OLEH
SITI RAHMAWATI
1490102324
A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai
untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.
Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan
meningkatnya usia. Pada usia 40 – 60 tahun mempunyai angka prevalensi
3,2 %. Sedangkan pada usia sama atau diatas 65 tahun kira-kira mempunyai
angka prevalensi ISK sebesar 20%. Infeksi saluran kemih dapat mengenal
baik laki-laki maupun wanita dari semua umur baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum kurang lebih 5-
15%.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan adanya bakteri
dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala saluran kemih disebut
bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria
asimptomatis. Dikatakan bakteriuria positif pada pasien asimptomatisbila
terdapat lebih dari 105 koloni bakteri dalam sampel urin midstream,
sedangkan pada pasien simptomatis bisa terdapat jumlah koloni lebih
rendah.
Prevalensi ISK yang tinggi pada usia lanjut antara lain disebabkan
karena sisa urin dalam kandung kemih meningkat akibat pengosonga
kandung kemih kurang efektif , mobilitis menurun, pada usia lanjut nutrisi
sering kurang baik, sistem imunitas menurun.
Baik seluler maupu humoral, adanya hambatan pada aliran
urin,hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat. Infeksi saluran kemih
(ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di
Amerika dilaporkan bahwa setidaknya 6 juta pasien datang kedokter setiap
tahunnya dengan diagnosis ISK. Disuatu rumah sakit di Yogyakarta ISK
merupakan penyakit infeksi yang menempati urutan ke-2 dan masuk dalam
10 besar penyakit (data bulan Juli – Desember).
Infeksi saluran kemih terjadi adanya invasi mikroorganisme pada
saluran kemih. Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri
dalam urin melalui biakan atau kultur (Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
dengan jumlah signifikan (Prodjosudjadi, 2003). Tingkat signifikansi
jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100/ml urin. Agen penginfeksi
yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp.,
Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK (sekitar 85%) adalah
Eschericia coli (Coyle & Prince, 2005). Penggunaan kateter terkait dengan
kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.
F. Diagnosa Keperawatan :
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang paparan informasi tentang
infeksi saluran kemih.
G. Perencanaan :
Berkaitan diagnosa keperawatan di atas, masalah :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
infeksi saluran kemih.
Akan dilakukan Penyuluhan Kesehatan dengan Topik / Pokok bahasan :
Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Yang akan dilaksanakan pada :
Hari / Tanggal : Kamis, 28 Februari 2024
Waktu : 09.00 – 09.15 WIB
Tempat : Ruang Durian, RSUD Madani
BAB II
G. Setting Tempat
Saling berhadapan sesuai dengan kemampuan pasien.
H. Evaluasi :
NO ASPEK WAKTU METODE ALAT EVALUATOR
1 Kognitif 4 menit Tanya Daftar Siti Rahmawati
jawab pertanyaan
I. Daftar pertanyaan :
1. Apa itu ISK ?
2. Apa penyebab ISK ?
3. Apa tanda dan gejala ISK ?
4. Apa saja penanganan ISK ?
5. Bagaimana cara pencegahan ISK ?
BAB III
MATERI PENYULUHAN
Sudoyo, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jillid 1. FKUI: Jakarta
Tessy, Agus Ardaya. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran
Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.