Anda di halaman 1dari 16

PROSES KEPERAWATAN DAN HYGIENE MULUT

Pengkajian Fisik

Perawat memeriksa semua daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur dan
lukanya. Klien yang tidak mengikuti praktik hygiene mulut dengan teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi, gusi yang meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang margin
gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan helitosis.

Perubahan Perkembangan

✓ Perkembangan Fisiologis Mulut

Tingkat perkembangannya

1). Bayi

Perubahan: gigi susu mulai tumbuh sekitar umur 5 bulan. Makanan yang padat dapat diterima
mulut pada usia 5-6 bulan. Mengunyah dimulai dari usia 6-8 bulan.

2). 18 bulan -6 tahun

Perubahan: 20 gigi susu telah ada. Usia 2 tahun, anak mulai menggosok gigi dan belajar praktik
higienis dari orang tua. Karies gigi menjadi masalah jika mengabaikan hyigiene gigi. Pada usia
6 tahun gigi bayi digantikan gigi permanen.

3). 6-12 tahun

Perubahan: gigi susu digantikan gigi permanen

4). 12-18 tahun

Perubahan: semua gigi permanen telag ada.

5). 18-40 tahun

Perubahan: Geraham ketiga mulai terlihat. Praktik higiene mulut dan dan nutrisi yang baik
snagat diperlukan untuk menghindari masalah di tahun yang akan datang.

6). Kehamilan
Perubahan: perubahan dalam hormon seks perempuan memperbesar reaksi iritasi pada plak
gigi, yang menyebabkan gingivitis dan meningkatkan risiko penyakit periodontal hebat.

7). 40-65 tahun

Perubahan: walaupun kehilangan gigi, biasanya karena penyakit periodontal hebat, menurun,
sekitar separuh orang berusia 55 tahun telah kehilangan beberapa atau semua gigi mereka
karena perawatan gigi yang buruk. Karies akar gigi dan kanker mulut terjadi dengan frekuensi
yang lebih tinggi.

8). 65 tahun atau lebih

Perubahan: gigi yang berumur menjadi rapuh, lebib kering, dan berwarna lebih gelap. Gigi
menjadi tidak rata, bergerigi, dan patah setelah bertahun-tahun

✓ Faktor Risiko Masalah Mulut

Jenis Klien

1). Klien, paralisis, berpenyakit serius, atau memiliki restriksi fisik pada tangan (mis, gps,atau
balutan)

Faktor risiko: klie yang mengalami penurunan kekuatan tangan atau keterampilan yang
diperlukan untuk melakukan higiene mulut.

2). Klien yang tidak sadar, konfusi, amuk, atau depresi

Faktor risiko: klien tidak mampu atau enggan memenuhi kebutuhan higiene pribadi.

3). Klien diabetes

Faktor risiko: klieb cenderung kering pada mulut, gingivitis, penyakit periodontal dan kehilangan
gigi.

4). Klien yang tidak dapat makan melalui mulut, atau restriksi cairan, menggunakan selang
nasogastrik, menerima oksigen nasal yang terus menerus, atau nafas lewat mulut.

Faktor risiko: klien cenderung dehidrasi dan kering pada membran mukosa.

5). Klien yang menjalani terapi radiasi


Faktor risiko: terapi radiasi menyebabkan kesakitan, oritema ringan, mukosa bengkak, disfagia,
kekeringan, perubahan rasa, dan kemungkinan infeksi oral.

6). Klien yang menerima obat kemoterapi

Faktor risiko: obat kemoterapi menyebabkan ulserasi dan peradangan mukosa dan
kemungkinan infeksi mulut.

7). Klien yang mengalami operasi mulut, trauma mulut, adanya selang endotrakea oral atau
jalan udara.

Faktor risiko: jaringan dalam rongga mulut menjadi trauma dengan pembengkakan, ulserasi,
peradangan dan kemungkinan pendarahan.

