Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Disusun Oleh :

Tim Hemodilisis

RUMAH SAKIT UMUM GANESHA


2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Kurangnya informasi tentang perawatan gigi dan mulut dengan tepat

Pokok Masalah : Cara perawatan gigi dan mulut

Sub Pokok Masalah : 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat dan cara menggosok gigi
dengan benar

Sasaran : Pasien yang ada di lobi dan di bawah

Hari/Tagl : Kamis, 16 September 2021

Pukul : 09.00 wita sampai selesai

Penyaji : Ns. I Gede Yudha Wirawan, S. Kep

Tempat : Di lobi atas dan bawah RSU Ganesha

A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga
akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat  merusak gigi
adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula
yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan,
pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi
termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu
penting, padahal manfaatnya  sangat vital dalam menunjang kesehatan dan
penampilan (Pratiwi, 2011).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin
dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang
dapat dilihat dalam mulut.    Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih
buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan
karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya
banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang
atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau
enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah
factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya
cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan diganti
dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan
di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam
komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara
dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh
dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies
tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika.
Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering
terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit asma.  Karies merupakan
penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59%
orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi.
Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset
kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk Indonesia mempunyai
pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang
belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk
usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang
menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum
tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah
menggosok gigi dengan benar.  Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga
memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia
12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak
Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki
angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha
mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit
jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah
mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi
pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi masih perlu
mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki
urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan
terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi,
susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan
mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan
dan mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar
sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan
proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa,
letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi
berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya
perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar kemungkinan kerusakan
gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi rokok, teh,
atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang
tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu
dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya
penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
memberikan motivasi kepada masyarakat tentang  merawat dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
yang terkena maupun yang belum.

B. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan
peserta mampu :

a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

C. Materi penyuluhan.

1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.

2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.

5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.

6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.

7. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Dokumentasi

8. Alat penyuluhan
1. Liflet
2. Lembar Balik

9. Sasaran Penyuluhan
Pasien atau pengunjung yang berada di lobi dan di poli bawah RSU Ganesha
10. Waktu
1. Hari dan tanggal : Kamis, 16 September 2021
2. Jam : 09.00 wita
3. Tempat : Lobi atas dan Bawah Rsu Ganesha

11. Setting Tempat.

Penyaji Materi

Perawat Perawat

Pengunjung

Fasilitator

12. Langkah- Langkah Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
NO
Penyuluh Pengunjung/Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Salam pembuka a. Melakukan salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memperhatikan
2 Kegiatan penyuluhan 30 menit
Menyampaikan materi
a. Pengertian kesehatan gigi
dan mulut.
b. Fungsi gigi dan manfaat
menggosok gigi.
Menyimak dan memperhatikan
c. Tanda dan gejala adanya penyuluhan
kerusakan gigi.

d. Penyebab terjadinya
kerusakan gigi.

e. Cara perawatan gigi dan


mulut yang tepat.

Memperagakan Langkah- Ikut memperagakan Langkah-


langkah menggosok gigi yg langkah menggosok gigi yang
benar. benar.

memperagakan Menanyakan hal-hal yang belum


Memeberikan kesempatan jelas.
kelurga untuk bertanya
3 Penutup 10 menit
a. Menyimpulkan materi yang a. Bersama penyuluh
telah di berikan menyimpulkan materi
b. Melakukan evaluasi b. Keluarga kooperatif dalam
penyuluhan menjawab pertanyaan
c. Mengakhiri kontrak penyuluh
d. Mengakhiri kegiatan c. Keluarga kooperatif
penyuluhan dengan salam d. Menjawab salam

f. Pengorganisasian
1. Moderator : Ns. I Wayan Juniharta Kusuma, S. Kep
2. Penyaji : Ns. I Gede Yudha Wirawan, S. Kep
3. Notulen : Ni Kadek Handriani, Amd. Kep
4. Observer : Ns. Ni Komang Martini, S. Kep
5. Fasilitator : Tim PKRS RSU Ganesha

g. Hasil kegiatan
Setelah melakukan proses penyuluhan 45 menit di harapkan klien mampu
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

h. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a) Diharapkan alat penunjang saat dilakukan penyuluhan tersedia dan sesuai dengan
materi yang disajikan.
b) Diharapkan materi penyuluhan ringan dan mudah dimengerti oleh sasaran
penyuluhan.
c) Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes.
d) Media sudah siap 5 hari sebelum penkes.
e) Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes.
f) SAP sudah siap 5 hari sebelum penkes.

2. Proses
a) Diharapkan penyuluhan berjalan dengan lancar
b) Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c) Peserta aktif bertanya, memberikan pendapat serta mau berpartisipasi dalam
menjelaskan kembali cara perawat gigi dengan tepat
d) Media dapat digunakan secara efektif
e) Diharapkan peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat pada saat penyuluhan
berlangsung.

3. Hasil
1. Setelah mengikuti proses penuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang perawatan gigi dengan tepat
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

d. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.

e. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

f. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

i. Kriteria Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan
Pertanyaan :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.

3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.

4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara


benar.

5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.

6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

j. Lampiran
1. Materi
2. Leaflat
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu  upaya  untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.  Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan
suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan meningkatkan taraf
hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka
sehat.  Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada
dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak
adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan
yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya
jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan
gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap
enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang
tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi
berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut.

B. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI


1. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic).

2. Macam –Macam Gigi Beserta Fungsinya


a. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
b. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi
yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak
makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di
kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 –
13 tahun.
c. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan.
Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus.
Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.
d. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 –
11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen
tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan
oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian
6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang
paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan.

3. Manfaat Menggosok Gigi


a. Supaya gigi tetap bersih.

b. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.

c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.

d. Dapat berfungsi dengan baik.

C. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG


1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak
putih seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah
menjadi cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram
menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok
dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul
ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif
setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa
adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut
(Halitosis).

D. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI


Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko
terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna.
Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada
kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat
yang sering terselip sisa makanan.

3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit


bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,
Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.

4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat


memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam
dan menurunkan PH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan
proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :

1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air
liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.

3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah


faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi.
Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada
akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.

4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang
manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya
pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.

5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies
ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,  kebersihan mulut yang buruk,
pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat
mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan
leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

E. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT


1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari
arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan
yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat
yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.

3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak
dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.

4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi
yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang
mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan
fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.

5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.

F. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur. Berikut
adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Sikat ditekan kearah gusi dan digerakkan dengan gerakan memutar yang kecil
sehingga bulu sikat masuk ke sela-sela gusi dan juga terdorong masuk diantara gigi.
Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.

3. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
4. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.

5. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.

6. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Pertiwi AS.2011. Gambaran Pola Karies Gigi Permanen ditinjau dari Dental neglect siswa
kelas 5-6 SDN Cikuyadasa 2 Kecamatan Cileunyi. Bandung : Jurnal Kedokteran Gigi
Anak FKG Unpad

PDGI online. Insiatif Kesehatan Gigi dan Mulut, Paradigma sehat. http:/pdgi-online.com (06
April 2017)

Sondang P, Hamanda T. 2008. Menuju Mulut Sehat. Medan : USU press

Anda mungkin juga menyukai