Anda di halaman 1dari 30

BUKAN SEKEDAR WORKSHOP

BIASA
Workshop Komunitas Memaknai TPT, Merayakan
Pencegahan

Kra, 15-03-2023
INFEKSI TBC LATEN DAN
TERAPI PENCEGAHAN TBC
SITUASI TBC GLOBAL
(WHO, 2021)
–Secara Global, estimasi kasus TBC
sebanyak 9.870.000 kasus.
–Pria dewasa menyumbang 56% dari
semua kasus TB pada tahun 2020
–Kasus TB di SEARO terbanyak yaitu
4.270.000.

- Indonesia termasuk delapan negara yang


menyumbang 2/3 kasus TBC di seluruh dunia,
menempati posisi ketiga setelah India dan China
dengan estimasi kasus sebanyak 824.000
- Cakupan penemuan dan pengobatan kasus TB
(Treatment coverage) berdasarkan Global TB Report
2021 baru mencapai 47%
PERPRES NO.67 TAHUN 2021
TENTANG
PENANGGULANGAN TBC
SURAT DIREKTUR P2PML TENTANG
PEMBERITAHUAN DAN PERMOHONAN
DUKUNGAN TPT
Surat No PM.01.01/1/3402.1/2020
tentang Pemberitahuan Juknis ILTB
kepada dinkes provinsi, IDI, IDAI
dan PDPI
Surat No. PM.01.01/1/48/2021
tentang permohonan dukungan
pelaksanaan TPT, kepada IDI, IDAI,
PAPDI, PDPI
PETA JALAN ELIMINASI TBC
2030
2020 2025 2030
INSIDENSI INSIDENSI TURUN INSIDENSI TURUN
TURUN 50% 90%
20%

1. TREATMENT COVERAGE : 80% 1. TREATMENT COVERAGE: 90%


1. TREATMENT COVERAGE : >= 90%
2. SUCCES RATE : 90% 2. SUCCES RATE : 90%
2. SUCCES RATE >= 90%
3. TPT KONTAK 11% 3. TPT KONTAK SERUMAH :
SERUMAH : 70% 3. TPT KONTAK SERUMAH >=80%
Agenda Eliminasi Tuberculosis
PEDOMAN
FKRTL

Buku
Petunjuk
Teknis
Penanganan
ILTB
Tahun 2020
Infeksi TB Laten
Infeksi TB Laten (ILTB) :
Suatu keadaan dimana sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi
tidak mampu mengeliminasi bakteri M.TB dari tubuh secara
sempurna tetapi mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak
timbul gejala sakit TBC.

? • Tidak menunjukkan gejala aktif TB


• Tidak menular karena kuman dalam
keadaan inaktif
(kumannya tidur /dorman )
Orang terinfeksi TB • Dapat berkembang menjadi TB aktif apabila orang
tersebut dalam keadaan immunitas yang rendah
Tahapan TBC
Pengertian Infeksi dan sakit TB

Kontak dengan pasien TB

Terinfeksi
Terpajan Sakit TB
(Infeksi Laten)
Gejala (-) Gejala (-) Gejala (+)
Uji Tuberkulin / IGRA Uji Tuberkulin /IGRA Uji Tuberkulin / IGRA
(-) Rontgen (-) (+) Rontgen (-) (+) Rontgen (+/-)
BTA/Kultur/Tes Cepat TB BTA/Kultur/Tes Cepat TB BTA/Kultur/Tes Cepat TB
(-) (-) (+/-)
Apa itu infeksi Laten TBC ?

Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) adalah suatu keadaaan dimana sistem


kekebalan tubuh orang yang terinfeksi tidak mampu mengeliminasi
bakteri Mycobacterium tuberculosis dari tubuh secara sempurna tetapi
mampu mengendalikan bakteri TBC sehingga tidak timbul gejala sakit TBC

Orang dengan ILTB apabila dilakukan Tuberculin Skin Test (TST) atau
pemeriksaan Interferon Gamma-Release Assay (IGRA) hasilnya akan
positif, tetapi hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil
pemeriksaan dahak dan Xpert MTB/Rif® negatif

