Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

ORAL HYGIENE (PENGGUNAAN LARUTAN MADU) PADA PASIEN


STOMATITIS DI RUANG MELATI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE
SAMARINDA

Disusun Oleh :
Kelompok 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIYATA HUSADA SAMARINDA
PROGRAM PROFESI NERS
2016/2017
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)

Topik : Oral Hygiene


Sub topic : Oral hygiene (penggunaan larutan madu) pada pasien stomatitis
Waktu : 15 menit
Hari/tanggal :
Tempat :

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Oral Hygiene selama 30 menit,
pasien dan keluarga pasien dapat memahami tentang Oral Hygiene.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 15 menit , sasaran
akan mampu:
a. Menyebutkan pengertian oral hygiene
b. Menyebutkan tujuan oral hygiene
c. Mampu menjelaskan bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut
d. Mampu menjelaskan cara menjaga oral hygiene
e. Mampu menjelaskan tata cara oral hygiene (penggunaan larutan madu)
pada pasien dengan stomatitis

B. Metode Penyampaian
Demonstrasi

C. Media
Leaflet/booklet

D. Materi
1. Pengertian Oral Hygiene.
2. Tujuan Oral Hygiene.
3. Bahaya kurangya menjaga kebersihan mulut
4. Cara menjaga oral hygiene
5. Tata cara Oral Hygiene (penggunaan larutan madu) pada pasien dengan
stomatitis

E. Kegiatan Belajar Mengajar / Pendidikan Kesehatan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyaji
1 Pembukaan 3 menit Perkenalan Penyaji
Menyampaikan tujuan
Kontrak waktu
Peraturan
2 Isi 15 menit Mengenali dan menjelaskan Penyaji
pengetahuan tentang :
Pengertian Oral Hygiene

Tujuan Oral Hygiene


Bahaya kurangnya
menjaga kebersihan
mulut
Cara menjaga oral
hygiene
Tata cara oral hygiene
(penggunaan larutan
madu pada pasien
stomatitis
5 menit Memberikan kesempatan Fasilitator
pada peserta untuk bertanya

5 menit Menyimpulkan materi Moderator


bersama peserta

3 Penutup 2 menit Evaluasi


F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir tepat waktu
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama di
Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahrane Samarinda
c. Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.
b. Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang telah disampaikan.
b. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan pemateri.

G. Referensi

Kusyati, Eni dkk. 2003. Keterampilan dan prosedur keperawatan dasar.


Semarang: Kilat Press
Potter, Perry. 2005. buku ajar fundamental keperawatan edisi 4 vol. 2.
Jakarta: EGC
Lampiran Materi

ORAL HYGIENE
A. Pengertian dan tujuan
Oral hygiene merupakan salah satu tindakan mandiri perawat untuk
mempertahankan kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi, dan berkumur untuk
mencegah dan mengontrol plak pada gigi, mencegah inflamasi dan infeksi, serta
meningkatkan kenyamanan, asupan nutrisi, dan komunikasi verbal. Perawatan
mulut menggunakan madu terbukti efektif mengurangi stomatitis pada pasien
kanker dewasa yang menjalani kemoterapi dan radioterapi. Madu merupakan
bahan makanan yang mudah didapatkan dan terjangkau, rasanya manis dan enak,
juga mengandung nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan.
Komposisi terbesar madu adalah fruktosa dan glukosa (70%), merupakan
monosakarida yg mudah diabsorbsi oleh mukosa. Madu juga mengandung asam
amino esensial, mineral yang paling lengkap. Selain itu madu juga mengandung
enzim invertase, diastase, katalase, oksidase, dan peroksidase. Enzim oksidase
berfungsi mengubah glukosa menjadi glukonolaktone yang menghasilkan asam
glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida berfungsi sebagai
antibakteri.

B. Pentingnya Oral Hygiene


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal,
diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal
bagi orang yang berusia 35 sampai 44 tahun
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka;
3. Mengurangi prevalensi gingivitis
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35
sampai 44 tahun
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur
pada mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum,
sering bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Klien yang tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang
mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif
yang dapat menyebabkan pneumonia jika sampai masuk ke paru paru.
Dengan demikian kita harus melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi
sehingga pembersihan dan pembilasan secara teratur pada rongga mulut
adalah mutlak harus dilakukan.

C. Bahaya kurangnya menjaga kebersihan mulut


Ada bermacam macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat kurangnya
kebersihan mulut. Masalah masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies Gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan
lubang merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi
pada akhirnya melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah
hasil dari akumulasi musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva
yang normal yang ditemukan pada mulut.
2. Flak Gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar
kepala gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan
netralisasi, yang mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal
Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal
atau ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak,
jaringan yang radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan
celah atau kantong antara gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba tiba.
4. Halitosis (Bau nafas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut
yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau
penyakit. Hygiene mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali
penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan
keilosis. Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan
kelembaban, dan salep anti jamur atau antibakteri memperkecil
perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan
pengiritasi, seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus
atau jamur; atau penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka
bakar atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk
atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.

D. Cara Menjaga Oral Hygiene


Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam
menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:
1. Sikat Gigi
Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara
teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara
horizontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena
dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan
abrasi gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain
pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu
tetapi tidak perlu.
2. Kumur-kumur antiseptic
Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur,
seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%.
Kumurkumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam
hangat.
3. Dental flos atau benang gigi
Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di
sela-sela gigi.
4. Pembersih Lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta
candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.
E. Tata cara oral hygiene (penggunaan larutan madu pada pasien stomatitis
1. Sarung tangan (Handscone)
2. Madu 15 cc
3. Gelas
PERALATAN
4. Air mineral
5. Tisu

PROSEDUR PELAKSANAAN A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi kegiatan yang
akan dilakukan
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat
responden
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa
nama responden
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan responden
sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy responden
2. Memakai sarung tangan
3. Intruksikan responden untuk
berkumur selama 30 detik dengan
cairan madu 15 cc dengan rasio 1:1
air mineral yang sudah disiapkan.
a). Stomatitis stadium 1-2 (4 kali
sehari)
b). Stomatitis stadium 3-4 (6 kali
sehari)
4. Larutan yang sudah dikumurkan
boleh ditelan/dibuang
5. Setelah berkumur tidak
diperkenankan makan dan minum
minimal 30 menit
6. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Membereskan dan kembalikan alat
ke tempat semula
3. Mencuci tangan

E. Dokumentasi
1. Verifikasi klien
2. Catat tanggal, waktu, dan TTD
perawat

Anda mungkin juga menyukai