Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1.      Pokok bahasan : Karies Gigi (Gigi Berlubang)


2.      Sub pokok bahasan :
 PengertianKaries.
 Penyebab Karies.
 Gejala-Gejala Karies.
 Proses Terjadinya Karies.
 Pencegahan Karies .
 Pengobatan dan Perawatan Karies.

3.     
Sasaran : Pasien RSU Pringadi
4.     
Tempat : RSU PRINGADI
5.     
Hari/tgl : Rabu,3 April 2020
6. Timing : 50 menit
7. Tujuan :
Tujuan Instruksional Umum
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat mengerti dan memahami tentang karies
gigi
 Tujuan Instruksional Khusus
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat menjelaskan pengertian karies gigi.
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat menjelaskan penyebab karies.
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat menjelaskan gejala-gejala karies.
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat menjelaskan proses terjadinya karies.
 Setelah diadakan penyuluhan,diharapkan pasien
dapat menjelaskan pencegahan karies.
8.Metode : Ceramah,Diskusi dan Tanya Jawab
9.Media : Leaflet
Alat alat : poster (gambar)dan lembar balik , model
gigi.

10.Materi :

A.    Pengertian karies gigi


 Gigi berlubang (Karies gigi) adalah penyakit jaringan gigi dan ditandai dengan
kerusakan jaringan keras gigi disebabkan oleh sisa-sisa makanan dan gula pada
permukaan gigi yang berubah membentuk asam oleh karena bakteri.

B.     Penyebab Karies Gigi


 Periode Usia
Periode usia memegang peranan yang cukup signifikan terhadap
timbulnya karies gigi. Mengapa? Hal ini sangat berkaitan erat dengan
tanggung jawab dalam menjaga kesehatan gigi. Periode usia balita
hingga 10-12 tahun saat anak memiliki gigi campuran antara gigi susu
dan gigi permanen adalah yang pertama rentan terhadap karies gigi.
Di periode ini, mereka belum memiliki kesadaran lebih untuk menjaga
kesehatan gigi.
Selanjutnya, periode pubertas saat usia 14 hingga 20 tahun juga rentan
dengan karies gigi. Di usia ini, sering terjadi perubahan hormonal
yang berpotensi menyebabkan pembengkakan pada gusi. Saat-saat
seperti ini, kebersihan gigi sangat mungkin terabaikan. Selain itu,
pengawasan dari orang tua sering kali mulai longgar, sehingga sangat
mungkin anak pada periode ini malas menggosok gigi.
Periode usia lainnya adalah pada usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Di
usia-usia ini, sudah terjadi retraksi pada gusi sehingga menyebabkan
makanan lebih mudah masuk ke dalam sela-sela gigi dan gusi.
Akibatnya, sisa makanan jadi lebih sulit dibersihkan dan memperbesar
potensi terjadinya karies gigi.

 Kerentanan Permukaan Gigi


Kondisi fisik yang berbeda pada tiap-tiap orang memungkinkan
adanya perbedaan pada morfologi gigi dan volume air ludah.
Morfologi gigi yang luas dan lebar dengan bentuk gigi yang besar-
besar memiliki potensi terjadi plak yang lebih banyak jika tidak rutin
menggosok gigi. Begitu pula dengan volume air ludah, penelitian
membuktikan bahwa mereka yang memiliki volume air ludah sedikit
jauh lebih rentan terhadap karies gigi daripada yang punya volume
banyak.
 Bakteri
Tidak semua bakteri dalam mulut menjadi penyebab karies gigi.
Bahkan hanya sedikit yang menyebabkan karies gigi, lebih banyak
yang berguna untuk mencerna makanan. Yang jadi masalah adalah
bakteri kariogenik atau pembawa masalah karies gigi yaitu
Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri kariogenik adalah
kunci awal mula karies gigi karena mampu mengubah karbohidrat
yang dapat diragikan menjadi asam yang merusak enamel gigi.
 Plak Gigi
Plak gigi terbentuk dari berbagai bahan seperti sisa-sisa sel jaringan
mulut, mucin, leukosit, limposit, sampai dari sisa-sisa makanan. Plak
yang tidak dibersihkan akan segera menumpuk dan memudahkan
bakteri menempel pada plak dan menyebabkan kerusakan gigi.

C.    Gejala-Gejala Karies Gigi


 Gigi sangat sensitive terhadap panas, dingin, manis. Gigi terasa sangat
sensitifterhadap panas, dingin, manis dan asam menandakan karies gigi
sudahsampai bagian dentin.2.

 Jika suatu kavitasi dekat atau telah mencapai pulpa maka nyeri akan
bersifatmenetap bahkan nyeri yang dirasakan bersifat spontan, meski tidak
adarangsangan.3.

 Jika bakteri telah mencapai pulpa dan pulpa mati maka nyeri untuk
sementaraakan hilang lalu akan timbul lagi dalam beberapa jam atau hari, gigi
akanmenjadi peka karena peradangan dan infeksi telah menyebar keluar
danmenyebabkan abses

D.    Proses Terjadinya Karies Gigi

Skemanya adalah sebagai berikut :

Bakteri/kuman + sisa makanan => asam + racun (terdapat pada plak)


asam + permukaan gigi => karies gigi

Penjelasan skema :
Bakteri/kuman-kuman yang ada didalam plak bersama sisa makanan akan bereaksi
menghasilkan asam dan racun, asam yang dihasilkan kuman akan menyebabkan kerusakan
jaringan gigi sedangkan racunnya akan menyebabkan radang gusi.

