Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

GIGI DAN MULUT PADA ANAK

OLEH:
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Hari/Tanggal : Senin, 22 Agustus 2022


Waktu : 10.00 WIB
Tempat /Ruang : Puskesmas Jakenan / Poli KIA
Sasaran : Pasien Ny. K dan Anak
Pelaksana : DWI SRI SUSILONINGSIH, S.Tr. Keb
Topik Penkes : KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. LATAR BELAKANG
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Salah satu faktor yang dapat  merusak gigi adalah makanan dan
minuman, yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi. Upaya
kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun
sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan
gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya  sangat vital dalam menunjang
kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007).
Mulut bukan hanya untuk pintu masuknya makanan dan minuman, tetapi fungsi mulut
lebih dari itu dan tidak banyak orang mengetahui. Mulut merupakan bagian yang penting
dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari kesehatan gigi karena
banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang dapat dilihat dalam mulut.    Pada
umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan
makanan dan minuman yang menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Anak-anak
umumnya senang gula-gula, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang
membersihkannya, maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz dan
Zein, 2005).
Masalah utama dalam rongga mulut anak adalah karies gigi. Gigi berlubang atau
karies gigi adalah proses kerusakan gigi yang dimulai dari permukaan gigi atau enamel
menuju ke dalam gigi atau dentin. Proses tersebut terjadi karena sejumlah factor di dalam
mulut yang berinteraksi satu sama lain. Masyarakat umumnya cenderung beranggapan
bahwa gigi susu tidak perlu dirawat karena akan diganti dengan gigi tetap. Sehingga, hal
ini menyebabkan keadaan gigi susu saat diperiksakan di klinik sudah parah dan anak
berisiko menderita sakit gigi dengan segala macam komplikasi yang akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada masa sekarang, kasus kerusakan gigi pada anak telah meningkat secara dramatis
di dunia. Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan
sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi karies tertinggi terdapat
di Asia dan Amerika Latin. Prevalensi terendah terdapat di Afrika. Di Amerika Serikat,
karies gigi merupakan penyakit kronis anak-anak yang sering terjadi dan tingkatnya 5 kali
lebih tinggi dari penyakit asma.  Karies merupakan penyebab patologi primer atas
penanggalan gigi pada anak-anak dan sekitar 29%-59% orang dewasa dengan usia lebih
dari 50 tahun mengalami karies.
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat gigi. Menurut
data terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan dari riskesdas (riset kesehatan dasar)
tahun 2007, sekitar 72 persen penduduk Indonesia mempunyai pengalaman karies (gigi
berlubang) dan 46,5 diantaranya merupakan karies aktif yang belum dirawat. Dalam hal
kebiasaan menggosok gigi, sebanyak 91 persen penduduk usia 10 tahun ke atas telah
melakukannya setiap hari, namun hanya tujuh persen yang menggosok gigi dua kali di
waktu yang benar, yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Hasil riset juga
menunjukkan hanya 7,3 % penduduk yang dinilai telah menggosok gigi dengan benar.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 juga memperlihatkan data memprihatinkan
bahwa sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami karies atau gigi
berlubang. Dengan kata lain hanya 11% anak Indonesia yang terbebas dari karies. Secara
rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka PTI (besarnya keinginan seseorang untuk
menambal giginya dalam usaha mempertahankan gigi tetap) sangat rendah, yaitu hanya
sebesar 1,6%.
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi. Secara umum kesehatan mulut dan gigi telah mengalami
peningkatan pada abad terakhir tetapi prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap
merupakan masalah klinik yang signifikan. Karies gigi masih perlu mendapat perhatian
karena hingga dewasa ini penyakit tersebut masih menduduki urutan tertinggi dalam
masalah penyakit gigi dan mulut termasuk pada anak.
Faktor di dalam mulut (faktor dalam) yang berhubungan langsung dengan terjadinya
proses karies atau gigi berlubang antara lain struktur gigi, morfologi gigi, susunan dari gigi
geligi di rahang, derajat keasaman air ludah (saliva), kebersihan mulut dan frekuensi
makan makanan manis. Faktor tersebut berinteraksi, berkaitan dan mempunyai urutan
besar peranan tertentu. Selain itu ada beberapa faktor luar sebagai faktor penyebab dan
penghambat yang berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya gigi berlubang
(karies), antara lain usia, jenis kelamin, suku bangsa, letak geografis, tingkat ekonomi,
kultur sosial serta pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan gigi.
Penyebab tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut pada umumnya karena faktor
perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang belum merata. Selain itu penyebab
utama terjadinya kerusakan gigi berawal dari bagaimana pola hidup manusia itu sendiri.
Sebab, tanpa adanya perawatan dan perhatian khusus kepada gigi memperbesar
kemungkinan kerusakan gigi sejak dini. Pola hidup yang tidak sehat seperti sering
mengkonsumsi rokok, teh, atau kopi, juga menjadi salah satu penyebab kerusakan gigi.
Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan gigi dan mulut merupakan cara yang tepat
untuk mengubah perilaku hidup yang tidak sehat itu, serta dapat membantu dalam masalah
perawatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah. Dengan adanya penyuluhan ini dapat
memberikan edukasi mengenai kesehatan gigi dan mulut serta memberikan motivasi
kepada masyarakat tentang  merawat dan memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Disamping sebagai upaya promotif dan preventif bagi masyarakat yang terkena maupun
yang belum