8). Klien imunosupresi (mis HV, transplantasi organ)

Faktor risiko: obat imunosupresi dan imunosupresan dapat meningkatkan risiko infeksi mulut.

Pola Makan

Penting mengkaji pola makan klien saat ini untuk mendeteksi keberadaan iritasi lokal pada
gusi atau struktur mukosa. Tanyakan klien jika ada masalah tertentu dalam mengunyah,
kecocokan gigi palsu, atau menelan.

Pilihan Dan Praktik Higienis

Perawat penting mengkaji praktik higiene mulut klien untuk mengidentifikasi kesalahan
dalam teknik, defisiensi lada tipe praktik, dan tingkat pengetahuan klien tentang perawatan gigi.
Pertanyaan yang menolong yaitu:

• Berapa kali menggosok gigi?

• Pasta gigi dan bahan pembersih gigi jenis apa yang digunakan?

• Apakah klien memiliki gigi palsu? Kapan dan bagaimana gigi itu dibersihkan?

• Apakah klien menggunakan obat kumur atau sediaan gliserin-lemon?


• Apakah klien menggunakan flossing untuk gigi? Jika ya, seberapa sering?

• Kapan klien terakhir mengunjungi dokter gigi? Apa hasilnya?

• Apakah klien telah memiliki penutup gigi yang digunakan pada gigi?

• Seberapa sering klien mengunjungi dokter gigi?

• Apakah air yang diminum klien mengandung fluorida?

 Faktor-Faktor Risiko Untuk Masalah Hygiene Mulut

Klien tertentu beresiko untuk masalah mulut karena kurang pengetahuan tentang hygiene oral,
ketidak mampuan melakukan perawatan mulut, atau perubahan itegritas gigi dan mukosa akibat
penyakit atau pengobatan

 Masalah Umum Mulut

Dua tipe masalah besar adalah karies gigi (lubang) dan penyakit periodontal (pyorrhea). Karies
gigi merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologi yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya melalui
kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi musin, karbohidrat,
basilus dan asam laktat pada saliva yang secara normal ditemukan pada mulut, yang
membentuk lapisan gigi yang disebut plak. Plak adalah transparan dan melekat pada gigi,
khususnya dekat dengan kepala gigi.

Untuk orang yang berusia lebih dari 35 tahun, masalah yang paling umum adalah pyorrhea.
Penyakit periodontal adalah penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane
periodontal atau ligament periodontal. Penambahan penyakit meliputi seperti berikut: (1) deposit
kalkulus pada gigi di garis gusi; (2) gingiva menjadi bengkak dan perih; (3) peradangan
menyebar, pembentukan celah atau kantong antara gusi dan gingiva, gusi menyusut; (4) tulang
alveolar hancur, dan gigi lepas.

Halitosis (bau napas) merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini akibat hygiene mulut
yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene mulut
yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi sistemik seperti
penyakit liver atau diabetes.Gangguan penyakit periodontal meliputi gusi yang berdarah,
bengkak, jaringan yang radang,garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau
kantong antara gigi dan gusi, dankehilangan gigi tiba-tiba.

 Masalah Mulut Lain

Stomatis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi, seperti
tembakau; defisiansi vitamin; infeksi oleh oleh bakteri, virus, atau jamur; atau penggunaan obat
kemoterapi. Glositis adalah peradangan lidah karena hasil infeksi atau cedera, seperti luka
bakar atau gigitan. Gingivitis adalah peradangan gusi, biasanya karena hygiene mulut yang
buruk atau terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau dibetes mellitus. Perawatan mulut
khusus merupakan keharusan apabila klien memiliki masalah oral ini. Perubahan mukosa mulut
yang berhubungan dengan mudah mengarah kepada malnutrisi, yang merupakan perhatian
utama bagi klien yang memiliki kanker.

