Anda di halaman 1dari 14

Oral Hygiene

Kelompok 2 Tingkat 3 Reguler A


D3 Keperawatan Soetomo Surabaya
Anggota Kelompok
1. Arlinda Putri Lustyaningtiyas (P27820119008)
2. Ayu Dwi Jayati (P27820119009)
3. Azzahra Maulia Pramadita (P27820119010)
4. Chessa Rahmadian D. (P27820119011)
5. Chintia Indriyani Shafitri (P27820119012)
6. Dhea Putri Magfihro (P27820119013)
7. Dita Febrianti (P27820119014)
Definisi Oral Hygiene
Oral Hygiene (kebersihan mulut) adalah melaksanakan kebersihan
rongga mulut, lidah dari semua kotoran / sisa makanan dengan
menggunakan kain kasa atau kapas yang dibasahi dengan air bersih
(Efendy, 2011
Tanggung jawab perawat pada oral hygiene adalah pemeliharaan
dan pencegahan dengan cara mengajarkan teknik yang benar,
memotivasi, perawat membuat rujukan, memberikan pendidikan dan
membantu membersihkan gigi dan mulut.
Menurut Roeslan (2002), sistem imunitas rongga mulut
dipengaruhi oleh :

a. Membran mukosa
b. Nodus Limfatik
c. Saliva
d. Celah Ginggiva
Tujuan
Wartonah (2016) menyatakan tujuan oral
hygiene adalah :
1. Agar mulut tetap bersih / tidak berbau
2. Mencegah infeksi mulut, bibir dan
lidah pecah-pecah stomatitis
3. Membantu merangsang nafsu makan
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Melaksanakan kebersihan perorangan
6. Merupakan suatu usaha pengobatan
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Oral Hygiene
1. Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan
klien menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat
mempengaruhi praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-
anak mendapatkan praktik oral hygiene dari orang tua mereka.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Oral Hygiene
3. Pendidikan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan
hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik oral hygiene.
4. Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan
kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene
mulut.
5. Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri (Wartonah, 2010)
DAMPAK
Dampak jika tidak menjaga Oral Hygiene menurut (Setianingsih , Febi
Riandhyanita, 2017) :
1. Muncul infeksi
2. Pada daerah yang mengalami infeksi akan terjadi pembengkakan
3. Sakit saat menelan, kemerahan dan sakit untuk membuka mulut
4. Infeksi yang disebabkan akibat kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada
mulut, kerusakan gigi, dan gingivitis.
5. Pembusukan gigi yang disebabkan penggunaan gigi palsu yang tidak
memperhatikan kebersihan mulut dapat mengganggu floral normal pada
mulut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan
pembentukan plak dalam waktu 24 jam
INDIKASI
1. Pada pasien lumpuh
2. Pada pasien sakit berat
3. Pada pasien apatis
4. Pada pasien stomatitis
5. Pada pasien yang mendapat oksigenasi
atau NGT
6. Pada pasien yang tidak mampu
melakukan perawatan mulut secara
mandiri
KONTRA INDIKASI

1. Perhatikan perawatan mulut padapasien yang


menderita penyakit diabetes dapat beresiko
stomatitis (penyakit yang disebabkan oleh
kemoterapi, radiasi, dan intubasi selang nase gratik)
2. Luka pada gusi jika terlalu kuat ketika memberisihkan
Standart Operasional Prosedur

1. Bengkok 1 buah (2 buah jika pasien sadar)


2. Handuk
3. Kasa tebal lembab yang dibasahi dengan NaCl 0,9% atau air garam
4. Sudip lidah yang telah di balut dengan kasa (tidak perlu pada pasien
yang sadar)
5. Pinset anatomi 1 buah
6. Tisu pada tempatnya
7. Gliserin (jika perlu) Alat dan Bahan
8. Air untuk berkumur dalam gelas (jika pasien sadar)
Standart Operasional Prosedur
1. Kaji kebutuhan pasien 12. Bersihkan gusi bagian dalam atas, dan dalam bawah
2. Jelaskan perihal tindakan yang akan dilakukan. sebelah kanan dan kiri.
3. Siapkan alat-alat sesuai kebutuhan pasien pada troli 13. Bersihkan gigi bagian dalam atas, dan dalam bawah
4. Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien. sebelah kanan dan kiri.
5. Cuci tangan 14. Bersihkan gusi bagian luar atas, dan luar bawah sebelah
6. Atur posisi (miringkan kepala pasien) kanan dan kiri.
7. Pasang handuk dibawah dagu. 15. Bersihkan gigi bagian luar atas, dan luar bawah sebelah
8. Letakkan bengkok dibawah dagu pasien. kanan dan kiri.
9. Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan 16. Bersihkan dinding mulut
NaCl 0,9% atau air garam. 17. Bersihkan lidah bagian atas dan bawah.
10. Minta pasien untuk membuka mulut 18. Oleskan gliserin pada bibir
11. Membersihkan mulut 19. Keringkan bibir dengan tissue
Bersihkan langit-langit mulut dengan cara menariknya 20. Atur posisi pasien dan rapikan alat-alat
dari arah dalam ke luar. 21. Cuci tangan
22. Observasi keadaan pasien
-Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.
Daftar Pustaka
Alya Nabilla Tiesya Putri, P., 2020. Studi Literatur Personal Hygiene (Oral Health) pada Pasien
Skizofrenia. Disertasi. Universitas Muhammadiyah Malang. Tersedia di:
https://eprints.umm.ac.id/71740/ [Diakses 26 Juli 2021]

Budi, Dinding Prasetyo, 2017. Hubungan Perilaku Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak Usia 6 – 9 Tahun di SDN Pragaan Laok 1 Sumenep. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Tersedia di: http://repository.um-surabaya.ac.id/156/ [Diakses 26 Juli
2021]

Istichomah., 2020. Modul Praktikum Keperawatan Dasar I. Bandung: Media Sains Indonesia
Thank you

Anda mungkin juga menyukai