Anda di halaman 1dari 12

CARA MENCEGAH DAN MENGATASI DIARE PADA ANAK

PENYUSUN
KELOMPOK 6
KELAS A NERS XVI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Cara Mencegah dan Penanganan Diare


Hari/Tanggal : Senin, 06 Maret 2023
Waktu : Pukul 08.30 - 09.00 WIB
Sasaran : Seluruh orang tua bayi/anak
Tempat : Aula Posyandu

A. Latar Belakang
Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan derajat kesakitan dan
kematian yang tinggi di berbagai negara terutama negara berkembang dan sebagai
salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak di dunia.
Diare dapat menyerang semua kelompok usia terutama pada anak. Anak lebih
rentan mengalami diare, karena sistem pertahanan tubuh anak belum sempurna
(Kemenkes RI, 2012).
Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting karena merupakan penyumbang utama dari ketiga angka kesakitan dan
kematian anak setelah pneumonia di berbagai negara terutama pada negara
berkembang, salah satu negara berkembang adalah Indonesia (Widoyono, 2011).
Diare adalah buang air besar sebanyak tiga kali atau lebih dalam satu hari
dengan konsistensi cair (Brandt, et al, 2015). Diare ditandai dengan kehilangan
tinja bersifat encer atau berair, gejalanya berupa infeksi di saluran usus akibat
bakteri, virus atau organisme parasit lainnya. Banyak kasus diare disebabkan oleh
Rotavirus dan Escherichia Coli (E. Coli). Kuman jenis ini menyebar pada air dan
makanan yang terkontaminasi atau ditularkan langsung dari orang ke orang dan
paling banyak di lingkungan yang kebersihan dinilai buruk, kurangnya akses air
minum bersih dan sanitasi yang buruk (UNICEF, 2016)
Salah satu penyebab utama morbiditas dan mortilitas anak di dunia disebabkan
oleh penyakit diare. Terdapat 1,7 miliar kasus diare dengan angka kematian anak
mengalami diare sebanyak 525.000 setiap tahunnya (WHO, 2017). Menurut
United Nations Children's Fund (UNICEF) 2020 angka kematian diare tiap
tahunnya mengalami peningkatan di dunia menyebabkan diare sebagai pembunuh
utama anak-anak, sebanyak 8 persen kematian anak disebabkan oleh diare tahun
2017 sekitar 1.300 anak-anak meninggal setiap harinya atau sekitar 480.000 setiap
tahunnya, terlepas dari ketersediaan pengobatan (Unicef, 2020). Perkiraan angka
kematian anak-anak akibat diare di Nigeria adalah sekitar 151, 700–175.000 per
tahun (Dairo dalam Omele, 2019).
Penyakit diare adalah penyakit endemis dengan kejadian luar biasa yang
terjadi di Indonesia sering disertai dengan kematian (Kementrian Kesehatan RI,
2019). Indonesia memperoleh peringkat 59 dari 135 negara di dunia yang
mengalami kematian akibat diare, dan lingkup nasional diare Indonesia adalah
penyebab utama kematian anak-anak setelah infeksi saluran pernapasan (ISPA).
Pada tahun 2018 terjadi 10 kali KLB yang tersebar di 8 provinsi, 8 kabupaten/kota
dengan jumlah penderita 756 orang dan kematian 36 orang (CFR 4,76%). Angka
kematian (CFR) diharapkan <1%, sedangkan pada tahun 2018 CFR Diare
mengalami peningkatan dibanding tahun 2017 yaitu menjadi 4,76% (Kementrian
Kesehatan RI, 2019).
Dalam permasalahan ini untuk mengurangi penyakit diare yang berkelanjutan,
yaitu dengan cara dilakukan pemberian edukasi tentang diare. Edukasi yang
diberikan dibantu dengan menggunakan media leaflet. Keberhasilan dalam
pencegahan diare pada anak tidak lepas dari pengetahuan ibu tentang pencegahan
diare pada anak. Ibu yang memiliki pengetahuan tentang diare dapat melakukan
penanganan diare pada anak dari pada ibu yang tidak memiliki pengetahuan
tentang diare (Purnama SJ, 2016).
Permasalahan tersebut penting bagi peneliti untuk memberikan edukasi
tentang diare terhadap pengetahuan ibu dalam pencegahan diare. Berdasarkan
latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Cara Mencegah dan Mengatasi Diare pada Anak”.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan orang tua mampu
mencegah dan mengatasi cara penanganan diare dengan tepat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian diare
b. Untuk mengetahui penyebab diare
c. Untuk mengetahui tanda dehidrasi
d. Untuk mengetahui cara pencegahan diare
e. Untuk mengetahui cara perawatan diare di rumah
f. Untuk mengetahui teknik cuci tangan
C. Materi
Terlampir
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
E. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin, 06 Maret 2023
Waktu : Pukul 08.30 - 09.00 WIB
Tempat : Aula Posyandu
F. Media
1. Power Point
2. LCD dan Proyektor
3. Leaflet
G. Pengorganisasian