Diagnosa Keperawatan

Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukan perubahan aktual atau potensial dalam
integritas struktur mulut. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dapat merefleksikan
masalah atau komplikasi akibat perubahan rongga mulut. Penemuan perawat juga
menunjukkan kebutuhan klien untuk bantuan perawatan mulut karena defisit perawatan diri.
Identifikasi diagnosa yang akurat memerlukan seleksi faktor yang berhubungan yang
menyebabkan masalah klien. Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi,
misalnya, akan memerluka intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.

Contoh Proses Diagnostik Keperawatan untuk Hygiene Mulut:

AKTIVITAS PENGKAJIAN

- Periksa kondisi rongga mulut.

- Tanyakan jika klien merasakan nyri, panas, iritasi.

- Tanyakan jik klien mengalami kesulitan mengunyah.

- Periksa apakah gigi palsu pas penempatannya.


- Periksa rongga mulut yang kemerahan, kekeringan, luka, atau bernanah dan pendarahan.

- Catat napas klien apakah ada bau mulut.

- Ulang kembali riwayat medis (terapi mediasi).

BATASAN KARAKTERISTIK

- Lidah yang berselaput.

- Stomatitis.

- Luka mulut atau gusi.

- Rasa nyeri di mulut ketika mengunyah.

- Penurunan salivasi.

- Halitosis.

Diagnosa Keperawatan

- Perubahan membra mukosa oral yang berhubungan dengan radiasi rongga mulut.

Perencanaan

Menyusun rencana keperawatan untuk klien yang membutuhkan hygiene mulut termasuk

mempertimbangkan pilihan, status social, sumber daya ekonomi, dan kemampuan fisik klien.

Perawat harus membina hubungan yang baik dengan klien untuk membantu praktik hygiene
mulut.

Tujuan klien membutuhkan hygiene mulut meliputi sebagai berikut:

1. Klien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik.

2. Klien mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar

3. Klien akan mencapai rasa nyaman

4. Klien akan memahami praktik hygiene mulut.


Implementasi

 Hygiene Mulut

Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan, dan kelembaban struktur mulut.

Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau

fasilitas perawatan jangka panjang seringkali tidak menerima perawatan agresif yang mereka

butuhkan. Perawatan mulut harus diberikan teratur dan setiap hari. Frekuensi tindakan hygiene

tergantung pada kondisi rangga mulut klien.

 Contoh rencana asuhan keperawatan untuk perubahan membran mukosa mulut

Diagnose keperawatan : perubahan membran mukosa mulut yang berhubungan dengan radiasi

rongga mulut.

Definisi : perubahan membran mukosa mulut adalah keadaan individu mengalami gangguan
lapisan jaringan rongga mulut (kim, Mofarland dan Mclane 1995)

Tujuan : -klien akan memiliki mukosa utuh yang terhidrasi baik pada waktu pulang

-Klien akan melakukan secara mndiri hygiene oral dengan benar pada 12/9

Hasil yang di harapkan :

1. mukosa, lidah, dan bibir akan menjadi merah muda,lembab, dan utuh.
2. Peradanagan kerak luka dan kotoran yang keras akan tidak ada.
3. Gigi bebas dari partikel makanan
4. Klien secara verbal kenyamanan dan perasaanya tentang kebersihan
mulut
5. Klien akan menelan dan berbicara dengan nyaman
INTERVENSI : Membangun aturan perwatan mulut setelah makan dan wakktu tidur

 Menggosok dengan siksat gigi yang lembut mengunakan gerekan horizontal.


 Bilas dengan garam atau larutuan baking soda (1/2 sendok teh dengan 473 ml air)
 Flossing dengan flossing dengan floss gigi yang tidak berlilin dua kali sehari. Hindari
flossing dengan keras dekat garis gigi.

