Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Tim Hemodilisis
Masalah : Kurangnya informasi tentang perawatan gigi dan mulut dengan tepat
Sub Pokok Masalah : 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat dan cara menggosok gigi
dengan benar
A. Latar Belakang
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain.
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga
akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat merusak gigi
adalah makanan dan minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula
yang merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan,
pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi
termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu
penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan
penampilan (Pratiwi, 2011).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan
bagian yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin
dari kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang
dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih
buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan
karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya
banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang
atau karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau
enamel menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah
factor di dalam mulut yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya
cenderung beranggapan bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan diganti
dengan gigi tetap. Sehingga, hal ini menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan
di klinik sudah parah dan anak berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam
komplikasi yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara
dramatis di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh
dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies
tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika.
Di Amerika Serikat, karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering
terjadi dan tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari penyakit asma. Karies merupakan
penyebab patologi primer atas penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59%
orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi.
Menurut data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset
kesehatan dasar) tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk Indonesia mempunyai
pengalaman karies (gigi berlubang) dan 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang
belum dirawat. Dalam hal kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk
usia 10 tahun ke atas telah melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang
menggosok gigi dua kali di waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum
tidur malam. Hasil riset juga menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah
menggosok gigi dengan benar. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga
memperlihatkan data memprihatinkan bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia
12 tahun mengalami karies atau gigi berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak
Indonesia yang terbebas dari karies. Secara rata-rata penduduk Indonesia memiliki
angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk menambal giginya dalam usaha
mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit
jaringan penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah
mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi
pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi masih perlu
mendapat perhatian karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki
urutan tertinggi dalam masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan
terjadinya proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi,
susunan dari gigi geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan
mulut dan frekuensi makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan
dan mempunyai urutan besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar
sebagai faktor penyebab dan penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan
proses terjadinya gigi berlubang (karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa,
letak geografis, tingkat ekonomi, kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku
terhadap pemeliharaan kesehatan gigi. Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi
dan mulut pada umumnya karena faktor perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang belum merata. Selain itu penyebab utama terjadinya kerusakan gigi
berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri. Sebab, tanpa adanya
perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar kemungkinan kerusakan
gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi rokok, teh,
atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang
tepat untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu
dalam masalah perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya
penyuluhan ini dapat memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta
memberikan motivasi kepada masyarakat tentang merawat dan memelihara kesehatan
gigi dan mulut. Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
yang terkena maupun yang belum.
B. Tujuan
1. Tujuan intruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan dapat
memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
2. Tujuan intruksional khusus
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan
peserta mampu :
C. Materi penyuluhan.
7. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Dokumentasi
8. Alat penyuluhan
1. Liflet
2. Lembar Balik
9. Sasaran Penyuluhan
Pasien atau pengunjung yang berada di lobi dan di poli bawah RSU Ganesha
10. Waktu
1. Hari dan tanggal : Kamis, 16 September 2021
2. Jam : 09.00 wita
3. Tempat : Lobi atas dan Bawah Rsu Ganesha
Penyaji Materi
Perawat Perawat
Pengunjung
Fasilitator
Kegiatan
NO
Penyuluh Pengunjung/Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Salam pembuka a. Melakukan salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menyampaikan tujuan c. Memperhatikan
d. Kontrak waktu d. Memperhatikan
2 Kegiatan penyuluhan 30 menit
Menyampaikan materi
a. Pengertian kesehatan gigi
dan mulut.
b. Fungsi gigi dan manfaat
menggosok gigi.
Menyimak dan memperhatikan
c. Tanda dan gejala adanya penyuluhan
kerusakan gigi.
d. Penyebab terjadinya
kerusakan gigi.
f. Pengorganisasian
1. Moderator : Ns. I Wayan Juniharta Kusuma, S. Kep
2. Penyaji : Ns. I Gede Yudha Wirawan, S. Kep
3. Notulen : Ni Kadek Handriani, Amd. Kep
4. Observer : Ns. Ni Komang Martini, S. Kep
5. Fasilitator : Tim PKRS RSU Ganesha
g. Hasil kegiatan
Setelah melakukan proses penyuluhan 45 menit di harapkan klien mampu
1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
h. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a) Diharapkan alat penunjang saat dilakukan penyuluhan tersedia dan sesuai dengan
materi yang disajikan.
b) Diharapkan materi penyuluhan ringan dan mudah dimengerti oleh sasaran
penyuluhan.
c) Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum penkes.
d) Media sudah siap 5 hari sebelum penkes.
e) Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes.
f) SAP sudah siap 5 hari sebelum penkes.
2. Proses
a) Diharapkan penyuluhan berjalan dengan lancar
b) Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c) Peserta aktif bertanya, memberikan pendapat serta mau berpartisipasi dalam
menjelaskan kembali cara perawat gigi dengan tepat
d) Media dapat digunakan secara efektif
e) Diharapkan peserta penyuluhan tidak meninggalkan tempat pada saat penyuluhan
berlangsung.
3. Hasil
1. Setelah mengikuti proses penuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang perawatan gigi dengan tepat
2. Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 45 menit diharapkan klien mampu :
a. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.
b. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
i. Kriteria Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Tes : Pertanyaan secara lisan
Pertanyaan :
j. Lampiran
1. Materi
2. Leaflat
LAMPIRAN MATERI
b. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.
Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :
1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air
liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang
manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya
pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies
ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia, kebersihan mulut yang buruk,
pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat
mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan
leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak
dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi
yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang
mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan
fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.
3. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
4. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
6. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Pertiwi AS.2011. Gambaran Pola Karies Gigi Permanen ditinjau dari Dental neglect siswa
kelas 5-6 SDN Cikuyadasa 2 Kecamatan Cileunyi. Bandung : Jurnal Kedokteran Gigi
Anak FKG Unpad
PDGI online. Insiatif Kesehatan Gigi dan Mulut, Paradigma sehat. http:/pdgi-online.com (06
April 2017)