Definisi Anak Berkebutuhan Khusus • Istilah anak berkebutuhan khusus (ABK) didefinisikan sebagai anak handicapped yang tidak dapat bermain, bersosialisasi dan mendapatkan perawatan gigi secara konvensional. • Handicapped terdiri dari physically, mentally social and combined. • ABK dengan kelainan medis yang dapat mempengaruhi perawatan gigi dan mulut atau memiliki tanda gigi dan mulut yang khas, hal ini disebut juga dengan medically compromised patient • Kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran penurunan angka kematian pasien berkebutuhan khusus, karena jumlah yang bertahan hidup semakin banyak memerlukan perhatian dan penanganan khusus dalam ilmu kedokteran maupun kedokteran gigi dalam meningkatkan kualitas hidup anak. • Perawatan gigi berperan penting berhubungan dengan asupan nutrisi yang dibutuhkan anak. Anak ABK atau handicapped terdiri dari pasien dengan retardasi mental, misalnya:
• sindrom Down, cerebral palsy.
• Pasien dengan kelainan media seperti congenital heart diseases, kelainan darah, epilepsi, asma: pasien dengan learning difficulties seperti autism. • ADHD dan pasien dengan childhood disability, seperti buta tuli. Keadaan Intra Oral • Tingginya indeks karies, • infeksi mulut, • keterlambatan erupsi gigi, • penyakit periodontal, • hipoplasia, • hipokalsofikasi email, • maloklusi dengan derajat ringan, sedang hingga parah Pemeriksaan/Anamnesa Riwayat Medis • Riwayat medis meliputi riwayat penyakit pasien sejak lahir sampai saat sekarang harus dibuat secara rinci dan akurat : untuk identifikasi kelainan medis yang memerlukan dental treatment, untuk keperluan prosedur pencegahan, untuk keperluan profilaksis antibiotik, untuk mengetahui obat-obatan yang dikonsumsi pasien, dan ada tidaknya riwayat alergi. untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit sistemik lain yang menyertai pasien.
Riwayat medis ini sebaiknya dilakukan pada kunjungan pertama
Pemeriksaan Keadaan Umum • Pemeriksaan umum dapat menginformasi dokter gigi dalam sikap dan tingkah laku anak dalam menerima perawatan. • Pemeriksaan ekstra oral dan intra oral meliputi pemeriksaan visual pada daerah kulit, kuku, mukosa oral, dan mata. • Pemeriksaan kuku, adanya clubbing finger, dapat menunjukkan apakah pasien mengalami congenital heart disease, sedangkan pemeriksaan asimetri wajah dapat menunjukkan beberapa sindrom. Sindrom Down • Sindrom Down atau Trisomi 21 merupakan suatu kelainan yang disebabkan oleh gangguan kromosom dengan manifestasi klinik yang bervariasi. M • Mayoritas memperlihatkan kario tipe-tipe penuh (Full Trisomy). • Full trisomy memperlihatkan adanya ekstra kromosom pada kromosom 21, 47 kromosom terdapat pada setiap sel memperlihatkan tanda klinis yang lebih berat. • Sindrom Down tipe mosaik mempunyai jumlah kromosom normal (46) pada beberapa sel tertentu, sehingga memperlihatkan karakteristik fisik yang lebih ringan, dan keadaan mental yang lebih baik. Tanda-tanda klinis Sindrom Down berat badan lahir rendah, pendek, mikrocephali, kepala datar,wajah datar, rambut halus lurus,mata mempelihatkan upslanting of the eye, tangan menunjukkan meta karpal dan phaangares sindaktili, klinodaktili simian crease, kaki memperlihatkan adanya celah(sandal gap)diantara jari pertama dan kedua. pasien Sindrom Down Fissured Tongue pada pasien Sindrom Down
Simian Crease pada Pasien Sindrom Down
Tanda oral yang paling umum • Makroglosia fissured dart geographic tongue, palatum tinggi dan hipotomia. • Gigi missing, terhambatnya erupsi gigi sulung dan terhambatnya exfoliasi gigi. • Ukuran gigi lebih kecil beberapa kromoson atau phalanges. • Hipotonia mengakibatkan lidah terjulur, mulut cenderung terbuka, dan drooling. • Delayed dental development. Cerebral Palsy Cerebral palsy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gangguan statik nonprogresif yang disebabkan kerusakan otak yang terjadi pada saat prenatal, selama kelahiran, atau dalam periode postnatal sebelum sistem saraf pusat mencapai kematangan. • Tipe spastik kelompok terbesar CP (66%) akibat kerusakan