RASIONAL :

1. menggosok yang kosisten menigkatkan jaringan gusi, mengurangi kotoran dan


menghasilkan pengontrolan plak(khan 1986). Sikat gigi yang lembut dengan gerakan
yang horizontal membantu melindungi jaringan gusi
2. Membilas melarutkan keasaman mulut, mengangkat debris dan membantu
mengurangi mulut yang kering (xerostomia) yang terjadi pada terapi untuk
mengurangi produksi saliva
3. Larutan soda dan garam miningkatkan penyembuhan dan membantu pembentukan
jaringan granulasi, mereka bertindak sebagai penyegar dan menekan pertumbhan
bakteri
4. Flossing sistematik mengurangi produksi pertumbuahan bakteri yang hancur pada
permukaan gigi dan dekat garis gusi. Mengunakan flossing yang tidak berlilin dan
menghindari flossing yang keras mencegah pendarahan

Gosok gigi, membrsihkan dengan serat (flossing), dan irigasi adalah perlu untuk pembersihan
yang tepat, klien juga beruntung dari die yang tepat, yang menghindari makanan yang
meningkatkan pembentukan plak dan kerusakan gigi dan meningkatkan kesehatan struktur
periodontal. Klien untuk semus usia harus memeriksa gigi paling tidak setiap 6 bulan.

DIET :

A. Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus merubah lebiasaan makan, mengurangi
asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.

GOSOK GIGI :
A. Gosok gigi dengan teliti setidaknya empat kali sehari (setelah makan dan
waktu tidur ) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif

HIGIENE MULLUT YANG KHUSUS :

A. Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang


khusus karena tingkat ketergantungan mereka pada
perawat atau adanya mukosa mulut

 Melakukan Perawatan Mulut Untuk Klien Yang Tidak Sadar Atau Lemah

LANGKAH dan RASIONAL

1. Kaji adanya refleks muntah. Posisikan klien dalam posisi Sims atau miring dengan
kepala diputar ke arah sisi yang terkena.
Rasional: Menunjukkan klien berisiko aspirasi.

2. Jelaskan prosedur kepada klien.


Rasional: Klien yang tidak sadar mampu mendengar.

3. Persiapkan peralatan dan bahan yang diperlukan:


a. Larutan anti infeksi
Rasional: Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak sebagai antiinfeksi.
b. Sikat gigi spon atau spatel lidah dibungkus kasa tunggal; sikat gigi kecil.
Rasional: Sikat membersihkan gigi dengan efektif.
c. Spatel lidah berbantalan
Rasional: Mempertahankan mulut terbuka dan gigi terpisah selama prosedur.
d. Handuk wajah
e. Mangkok piala ginjal
f. Handuk kertas
g. Gelas air dengan air dingin
h. Jeli larut air
Rasional: Melubrikasi bibir.
i. Mesin pengisap portabel (tambahan) dengan katater suksion.
Rasional: Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal.
j. Sarung tangan sekali pakai.
Rasional: Rongga mulut berisi mikroorganisme.
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sekali pakai.
Rasional: Mengurangi transmisi perpindahan mikroorganisme.

5. Letakkan handuk kertas diatas meja tempat tidur dan atur peralatan. Hidupkan mesin
pengisap dan hubungkan selang ke katater pengisap.
Rasional: Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan yang dipersiapkan sebelumnya
pastikan prosedur aman dan lancar.

6. Tarik tirai sekitar tempat tidur atau tutup pintu ruangan.


Rasional: Memberikan privasi.

7. Tinggikan tempat tidur pada tingkat horizontal tertinggi; turunkan pagar tempat tidur.
Rasional: Penggunaan mekanika tubuh yang baik dengan tempat tidur pada posisi
tinggi.

8. Pindahkan klien mendekati sisi tempat tidur dan ke dekat perawat; pastikan kepala klien
diputar ke arah matras.
Rasional: Pengaturan posisi kepala yang sesuai mencegah aspirasi.

9. Letakkan handuko dibawah awajah klien dan mangkok piala ginjal dibawah dagu.
Rasional: Mencegah linen menjadi kotor

10. Secara hari-hati retraski gigi bagian atas dan bawah klien dengan spatel lidah yang
dengan memasukkan spatel dengan cepat tetapi lembut diantara geraham belakang.
Masukkan saat klien relaks.
Rasional: Mencegah klien dari menggigit jari dan menyediakan kemudahan ke rongga
mulut.

