Disusun Oleh:
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. TOPIK
Dengue Hemoragik Fever
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarga pasien dapat memahami terkait dengue hemoragik fever (DHF).
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarga pasien mampu :
a. Memahami tanda & gejala DHF
b. Memahami prinsip pelaksanaan anak dengan DHF
c. Memahami cara mencegah DHF
C. LATAR BELAKANG
Dengue Hemoragik Fever (DHF) merupakan penyakit berbahaya berbasis
lingkungan yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan dunia. DHF
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus melalui perantara vektor
Aedes Aegypti dan Aedes albopictus (Trapsilowati, 2014). Penyakit ini sudah menyebar
ke seluruh dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan 390 juta jiwa di 128 negara berada
pada resiko terinfeksi DBD pertahun. Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World
Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DHF tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, DHF pertama kali
terjadi dikota Surabaya pada tahun 1968, ditemukan sebanyak 58 orang terinfeksi
disertai 24 orang meninggal dunia. Kejadian Luarbiasa DBD di Indonesia terjadi pada
tahun 2003 dengan jumlah kasus 50.131 dan 743 jumlah kematian (WHO, 2015)
Data dinas kesehatan pada tahun 2014 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 100.347 dengan 907 kematian, tahun 2015 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 129.650 dengan 1.071 kematian, tahun 2016 jumlah kasus DHF di Indonesia
sebanyak 201.885 dengan 1.585 kematian (Kemenkes RI, 2016). Dalam mengendalikan
jumlah kasus DHF serta jumlah kematian akibat penyakit ini, maka berbagai
pencegahan pun penting dilakukan. Salah satu upaya pencegahan yang dianggap tepat
adalah pemberantasan DHF dengan memutus rantai penularan melalui kegiatan 3M
Plus yaitu menguras, menutup, mengubur ditambah dengan pencegahan gigitan
nyamuk (Kemenkes RI, 2011). Semakin tingginya angka kejadian kematian seseorang
dengan DHF dan maraknya kasus DHF pada anak di poliknlinik anak RSUD Wonosari
menjadi latar belakang kelompok untuk melakukan pendidikan kesehatan terkait
dengan dengue hemoragik fever (DHF) atau demam berdarah dengue (DBD).
D. JADWAL KEGIATAN
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan:
Hari : Jumat
Tanggal : 27 Desember 2019
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Poliklinik Anak RSUD Wonosari
E. METODE
Ceramah
G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung Jawab : Lala Budi Fitriana, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An
2. Penyaji/ Penyuluh : Arian Fitralena & Indah Lestari
3. Fasilitator :
4. Observer : Lala Budi Fitriana, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.An &
H. SETTING TEMPAT
Adapun resncana setting tempat pelaksanaan sebagai berikut :
Keterangan:
: Instruktur
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
J. Evaluasi :
1. Proses
a. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien aktif bertanya tentang penjelasan
yang disampaikan
c. Selama penyuluhan pasien dan keluarga pasien aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
2. Evaluasi hasil
a. Sebutkan kembali tanda & gejala DHF
b. Sebutkan kembali prinsip penanganan DHF dirumah
c. Sebutkan kembali cara mencegah DHF
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Waspada Demam Berdarah Cegah Dengan 3M Plus.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tanto C, Liwang F, Hanifati S dan Pradipta EA. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Edisi 4. Jakarta: Media Aeskulapius.
LAMPIRAN MATERI
1. Definisi DHF
Adalah penyakit yang disebarkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti) yang dapat menyebabkan kematian
(Kemenkes RI, 2019)
2. Ciri – ciri nyamuk Aedes Aegepty
a. Berwarna hitam dengan belang-belang (loreng) putih pada seluruh tubuh
b. Jarak terbang setinggi100 meter
c. Aktif menggigit pada pagi sampai sore hari
d. Jentik selalu bergerak aktif dalam air dari bawah ke atas permukaan secara
berulang-ulang
e. Biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab
f. Tempat hinggap yang disenangi adalah benda yang tergantung, seperti pakaian,
kelambu, atau tumbuh-tumbuhan di dekat tempat berkembang biaknya
(Kemenkes RI, 2019).
3. Tanda & Gejala DHF
Biasanya pada pasien yang terkena penyakit DBD akan timbul tanda dan gejala yang
sangat bervariasi dari ringan pada DD hingga berat pada DBD, Gejala yang timbul
antara lain :
a. Demam yang muncul mendadak
b. Mual muntah
c. Ruam kulit
d. Nyeri kepala disertai nyeri otot dan tulang
Tanda bahaya : nyeri perut, muntah persisten, akumulasi cairan yang dapat
terlihat pada pemeriksaan fisis, perdarahan mukosa, letargi, pembesaran hepar lebih
dari 2 cm (Tanto, 2014).
4. Penanganan di rumah
a. Beri minum sebanyak mungkin
b. Kompres agar panasnya turun
c. Berikan obat penurun panas (Kemenkes RI, 2019).
5. Pencegahan DHF
Salah satu upaya pencegahan yang dianggap tepat adalah pemberantasan DBD dengan
memutus rantai penularan melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN
DBD) yang merupakan kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan kepompong. PSN
DBD dapat dilakukan dengan cara 3M Plus (Sukohar, 2014).
(3M) yang dimaksud yaitu:
a. Menguras dan menyikat tempat penampungan air seperti bak mandi/WC, drum,
dan lainnya seminggu sekali.
b. Menutup tempat penampungan air rumah tangga seperti gentong air/ tempayan,
drum dan lainnya.
c. Mengubur, menyingkirkan, memanfaatkan dan/atau mendaur ulang barang barang
bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, ban bekas, dan lainnya.
Selain itu ditambah (plus) dengan cara lainnya, seperti (Kemenkes RI, 2011):
a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung, atau tempat-tempat lainnya
seminggu sekali.
b. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.
c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lainnya.
d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya ditempat yang sulit dikuras airnya.