II. TUJUAN

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta penyuluhan
dapat memahami tentang Kesehatan Gigi dan Mulut.
B. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah proses penyuluhan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut, diharapkan
peserta mampu :

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar.
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.
III. MATERI
Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan adalah :

1. Pengertian kesehatan gigi dan mulut.


2. Fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi.
3. Tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Penyebab terjadinya kerusakan gigi.
5. Cara perawatan gigi dan mulut yang tepat.
6. Langkah-langkah menggosok gigi yang benar.

(Materi terlampir)

IV. METODE
Metode yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. ALAT / MEDIA / SUMBER

A. Media
Media yang digunakan dalam Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini adalah:
1. Leaflet

B. Sumber

Djuwita, I dan Sridadi. 1993.Pendidikan Kesehatan Gigi . Jakarta: Departemen


Kesehatan.

Herijulianti, dkk. 2002.  Pendidikan Kesehatan gigi. Jakarta: EGC.

Stoll, F. A, dkk. 1972  Dental health education.. Philadelphia: Lea & Febiger.
VII. RENCANA EVALUASI

A. Struktur
1. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan bisa digunakan
dengan baik dalam penyuluhan yaitu Leaflet.
2. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan di buatkan Leaflet agar lebih
mudah saat penyampaian kepada anak.

B. Proses Penyuluhan
1. Penyuluhan Kebersihan Gigi dan Mulut berlangsung lancar dan terjadi proses
interaksi antara penyuluh dengan anak yang menerima penyuluhan.
2. Anak dapat menyimak dan memperhatikan penyuluh ketika memberikan materi.

C. Hasil Penyuluhan
1. Jangka pendek
Setelah diberikan penyuluhan siswa mampu :
a. Memahami materi penyuluhan sebanyak 70% dari apa yang telah
disampaikan dengan kriteria mampu menjawab pertanyaan yang akan
diberikan oleh penyuluh.
b. Menjelaskan kembali pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut.
c. Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
d. Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
e. Menyebutkan penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
f. Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
g. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

2. Jangka panjang
Meningkatkan pengetahuan anak sejak dini tentang pentingnya
kesehatan gigi dan mulut serta mampu menerapkan cara memelihara
kesehatan gigi dan mulut dalam kehidupan sehari-hari.

 
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

I. PENGERTIAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu  upaya  untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak.  Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
meningkatkan taraf hidup.
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh mereka
sehat.  Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan dimana gigi dan mulut berada
dalam kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak
adanya plak dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan
yang baik.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan,
jangan terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
Pembersihan plak dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat gigi, teknik dan caranya
jangan sampai merusak struktur gigi dan gusi. Pembersihan karang gigi dan penambalan
gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi yang sudah tidak bisa
dipertahankan lagi. Kunjungan berkala ke dokter gigi hendaknya dilakukan teratur setiap
enam bulan sekali baik ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.. Dengan perawatan yang
tepat pada gigi, maka akan dapat menghindari berbagai masalah gigi dan gusi seperti gigi
berlubang dan karang gigi serta masalah bau mulut.