korteks serebri dan traktus piramidalis. Tipe ini muncul dalam bentuk hemiplegia (30%), diplegia (16%) dan kuadripiegia (20%). • Tipe diskinetik kelompok terbesar kedua CP (21%) akibat kerusakan ganglia basalis dan traktus Ekstrapiramidalis. sub kelompok dalam tipe ini dalam bentuk atetoid, distonia dan hipotonia. • Tipe ataksia akibat kerusakan dari serebellum. Menunjukkan gangguan keseimbangan tubuh yang mengakibatkan kesulitan menggenggam objek. • Tipe campuran (10%) ditandai dengan munculnya lebih dari satu gejala tersebut di atas. • Pada tipe athetoid; gangguan motorik ini terlihat sebagai gerakan tubuh, tak terkontrol, involunter, tidak bertujuan dan tidak terkoordinasi, pada tubuh, wajah, dan ekstrimitas, menyebabkan pola aktivitas otot yang aneh. Pengerutan otot wajah, liur menetes, dan carat bicara bisa ditemui pada cerebral palsytipe ini. Etiologi cerebral palsy • Faktor prenatal sebanyak 70% adalah faktor infeksi, anoksia, toksik, kelainan vaskular, Rh disease, genetik, congenital malformation of brain. • Faktor natal sebanyak 5-10% disebabkan oleh Anoksia, trauma lahir, dan gangguan metabolik. • Faktor Pasca natal disebabkan oleh trauma, dan infeksi Kelainan pada gigi dan mulut pada pasien cerebral palsy • Hipoplasia email gigi sulung, index karies dan penyakit periodontal yang lebih tinggi dari anak normal. • Bruxism banyak pada tipe athetoid dan spastik. Pasien Cerebral Palsy Tipe Atetoid Congenital Heart Diseases (CHD) • merupakan kelompok medically compromised children yang paling banyak dijumpai dokter gigi. Kelainan jantung dibagi ke dalam dua kelompok utama: 1. penyakit jantung kongenital yaitu yang dapat terjadi sebelum atau setelah kelahiran dan kelainan jantung dapatan yang dapat terjadi pasca natal. Hampir semua penyakit jantung pada anak terjadi secara kongenital dengan prevalensi 8-10 per 1000 kelahiran hidup. Etiologi penyakit jantung kongenital dapat merupakan kombinasi faktor genetik dan lingkungan prenatal, termasuk infeksi trimester pertama kehamilan. 35% penderita sindrom down biasanya memiliki penyakit jantung kongenital dengan derajat ringan sampai berat. 2. Penyakit jantung dapatan meliputi antara lain myokarditis, endokarditis infektif, dan rheumatic fever. Penyakit jantung dapatan juga dapat menyebabkan kematian pada pasien. - Kelainan gigi yang sering terjadi pada anak dengan CHD adalah hipoplasiaemail dan karies pada gigi sulung • Perawatan gigi melibatkan perdarahan seperti perawatanendodonlik, ekstraksi gigi, scalling dapat menimbulkan bakteriemia ,maka terapi profilaksis antibioti dan kumur-kumur antiseptik seperti klorheksidin 0,2%. Sianosis Gusi pada CHD Kelainan Hematologi
• Kelainan hematologi antara lain hemotilia, Von Willebrand’s disease,
trombositopenia, anemia, talasemia, dan leukemia. • Perawatan gigi dan mulut pasien dengan kelainan hematologi memerlukan pemeriksaan riwayat medis yang rinci. • Konsultasi dengan dokter hematologi anak sebelum memulai perawatan sangat penting terutama apabila diperlukan ekstraksi gigi. • Perawatan yang diutamakan pada pasien-pasien tersebut adalah preventif dan pemeriksaan periodik. • Pemberian anestesi infiltrasi atau injeksi intraligamen dapat diberikan dengan hati-hati. • Anestesi regional seperti blok regional rahang bawah, merupakan kontraindikasi karena dapat menimbulkan perdarahan regio pterigomandibular yang dapat mengarah pada asfiksia. • Perawatan gigi pada pasien hemofilia memerlukan penggantian adekuat dan monitoring kadar faktor VIII dan IX.Obat- obatan yang mengandung aspirin atau antiinflamasi nonsteroid harus dihindari untuk mencegah timbulnya perdarahan kelainan Sistem Pernafasan
• Asma merupakan penyakit khronik bronkhus yang
menyebabkan obstruktif pare dengan timbulnya sesak nafas, batuk, dan wheezing (bunyi ngik ngik). • Anak-anak asma biasanya bernafas melalui mulutgingivitis dan pembesaran jaringan gingival (hipertropi) bagian anterior. Penderita asma biasanya menerima pengobatan dengan steroid yang dapat menimbulkan pewarnaan ekstrinsik pada gigi karena perubahan flora mulut serta dapat menimbulkan kandidiasis. • Kortikosteroid dapat merubah pHr rongga mulut dan menurunkan aliran saliva sehingga terjadi xerostomia dan peningkatan erosi gigi. Kelainan Genetik
