Anda di halaman 1dari 30

KESEHATAN GIGI MULUT PADA USIA

DEWASA TUA

Progamer Lansia Puskesmas Pringsurat


GAMBARAN UMUM KESEHATAN INDONESIA
 Penurunan angka kelahiran, angka kematian
 Meningkatnya usia harapan hidup - populasi
lanjut usia meningkat
 Proses penuaan – Perubahan fisik – Mental –
Spiritual – Penyakit Degeneratif – Perubahan
pada gigi dan mulut
STATUS FUNGSIONAL
 Pencegahan penyakit mulut dan gaya hidup
sehat – kontribusi kualitas hidup pada lansia.
 Pemeriksaan rongga mulut – jaringan keras
dan lunak
 Hitung jumlah gigi yang tersisa – pola kunyah
– status nutrisional
STATUS NUTRISIONAL
 Nutrisi rendah dan berat tubuh kurang pada
lansia akibat penyakit akut dan kronis dan
pengobatan. (hipertensi, hiperlipidemia,
aterosklerosis dan diabetes).
 Penurunan produksi saliva dan hambatan
menelan dapat juga menyebabkan susah makan.
• Malabsorbsi dari nutrisi dapat disebabkan
perubahan sekresi asam lambung atau interaksi
dengan obat-obatan.
• Pengunyahan lemah  terjadi seleksi makanan
 menurunkan variasi diet  hambatan nutrisi.
STATUS PSIKOSOSIAL
• Rata-rata lansia sedikit melakukan
pemeriksaan gigi dikarenakan ada prioritas
antara kesehatan umum dan gigi 
anamnesa
• Penyakit mulut berefek pada perilaku &
kebiasaan buruk yg berakibat pada
kesehatan mulut yaitu :
 (1)kesehatan sistemik
 (2) kualitas hidup
 (3) produktivitas
STATUS KESEHATAN GIGI
• Lansia sangat beresiko terutama diatas 75
tahun.
• Perubahan kesehatan mulut berisiko
menjadi penyakit mulut termasuk karies
gigi, penyakit periodontal, kanker mulut,
xerostomia, sakit karena pemakaian gigi
palsu dan penyakit sistemik yang terdapat
gejala pada mulut.
STATUS PERIODONTAL
 Penyakit periodontal pada lansia dapat
menjadi periodontitis yang parah. (gingivitis
yang berkembang lambat menjadi
periodontitis dengan kerusakan tulang dan
kehilangan gigi).
 Periodontitis dengan meningkatnya umur juga
menyebabkan kerusakan tulang yang lebih
parah setelah umur 35 tahun.
 Faktor-faktor risiko penyakit periodontal 
usia, merokok, diabetes melitus, dan pada
subgingival bakteri Porphyromonas gingivalis
dan Tannerella forsythia.
STATUS KARIES
 Permukaan akar yang terekspos dengan
status kesehatan dan pengobatan multipel
membuat lansia berisiko tinggi karies akar .
 Permukaan akar terekspos  salah sikat
gigi, bruxism, bad oral hygiene, clenching 
penambalan permukaan akar, maintain oral
hygiene
Pembesaran gingiva akibat pemakaian
obat calcium channel beta blocker pada
penderita hipertensi
Penuaan Selular
XEROSTOMIA
 Saliva memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan
mulut  self cleansing
 Lebih dari 500 resep obat dan over-the-counter yang
berhubungkan dengan saliva yang berkurang, mulut kering, dan
xerostomia  antidepresan tricyclic, antihistamin,
antihypertensi, dan diuretika.
 Penggunaan pengobatan sering dihubungkan dengan mulut
kering; seperti perawatan radiasi untuk mulut, kepala, leher,
dan kanker thyroid; sindrom Sjorgen; Diabetes tidak
terkontrol; pencangkokan sumsum tulang; gangguan thyroid;
dan depresi
KERUSAKAN JARINGAN AKIBAT FOKAL INFEKSI DIPERBERAT RADIO KEMOTERAPI
KANDIDIASIS
 Infeksi patogenik terjadi bila C. albicans masuk ke dalam
lapisan mucosal rongga mulut  dapat terjadi di lokal dan
sistemik.
 Penggunaan jangka panjang antibiotik, pengobatan
steroid, atau kemoterapi. Diabetes melitus, terapi
radiasi kepala dan leher, dan human immunodeficiency
virus (HIV)  Kandidiasis
 Pseudomembranous candidiasis timbul sebagai lesi putih
yang dapat dikerok dengan kain kasa, meninggalkan
daerah yang erythematous.
KANDIDIASIS
 Chronic atrophic candidiasis paling sering terlihat
didaerah erythematous di bawah gigi palsu rahang
atas dan berhubungan dengan kebersihan mulut yang
buruk.
 Kandidiasis atrophic kronis, atau angular cheilitis,
dapat juga bermanifestasi sendiri di dalam lipatan
atau komisura dari bibir  pasien mempunyai
kecenderungan saliva di sekitar sudut mulut atau
secara konstan menjilat bibir dalam beberapa kasus.
• Angular chelitis akibat dimensi vertikal berkurang
• Jamur dapat tumbuh pada plat gigi tiruan yang
tidak dibersihkan
KUNJUNGAN KE DOKTER
GIGI
o Kunjungan ke dokter gigi lansia berkorelasi
dengan gigi, bukan usia.
o Studi terbaru melaporkan peningkatan dramatis
orang lansia yang mengakses perawatan gigi,
sama dengan dewasa antara umur 35 dan 44
tahun. Antara usia 65 dan lebih, 62% dari
responden melaporkan mempunyai kunjungan ke
dokter gigi sepanjang tahun.
TINDAKAN DENTAL DAN MEDIS
REVIEW RIWAYAT DENTAL
 Wawancara pasien  memenuhi kebutuhan, keinginan, pilihan,
dan nilai dari perawatan gigi. Riwayat dental termasuk data
pemeriksaan gigi dan kunjungan terakhir, hasil radiografi dan
frekuensi profilaksis gigi.
 Pemeriksaan ulang restorasi sebelumnya, perawatan endodontik,
ekstraksi, bedah mulut, alat-alat prostetik (termasuk satu atau
multipel, alat lepasan dan cekat), perawatan periodontal dan
perawatan gnathologic.
 Informasi lain yang berguna dapat menyangkut perawatan oral
hygiene sehari-hari, kadar fluor air minum, dan jenis pasta gigi
(fluoride v. nonflouride).
REVIEW SEJARAH
PENGOBATAN
 Sejarah pengobatan pada lansia harus terperinci
termasuk gawat darurat dan kunjungan rumah sakit dan
penyakit serius apa saja.
 Evaluasi secara seksama gangguan dan penyakit-penyakit
sistemik, terutama berpengaruh pada perawatan gigi,
seperti gangguan perdarahan antikoagulan, diabetes,
masalah katup jantung, kondisi cardiovascular tertentu,
stroke, sendi tiruan, dan penggunaan kortikosteroid.
 Konsultasi dengan dokter sebaiknya dilakukan.
TINJAUAN ULANG
PENGGUNAAN OBAT
• Lansia adalah pengguna tinggi resep obat dan
pengobatan over-the counter (OTC). Banyak
pengobatan yang digunakan oleh para lansia
yang memiliki dampak negatif pada
kesehatan rongga mulut.
• Untuk memperoleh daftar lengkap resep dan
obat OTC, minta pasien membawa botol atau
bungkusan obat-obatan ke klinik gigi. Hal ini
bukan hanya membantu memperoleh daftar
pengobatan lengkap, tetapi menyediakan
informasi tambahan, seperti pengobatan dan
jumlah yang diresepkan.
PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
DAN INTRAORAL
 Pemeriksaan ekstra oral  kepala & leher,
pemeriksaan kulit, nadi dan saraf kranial
yang terlibatkan fungsi rongga mulut, Sendi
temporomandibular juga diperiksa
 Pemeriksaan intra oral  bibir, pipi, lidah,
gingiva, dasar mulut, palatum, daerah
retromolar, dan kelainan-kelainan
oropharyngeal yang abnormal, bercak merah
dan putih, ulserasi
 Pemeriksaan periodontal meliputi titik
perdarahan gingiva dan kedalaman poket.
Fokus utama pemeriksaan adalah pada kanker
rongga mulut dan pharyngeal. Kanker rongga mulut
dapat terlihat sebagai suatu ulserasi,
pembengkakan, atau luka merah atau putih yang
tidak sembuh dalam 1 sampai 2 minggu.
Xerostomia Screening bisa dilaksanakan dengan
sialometry / dengan pemeriksaan rongga mulut.
Dengan sialometry, tergantung jenis kelenjar, air
liur dapat terkumpul dalam waktu 5 sampai 15
menit.
Blade Penyaring Ludah
untuk tes saliva.
A. penyaringan
dimulai dengan
menempatkan blade
lidah pada daerah
lingual pada kuadran
anterior rahang bawah.