11. Bersihkan mulut menggunakan sikat atau spatel lidah yang dilembabkan dengan anti
infeksi dan air.
Rasional: Tindakan penggosokan mengangkat partikel makanan di antara gigi dan
sepanjang permukaan pengunyahan.
12. Berikan jeli larut air tipis pada bibir.
Rasional: Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan retak

13. Jelaskan prosedur telah selesai.


Rasional: Menyediakan stimulasi yang bermakna pada klien yang tidak sadar atau
kurang responsif.

14. Lepaskan sarung tangan dan letakkan pada tempat yang sesuai.
Rasional: Mencegah transmisi mikroorganisme

15. Atur kembali posisi klien yang nyaman, naikkan penghalang tempat tidur, dan
kembalikkan tempat tidur pada posisi semula.
Rasional: Mempertahankan kenyamanan dan keamanan klien.

16. Bersihkan peralatan dan kembalikkan pada tempatnya yang sesuai. Letakkan linen kotor
ke dalam tempat yang sesuai

17. Cuci tangan.


Rasional: Mengurangi transmisi mikroorganisme

18. Inspeksi rongga mulut.


Rasional: Menentukan kemanjuran pembersihan. Setelah sekresi tebal terangkat maka
dapat terlihat inflamasi lesi dibawahnya.

19. Catat prosedur, termasuk observasi yang berhubungan (mis. Pendarahan gusi, mukosa
kering, ulserasi, atau krusta pada lidah) dan laporkan setiap temuan yang tidak umum
kepada perawat penanggung jawab atau dokter.
Rasional: Mencatat respon klien terhadap terapi keperawatan. Pendarahan dapat
menunjukkan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga mulut mungkin menjadi
kanker.

 SOROTAN PENELITIAN
Klien Berisiko Stomastik,kemoterapi,radiasi,dan instubasi selang nasogastrik
menyebabkan stomastik.klien harus membilas mulutnya sebelum dan sesudah makan
menggunakan larutan garam ½ sampai 1 sendok teh atau beking soda sampai 1 pt air.untuk
mengangkat mukus yang tebal harus menggunakan 1 bagian hidrogen peroksida sampai empat
bagian normal garam(Geifzu,Radjeski,Winnick,1990).

Klien Diabetes.kunjungan ke dokter gigi di perlikan setiap 3 atau 4 bulan.semua jaringan


ditangani dengan lembut dengan meminimalkan trauma.klien harus di ajarkan untuk mengikuti
jadwal pembersihan yang sedikit kaku.perawat mungkin perlu membantu klien diabetes karena
mereka mempunyai kejadian yang meningkat penyakit periodomental(Smeltzer,Bare,1992).

Klien Infeksi mulut.perawat memberitahukan dokter bila tanda infeksi seperti ultrasi
yang tertutup,merah,lidah yang bengkak,lidah yang berselaput terjadi.antibiotik topikal cair
digunakan pada permukaan mukosa dengan spon yang lembut atau dengan membuat klien
membilas rongga mukut dengan medikasi.klien yang memakai gigi palsu harus melepaskan gigi
palsunya terlebih dahulu sebelum menggunakan antibiotik topikal.

PENGGUNAAN FLUORIDA

Pemberian flour pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam menurunkan
karies gigi.orang yang tidak memiliki air berfluorida dapat memperoleh flourid dalam bentuk
kumur,pasta gigi,atau suplemen.flourida berlebihan menyebabkan perubahan warna pada email
gigi.klien juga harus diberi nasehat untuk memperhatikan kondisi ini.

FLOSSING

Flosing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan efektif diantara gigi.flosing
melibatkan insersi flass gigi yang berlilin atau tidak berlilin diantara semua permukaan gigi ,satu
persatu.gerakan menggergaji digunakan untuk menarik.