• Anak dengan kelainan genetik biasanya datang
ke dokter gigi dengan anomali gigi spesifik yang berkaitan dengan keadaan mereka atau kelainan medis yang merupakan komplikasi perawatan gigi. • dokter gigi menganjurkan orang tua atau keluarga pasien berkonsultasi pada konseling genetik Epilepsi
• Epilepsi merupakan salah satu gangguan neurologic dengan
gejala adanya serangan yang timbul berulang, yang disebahkan oleh lepasnya muatan listrik abnormal sel saraf otak. • Serangan (Seizure) merupakan gejala yang dapat terjadi tiba-tiba dan menghilang tiba-tiba pula. Frekuensi serangan dapat terjadi tiba tiba secara berkala, misalnya minimal dua Kali setahun. • Gejala epilepsi dapat berupa kejang yang bersifat tonik maupun klonik, ataupun Tonik-Klonik( Grand Mal Seizures),. Serangan ini menunjukan hilangnya kesadaran penderita, diikuti fase klonik,mengorok atau lidah tergigit. Kejang Tonik dan Klonik pada pasien epilepsy • Kondisi gigi dan mulut penderita epilepsi tidak mengalami suatu kelainan khusus melainkan efek samping dari obat antikonvulsan, yaitu xerostomia, hal ini menyebabkan berkurangnya self cleansing sehingga terjadi penumpukan plak sehingga mengakibatkan karies. • Efek samping lainnya adalah adanya hiperplasia gusi yang disebabkan oleh penggunaan dilantin. • perawatan gigi pasien dengan epilepsy adalah penyediaan alat mouth props, fingerstd untuk mencegah tergigitnya lidah bila terjadi serangan dan sebaiknya bracket table diletakkan jauh. Autisme
• Autisme adalah kondisi adanya gangguan perkembangan yang
sangat kmpleks, yang biasa terjadi di usia 3 tahun, yang menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. • Tidak mampu membentuk hubungan sosial dan berkomunikasi normal, sehingga terisolasi dari kontak manusia dan tenggelam dalam dunianya sendiri. • Etiologi belum diketahui pasti tetapi diduga multifactor, dengan gejala dapat ringan sampai berat. • Anak autis tidak memiliki masalah kesehatan gigi yang spesifik, tetapi cenderung memiliki index karies dan penyakit periodontal yang tinggi Attention Deficit Hyperacrive Disorders (ADHD)
• ADHD adalah anak-anak yang menunjukkan
gejala adanya gangguan pemusatan perhatian dengan impulsifiitas dan hiperaktifitas yang tidak sesuai dengan usia perkernbangan. • Etiologi ADHD tidak diketahui jelas dan bersifat multifaktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada perawatan gigi anak dengan ADHD • tidak memiliki masalah kesehatangigi yang spesifik. • Perawatan gigi sebaiknya dilakukan di pagi hari pada saat anak dapat berkonsentasi. • Perawatan gigi sebaiknya tidak dilakukan dalam keadaan libur sekolah karena biasanya anak sedang dalam drug holiday. • Konsultasi dengan dokter ahli saraf anak. • Usahakan kontakmata, dan gunakan kalimat pendek, jelas dan suara lembut. Perawatan gigi dan mulut anak ABK • Mengetahui jenis penyakit pasien; • memeriksa dan merawat pasien sebagai individu sesuai dengan kemampuan mereka, dengan kasih sayang, lemah lembut; • Memberikan reward untuk tingkah laku positif; • Mengajarkan orang tuamengenai prosedur pemeliharaan kesehatan gigi dirumah; • Disarankan untuk melakukan pendekatan interdisiplin dengan melakukan konsultasi spesialis terkait (saraf anak, hematologi anak, cardiologi anak, dll); • Untuk kasus berat yang tidak bisa dilakukan di ruang praktek sebaiknya dirujuk ke bagian Special Care Dentistry dan untuk kasus- kasus yang tidak bisa ditangani di ruang praktek. • Penyakit yang sering dialami anak-anak berkebutuhan khusus: • Karies gigi disebabkan oleh kelainan bentuk dan struktur gigi (anomali), frekuensi muntah atau gastroesophangeal refluks, jumlah saliva kurang sehingga kurangnya self cleansing, pengobatan yang mengandung gula atau diet khusus yang memerlukan pemberian susu botol yang diperpanjang dan keterbatasan anak ataupun orang-orang sekitar untuk membantu