Beberapa hasil studi menunjukkan, sekitar 5-10% orang dengan ILTB akan
berkembang menjadi TBC aktif, biasanya terjadi dalam 5 tahun sejak
pertama kali terinfeksi
Pemeriksaan ILTB dapat dilakukan dengan Tuberculin Skin Test (TST).
TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
Upaya untuk mencegah
kesakitan atau sakit yang 1 VAKSINASI BCG BAGI BAYI
berat bagi populasi rentan
dapat dilakukan
dengan memberikan PENGOBATAN PENCEGAHAN
kekebalan berupa 2 BAGI ANAK DI BAWAH 5 TAHUN
vaksinasi BCG dan
pemberian pengobatan
pencegahan dengan
terapy Pencegahan TERAPI PENCEGAHAN TBC
3
Tuberkulosis (TPT). (TPT) BAGI ODHA DEWASA
Strategi Peningkatan 01 Perluasan Sasaran Pemberian TPT

Cakupan TPT Penggunaan paduan TPT Jangka


02 Pendek

Penguatan Strategi Komunikasi terkait


03 penanganan ILTB dan Pemberian TPT

04 Optimalisasi Peran Kader Komunitas


terkait IK
POPULASI

BERISIKO
Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis
 Dewasa (Keluarga inti, ART,Pengasuh anak / Pengasuh Lansia /driver,
keluarga lain yg tinggal bersama)
• Kelompok risiko lainnya dg HIV negatif • Berisiko terinfeksi mjd TB laten,
• Terinfeksi mjd TB aktif
 Pasien imunokompromais lainnya :  • TB laten reaktifasi mjd aktif
 Pasien DM
 Pasien yg menjalani pengobatan kanker,
 Pasien yg mendapatkan perawatan dialisis,
 Pasien yg mendapat pengobatan kortikosteroid jangka panjang,
 Pasien yg mendapatkan obat imunosupresan,
 Pasien yg sedang persiapan transplantasi organ, dll
 Warga Binaan Pemasyarakatan ,
 Petugas kesehatan,
 Siswa sekolah berasrama,
 Penghuni barak militer,
 Pengguna narkoba suntik.
TEMPAT YANG BERISIKO
MENULARKAN TBC
FASKES DILUAR FASKES
• Triage • Busway
• Ruang tunggu • Stasiun KA
• Poliklinik • Kereta api
• Ruang tindakan • Lapas
• Ruang operasi • Sekolah berasrama
• Ruang rawat inap • Lingkungan rumah
• Lab, radiologi , apotik dll kumuh dan padat
• Loket Pembayaran, ruang • Tempat2 umum
tunggu dan adm lainnya lainnya
• Lift, tempat foto copy,
kafe , dll

ORANG-ORANG YANG SERING ADA


DI TEMPAT INI BERISIKO TBC
TERAPI PENCEGAHAN
TUBERKULOSIS
• Pemberian TPTbukan kegiatan yang berdiri sendiri, tetapi harus
diimplementasikan secara komprehensif di layanan TBC, dan
sistem kesehatan.
• Pasien yang baru saja didiagnosis TBC, kontak serumah
khususnya anak dianggap sbg satu kesatuan penerima
manfaat layanan TBC.
• Mereka yang memiliki penyakit TBC aktif harus memulai
pengobatan OAT dan keluarga kontak memulai TPT.
Bertujuan untuk mencegah orang ILTB yang berisiko untuk
berkembang menjadi sakit TBC
PENEMUAN ORANG
DENGAN ILTB
• Investigasi kontak ( aktif dan pasif)
 Investigasi kontak secara aktif:
1. Mencegah terlambatnya penemuan orang dg infeksi TB laten
2. Mencegah terjadinya infeksi TBC aktif pada orang dg infeksi TB
laten
3. Memutus rantai penularan TBC di masyarakat
 Investigasi kontak secara pasif (contact invitation)
Wawancara dengan kasus index mengenai kontak serumah, selanjutnya
kontak tersebut diminta datang kefaskes bersama kasus index saat kontrol
• Penemuan ditempat khusus yang berisiko
• Pemeriksaan medical check up rutin
6H
Obat di konsumsi satu kali sehari
Lama pemberian 6 bulan
(1 bulan = 30 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 180 dosis)
PMO: orang tua atau keluarga pasien. Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan

- Dosis INH usia <10 tahun 10mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari)
- Dosis INH usia ≥10 tahun 5mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/hari)
Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan

Bila keadaan klinis baik (tidak ada gejala TBC yang muncul selama pengobatan), obat tetap
diberikan sampai 6 bulan, jika muncul gejala TBC lakukan pemeriksaan untuk penegakan
diagnosis TBC. Jika terbukti sakit TBC, hentikan pemberian TPT dan diberikan OAT

Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV,


berikan vitamin B6
10 mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari 2x10 mg untuk dosis INH
>200 mg/ hari
3HP
Obat di konsumsi satu kali seminggu
Lama pemberian 3 bulan
(1 bulan = 4 minggu pengobatan atau diberikan sebanyak 12 dosis)
Metode pemberian 3HP kepada pasien : directly observed treatment (DOT) atau Self-administered treatment
(SAT) PMO: orang tua atau keluarga pasien

Paduan 3HP hanya dapat digunakan pada usia mulai ≥2 tahun

Bila keadaan klinis baik (tidak ada gejala TBC yang muncul
selama pengobatan), obat tetap diberikan sampai 3 bulan, jika
muncul gejala TBC lakukan pemeriksaan untuk penegakan
diagnosis TBC. Jika terbukti sakit TBC, hentikan pemberian TPT dan
diberikan OAT

Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV,


berikan vitamin B6
10 mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari
2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/ hari
3HR

Obat di konsumsi setiap hari


Lama pemberian 3 bulan
(1 bulan = 28 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 84 dosis)

Usia <10 tahun dosis INH 10mg/kg BB/hari (maksimal 300


mg/ hari) dan dosis R 15kg/mg BB/hari (maksimal 600
mg/hari)

Usia ≥10 tahun dosis INH 5mg/kg BB/hari (maksimal 300


mg/hari) dan dosis R 10 mg/kg BB/hari

Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan


Dapat dilihat pada tabel.5 Karakteristik Paduan TPT pada Orang dengan ILTB

Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi


HIV, berikan vitamin B6
10 mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari
2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/ hari
TPT PADA KONTAK SERUMAH DENGAN PASIEN TBC
RO
 Tatalaksana pemberian TPT kontak dengan TBC RO dapat merujuk pada buku
Petunjuk Teknis RO terbaru
 Bukti efektifitas dan keamanan TPT terhadap kontak dengan pasien TBC RO
ditunjukan melalui beberapa studi menggunakan obat golongan Fluorokuinolon
(seperti Levofloxacin, Moxifloxacin) dengan atau tanpa agent lain (Ethambutol,
Ethionamide)
 Durasi dan pertimbangan paduan yang akan digunakan sebagai TPT terhadap
kontak dengan pasien TBC RO didasarkan pada clinical judgement dari para ahli
terkait
 Contoh yang sudah diterapkan oleh IDAI:
Merekomendasikan Levofloxacin dan Ethambutol sebagai paduan TPT
terhadap anak kontak dengan pasien TBC RO
MONITORING
BULANAN
1. Evaluasi munculnya gejala TBC
– Jika terdapat gejala TBC maka
dilakukan
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis
TBC
→ Tata laksana selanjutnya tergantung
dari hasil

2. Evaluasi Efek samping dan tatalaksana


– Pemantauan efek samping TPT dilakukan
pada semua individu yang mendapatkan TPT

3. Lakukan penilaian terhadap kepatuhan


PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN TPT/PPINH

KLINISI
 Diagnosis yang belum adekuat terkait sarana dan pengetahuan
 Ragu memberikan INH karena khawatir terjadinya resistensi
 Kurang info studi baru

PASIEN
 Pasien / orang tua pasien menolak karena merasa tidak sakit
 Pasien ODHA menolak karena jumlah obat yang harus diminum sudah banyak
 Tingkat kepatuhan pasien
 Penyelesaian terapi (terkait lama pengobatan)

MASYARAKAT
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya PP INH
PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN TPT/PPINH

FASKES
 Kurangnya tenaga kesehatan di setiap layanan
 Keterlambatan dalam menentukan atau mendiagnosis kontak balita
yang akan mendapatkan PP INH
 Lokasi fasyankes yang jauh
 Anggaran yang rendah dalam penanggulangan TBC
 Sistem pencatatan dan pelaporan tidak berjalan dengan baik,
akibatnya cakupan yang sebenarnya dari kegiatan ini tidak diketahui
 Belum semua layanan HIV AIDS memberikan pencegahan INH
 Kurangnya kapasitas tenaga kesehatan dalam
mendiagnosis dan memberikan PP INH
SASARAN TPT ODHA
Semua ODHA usia ≥12 bulan yang tidak memiliki TBC termasuk ODHA dalam pengobatan
ARV, ibu hamil dan ODHA yang telah menyelesaikan pengobatan TBC dan dinyatakan
sembuh.

ODHA usia <12 bulan tidak memiliki TBC namun memiliki riwayat
kontak dengan pasien TBC.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai