Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENDIDIKAN TENTANG DIARE

Disusun oleh :
TUNJUNG WIDYADHARMA
NIM : SN181175

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE

A. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita,
khususnya di Negara berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2008). Diare

1
adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja, 2007).Apabila pada diare
pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit cairan
tubuh, maka akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka
diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan
sedang dan diare dehidrasi berat. Penyakit diare merupakan penyakit yang
berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian
diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh
tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak
higienis), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan
makanan kurang matang dan penyimpanan makanan masak pada suhu
kamar yang tidak semestinya (Sander, 2007). Banyak faktor yang secara
langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong terjadinya diare yaitu
faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku.Faktor lingkungan
merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih
dan pembuangan tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman
diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat, maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2009).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari
sepertiga kematian anak secara global disebabkan karena diare sebanyak
35%. United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF)
memperkirakan bahwa secara global diare menyebabkan kematian satu
anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk
setiap tahun. Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia
mencapai 42.000 kasus per minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap
menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari jumlah tersebut, total episode
diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan usia 1-4
tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2012). Untuk skala
nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka
kematian akibat diare adalah 2.5%.Angka ini meningkat dari tahun
sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah penderita diare adalah 3.661
orang.Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah 10.280 orang
dengan angka kematian 2.5%. Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang
dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI, didapatkan pada tahun 2000
angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per 1000
turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun
2006 kemudian turun pada tahun 2010.

2
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2016,
menunjukkan bahwa berbagai intervensi perilaku melalui modifikasi
lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare sampai dengan 94%
melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah
tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan
penyediaan air bersih dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25%
dan melakukan praktek mencuci tangan yang efektif dapat menurunkan
kejadian diare sebesar 45%.
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 45 menit
diharapkan sasaran dapat memahami cara penanggulangan diare.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta
dapat:
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar
b. Menjelaskan penyebab diare dengan tepat
c. Menyebutkan 6 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benar
d. Menyebutkan 4 dari 7 pencegahan diare dengan benar
e. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benar
f. Dapat melakukan demonstrasi ulang mengenai pembuatan
larutan gula garam dan oralit dengan benar
C. JENIS PENDIDIKAN
Pengendalian dan penanganan Diare
D. MEDIA
Leaflet
Alat
E. METODE
Ceramah dan tanya jawab dan diskusi dan demonstrasi
F. PESERTA
Keluarga An. G yang terkena Diare
G. SETING TEMPAT
Tempat: Kamar 9A ruang cempaka RST dr Asmir Salatiga

H. WAKTU PEMBELAJARAN
Hari : kamis
Tanggal: 7 Februari 2019

3
Waktu : 10.00 WIB
I. PENGORGANISASIAN
a. Penanggung jawab
b. Pemateri
J. RENCANA PELAKSANAAN

No KEGIATAN RESPON KELUARGA WAKTU

1. Persiapan 3 menit
a. Perkenalan mahasiswa
a. Membalas salam
dan menyampaikan
salam b. Memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan
c. Memberikan respon
c. Menjelaskan kontrak
waktu

2. Penyampaian materi 25 menit


a. Menjelaskan dan
a. Mendengarkan
menguraikan materi ttg:
 Pengertian Diare
 Penyebab Diare
dan Epidemiologi
Diare
 Pencegahan
penyakit diare
 Prinsip tatalaksana
penderita diare
 Tatalaksana
penderita diare di
rumah
b.Mendemonstrasikan cara
pembuatan oralit dan
LGG (larutan gula
garam) b. Memperhatikan dan
c.Memberikan kesempatan mendemonstrasikan
pada peserta penyuluhan
untuk bertanya
d.Menjawab pertanyaan
peserta penyuluhan yang c. Menanyakan hal yang
berkaitan dengan materi

4
yang belum jelas belum jelas

d. Memperhatikan dan
mendengarkan

3. Penutup a. Menanyakan hasil yang 7 menit


a. Tanya jawab (Evaluasi) belum jelas dan
b. Menyimpulkan hasil menjawab pertanyaan
materi
c. kontrak waktu b. Menjawab salam
selanjutnya penutup
d. Mengakhiri kegiatan
(Salam)

K. KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktur
1. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana.
2. Peserta menghadiri penyuluhan.
3. Tempat, media, dan alat penyuluhan sesuai rencana.

b. Evaluasi Proses
1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
2. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
3. Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4. Peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab tentang:

1. Pengertian Penyakit Diare

2. Penyebab Diare dan Epidemiologi Diare

3. Pencegahan penyakit diare

4. Prinsip tatalaksana penderita diare

5
5. Tatalaksana penderita diare di rumah

6. Cara pembuatan oralit dan LGG (larutan gula garam

L. DAFTAR PUSTAKA

1. Amin Huda, dkk. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jakarta :
Mediaction
2. Juffrie.M (2010). Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI
3. Muttaqin & Sari. (2011). Gangguan Gastrointestinal. Jakarta ;
Salemba Medika
4. Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan (Aplikasi pada
praktek klinis ). Jakarta: Salemba Medika.
5. Ngastiyah. (2007). Keperawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
6. Setiadi. (2007). Anatomi dan Fisiologi Manusia . Graha ilmu.
Yogyakarta
7. Suraatmaja, Sudaryati. (2007). Kapita Selekta Gastroenterologi.
Jakarta ; Sagung Seto : Jakarta
8. William & Wilkinson. (2008). Nursing : Memahami Berbagai Macam
Penyakit. Jakarta Barat
9. Zein & Sagala dkk. (2007). Diare Akut Disebabkan Bakteri. Sumatera
Utara : Universitas Sumatera Utara