membersihkan gigi dan mulut secara rutin setiap hari. • Penyakit jaringan penyangga gigi (periodontal) seperti gusi berdarah, gigi goyang, dan calculus. Kondisi ini disebabkan oleh kebersihan mulut yang kurang diperhatikan karena ketidakmampuan menggosok gigi dengan benar, pola makan yang kurang baik dan efek samping dari obat-obatan yang dikonsumsi. Inflamasi pada jaringan periodontal yang parah dapat mengakibatkan anak kehilangan gigi. • Maloklusi terjadi karena adanya keterlambatan erupsi gigi, tidak ada benih gigi, gigi berlebih, gangguan fungsi hubungan otot-otot dalam mulutdan periodontal sehingga rahang atas maju, gigitan terbuka, dan gigitan silang. Bruxism (ngerot) pada penderita cerebral palsy mengakibatkan gigi rahang atas maju kedepan. Untuk menangani brixism dapat menggunakan bite guard. • Bernafas melalui mulut (pernafasan mulut kronik) disebabkan oleh jalan nafasyang lebih sempit sehingga anak berkebutuhan khusus cenderung bernafas melalui mulut. Pernafasan mulut kronik ini menyebabkan ukuran lidah membesar (makroglosia) dan permukaan lidah beralur dalam dan kering sehingga menimbulkan bau mulut (halitosis) dan irirtasi pada sudut bibir (angular cheilitis). Kondisi ini akan mempengaruhi fungsi bicara dan pengunyahan. • Trauma atau benturan yang sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan psikososial dan perilaku karena jatuh ataupun kecelakaan. Hal yang perlu diperhatikan apabila anak berkebutuhan khusus datang kedokter gigi adalah: • Sebaiknya sebelum anak mendatangi dokter gigi anak, orang tua terlebih dahulu berkonsultasi dengan drg, mengenai riwayat medis, kemampuan kooperatif, pemahaman, ada tidaknya fobia dan hal- hal spesifik yang penting. • Membuat perjanjian jadwal kunjungan kedokter gigi anak dahulu. Sebaiknya dilakukan pada jam-jam yang tidak terlalu sibuk atau dijadwalkan pada urutan pertama agar anak tidak perlu menunggu. • Pada anak dengan gangguan psikososial dan perilaku membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan lingkungan baru. Oleh sebab itu, perlu kerjasama orang tua dan dokter gigi anak.pada kunjungan pertama, anak diperkenalkan dengan dokter gigi anak dan lingkungan perawatannya. Alat bantu visual seperti gambar sikat gigi, pasta, cara menggosok gigi dan alat elektronik (kamera) dapat digunakan untuk menumbuhkan sikap positif anak. Perawatan yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus: • Perawatan preventif 1. Pemberian flour 2. Kontrol plak dengan cara menyikat gigi yang tepat, mengatur pola makan anak dan penggunaan obat kumur. Pada anak berkebutuhan khusus yang disertai gangguan fungsi otot pengunyahan biasanya makan seringkali masih terkumpul disekitar giginya. Pemberian obat kumur yang tidak mengandung alcohol dapat digunakan pada anak yang sudah dapat berkumur untuk membantu membersihkan sisa makanan dan berfungsi sebagai antiseptic 3. Pembersihan calculus atau scalling 4. Fissure sealant pada pit dan fissure yang dalam • Perawatan kuratif dan rehabilitative Penambalan maupun pencabutan pada anak berkebutuhan khusus maupun anak normal pada dasarnya sama, namun jika disertai adanya kelaianan sistemik maka penanganannya dilakukan secara multidisipliner dengan dokter anak dan dokter anesthesia. Kerjasama dengan terapis wicara dan ahli gizi sangat berpengaruh pada kesuksesan perawatan. Penggunaan alat orthodonsi juga dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus dengan pertimbangan yang tepat. Daftar Pustaka
• Syarif, W. 2011. Kiat Sukses Menangani Pasien
Handicapped Dalam Praktek Dokter Gigi. Prosiding Temu Ilmiah Bandung Dentistry 8. Bandung: Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas KEdokteran Gigi Universitas Padjajaran. • Alimin, Z. 2013. Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Prodi Pendidikan Kebutuhan Khusus Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan • Abdullah, N. 2013. Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus. Magistra No. 86 Th. XXV Desember 2013, ISSN 0215-9511. Kalten: Fakultas Psikologi UNWIDHA. Thank you