Anda di halaman 1dari 8

PENUGASAN KELOMPOK

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DENGUE HEMORAGIK FEVER DI POLIKLINIK ANAK
RSUD WONOSARI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:

Laila Saleha (19160114)


Prisilya Christi Bakarbessy (19160089)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Hari / Tanggal : Jumat, 27 Desember 2019


Sasaran :Pasien dan Keluarga Pasien Poliklinik Anak RSUD Wonosari
Waktu : 09.00 – 09.25 WIB (20 menit)
Tempat Penyuluhan : Ruang Tunggu Poliklinik Anak RSUD Wonosari
Penyuluhan : Laila Saleha & Prisilya Christi Bakarbessy

A. TOPIK
Dengue Hemoragik Fever
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat memahami terkait dengue hemoragik fever (DHF).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarga pasien mampu :
a. Memahami tanda & gejala DHF
b. Memahami prinsip pelaksanaan anak dengan DHF
c. Memahami cara mencegah DHF

C. LATAR BELAKANG
Dengue Hemoragik Fever (DHF) merupakan penyakit berbahaya berbasis
lingkungan yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan dunia. DHF
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus melalui perantara vektor
Aedes Aegypti dan Aedes albopictus (Trapsilowati, 2014). Penyakit ini sudah menyebar
ke seluruh dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan 390 juta jiwa di 128 negara berada
pada resiko terinfeksi DBD pertahun. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DHF tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, DHF pertama kali
terjadi dikota Surabaya pada tahun 1968, ditemukan sebanyak 58 orang terinfeksi
disertai 24 orang meninggal dunia. Kejadian Luarbiasa DBD di Indonesia terjadi pada
tahun 2003 dengan jumlah kasus 50.131 dan 743 jumlah kematian (WHO, 2015)
Data dinas kesehatan pada tahun 2014 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 100.347 dengan 907 kematian, tahun 2015 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 129.650 dengan 1.071 kematian, tahun 2016 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 201.885 dengan 1.585 kematian (Kemenkes RI, 2016). Dalam mengendalikan
jumlah kasus DHF serta jumlah kematian akibat penyakit ini, maka berbagai
pencegahan pun penting dilakukan. Salah satu upaya pencegahan yang dianggap tepat
adalah pemberantasan DHF dengan memutus rantai penularan melalui kegiatan 3M
Plus yaitu menguras, menutup, mengubur ditambah dengan pencegahan gigitan
nyamuk (Kemenkes RI, 2011). Semakin tingginya angka kejadian kematian seseorang
dengan DHF dan maraknya kasus DHF pada anak di poliknlinik anak RSUD Wonosari
menjadi latar belakang kelompok untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan dengue hemoragik fever (DHF) atau demam berdarah dengue (DBD).

D. JADWAL KEGIATAN
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan:
Hari : Jumat
Tanggal : 27 Desember 2019
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik Anak RSUD Wonosari

E. METODE
Ceramah

F. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet
2. Lembar Balik

G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Lala Budi Fitriana, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An
2. Penyaji/ Penyuluh : Arian Fitralena & Indah Lestari
3. Fasilitator :
4. Observer : Lala Budi Fitriana, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An &

H. SETTING TEMPAT
Adapun resncana setting tempat pelaksanaan sebagai berikut :

Keterangan:
: Instruktur

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

I. LANGKAH KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 Persiapan penyuluh menyiapkan 5 menit
media dan tempat
2 Orientasi
1. Menyampaikan salam Membalas salam
2. Mengingatkan kontrak Mendengarkan 2 Menit
3. Menjelaskan Tujuan Memperhatikan
3 Penyampaian materi
a. Menjelaskan materi Peserta menyimak
penyuluhan secara dan memperhatikan
berurutan dan teratur
1) Definisi DHF 11 menit
2) Ciri – ciri nyamuk
aedes aegepty
3) Tanda & gejala DHF
4) Penanganan DHF
5) Pencegahan DHF
4 Evaluasi : 1. Bertanya dan
a. Meminta klien menjelaskan menjawab
atau menyebutkan kembali: pertanyaan
1) Tanda & gejala DHF 2. Membagikan 5 menit
2) Penanganan DHF leaflet
3) Pencegahan DHF
b. Memberikan pujian atas
keberhasilan keluarga
menjelaskan pertanyaan dan
memperbaiki kesalahan.
c. Membagikan leaflet
5 Penutup : Peserta menjawab
Mengucapkan terimakasih, dan salam 2 menit
mengucapkan salam
Total waktu 25 menit