E. Pencegahan Karies Gigi


 Menjaga kebersihan mulut
Memelihara kebersihan gigi dan mulut adalah faktor terpenting dalam mencegah
penyakit-penyakit dalam mulut, seperti karies atau radang pada gusi. Gosoklah
gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.Lakukan
penyikatan gigi dengan benar dan tepat agar hasil dapat maksimal. Gunakan pasta
gigi yang mengandung fluoride, karena kandungan ini mampu mencegah karies
pada gigi. Jangan lupa untuk selalu membersihkan sisa-sisa makanan dari sela-
sela gigi dengan menggunakan dental floss.
 Konsumsi buah dan sayur
Sering kali orang mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung gula tinggi,
seperti kue-kue, cookies, dan lainnya. Hal ini juga dapat merusak gigi karena
memicu timbulnya karies.Perbanyaklah asupan buah dan sayur karena makanan
yang mengandung banyak air dan serat dapat menjadi self cleansing yang baik.
Tak hanya itu, vitamin yang terdapat di dalam buah dapat memperkuat gigi serta
jaringan yang ada di dalamnya. 
 Pemberian  fluor
Pemberian fluor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara lokal maupun
sistemik. Secara lokal dapat berupa aplikasi topikal pada gigi, penggunaan pasta
gigi yang mengandung fluoride, serta obat kumur yang
memiliki fluoride. Sedangkan dengan cara sistemik, pemberian fluor dapat
dilakukan dengan pemberian tablet yang mengandung fluor.
 Rutin ke dokter gigi
Terkadang karies tidak dapat dideteksi hanya dengan mata telanjang. Perlu
bantuan seorang dokter gigi untuk mendeteksinya. Untuk itu jangan lupa untuk
rutin memeriksa gigi minimal 6 bulan sekali agar gigi tetap bersih dan sehat.

F. Pengobatan dan Perawatan Karies Gigi

 Pemberian Fluoride. Jika karies gigi baru mulai terbentuk maka pemberian


fluoride bisa membantu mengembalikan keadaan enamel gigi. Fluoride bisa
berbentuk cairan, gel, busa atau varnish yang akan membersihkan gigi.
Masing – masing treatment butuh waktu beberapa menit.
 Penambalan gigi. Penambalan gigi atau disebut restorasi merupakan terapi
utama ketika karies gigi berkembang. Bahan tambalan terdiri dari berbagai
macam jenis seperti resin, porselen, atau kombinasi beberapa bahan.
 Pemasangan mahkota gigi (Crowns). Jika anda mengalami karies gigi yang
luas, maka kemungkinan membutuhkan terapi dengan cara pemasangan
mahkota gigi baru. Dokter gigi akan menggali gigi yang berlubang dan
mengistirahatkannya sebentar untuk memastikan kondisinya baik. Crowns bisa
terbuat dari emas, porselen, resin atau bahan lainnya
 Pembuatan saluran akar (Root canal). Ketika karies gigi mencapai lapisan
paling dalam gigi (pulpa), maka anda mungkin butuh terapi root canal. Terapi
ini untuk memperbaiki dan menyelamatkan kerusakan gigi yang berat dari
tindakan pencabutan gigi. Pulpa gigi yang bermasalah akan dibuang.
Kemudian obat akan dimasukkan dalam saluran akar untuk membersihkannya
dari segala kemungkinan infeksi. Kemudian pulpa diganti dengan material
lain.
 Ekstraksi (pencabutan) gigi. Beberapa gigi yang mengalami kerusakan berat
sehingga tidak bisa ditangani dengan pilihan terapi di atas, maka gigi tersebut
harus dicabut. Jika gigi dicabut maka akan ada celah antara gigi sehingga
dapat membuat gigi mengalami pergeseran. Oleh karena itu sebaiknya
dipertimbangkan untuk dilakukan pemasangan bridge atau pemasangan
implan untuk mengganti gigi yang hilang.
11.KEGIATAN PENYULUHAN :

Hari/ tanggal         :

Waktu                   :

Tempat                  :  RSU.PRINGADI MEDAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1.        3 Menit Pembukaan:
a.  Membuka kegiatan dengana.       Menjawab Salam
mengucapkan salam
b.  Memperkenalkan Diri b.      Mendengarkan
c.  Menjelaskan tujuan dari penyuluhanc.       Memperhatikan
d. Menyebut materi yang akan
diberikan d.      Memperhatikan
2.        15 Menit Pelaksanaan:
a.  Menjelaskan tentang pengertiana.  Memperhatikan
karies gigi
b.  Menjelaskan tentang penyebabb. Memperhatikan
karies gigi
c.  Menjelaskan tentang gejala-gejalac.  Memperhatikan
karies gigi
d. Menjelaskan proses terjadinya kariesd. Memperhatikan
gigi
e.  Menjelaskan cara pencegahan kariese.  Memperhatikan
gigi
f.  Menjelaskan tentang pengobatanf.  Memperhatikan
dan perawatan karies gigi
--Memberi kesempatan kepada peserta - Bertanya dan menjawab
untuk bertanya pertanyaan yang diajukan

3.        10 Menit Evaluasi:


Menanyakan kepada pasien tentang         Menjawab pertanyaan
        
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada pasien
RSU.Pringadi yang menjawab
pertanyaan.
4.        2 Menit Terminasi:
a.  Mengucapkan terimakasih atasa.  Mendengarkan
peran peserta
b.  Mengucapkan salam penutup b. Menjawab Salam

12. Daftar Pustaka :


 https://www.alodokter.com/jangan-sampai-terlambat-cegah-
karies-gigi-sekarang-juga
 https://www.academia.edu/36104198/Satuan_Acara_Penyuluhan_
SAP_KARIES_POLTEKKES_KEMENKES_PONTIANAK
 https://www.dictio.id/t/bagaimana-proses-terjadinya-karies-
gigi/4775/4
 https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3612842/4-cara-jitu-
mencegah-karies-gigi

Anda mungkin juga menyukai