Pembimbing Akademik : Ns. Andi Nuraina Sudirman, S.Kep., M.Kep


Pembimbing Klinik : Ns.
Moderator : Belawati Hadju
Penyaji : Indriyani Abunio
Fasilitator : 1. Moh. Aswin
2. Lela Wenda
Observer : Mianti Suleman
H. Kegiatan Penyuluhan
No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu
I Pembukaan
1. Moderator memberikan salam 1. Menjawab salam
2. Moderator memperkenalkan 2. Mendengar dan
Memperhatikan
anggota penyuluh 3. Menjawab pertanyaan 5 Menit
3. Moderator menjelaskan tentang
topik penyuluhan
4. Moderator membuat kontrak
waktu
5. Moderator menjelaskan tujuan
penyuluhan
II Pelaksanaan
1. Mengemukakan
1. Menggali pengetahuan peserta
pendapat
tentang pengertian diare
2. Mendengar dan
2. Memberikan reinforcement dan
Memperhatikan
meluruskan konsep
3. Menjelaskan tentang pengertian
diare
4. Menggali pengetahuan tentang
penyebab diare
5. Menjelaskan tentang penyebab
Diare
6. Menjelaskan tentang tanda dan
30 Menit
gejala diare
7. Menjelaskan penatalaksanaan
penyakit diare
8. Menjelaskan tentang upaya
pencegahan diare pada anak dan
bayi dengan :
 selalu mencuci tangan sebelum
dan setelah makan. Anak harus
diajarkan untuk mencuci tangan
sedangkan bayi harus sering dilap
tangannya.
 menjaga kebersihan makanan,
minuman dan tempat tinggal
 berikan ASI eksklusif minimal 6
bulan karena mengandung
antibodi untuk bayi
 berikan imunisasi lengkap pada
anak
 Memberikan reinforcement pada
peserta yang mengajukan
pertanyaan

III Penutup
1. Bersama pesenter
1. Presenter memberikan
menyimpulkan materi
kesempatan bertanya
2. Menjawab pertanyaan
2. Presenter menyimpulkan materi
3. Mendengar dan 10 Menit
3. Moderator menyimpulkan hasil
diskusi
Memperhatikan
4. Moderator memberikan salam 4. Menjawab salam

Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang pencegahan dan
penanganan diare pada anak
b. Melakukan kontrak waktu sehari sebelumnya kepada orangtua klien
untuk dilakukan satuan acara penyuluhan
c. Menyiapkan tempat dan peralatan
d. Setting tempat
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati
b. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
c. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
a. Orangtua anak mengetahui pengertian diare
b. Orangtua anak mengetahui penyebab diare
c. Orangtua anak mengetahui tanda-tanda dehidrasi
d. Orangtua anak mengetahui cara pencegahan diare
e. Orangtua anak mengetahui cara membersihkan botol susu
f. Orangtua anak mengetahui cara Terapi bermain boneka tangan
g. Orangtua anak mengetahu cara perawatan diare di rumah

Lampiran Materi
A. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare didefinisikan
sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi
tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat
disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (Saputri, N. et.al. 2019).
Sedangkan menurut Kemenkes (2014) Diare adalah suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja yakni lebih
lembek atau lebih cair serta frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya.
Diare merupakan penyebab kematian balita nomor dua di dunia (16%) setelah
pnemonia (17%). Kematian pada anak-anak meningkat sebesar 40% tiap tahunnya
yang disebabkan diare (WHO, 2009 dalam zainul, 2017).

B. Etiologi/Penyebab Diare
Berikut adalah penyebab diare adalah (Bolon, 2021) :
1. Faktor internal
Disebabkan karena bakteri, virus (entero virus), dan karena penyakit
lainya seperti infeksi saluran pernafasan.
2. Faktor terganggunya proses penyerapan dalam lambung
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, makanan yang kurang matang, makanan tercemar
dan alergi terhadap makanan. Perilaku ibu yang kurang memperhatikan
kebersihan makanan seperti pengelolaan makanan terhadap fasilitas
pencucian, penyimpanan makanan, penyimpanan bahan mentah dan
perlindungan bahan makanan terhadap debu.
4. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada
anak yang lebih besar).

