a. Membran mukosa
b. Nodus Limfatik
c. Saliva
d. Celah Ginggiva
Tujuan
Wartonah (2016) menyatakan tujuan oral
hygiene adalah :
1. Agar mulut tetap bersih / tidak berbau
2. Mencegah infeksi mulut, bibir dan
lidah pecah-pecah stomatitis
3. Membantu merangsang nafsu makan
4. Meningkatkan daya tahan tubuh
5. Melaksanakan kebersihan perorangan
6. Merupakan suatu usaha pengobatan
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Oral Hygiene
1. Status Sosial Ekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kemampuan
klien menyediakan bahan-bahan yang penting seperti pasta gigi.
2. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang berhubungan dapat
mempengaruhi praktek hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, anak-
anak mendapatkan praktik oral hygiene dari orang tua mereka.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Oral Hygiene
3. Pendidikan
Pengetahuan yang kurang dapat membuat orang enggan memenuhi kebutuhan
hygiene pribadi. Pengetahuan tentang oral hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik oral hygiene.
4. Status Kesehatan
Klien paralisis atau memiliki restriksi fisik pada tangan mengalami penurunan
kekuatan tangan atau keterampilan yang diperlukan untuk melakukan hygiene
mulut.
5. Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri (Wartonah, 2010)
DAMPAK
Dampak jika tidak menjaga Oral Hygiene menurut (Setianingsih , Febi
Riandhyanita, 2017) :
1. Muncul infeksi
2. Pada daerah yang mengalami infeksi akan terjadi pembengkakan
3. Sakit saat menelan, kemerahan dan sakit untuk membuka mulut
4. Infeksi yang disebabkan akibat kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada
mulut, kerusakan gigi, dan gingivitis.
5. Pembusukan gigi yang disebabkan penggunaan gigi palsu yang tidak
memperhatikan kebersihan mulut dapat mengganggu floral normal pada
mulut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri dan
pembentukan plak dalam waktu 24 jam
INDIKASI
1. Pada pasien lumpuh
2. Pada pasien sakit berat
3. Pada pasien apatis
4. Pada pasien stomatitis
5. Pada pasien yang mendapat oksigenasi
atau NGT
6. Pada pasien yang tidak mampu
melakukan perawatan mulut secara
mandiri
KONTRA INDIKASI
Budi, Dinding Prasetyo, 2017. Hubungan Perilaku Perawatan Gigi dengan Kejadian Karies Gigi
pada Anak Usia 6 – 9 Tahun di SDN Pragaan Laok 1 Sumenep. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surabaya. Tersedia di: http://repository.um-surabaya.ac.id/156/ [Diakses 26 Juli
2021]
Istichomah., 2020. Modul Praktikum Keperawatan Dasar I. Bandung: Media Sains Indonesia
Thank you