6
LAMPIRAN
MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK
A. PENGERTIAN DIARE
Menurut WHO (2009) secara klinis diare didefinisikan sebagai
bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari
tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair)
dengan atau tanpa darah.Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma
diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. Sedangkan
menurut Depkes RI (2009), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-
tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari. Diare diartikan sebagai buang
air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih
banyak daripada biasanya (Daldiyono, 2010). Diare adalah buang air
besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya berlangsung
selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan

7
dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang lanjut usia.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan
ketidaknyamanan dan nyeri kejang pada bagian perut.Meskipun tidak
membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare perlu mendapatkan
perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan
cairan tubuh). Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir
terasa kering, kulit menjadi keriput, mata dan ubun-ubun menjadi
cekung, serta menyebabkan syok.Untuk mencegah dehidrasi dengan
meminum larutan oralit.Karena itu, penderita diare harus banyak minum
air dan diberi obat anti diare.
B. FAKTOR PENYEBAB DIARE
Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi
infeksi enteral sebagai berikut
a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella,
Shigella,Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan
sebagainya.
b) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus, Astrovirus, dan
lain-lain.
c) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris,
Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia
lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan
makanan seperti: otitis media akut (OMA),
tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur di bawah 2 tahun
Keterangan:
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan
makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna
kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak
dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding
usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus
menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh
usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada
diare.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa); monosakarida (intolerasni glukosa, fruktosa, dan

8
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
(intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi
pada anak yang lebih besar). Diare selain disebabkan oleh beberapa
infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria, juga bisa
disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat
tinggal.Lingkungan yang kumuh dan kotor menjadi tempat
berkembang bakteri (E.coli), virus dan parasit (jamur, cacing,
protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu
penyebaran kuman penyakit diare. Diare juga bisa muncul akibat
tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari binatang
peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang
menyebabkan diare. Namun demikian, disamping beberapa faktor
yang menjadi penyebab diare diatas, sebenarnya ada beberapa hal
lagi yang menjadi faktor utama dari terjadinya diare, yaitu:
a. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh
penderita sehingga timbulnya diare akibat penyakit lain
menjadi sering dan semakin parah.
b. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk
memproses susu dapat menyebabkan ia mengalami diare.
c. Seorang bayi yang tidak mampu mencerna makanan yang
baru dan belum dikenali.
d. Akibat alergi pada makanan tertentu.
e. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima
oleh jaringan tubuh akan menyebabkan penyakit
sampingan berupa diare.
f. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau
bakteri
g. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan
berlemak
h. Keracunan makanan
5. Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:
a. Tidak memadainya penyediaan air bersih
b. Air tercemar oleh tinja
c. Pembuangan tinja yang tidak hygienis
d. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
e. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
semestinya
f. Penghentian ASI yang terlalu dini
C. TANDA DAN GEJALA DIARE

9
a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan
konsistensi tinja cair atau encer
b. Muntah
c. Demamd.
d. Nyeri abdomen
e. Badan terasa lemah.
f.Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya
defekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam
laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering
dan bibir keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga
menyebabkan kesadaran menurun
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
D. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang
air besar, sebelum & sesudah menyiapkan makanan atau
minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara
lain dengan cara merebus sampai mendidih ± 10-15 menit.
c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya
menggunakan jamban dengan tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air
mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara
mencuci di bawah air mengalir lalu rendam dengan air panas ±
5 menit baru digunakan lagi.
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air,
pengelolaan sampah yang baik yaitu sampah dibuang pada
tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar makanan
tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-
lain), membuang tinja termasuk tinja bayi pada jamban/WC.
E. PENANGANAN DIARE
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah
dengan oralit. Cairan oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan

10
sendok, dengan frekuensi sesering mungkin. Oralit sudah
dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti elektrolit
yang ikut hilang bersama cairan.
b. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk
memperbaiki epitel usus supaya tidak sering diare. Caranya zinc
dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian zinc untuk anak <6
bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap
diberikan agar anak tidak kekurangan gizi( OTC DIGEST,
2011:27). Pemberian susuformula yang mengandung laktosa
rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL,
Nutrilon FL, LLM, almiron atau sejenis lainnya.
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam
3 hari atau buang air besar cair bertambah sering, muntah
berulang-ulang, makan atau minum sedikit, demam dan tinja
berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari
dokter (OTC DIGEST, 2011:27).
e. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh
dimakan serta cara menjaga kebersihan perseorangan. Sebaiknya
makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat
(nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan
rendah lemak.
f. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat
beresiko dapat menimbulkan efek sampingyang cukup
berbahaya seperti mual, muntah bahkan yang cukup berat timbul
illeus paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).
F. DEMONSTRASI
1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat: Sendok, Gelas
b. Bahan:
a) 1 sdm gula
b) ¼ sdm garam
c) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
a) Cucilah tangan dengan bersih
b) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
c) Masukkan gula 1 sdm penuh
d) Masukkan ¼ sdm garam
e) Aduk sampai larut
f) Larutan gula garam segera minum

2. Membuat Larutan Oralit

11
a. Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
Alat: Sendok, Gelas
b. Bahan:
a) 1 bungkus oralit
b) Segelas air masak (200 ml)

c. Cara membuat:
a) Cuci tangan sampai bersih
b) Tuang air masak satu gelas
c) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas
air masak
d) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

3. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :

Umur Setiap Jumlah oralit yang


Mencret disediakan di rumah

< 1 tahun ¹/₂ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)

1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4


bungkus)

5 – 12 tahun 1 ¹/₂ gelas 800-1000 ml/hari (4-5


bungkus)

Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10


bungkus)

Catatan :
1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk
kebutuhan 2 hari.

12

Anda mungkin juga menyukai