J. Evaluasi :
1. Proses
a. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien aktif bertanya tentang penjelasan
yang disampaikan
c. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
2. Evaluasi hasil
a. Sebutkan kembali tanda & gejala DHF
b. Sebutkan kembali prinsip penanganan DHF dirumah
c. Sebutkan kembali cara mencegah DHF
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Lampung


Tahun 2014. Lampung: Dinas Kesehatan.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Demam Berdarah Dengue. Jendela


Epidemiologi Vol. 2

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Situasi DBD. Infodatin Kementerian Kesehatan


RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2016. Waspada Demam Berdarah Cegah Dengan 3M Plus.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sukohar A. (2014). Demam Berdarah Dengue (DBD). Lampung: Medula 2.

Tanto C, Liwang F, Hanifati S dan Pradipta EA. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Edisi 4. Jakarta: Media Aeskulapius.

Trapsilowati W,Pujiyanti A dan Ristiyanto. 2014. Peran Pengetahuan dan Tingkat


Pendidikan terhadap Perilaku Pengendalian Vektor DBD pada Masyarakat
di Kelurahan Endemis di Kota Samarinda Tahun 2009

World Health Organization. 2015. Dengue and Severe dengue


http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs117/en/. Diakses pada tanggal
24 Desember 2019.

LAMPIRAN MATERI

1. Definisi DHF
Adalah penyakit yang disebarkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti) yang dapat menyebabkan kematian
(Kemenkes RI, 2019)
2. Ciri – ciri nyamuk Aedes Aegepty
a. Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuh
b. Jarak terbang setinggi100 meter
c. Aktif menggigit pada pagi sampai sore hari
d. Jentik selalu bergerak aktif dalam air dari bawah ke atas permukaan secara
berulang-ulang
e. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab
f. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda yang tergantung, seperti pakaian,
kelambu, atau tumbuh-tumbuhan di dekat tempat berkembang biaknya
(Kemenkes RI, 2019).
3. Tanda & Gejala DHF
Biasanya pada pasien yang terkena penyakit DBD akan timbul tanda dan gejala yang
sangat bervariasi dari ringan pada DD hingga berat pada DBD, Gejala yang timbul
antara lain :
a. Demam yang muncul mendadak
b. Mual muntah
c. Ruam kulit
d. Nyeri kepala disertai nyeri otot dan tulang
Tanda bahaya : nyeri perut, muntah persisten, akumulasi cairan yang dapat
terlihat pada pemeriksaan fisis, perdarahan mukosa, letargi, pembesaran hepar lebih
dari 2 cm (Tanto, 2014).
4. Penanganan di rumah
a. Beri minum sebanyak mungkin
b. Kompres agar panasnya turun
c. Berikan obat penurun panas (Kemenkes RI, 2019).
5. Pencegahan DHF
Salah satu upaya pencegahan yang dianggap tepat adalah pemberantasan DBD dengan
memutus rantai penularan melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN
DBD) yang merupakan kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan kepompong. PSN
DBD dapat dilakukan dengan cara 3M Plus (Sukohar, 2014).
(3M) yang dimaksud yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi/WC, drum,
dan lainnya seminggu sekali.
b. Menutup tempat penampungan air rumah tangga seperti gentong air/ tempayan,
drum dan lainnya.
c. Mengubur, menyingkirkan, memanfaatkan dan/atau mendaur ulang barang barang
bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, ban bekas, dan lainnya.
Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti (Kemenkes RI, 2011):
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau tempat-tempat lainnya
seminggu sekali.
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lainnya.
d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya ditempat yang sulit dikuras airnya.

Anda mungkin juga menyukai