Anda di halaman 1dari 22

Obat-obat Gawat Darurat di

Kedokteran Gigi

Alfi Yasmina
Kegawatdaruratan di Kedokteran Gigi
Jepang:
19-44%/tahun.
90% ringan, 8% serius
35% sudah punya penyakit sebelumnya, 33%-nya penyakit CV
Paling sering terjadi selama dan sesudah anestesi lokal,
terutama saat ekstraksi dan endodontik.
> 60% sinkop, 7% hiperventilasi.
US:
50% sinkop
8% mild allergy
Lainnya: angina pektoris/infark myokard, cardiac arrest,
hipotensi postural, seizure, bronkhospasm, diabetic emergency
Pencegahan
Anamnesis yang lengkap tentang riwayat medis pasien
Kondisi medis yang berat atau penggunaan obat-obatan
tertentu atau adanya peningkatan risiko kondisi medis:
 Tindakan pencegahan
 Rujuk

Pemeriksaan tanda vital pasien sebelum tindakan


Pelatihan kegawatdaruratan periodik
Ketersediaan emergency kit (obat dan alat)
Pengecekan alat dan obat emergensi secara periodik
Kelengkapan dan kualitas
Kerusakan/expiry date
Manajemen kegawatdaruratan

Basic life support


Airway
Breathing
Circulation
Sinkop
Kehilangan kesadaran sementara (berdurasi pendek)
dan self-limiting tanpa sekuele
Disebabkan perfusi ke otak yang tidak adekuat
Pastikan tidak ada gejala-gejala red flags:
Muncul sesudah aktivitas fisik, nyeri dada, sesak nafas,
palpitasi, nyeri kepala hebat, gangguan neurologis,
diplopia, ataksia, disartria
Manajemen:
Posisi telentang, tinggikan kaki, longgarkan pakaian
Periksa dan lakukan ABC
Bila sadar, berikan minuman manis
Anafilaksis
Reaksi hipersensitivitas berat terhadap sebuah antigen
Urtikaria, angioedema, respiratory distress, hipotensi, takikardi
Onset mendadak, progresivitas cepat
Potentially life-threatening
Manajemen:
Stop pemberian antigen penyebab
Baringkan telentang
ABC
Adrenalin (1:1000) sebanyak 0,5 ml IM (dewasa), bisa diulang setiap 5
menit. Pada anak 6-12 tahun: 0,3 ml, anak < 6 tahun: 0,15 ml
Pasang akses intravena (NS 0,9%) – bila hipotensi berikan cairan 1 L
(dewasa) atau 20 ml/kg (anak)
Antihistamin: difenhidramin, klorfeniramin, loratadin
Kortikosteroid: deksametason, metilprednisolon, prednison
Rujuk sesudah stabil
Obstruksi nafas
Gejala tergantung lokasi obstruksi:
Sesak nafas, nafas berbunyi (wheezing), choking, batuk
keras, sianosis, kehilangan kesadaran
Manajemen:
Sadar:
 Meminta pasien membatukkan atau meludahkan sumbatan
 Pukulan di punggung (di antara scapula)
 Heimlich manuver
 Suction
 Pengambilan benda asing dengan forceps
Tidak sadar: ABC
Rujuk
Asma bronkhiale
Kondisi inflamasi saluran nafas dengan penyempitan saluran nafas
Riwayat asma, sesak nafas, wheezing ekspirasi (dan inspirasi), batuk
berdahak, takipne, takikardi, bisa sampai sianosis dan penurunan
kesadaran
Manajemen:
ABC
Duduk tegak/bantal tinggi
Beta-2 agonis (misalnya salbutamol 2,5-5 mg dalam 3-4 ml NS) inhalasi,
misalnya dengan nebulizer atau inhaler; bisa diulang tiap 20 menit
sampai 3 kali. Anak 0,15 mg/kg (minimal 2,5 mg)
Berikan oksigen 8-10 L/menit melalui mask
Kortikosteroid injeksi atau oral
Bila sangat berat (status asmatikus): berikan adrenalin 0,25-0,5 ml
(dewasa) secara subkutan atau 0,125-0,25 ml (anak)
Bila tidak membaik, rujuk
Kejang
Kejang bisa merupakan gejala epilepsi, penanda ganggaun
otak lainnya, gangguan jantung, hipoglikemia, dan lain-lain
Manajemen:
Pastikan lingkungan aman, agar tidak terjadi injury
Longgarkan pakaian, jangan di-restrain, jangan memasukkan
sesuatu ke dalam mulut
Bila memungkinkan, berikan O2 8-10 L/menit via mask
Begitu kejang berhenti, pastikan ABC
Bila pasien sudah recovery, rujuk pasien
Bila kejang > 5 menit atau terus berlangsung, segera rujuk
pasien
Angina pektoris dan Infark myokard
Nyeri dada yang khas, menjalar ke bahu kiri, lengan kiri, atau
punggung, biasanya sesudah aktivitas atau stressor. Nyeri bisa
menghilang atau tidak menghilang dengan istirahat.
Bisa disertai sesak nafas, mual, pucat, berkeringat dingin
Pasien mempunyai faktor risiko
Manajemen:
Posisi yang nyaman bagi pasien (biasanya duduk)
Oksigen dan pastikan ABC
Berikan ISDN sublingual
Aspirin 300 mg dikunyah (asal tidak ada KI)
Segera rujuk
Hipoglikemia
Berkeringat dingin, mata kabur, letargi, sakit kepala,
kejang, sampai penurunan kesadaran, riwayat tidak
makan atau penderita DM
Manajemen:
ABC
Bila ada, ukur kadar gula darah sewaktu
Berikan minum gula bila sadar, lalu makanan dengan
karbohidrat tinggi
Bila penurunan kesadaran dan GDS rendah:
Pasang infus D10%
Berikan injeksi D40% 50 cc
Rujuk
Emergency drug kit
O2
Adrenalin 1:1000
ISDN
Kortikosteroid
Antihistamin
Salbutamol: inhalasi atau oral
Aspirin
Infus NS dan D5% atau D10%
D40%

Anda mungkin juga menyukai