II. FUNGSI GIGI DAN MANFAAT MENGGOSOK GIGI


A. Fungsi Gigi
Secara histologis, jaringan gigi dan mulut berasal dari mesoderm dan ektoderm, yang
memiliki 3 fungsi utama yaitu :
a. Pengunyahan (mastikasi) yang meliputi, memotong, merobek, dan melumat.
b. Keindahan (estetika)
c. Berbicara (phonetic).
B. Macam –macam gigi beserta fungsinya
a. Gigi Seri (Incisivus)
Gigi ini letaknya berada di depan, dan berfungsi untuk memotong makanan
(mastikasi). Jumlahnya ada 8, dengan pembagian 4 berada di rahang atas dan 4
berada di rahang bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi usia 4 – 6 bulan,
kemudian diganti dengan gigi seri permanen pada usia 5 – 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 – 8 tahun pada rahang atas.
b. Gigi Taring (Caninus)
Posisi gigi ini terletak pada sudut mulut, di sebelah gigi seri, dan merupakan gigi
yang paling panjang dalam rongga mulut. Fungsinya adalah untuk mengoyak
makanan. Jumlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap rahang, 1 di kiri dan 1 di
kanan. Gigi susu caninus ini diganti dengan gigi caninus permanen pada usia 11 –
13 tahun.
c. Gigi Geraham Kecil (Premolar)
Gigi ini jumlahnya 8, dengan pembagian 4 ditiap rahang, 2 di kiri dan 2 di kanan.
Gigi ini hanya ada pada gigi dewasa, dan letaknya berada di belakang caninus.
Tumbuh pada usia 10 – 11 tahun dan menggantikan posisi dari gigi molar susu.
Bersama gigi molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan.
d. Gigi Geraham (Molar)
Gigi molar susu berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia 10 –
11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar. Sedangkan gigi molar permanen
tumbuh di belakang gigi premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan
oleh gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12, dengan pembagian
6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan kiri. Gigi molar permanen inilah yang
paling sering berlubang dan menyebabkan keluhan.
C. Manfaat Menggosok Gigi
1. Supaya gigi tetap bersih.
2. Untuk menambah percaya diri karena memiliki gigi putih, bersih, dan senyum yang
sehat.
3. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
4. Dapat berfungsi dengan baik.
III. TANDA DAN GEJALA GIGI BERLUBANG
1. Tanda Gigi Berlubang
Tanda-tanda gigi mulai berlubang adalah dimulai dengan munculnya plak putih
seperti kapur pada permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi
cokelat, kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram
menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu, diperlukan
pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
2. Gejala Gigi Berlubang
Apabila kerusakan telah mencapai dentin (dentin merupakan bentuk pokok
dari gigi yang melindungi daerah akar gigi), biasanya mengeluh sakit atau timbul
ngilu setelah makan atau minum manis, asam, panas atau dingin.
Gejala gigi berlubang umumnya, adalah sakit gigi, gigi menjadi sensitif
setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin. Terlihat atau terasa
adanya lubang pada gigi, nanah di sekitar gigi, nyeri ketika menggigit dan bau mulut
(Halitosis).

IV. PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN GIGI


Ada empat hal utama yang menyebabkan kerusakan gigi, yaitu :
1. Ada penyakit dan gangguan tertentu pada gigi yang dapat mempertinggi faktor risiko
terkena karies. Amelogenesis imperfekta, dapat timbul pada 1 dari 718 hingga 14.000
orang. Disamping itu, ada penyakit dimana enamel tidak terbentuk sempurna.
Dentinogenesis imperfekta adalah ketidaksempurnaan pembentukan dentin. Pada
kebanyakan kasus, gangguan ini bukanlah penyebab utama dari karies.
2. Anatomi gigi juga berpengaruh pada pembentukan karies. Celah atau alur dalam gigi
dapat menjadi lokasi perkembangan karies. Karies juga sering terjadi pada tempat
yang sering terselip sisa makanan.
3. Mulut merupakan tempat berkembangnya banyak bakteri, namun hanya sedikit
bakteri penyebab karies, yaitu Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Khusus untuk
karies akar, bakteri yang sering ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus,
Actinomyces viscosus, Nocardia spp, dan Streptococcus mutans.
4. Tingkat frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat
memengaruhi perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan
mengandung gula, maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam
dan menurunkan pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan
proses sebelumnya telah melarutkan mineral gigi.

Selain empat faktor di atas, terdapat faktor lain yang dapat meningkatkan karies, yaitu :

1. Air liur dapat menjadi penyeimbang lingkungan asam pada mulut. Terdapat keadaan
dimana air liur mengalami gangguan produksi, seperti pada diabetes mellitus.
2. Obat-obatan seperti antihistamin dan antidepresan dapat memengaruhi produksi air
liur. Terapi radiasi pada kepala dan leher dapat merusak sel pada kelenjar liur.
3. Penggunaan tembakau juga dapat mempertinggi risiko karies. Tembakau adalah
faktor yang signifikan pada penyakit periodontis, seperti dapat menyusutkan gusi.
Dengan gusi yang menyusut, maka permukaan gigi akan terbuka. Sementum pada
akar gigi akan lebih mudah mengalami demineralisasi.
4. Karies botol susu adalah pola lubang yang ditemukan di anak-anak pada gigi susu.
Gigi yang sering terkena adalah gigi depan di rahang atas, namun kesemua giginya
dapat terkena juga. Sering muncul pada anak-anak yang tidur dengan cairan yang
manis (misalnya susu) dengan botolnya. Sering pula disebabkan oleh seringnya
pemberian makan pada anak-anak dengan cairan manis.
5. Ada juga karies yang merajalela atau karies yang menjalar ke semua gigi. Tipe karies
ini sering ditemukan pada pasien dengan xerostomia,  kebersihan mulut yang buruk,
pengonsumsi gula yang tinggi, dan pengguna metamfetamin karena obat ini membuat
mulut kering. Bila karies yang parah ini merupakan hasil karena radiasi kepala dan
leher, ini mungkin sebuah karies yang dipengaruhi radiasi.

