Anda di halaman 1dari 15

dr.

Dina Lia Wemvy

Puskesmas darul ihsan


DIABETES MELLITUS
KANDIDIASIS

infeksi di dalam mulut yang disebabkan oleh jamur, sejumlah kecil jamur candida ada di dalam mulut.
Pada penderita Diabetes Melites kronis dimana tubuh rentan terhadap infeksi sehingga sering
menggunakan antibiotik dapat mengganggu keseimbangan kuman di dalam mulut yang mengakibatkan
jamur candida berkembang tidak terkontrol sehingga menyebabkan thrush
gingivitis

Gingivitis adalah radang pada gusi dimana pada jaringan gusi terlihat kemerah-
merahan disertai pembengkakan dan bila disikat dengan sikat gigi akan berdarah.
Gingivitis akan menimbulkan kehilangan perlekatan antara gigi dan tulang sehingga
gigi goyang dan akhirnya tanggal.
Periodontitis (radang pada jaringan tulang dan pendukung gigi) berawal dari
akumulasi bakteri yang melekat pada lapisan (plak) gigi. Bakteri dapat memproduksi
racun yang menyebabkan kerusakan ikatan jaringan pendukung gigi dan tulang.
Karang gigi

Pada penderita diabetes mellitus terjadi pengingkatan jumlah kalsium pada


air ludah. Meningkatnya kadar kalsium ini mendorong terbentuknya
protein dan meningkatkan deposit materi pada permukaan gigi-geligi,
selanjutnya akan membuat plak pada gigi menjadi keras.
Xerostomia (mulut kering)
Jumlah gula dalam darah yang berlebihan mengakibatkan meningginya
jumlah urin sehingga cairan dalam tubuh berkurang dan sekresi ludah
juga berkurang. Dengan berkurangnya ludah dapat mengakibatkan
terjadinya mulut kering. Dalam rongga mulut yang sehat, ludah
mengandung enzim-enzim antimikroba dan dapat mencegah
pertumbuhan jamur yang berlebihan. Pada keadaan dimana terjadinya
perubahan pada rongga mulut yang disebabkan berkurangnya aliran
ludah, maka rongga mulut menjadi rentan terhadap infeksi bakteri
sehingga menimbulkan perlukaan atau sariawan yang sakit. Pasien
diabetes mellitus yang mengalami kondisi mulut kering juga dapat
mengalami bau mulut
• Gigi berlubang (karies)
Diabetes Mellitus bisa menjadi faktor pencetus gigi berlubang. Keadaan
tersebut diperkirakan karena pada diabetes aliran cairan darah
mengandung banyak gula. Pada penderita Diabetes Melitus telah
diketahui bahwa jumlah ludah berkurang sehingga makanan melekat
pada permukaan gigi, dan bila yang melekat adalah makanan dari
golongan karbohidrat bercampur dengan kuman yang ada pada
permukaan gigi dan tidak langsung dibersihkan dapat mengakibatkan
keasaman didalam mulut menurun, sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya lubang atau karies
Perawatan gigi pada penderita diabetes melitus pada prinsipnya yaitu meningkatkan
atau memperbaiki status kebersihan mulut penderita.
•Pencegahan
Melakukan perbaikan kebersihan mulut dengan cara menyikat gigi yang baik dan
benar, waktu menyikat gigi yang baik, penggunaan dental floss. Pasien diminta rutin
melakukan kontrol kadar gula darah, dan konsultasi kepada dokter spesialis penyakit
dalam untuk melakukan pengobatan.
•Pembersihan karang gigi
Pada saat prosedur ini, kadar glukosa harus <200. Karang gigi atau kalkulus harus
dipastikan bersih tidak ada yang tersisa. Kontrol dilakukan 1-2 minggu kemudian.
•Penambalan
Melakukan penambalan gigi yang berlubang, sehingga infeksi dari bakteri tidak
berkembang semakin dalam, dan gigi yang masih tersisa dapat dipertahankan, serta
dapat digunakan sesuai fungsinya.
•Terapi peningkatan individu
Peningkatan kualitas individu meliputi modulasi bakteri dengan pemberian obat
kumur dan terapi antibiotik berbentuk gel yang diaplikasikan pada jaringan pendukung
gigi. Namun hal tersebut harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter gigi.
HIPERTENSI
Xerostomia atau mulut kering
Xerostomia atau mulut kering merupakan keadaan rongga mulut yang
paling banyak dikeluhkan. Keadaan ini umumnya berhubungan dengan
berkurangnya aliran ludah, namun adakalanya jumlah atau aliran ludah
normal tetapi seseorang tetap mengeluh mulutnya kering.
• Pembesaran gusi
• Salah satu efek samping obat-obatan yang paling sering adalah
pembesaran gusi atau juga dikenal dengan hiperplasia gingiva.
Beberapa penyebab dari pembesaran gusi tidak diketahui, namun
yang paling banyak diketahui bahwa hal ini disebabkan karena
penggu naan obat-obatan termasuk obat antihipertensi. Pembesaran
ukuran dari gusi diperparah dengan buruknya kebersihan rongga
mulut seseorang.
• Sindroma mulut terbakar (SMT)
• Gangguan ini ditandai dengan adanya rasa terbakar atau rasa gatal
pada ujung dan lateral lidah, bibir, dan palatum anterior, dan
terkadang dikaitkan dengan perubahan pengecapan dan mulut kering.
Ada tiga tipe sindroma ini yaitu:
• SMT tipe 1 : Rasa terbakar tidak terjadi pada waktu bangun pagi hari
tetapi akan terasa bila hari telah siang.
• SMT tipe 2 : Rasa terbakar dirasakan pada pagi hari segera setelah
bangun tidur dan menetap sampai penderita tidur lagi.
• SMT tipe 3 : Rasa terbakar hilang timbul dan menyerang tempat-
tempat yang tidak umum, seperti dasar mulut dan tenggorokan.
Gangguan pengecapan
Gangguan pengecapan adalah suatu keadaan dimana terjadinya
gangguan dalam hal pengecapan dan terkadang disertai gangguan dalam
hal penciuman yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti rokok,
xerostomia, obat-obatan hipertensi dan antibiotik. Gangguan ini juga
dihubungkan dengan sindroma mulut terbakar
• Pencegahan dan Peningkatan Kesehatan Rongga Mulut Penderita
Hipertensi
• Perawatan gigi dan mulut pada penderita hipertensi pada prinsipnya
yaitu meningkatkan atau memperbaiki status kebersihan mulut
penderita dan pola hidup sehat untuk mengurangi komplikasi
hipertensi serta efek samping yang ditimbulkan pada pemakaian obat
antihipertensi seperti menyikat gigi dengan baik dan teratur setelah
makan dengan sikat gigi yang halus, mengurangi asupan garam (Na), K,
Mg, menghentikan kebiasaan merokok, minum alkohol, mengurangi
berat badan dengan olahraga, dan hindari stres. Penderita hipertensi
yang mempunyai kelainan di gigi dan mulut segera memeriksakannya
kedokter gigi dan memberitahukan riwayat penyakit hipertensi untuk
mencegah komplikasi dalam tindakan perawatan gigi.

Anda mungkin juga menyukai