Pembersihan Gigi Palsu

Langkah :

1. Tanyakan klien apakah gigi palsunya tidak pas dan apakah ada gusi atau membran
mukosa yang nyeri atau iritasi.setelah gigi palsu di lepas,inspeksi rongga mulut dan
permukaan gigi palsu.
2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien akan menggunakan praktik pilihan pribadi(jika
sesuai).
3. Persiapan peralatan dan bahan yang diperlukan:
a. Sikat gigi berbulu lembut
b. Sikat gigi untuk gigi palsu
c. Mangkok piala ginjal atau wastafel
d. Destrifikasi gigi palsu atau pasta gigi
e. Gelas air(air hangat atau dingin)
f. Kasa tunggal 4x4
g. Waslap
h. Cangkir plastik gigi palsu
i. Sarung tangan sekali pakai
4. Cuci tangan
5. Atur bahan bahan di meja tempat tidur atau wastafel
6. Letakkan waslap pada wastapel dan nyalakan air sampai terisi kurang lebih 2,5 cm.
7. Kenakan sarunga tangan sekali pakai
8. Minta klien untuk melepas gigi palsunya dan letakkan gigi pada mangkok.jika klien tidak
mampu melepas gigi palsunya,pegang piringan bagian atas di depan dengan ibu jari
telunjuk yang dibungkus dengan kassa.gunakan tarikan kearah atas bawah,secara
lembut angkat gigi palsu sebelah bawah dari dagu dan rotasikan ke satu sisi arah bawah
untuk mengeluarkan dari mulut.letakkan gigi palsu pada mangkok.
gunakan detrifikasi pada gigi palsu dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang gigi palsu
dekat air kemudian pegang sikat secara horizontal dan gunakan gerkan kebelakang dan
kedepan untuk membersihan permukaan penggigit. Pegang sikat sikat secara vertical
dan gunakan gosokan pendek untuk membersihakan permukaan dalam gigi. Gunakan
sikat secara horizontal dan gerakan kedalam dan kedepan untuk membersiahkan
permukaan gigi.
RASIONAL : Mecegah maknan dan bakteri yang menumpuk pada permukaan gigi palsu
dan mencegah nya bau dan bertumpuknya noda.
9. Bilas gıgi palsu dengal) toht: dalanı aır blasa.
RASIONAL : air hangat bercampur dan membilas dentrifikasi lebih efektif daripada air
dingin
10. kemnbalikan gigi palsu kepada klien atau siınpan dalam air biasa di datam cangkir
plastik.
RASIONAL : penyimpanan melindungi gigi palsu dari kerusakan, air biasa menjaga agar
gigi tetap lembap untuk memudahkan saat pemasukan. Gigi palsu palstik akan mudah
rapuuh dan melengkung jika tidak di pertahankan agar tetap lembap.
11. Kosongkan mangkok piala ginjal dan tambahkan air dingin yang sagar. Berikan pasta
gigi pada sikat gigi
12. lembut, dan Sikat gusi, langit-langit, dan Idah dengan lembut.
RASIONAL : Membantu menstimulasi sirkulasi gusi dan mengangkat sisa-sisa kotoran
gusi dan mukosa
13. Mınta klien untuk berkumur dengan teliti.
RASIONAL : berkumur mengangkat semua partikel dan semua bakteri
14. masukan kembali gigi palsu jika klien menginginkan,atau biarkan klien melakukan
sendiri.mulai dengan lembut memasukan gigi palsu sebelah atas yang lembab.minta
klien untuk menggunakan jari untuk menekan gigi palsu melekat pada tempatnya,dan
kemudian memasukan gigi palsu sebelah bawah yang lembab.
15. Buang sarung tangan pada tempat yang sesuai.bersihkan dan simpan bahan bahan.cuci
tangan
16. Tanya klien jika gigi palsu terasa nyaman.
17. catat prosedur pada flowsheet atau catatan perawat