B. Untuk penyaringan
saliva, basahi blade
lidah selama 5 detik.
C. Penyaringan blade
lidah memperlihat
kebasahan minimal,
suatu indikasi
xerostomia
PENYAKIT PERIODONTAL
PADA LANSIA
• Penyakit periodontal umumnya periodontitis kronis pada
lansia diakibatkan akumulasi penyakit dari waktu ke waktu.
• Beberapa obat-obatan yang sering diresepkan pada lansia
dapat merubah jaringan gingival. Gingivitis pada pemakaian
steroid berhubungan dengan wanita postmenopause yang
menerima pengobatan steroid. Pertumbuhan berlebihan
gingiva dapat disebabkan obat-obatan seperti
cyclosporines, bloker kalsium dan antikonvulsan (contohnya,
nifedipine, phenytoin) pada kebersihan mulut yang buruk.
 Hubungan dengan Penyakit Sistemik
• Kebersihan mulut buruk berhubungan dengan kondisi medis
seperti aspirasi pneumonia dan penyakit cardiovasculer.
Khususnya, penyakit periodontal berhubungan penyakit
jantung koroner (CVA, stroke).
• Pneumonia adalah penyebab umum dari morbiditas dan
mortalitas pada lansia. Peningkatan dalam perawatan mulut
sangat mengurangi timbulnya pneumonia pada pasien-pasien
rawatan rumah. Perawatan rongga mulut intensif dapat
mengurangi hasil kolonisasi bakteri dalam gigi dan mulut
dapat mengurangi 42% mortalitas dan mortabitas.

Anda mungkin juga menyukai