1 bulan
terakhir. muntah ada sejak 2 hari yang lalu. Berat badan turun 1 kg
dalam 1 bulan terakhir, nafsu makan berkurang 2 minggu terakhir.
Kontak TB disangkal. Diare tidak ada. Riwayat kontak dengan
penderita TB : kakek baru 1 bulan meninggal kareana TB, BTA tidak
diketahui tinggal disebelah rumah. Imunisasi tidak lengkap, ibu lupa
sudah imunisasi apa saja.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum sedang, kesadaran E3V2M3, TD 110/70 mmHg,
Nadi 120x /menit, reguler, kuat angkat. Napas 20x/menit, Suhu 38,3
C, Saturasi 96%. Pupil isokor, Rc +, Kaku kuduk positif, Brudzinski I
positif, Brudzinski II negatif. Kelenjar getah bening 2 buah ukuran 1
cm pada leher kanan. Scar BCG tidak ada
• Pembengkakan sendi tidak ada
• Old man face (+), Baggy pant (+), dermatosis (-), edema (-)
Pemeriksaan Penunujang
• Hb: 9,8 g/dL, L: 2.700/mm3, Ht: 36%, T: 120.000/mm3
• MCH : 76
• MCV : 25
• DC: 0/0/2/35/60/3
• CRP: 20 mg/dL
• SGOT : 35 mg/dl
• SGPT : 48 mg/dl
• Tes tuberkulin : diameter indurasi 6 mm
• TCM : MTB not detected, Rifampisin resisten not detected
TUGAS
• Apa diagnosis kerja anda? Apa dasar diagnosis?
• Bagaimana tatalaksana anda untuk pasien ini?
• Pemeriksaan apalagi yang dapat dilakukan?
Apa diagnosis kerja anda? Apa dasar diagnosis
1. Penurunan kesdaran
2. Kejang demam kompleks ec susp. Meningitis tb (SKOR TB 6)
3. Severly Stunted(-3 SD) dd marasmus kwashiorkor
2. Bagaimana tatalaksana anda untuk pasien ini?
Pemeriksaan TCM LCS
Oksigen 2 lpm
Loading cairan
Pasang NGT
Pasang DC
Inj ceftriaxone 350/24 jam
Inj paracetamol fls 750 mg/6 jam
Konsul Sp.A
Konsul Gizi
Pemeriksaan apalagi yang dapat dilakukan?
Cek urin, Dr ulang, ro thorax ulang, LCS
Kasus 3 Diagnosis TBC Anak
Seorang anak perempuan, usia 5 tahun, datang dengan keluhan
berat badan sulit naik sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat batuk 1
bulan semakin lama semakin parah. demam lama disangkal. Anak
makan 3x sehari, porsi cukup. Berat badan tidak naik. 2 bulan
terakhir. Riwayat kontak dengan penderita TB disangkal.
Pembengkakan sendi tidak ada, pembesaran KGB ada.
Bapak pasien perokok aktif, kurus, sering batuk, riwayat batuk
berdarah 1 tahun yang lalu, namun belum pernah diperiksakan ke
dokter. .
Pemeriksaan Fisik
• Sadar, status gizi pasien gizi kurang, tanda vital dalam batas normal,
konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Teraba kelenjar multiple
ukuran diameter 2 cm pada leher kiri. Pemeriksaan paru ditemukan
“crackles’ pada paru kiri dan wheezing minimal pada paru kanan.
Tidak terdapat pembengkakan pada sendi serta kelainan kulit. Tidak
ada desaturasi. Frekuensi napas semenit normal. Suhu tubuh
normal. Tes tuberkulin
Pemeriksaan penujang
• Darah rutin normal
• Thorak foto normal
• Tes tuberculin menunjukan hasil indurasi diameter 5 mm.
Tugas
• Berdasarkan keterangan di atas, Berapa skor TB anak itu?
• Tindakan dan apa yang anda lakukan?
Berapa skoring TB
anak tersebut
Skoring TB pada kasus tersebut adalah 5
Batuk 1 bulan : 1
Berat badan tidak naik 2 bulan terakhir status gizi kurang : 1
Riwayat kontak penderita TB disangkal (bapak perokok aktif, kurus dan pernah
batuk darah 1 tahun yll) : 2
Uji tuberculin indurasi 5mm : 0
Pembesaran kelanjar getah bening ada : 1
Hasil rontgen thorax normal : 0

TOTAL SKOR 5
Tindakan yang dilakukan pada
pasien ini
Dikarenakan skoring TB pada pasien ini adalah 5 dengan kontak TB
yang tidak jelas maka dilakukan observasi selama 2 minggu, jika gejala
menghilang maka bukan TB, jika gejala menetap maka pasien ini
adalah TB Klinis.
Jika pasien dalam status TB klinis maka diberika terapi OAT 2RHZ +
4RH
Kasus 4 Diagnosis TBC Anak
Anak 4 tahun, BB 16 kg, dibawa orangtua nya datang ketempat
saudara, karena ingin mendapat second opinion dengan menunjukkan
hasil uji tuberkulin yang baru dilakukan 3 hari yl 18 mm, hasil foto
thoraks terbaru menyatakan infiltrat paru stq dari foto thoraks
sebelumnya, pemeriksaan darah rutin menunjukkan LED 30. Oleh SpA
sebelumnya sudah diberikan pemberian OAT selama 6 bulan, akan
diberikan lagi OAT bulan ke ke 7 karena hasil uji tuberkulin pada
awalnya 6 bulan yang lalu 12 mm dan foto foto thoraks menunjukkan
hasil stq, meskipun BB Anak naik 2 kg selama pengobatan dan gejala
klinis batuk kearah TB yang terdapat pada awal sakit saat ini sudah
menghilang
Bagaimana komentar saudara ?
Hasil Analisis
1. Pada pemeriksaan pertama
- tuberkukin 18 ml
-rontgen thorax infiltrat
-klinis : batuk (1)
-BB normal

setelah pengobatan 6 bulan,


- tuberkulin 12ml
- rontgen thorax infiltrat
-klinis : batuk negatif
BB naik 2kg
Pertanyaan:
Bagaimana Komentar Anda?
dari hasil skoring TB anak hasilnya 5, tidak ada riwayat kontak dengan BTA + , Klinis
hanya batuk, BB bagus, sebaiknya pada saat awal pemeriksaan, perlu dilakukan
pemeriksaan bakteriologis agar dapat memastikan diagnosa TB

Klinis sudah baik,dilakukan stop terapi, tidak perlu Mantoux ulang, tidak perlu rontgen
ulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai