Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Hari / Tanggal :-

Waktu :-
Waktu Pertemuan : 30 Menit

Sasaran : Keluarga Tn. A

Pelaksana : Fitria

Tempat : -

Topik : Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Sub Topik : Pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan karena adanya mikroorganisme
pada saluran kemih, termasuk kandung kemih, prostat, ginjal dan saluran
pengumpulan. Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri, meskipun kadang-
kadang jamur dan virus dapat merupakan agen etiologi ISK (Fish, 2009).
Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian di seluruh dunia pada tahun
2011, Sekitar 150 juta penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya terdiagnosis
menderita infeksi saluran kemih (Rajabnia, et al., 2012). Menurut Departemen

Kesehatan Republik Indonesia jumlah penderita ISK di Indonesia masih cukup


banyak, mencapai 90-100 kasus per 100.000 penduduk pertahun nya atau
sekitar 180.000 kasus baru pertahun (Depkes RI, 2016). Infeksi saluran kemih
di Indonesia dan prevalensinya tinggi. Jumlah penderita ISK di Indonesia
adalah 95 kasus/ 104 penduduk pertahunnya atau sekitar 180.000 kasus baru
pertahun (Depkes, 2014).
ISK secara umum diklasifikasikan sebagai infeksi yang melibatkan
saluran kemih bagian atas atau bawah dan lebih lanjut diklasifikasikan sebagai
ISK dengan atau tanpa komplikasi bergantung pada apakah ISK tersebut

berulang dan durasi infeksi. ISK bawah termasuk sistitis, prostatitis dan uretritis
adalah suatu penyakit yang sering terjadi di Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang dibandingkan dengan pasien yang menderita ISK bagian atas. Yang
termasuk ISK bagian atas adalah pielonefritis, nefritis interstisial dan abses.
Bakteri penyebab infeksi saluran kemih ialah bakteri Escherichia coli dengan
persentase sebesar 39,4%, diikuti dengan Klebsiella pneumonia di urutan
kedua dengan persentase sebesar 26,3%. Penemuan 2 bakteriuri yang
bermakna,

adalah diagnosis pasti ISK, walaupun tidak selalu disertai dengan gejala klinis,
untuk menetapkan proses infeksi di saluran kemih. Dikatakan bakteriuri
bermakna bila ditemukan bakteri patogen ≥10 5/mL urin porsi tengah (UPT)
(Samirah, et al.,2006).
ISK nosokomial menyebabkan kerugian bagi banyak pihak, baik dari
pihak pasien dan keluarganya, pihak rumah sakit bahkan secara tidak
langsung berdampak pada masyarakat. Kerugian-kerugiantersebut terkait
dengan mortalitas, morbiditas (memanjangnya lama rawat inap), dan biaya
rumah sakit yang semakin tinggi. Menurut data pada tahun 2005, terdapat
39,2 juta rumah

sakit menyatakan bahwa rata-rata lama waktu rawat inapnya 4-6 hari.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Chicago Press tahun 2007
menjelaskan
adanya hubungan antara kejadian infeksi nosokomial dengan penambahan
waktu rawat inap (Graves N, et al., 2007).

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga Tn. A mampu mengetahui
cara pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan dapat di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga Tn. A mampu:
1. Menjelaskan pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Menjelaskan tanda dan gejala Infeksi Saluran kemih (ISK)
3. Menjelaskan penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
4. Menjelaskan cara pencegahan kekambuhan Infeksi Saluran kemih (ISK)

D. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Infeksi Saluran kemih (ISK)


2. Tanda dan gejala Infeksi Saluran Kemih (ISK)
3. Penatalaksaan Infeksi Saluran kemih (ISK)
4. Pencegahan kekambuhan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

E. Metode
1. Ceramah

2. Tanya jawab
3. Diskusi

F. Media
1. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan
Tahapan dan Keteran
No waktu gan

PelaksanaanSasaran

Pendahuluan
salam pembuka– menjawab salam
1
penyampaian tujuan– menyimak
5 menit

Penyampaian – menyampaikan garis – mendengarkan


besar materi dan
2 materi
memperhatikan materi

15 menit

– Pembagian Leaflet – menanyakan hal-


hal yang belum di mengerti
– memberi
kesermpatan bagi
– mendengarkan
Diskusi peserta untuk
bertanya dan mampu memahami jawaban yang di berikan oleh
3 pemateri
5 menit
– Memberikan – Menjawab
pertanyaan kepada pertanyaan
peserta seputar
Evaluasi
4 materi yang telah
3 menit diberikan

– memberi kesimpulan – mendengarkan


– salam penutup dan memahami
5 Penutup
– menjawab salam
2 menit penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Perorganisasian penyelengaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara


benar

3. Evaluasi Hasil
Keluarga Tn. A mengetahui cara pencegahan Infeksi Saluran Kemih
MATERI PENYULUHAN
INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

A. Pengertian

Infeksi Saluran kemih (ISK) merupakan akibat dari berkembangnya


mikroorganisme kedalam saluran kemih, dalam keadaan normal air kemih
tidak mengandung bakteri, virus, mikroorganisme lain. ISK adalah invasi
mikroorganisme pada salah satu atau beberapa bagian saluran kemih
(Adhie, 2006).
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi dan inflamasi yang terjadi
baik pada saluran kemih bagian atas (ginjal hingga ureter) maupun bagian
bawah (kandung kemih hingga uretra). Infeksi ini merupakan infeksi yang
umum terjadi dan terutama lebih sering pada wanita dibandingkan dengan

pria, diduga karena anatomi uretra yang lebih pendek pada wanita dan
adanya substansi antibakteri pada cairan prostat pria

B. Tanda dan Gejala


Gejala infeksi saluran kemih tergantung kepada jenis infeksi yang
dialami. Pada ISK atas, gejala utama adalah nyeri di pinggang, punggung
bawah, atau selangkangan. Nyeri bisa bertambah buruk saat berkemih.
Selain itu, gejala dapat berupa:
1. Demam.

2. Tubuh terasa dingin dan menggigil.


3. Mual dan muntah.
4. Diare.

Sedangkan pada ISK bawah, gejala yang timbul meliputi:

1. Nyeri saat buang air kecil.


2. Frekuensi buang air kecil meningkat, namun jumlah urine sedikit.
3. Tidak bisa menahan rasa ingin buang air kecil.
4. Kandung kemih terasa masih penuh, meski sudah buang air kecil.

5. Nyeri di perut bagian bawah.


6. Nyeri pada panggul (pada wanita) atau di bagian rektum (pada pria).
7. Bau urine sangat menyengat.
8. Warna urine keruh.
9. Terdapat darah dalam urine (hematuria).
10. Lemas.

C. Penatalaksanaan
Menurut M. Clevo Rendy dan Margareth TH (2012), pengobatan
infeksi saluran kemih bertujuan untuk menghilangkan gejala dengan cepat,
membebaskan saluran kemih dari mikroorganisme dan mencegah infeksi
berulang, sehingga dapat menurunkan angka kecacatan serta kematian.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan :
1. Perawatan
a. Meningkatkan intake cairan 2-3 liter/hari bila tidak ada kontra indikasi
b. Perubahan pola hidup

a) Membersihkan perineum dari depan ke belakang


b) Pakaian dalam dari bahan katun
c) Menghindari kopi dan alkohol
2. Obat obatan
a. Anitibiotik : untuk menghilangkan bakteri.
b. Antibiotik jangka pendek dalam waktu 1-2 minggu.
c. Antibiotik jangka panjang (baik dengan obat yang sama atau diganti)
dalam jangka waktu 3-4 minggu
d. Pengobatan profilaktik dengan dosis rendah satu kali sehari sebelum

tidur dalam waktu 3-6 bulan atau lebih, ini merupakan pengobatan
lebih lanjut bila ada komplikasi lebih lanjut.
e. Analgetik dan anti spasmodic : untuk mengurangi rasa nyeri yang
dirasakan penderita
f. Obat golongan Venozopridine : pyridium, untuk meredakan gejala
iritasi pada saluran kemih.

D. Pencegahan
Infeksi saluran kemih perlu segera diobati, agar tidak terjadi kerusakan ginjal

permanen. Pengobatan utamanya adalah dengan pemberian obat-obatan,


yang jenis dan dosisnya disesuaikan dengan kondisi pasien.Infeksi
saluran kemih bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Memperbanyak konsumsi minum air putih.
2. Hindari minum minuman beralkohol, kopi karena dapat
mengiritasi kandung kemih.

3. Membersihkan organ vital sebelum berhubungan intim.


4. Gunakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun.
DAFTAR PUSTAKA

Aquafarm. 2009. Sand fish.


http://www.aquafarm.biz/index.php?s=11&x=1. Diakses pada Selasa, 15

Maret 2011, pukul 10.05 WIB.

Depkes. (2014). Survei Demografi dan Kesehatan Republik


Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI 2014, Waspada Infeksi Saluran Kemih:


http://www.depkes.go.id/index.php/wasada+infeksi+saluran+kemih/. Diakses
tanggal 02 Maret 2016.

Djuanda, Adhi, dkk. 2007. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi,


Edisi. 7. Jakarta: CMP Medica

Graves, R.E. dkk. 2007. National Engineering Handbook. United


States Department ofAgriculture.

Rajabnia C.M., Gooran S., Fazeli F. and Dashipour A., 2012,


Antibiotik Resistence Pattern In Urinary Tract Infections In Imam-Ali
Hospital, Zahedan (2010- 1011). Zahedan J. Res. Med. Sci

Samirah., Darwati., Windarwati., Hardjoeno., Pola dan Sensitivitas


Kuman di Penderita Infeksi Saluran Kemih. Bagian Patologi Klinik, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanudin. Makassar. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory. Volume 12. Nomor 3.

Anda mungkin juga menyukai