RASIONAL
1. Gigi palsu yang tidak pas bergesekan dengan gusi,dan
membranmukosa.daerah iritasi mungkin memerlukan perawatan khusus.
2. Meningkatkan pemahaman dan kerjasama klien.
3. Digunakan untuk menggosok gusi dan lidah.
4. Digunakan untuk mengangat gigi palsu.
5. Mencegah kontak dengan mikroorganisme didalam salva
6. Mengurangi transmisi mikroorganisme
7. Menjamin prosedur lancar dan terorganisir
8. Membantu mendistribusikan denstrifikasi diatas permukaan gigi palsu. Kain melindungi
gigi palsu menjadi patah. Air panas menyebabkan gigi palsu menadi melengkung atau
lunak.
9. Mengurangi transmisi infeksi.
10. Kassa mencegah tergelincir secara tidak sengaja saat menangani gigi palsu.
Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah atas lebih mudah untuk dimasukin
prtama kali jika klien memiliki piringan sebelah atas dan bawah.pelembab melubrikasi
gigi palsu agar memudahkan insersi.penggunaan tekanan yang lembut pada gigi palsu
sebelah atas memperkuat menempel pada langit langit.mengontrol penyebaran
infeksi,pembersihan mengangkat sumber iritasi.
Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu ,mempertahankan kekuatan catatan
klien,serat halus diantara gigi mengangkat plak dan tartar dari email gigi.untuk
mencegah peradangan,klien menerima kemoterapi atau radiasi halus menggunakan
serat halus yang tidak berlilin dan menghindari flossing yang kuat dekat garis gusi.jika
pasta gigi digunakan pada gigi sebelum flossing maka,fluorida akan masuk kontak
langsung dengan permukaan gigi,membantu mencegah terjadi lubang,membersihkan
dengan serat halus sehari sekali cukup.karena hal ini penting untuk membersihkan
semua permukaan gigi dengan teliti,perawat tidak harus tergesa gesa menyelesaikan
flossing.menempatkan kaca didepan klien membantu perawat mendemonstrasi metode
yang tepat untuk memegang serat halus dan membersihkan diantara gigi.membersihkan
gigi dengan serat halus paling mudah dilakukan segera setelah menggosok gigi.

 PERAWATAN GIGI PALSU


Klien harus dimotivasi untuk membersihkan gigi palsunya sendiri seperti frekuensi
gigi alami untuk mencegah infeksi gingifal dan iritasi. Perawat harus membantu
perawatan gigi palsu jika klien cacat, tidak punya kemampuan, atau bingung. Gigi palsu
merupakan milik pribadi klien dan harus ditangani dengan hati-hati karena mudah patah.
Gigi palsu harus dilepas sebelum pergi tidur untuk memberi istirahat pada gusi dan
mencegah bakteri tumbuh dan mukosa yang meradang. Untuk mencegah gigi palsu
melengkung, maka harus di simpen di air apabila tidak dipakai. Perawat selalu
menyimpan gigi palsu di cangkir tertutup, diberi label selama perendaman ataupun
ketika gigi palsu sedang tidak dipakai. Klien dilarang membungkus gigi palsu dengan
tisu wajah atau tisu toilet atau menempatkan pada baki makan karena gigi palsu dapat
dibuang dengan tidak sengaja.

EVALUASI

Hasil yang di diharapkan dari higiene mulut tidak dapat terlihat dalam waktu beberapa hari.
Pembersihan yang berulang-ulang sering kali diperlukan untuk mengangkat enkrustasi tebal
pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal. Perawat mengevaluasi keberhasilan
intervensi untuk memelihara integritas mukosa atau mencegah cedera mukosa mulut. Perawat
mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama evaluasi. Hal ini memerlukan
beberapa minggu dari higiene yang teliti untuk mengurangi kejadian karies gigi. Kotak evaluasi
dibawah menguraikan evaluasi perawatan higiene mulut.

Anda mungkin juga menyukai