C. Tanda-tanda Dehidrasi
Berikut adalah tanda-tanda dehidrasi (kekurangan cairan) pada anak menurut
MTBS :
1. Dehidrasi ringan/sedang
a. Gelisah, rewel/mudah marah
b. Mata cekung
c. Haus, minum dengan lahap.
d. Cubitan kulit perut kembali lambat
e. Kulit tidak lembab
2. Dehidrasi Berat
a. Anak tidak sadarkan diri
b. Mata cekung
c. Tidak ingin minum/ menyusui
d. Cubitan kulit kembali sangat lambat

D. Cara Pencegahan Diare


Adapun beragam upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran dan
menularnya diare ialah (Fida & Maya 2012) :
1. Memberikan makanan yang bersih
2. Menyediakan air minum yang bersih
3. Menjaga kebersihan perorangan
4. Mebiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
5. Buang air besar pada tempatnya.
6. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai
7. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan
8. Menjaga kebersihan botol susu

E. Penanganan Diare di Rumah


Penangan Diare di Rumah Berikut adalah penanganan diare di rumah
menurut buku MTBS (2015) yaitu :
1. Berikan cairan tambahan (sebanyak anak mau)
a. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
b. Jika anak memperoleh ASI Ekslusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
c. Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan
berupa oralir, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang.
d. Setiap kali anak buang air besar berikan 100-200 ml cairan lain berupa
air matang, cairan makanan
2. Beri tablet Zink selama 10 hari
a. Anak mendapat tablet Zink dari pelayanan kesehatan
b. Dosis untuk anak usia > 6 bulan 1 tablet/ hari
c. Cara pemberian Zink
- Larutkan tablet Zink dengan sedikit air atau asi dalam sendok teh,
segera berikan kepada anak
- Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian
tablet Zink, ulangi pemberian dengan potongan tablet kecil di
larutkan beberapa kali sampai 1 dosis penuh
- Berikan tablet Zink selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah
berhenti
3. Lanjutkan pemberian makan
a. Berikan ASI sesuai keinginan jika masih minum ASI
b. Berikan makanan yang bervariasi seperti hewani, sayuran dan
buahbuahan kaya vitamin A
c. Berikan ¾ porsi untuk usia 12 bulan sampai 12 tahun dan 1 porsi untuk
usia lebih dari 2 tahun.
4. Kapan harus kembali
a. Jika tinja campur darah
b. Jika malas minum

F. Teknik cuci tangan


Cuci tangan 7 langkah adalah tata cara mencuci tangan menggunakan
sabun untuk membersihkan jari-jari, telapak dan punggung tangan dari semua
kotoran, kuman serta bakteri jahat penyebab penyakit. Dengan mencuci
tangan pakai sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memulai pekerjaan,
akan menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit melalui
kuman yang menempel di tangan. Berikut langkah cuci tangan yang baik dan
benar :
1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air
yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak
tangan secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian


6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara


memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan
dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk
bersih atau tisu.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). (2015). Jakarta:


Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Bolon, Christina Magdalena. (2021). Gastroenteritis pada Balita dan Peran Pola
Asuh Orang Tua. Yayasan kita menulis
fahlevi, rizki. 2012. Satuan Acara Penyuluhan Diare Pada Anak. STIKES

Mahardika Cirebon. http://www.scribd.com/document/84634327/satuan-

acara-penyuluhan-diare-pada-anak.html. Di akses pada tanggal 28

September 2016 pada pukul 16.35 WIB.

Fida & Maya.(2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta : D-Medika


Hidayat, A. N., & Asti, A. D. (2019). Terapi Boneka Tangan untuk
Menurunkan Ansietas Anak karena Efek Hospitalisasi. Proceeding of The
URECOL, 6368.
Hidayat, A. N., & Asti, A. D. (2019). Terapi Boneka Tangan untuk Menurunkan
Ansietas Anak karena Efek Hospitalisasi. Proceeding of The URECOL,
6368.
Santosa, Zen. (2019). Menangani Diare Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Perum
Grand Intan Regency.
Suryono. 2008. Diare Akut. Jakarta: EGC. http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.html.

Di akses pada tanggal 28 September 2016 pada pukul 16.00 WIB.

Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 39 Tahun 2013, Susu Formula dan Produk
Bayi Lainnya, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Riyadi, Agus. (2020).
Langkah-Langkah Menjaga Kesehatan Anak. Semarang: ALPRIN

Anda mungkin juga menyukai