ANGKATAN 2017
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
a. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan kondisi terjadinya radang atau inflamasi
yang bisa diikuti dengan infeksi pada epitel saluran kemih. Hal ini disebabkan karena
masuknya bakteri gram negatif seperti Escherichia Coli (DiGiulio, 2014).
Kebersihan perineum merupakan salah satu subbab dalam kebersihan diri.
Perawatan perineum merupakan rutinitas untuk membersihkan genitalia wanita
bagian luar (vulva) atau genitalia pria bagian luar (penis dan skrotum) dengan
menggunakan cairan antiseptik.
b. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan pasien
di Ruang Bedah Dahlia RSUD Dr. Sutomo Surabaya mampu memahami tentang
pentingnya “kebersihan diri” pada penderita infeksi saluran kemih genitalia
wanita bagian luar (vulva) atau genitalia pria bagian luar (penis dan skrotum)
supaya mencegah terjadinya infeksi dan mengontrol penyebaran infeksi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
c. Metode
Ceramah
d. Media
Video dan leaflet
e. Materi
f. Pelaksanaan
g. Pengorganisasian
1. Pembimbing : Lailatun Ni’mah, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Anggota : Rizky Nur Rochmawati, S.Kep.
Novianti Lailiah, S.Kep.
Nurul Khosnul Qotimah, S.Kep.
Mia Ayu Mulyani, S.Kep.
Enis Tanfidiah, S.Kep.
Yonia Rafika Nanda, S.Kep.
Fadhilla Setiyasari, S.Kep.
h. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan materi
2) Kesiapan SAP
3) Kesiapan media: Video dan leaflet
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
1. Definisi ISK
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan kondisi terjadinya radang atau
inflamasi yang bisa diikuti dengan infeksi pada epitel saluran kemih. Hal ini
disebabkan karena masuknya bakteri gram negatif seperti Escherichia Coli
(DiGiulio, 2014).
2. Penyebab
Menurut Mandal (2018)terdapat penyebab umum dan penyebab
mikrookrganisme yang mengakibatkan terjadinya ISK yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penyebab umum menurut Sari & Satyabakti (2015) antara lain sebagai
berikut:
a. Sistem imun yang menurun,
b. Kurang baiknya perilaku personal hygiene genetalia,
c. Sering berganti pasangan seks,
d. Sembarangan dalam penggunaan toilet umum,
e. Kurang konsumsi air putih,
f. Terlalu lama atau sering menahan buang air kecil.
g. Memiliki penyakit diabetes melitus.
h. Pemakaian kateter atau selang kencing.
2. Penyebab mikroorganisme menurut Widayati & Nuari (2017) antara lain
sebagai berikut:
a. Pseudomonas, proteus, dan klebsiella
b. Escherichia Coli
c. Enterobacter, staphylococcus epidemidis, enterococci, dll.
3. Tanda dan Gejala
Terdapat beberapa tanda dan gejala yang mungkin timbul pada penderita ISK
menurut Rini (2010) antara lain sebagai berikut:
1. Mukosa genetalia memerah dan bengkak,
2. Malaise,
3. Anoreksia,
4. Adanya rasa gatal hingga menggelitik pada genetalia,
5. Nyeri pada bagian perut bawah, punggung bawah, atau pinggang,
6. Saat awal miksi terasa sulit, nyeri, panas atau diawali dengan nanah,
7. Anyang-anyangan,
8. Adanya sel-sel darah putih pada urin,
9. Warna urin seperti teh dan kental, terkadang kemerahan apabila ada darah,
10. Urin berbau tidak sedap dan menyemangat,
11. Pada kasus yang parah, timbul demam hingga menggigil.
4. Pengobatan
Cara pengobatan yang dilakukan untuk berbagai bentuk yang berbeda dari ISK,
antara lain:
1. Pengobatan dosis tunggal
2. Pengobatan jangka pendek (10-14 hari)
3. Pengobatan jangka panjang (4-6 minggu)
4. Pengobatan profilaksis dosis rendah
5. Pengobatan supresif (Widayati, 2017)
5. Pencegahan
Menurut Rini (2010), ISK dapat dicegah dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengkonsumsi air putih minimal 2,5 liter/hari,
2. Mengkonsumsi buah-buahan, sari buah, dan sayuran setiap hari,
3. Menghindari konsumsi milk shake, keju, kopi, cola dan lain-lain,
4. Membiasakan segera buang air kecil setelah bangun tidur tiap pagi,
5. Memilih toilet umum yang menggunakan WC jongkok,
6. Membersihkan area vagina sebelum berhubungan seks,
7. Membersihkan area vagina dengan cara dari depan ke belakang,
8. Membasuh vagina dan anus ketika BAB atau BAK di toilet umum dengan
air yang mengalir langsung dari shower atau kran,
9. Mengganti pakaian dalam setiap hari atau saat vulva terasa lembab,
10. Lebih dianjurkan mandi menggunakan gayung atau shower,
11. Membiasakan hidup bersih secara keseluruhan.
6. Cara Menjaga Kebersihan Perineum (Perineum Hygiene)
a. Kebersihan Perineum Pada Perempuan
Perineum hygiene pada perempuan meliputi (Rahmawati & Agustini, 2014):
1. Penggantian pembalut secara teratur kurang lebih 4-5 kali saat menstruasi,
bergantung pada sedikit-banyaknya cairan yang keluar.
2. Membersihkan perineal dari arah yang benar setelah BAK (buang air kecil)
ataupun BAB (buang air besar), yaitu dari depan ke belakang.
3. Hindari penggunaan sabun.
4. Gunakan celana dalam yang tidak ketat.
5. Hindari melakukan douching.
Douching adalah mencuci atau membersihkan vagina dengan air atau
campuran cairan tertentu yang biasa dibeli di pasar swalayan atau apotek.
Biasanya wanita melakukan douching untuk membersihkan darah setelah
menstruasi atau hanya untuk merasa lebih bersih. Penggunaan vaginal douching
secara teratur dapat merusak flora normal pada vagina dan membuat wanita
lebih rentan terhadap infeksi. (Dikamawarni & Heriyanti, 2014)