V. CARA PERAWATAN GIGI DAN MULUT YANG TEPAT

1. Lakukan dengan cara yang tepat, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut
dan rapat. Kemudian, terapkan cara menyikat gigi yang benar, yaitu menyikat dari
arah gusi ke ujung gigi dengan gerakan berulang dan tidak terlalu keras.
2. Disiplin, segala sesuatu yang dilakukan secara rutin akan memberikan perubahan
yang berarti. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat
yaitu minimal dua kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
3. Batasi mengkonsumsi makanan manis, makanan yang manis dan lengket mudah
melekat pada gigi yang bilamana tidak langsung dibersihkan akan membentuk plak
dan akhirnya menyebabkan kerusakan gigi. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makan tersebut.
4. Pasta gigi pilihan dengan perpaduan bahan alami dan ilmiah, pemilihan pasta gigi
yang tepat juga membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pasta gigi yang
mengandung perpaduan bahan alami (jeruk nipis, garam dan daun sirih) untuk
merawat kesehatan gigi dan mulut secara alami, dan bahan ilmiah (kalsium dan
fluoride) sebagai perlindungan maksimum agar gigi tidak mudah berlubang.
5. Periksa gigi secara rutin, jagalah kebersihan gigi dan mulut dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali dengan
catatan rutin.

VI. LANGKAH LANGKAH MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR


Kunci utama kebersihan gigi adalah menyikat gigi dengan benar secara teratur.
Berikut adalah cara menyikat gigi yang benar:
1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.
2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke
bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.
Lampiran 2

EVALUASI

Pertanyaan

1. Menjelaskan pengertian kesehatan gigi dan mulut secara benar.


2. Menjelaskan 2 fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
3. Menyebutkan 3 tanda dan gejala adanya kerusakan gigi.
4. Menyebutkan 2 dari 4 penyebab terjadinya kerusakan gigi secara benar
5. Menjelaskan 3 dari 5 cara perawatan gigi dan mulut secara tepat.
6. Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar.

Jawaban

1. Kesehatan gigi dan mulut adalah suatu keadaan sehat dimana gigi dan mulut berada dalam
kondisi bebas dari adanya bau mulut, kekuatan gusi dan gigi yang baik, tidak adanya plak
dan karang gigi, gigi dalam keadaan putih dan bersih, serta memiliki kekuatan yang baik.

2. A. Fungsi gigi
a. Gigi Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan (mastiksasi)
b. Gigi Taring berfungsi untuk mengoyak makanan
c. Gigi Seri berfungsi untuk memotong makanan
d. Untuk keindahan (estetika)
e. Untuk membantu pengucapan kata-kata.

B. Manfaat menggosok gigi


a. Supaya gigi tetap bersih.
b. Untuk menambah percaya diri
c. Agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut.
d. Gigi dapat berfungsi dengan baik.
C. Tanda kerusakan gigi

a. Muncul plak putih seperti kapur pada permukaan gigi.


b. Warna berubah menjadi coklat
c. Gigi mulai berlubang

3. Gejala gigi berlubang

a. Sakit gigi.
b. Gigi menjadi sensitif setelah makan atau minum manis, asam, panas, atau dingin.
c. Terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi.
d. Nanah di sekitar gigi.
e. Nyeri ketika menggigit.
f. Bau mulut (Halitosis).

4.  Penyebab terjadinya kerusakan gigi

a. Penyakit
b. Anatomi gigi
c. Bakteri
d. Waktu

5. Cara perawatan gigi dan mulut dengan benar

a. Pilih sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut dan rapat
b. Rajin menyikat gigi dengan cara yang benar dan di waktu yang tepat yaitu minimal dua
kali sehari yaitu sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.
c. Segera menyikat gigi setelah makan makanan yang manis dan lengket
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung perpaduan bahan alami seperti jeruk nipis,
garam,dan daun sirih dan ilmiah (kalsium dan fluoride).

6. Cara menyikat gigi yang benar

1. Tempatkan sikat pada sudut 45° terhadap gusi.


2. Lakukan gerakan menyikat ringan dari kanan ke kiri dan sebaliknya.

3. Lakukan hal yang sama di bagian dalam dan bagian luar gigi.
4. Sikat bagian permukaan gigi geraham yang Anda gunakan untuk mengunyah.
5. Sikat bagian dalam gigi depan secara vertikal dan ringan dengan gerakan atas ke
bawah.
6. Sikat setidaknya dua kali sehari dan jika mungkin setelah makan.
7. Menyikat gigi setidaknya selama tiga menit.
8. Jangan menyikat gigi segera setelah makan makanan atau minuman yang asam. Efek
gabungan dari asam dan menyikat dapat menggerus email gigi.

Anda mungkin juga menyukai