Oleh :
Kelas III.C
CI Akademik CI klinik
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2019
SATUAN ACARA KEGIATAN
A. LATAR BELAKANG
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjado karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair
(Suriadi dan yuliani, 2010).
Angka kejadian diare menurut WHO 2017 yaitu 143.680 orang tertanggani sebagian
besar, sedangkan menurut RISKESDAS tahun 2013 diare pada balita sebanyak 4%
dan tahun 2018 sebanyak 13 % di provinsi Sumbar yang tertangani.
Menurut WHO, kejadian diare sering dikaitkan dengan sumber air yang tercemar,
sanitasi yang tidak memadai, praktik kebersihan yang buruk, makanan yang
terkontaminasi dan malnutrisi.Kejadian diare dapat disebabkan beberapa faktor antara
lain : faktor pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi dan faktor makanan dan minuman
yang dikonsumsi, faktor balita seperti umur balita, gizi balita, serta faktor lingkungan
Pengenalan dan penanganan terhadap diare perlu dilakukan mengingat diare yang
mudah menular dan akibat buruk yang diakibatkannya, yaitu diperlukan langkah kita
sebagai seorang perawat untuk menanganinya, dilingkungan RT 03 / RW 07 ini.
Untuk membangun kesadaran anak- anak dan orang tua tentang cara menghindari
diare serta cara penanganannya jika sudah terjadi dengan cara pembuatan oralit
sederhana di RT 03 Rw 07 ini, maka diadakan kegiatan penyuluhan dan demontrasi
penatalaksanaan diare ( LGG ) yang benar sehingga dapat menambah pengetahun
serta wawasan anak balita dan orang tua dan juga dapat mengubah prilaku,
meningkatkan kepedulian terhadap anak balita dan kebersihan lingkungan untuk
mencegah terjadinya diare dan penyebarannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar masyarakat terutama keluarga yang memiliki balita dengan diare
mengetahui dan memahami tentang diare dan penatalaksanaan diare dengan
membuat (LGG) dengan baik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan orang tua mampu :
a. Menyebutkan pengertian diare
b. Menjelaskan klasifikasi diare
c. Menjelaskan penyebab diare
d. Menjelaskan respon tubuh fisiologis akibat diare
e. Memahami tentang pembuatan LGG yang baik dan benar.
f. Mengulangi demonstrasi LGG yang baik dan benar.
C. Metode
1. Demontrasi
2. Tanya jawab
D. Media/ Alat
1. Leaflet
2. Lembar balik
3. Power point
4. Gelas
5. Sendok
6. Gula
7. Garam
E. Pengorganisasian
1. Leader (Ketua pelaksana)
Nama : Zakiatu Annisa
2. Co Leader (Wakil ketua pelaksana)
3. Fasilitator
Nama : Riska Oktaviani
4. Fasilitator
Nama : Sthepanie Sastra
5. Fasilitator
6. Fasilitator
7. Fasilitator
8. Observer
9. Observer
F. Rincian Tugas
1. Leader : Mengatur jalannya penyuluhan, membuka dan menutup
2. Co Leader : Memberikan penyuluhan
3. Fasilitator : Mengatur jalan kegiatan penyuluhan
4. Observer : Memantau keadaan penyuluhan
G. Setting Tempat
Media
Keterangan:
: Leader
: Co-Leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
H. Materi ( Terlampir )
I. Kegiatan Penyuluhan
2. 15menit PELAKSANAAN
1. Menyebutkan pengertian 1. Memperhatikan
diare
2. Menjelaskan klasifikasi diare
3. Menjelaskan penyebab diare 2. Memperhatikan
4. Menjelaskan respon tubuh
fisiologis akibat diare 3. Memperhatikan
5. Menjelaskan pengertian oralit
( LGG )
6. Menjelaskan manfaat 4. Memberi respon
pembuatan LGG yang baik
dan benar
7. Mendemonstrasikan 5. Memberi respon
carapembuatan LGG baik dan
benar.
8. Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
mengulang kembali cara
demonstrasi yang telah
dilakukan
3. 4 menit PENUTUP
1. Bersama peserta 1. Bersama-sama
menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampaikan
2. Evaluasi tentang balita dengan 2. Menjawab
diare pertanyaan
3. Evaluasi tentang cara 3. Memperhatikan
pembuatan LGG 4. Menjawab salam
4. Melakukan terminasi
5. Memberikan salam untuk
menutup pertemuan
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
3.Evaluasi Hasil
1. Pengertian
Diare didefenisikan sebagai mencret atau buang air besar berisi air setidaknya tiga
kali perhari atau lebih sering dari biasanya bagi seorang individu (WHO, 2009).
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti
biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3
kali sehari dan pada neonates lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah
(Hidayat, 2008). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjado karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang
encer atau cair (Suriadi dan yuliani, 2010).
Diare atau gastroenteritis akut adalah buang air besar dalam bentuk cair hingga lebih
dari tiga kali sehari, dan berlangsung selama dua hari atau lebih. Diare adalah salah
satu gangguan perut yang sering dialami oleh anak, terutama bayi dan balita
(Ardinasari, 2016).
2. Etiologi
Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor makanan, dan
faktor psikologis.
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
1. Infeksi bakteri : Vibro, E.coli, Salmonella, shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya.
2. Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adeno-
virus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
3. Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa
(Entamoba histolytica, Giardia lamlia, Trichomonas hominis); jamur
(Candida albicans).
2) Infeksi parenteral
Infeksi ini ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media
akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, brokopneumonia, ensefalitis, dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di
bawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa);
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjado pada anak yang lebih besar)
3. Klasifikasi
a. Klasifikasi diare berdasarkan volume tinja menjadi dua, yaitu:
1) Diare volume banyak
Dikatakan diare volume banyak jika terdapat lebih dari 1 liter tinja cair per hari.
2) Diare volume sedikit
Dikatakan diare dalam volume sedikit adalah pengeluaran tinja cair per hari
kurang dari 1 liter.
Saat terjadi diare, feses yang dikeluarkan oleh penderita memiliki kandungan air yang
sangat tinggi (sangat encer).Selain itu, frekuensi buang air besar pun meningkat secara
drastis. Dalam sehari penderita bisa kehilangan lima liter cairan tubuh. Penderita juga
dapat kehilangan zat mineral (elektrolit) yang terlarut dalam cairan tubuh.Padahal
bersama cairan tubuh, elektrolit berperan dalam menjaga agar fungsi tubuh senantiasa
normal.
Tingkat dehidrasi dapat dilihat dari gejala-gejala yang menunjukkan hilangnya cairan
tubuh. Pada tahap awal dehidrasi, penderita akan merasakan mulut kering dan rasa
haus yang berlebihan. Adapun tanda-tanda dehidrasi selanjutnya tergantung pada
tingkat dehidrasi yang dialami penderita.
6. Penanganan Diare
Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus diberi
cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai pertolongan
pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air matang, teh.
Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit.Jika tidak ada oralit, bisa
menggunakan larutan gula garam. Cara pembuatannya sebagai berikut : satu sendok
teh munjung gula pasir, seperempat sendok teh muntung garam, dilarutkan dalam satu
gelas air matang (200cc). Selanjutnya penderita diberi minum.
Bisa disimpulkan, makanan yang baik dikonsumsi saat diare antara lain :pisang,
beras, sereal, saus apel, apel, teh, roti dan jelly, yoghurt, kentang rebus, asupan cairan
dan elektrolit (lgg / oralit ).
Menu diatas baik dikonsumsi untuk orang dewasa dan anak-anak, namun mengenai
makanan untuk bayi diare dibawah usia 12 bulan harus berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter.
Hindari makanan berikut ini saat diare, yaitu:
a. Makanan berlemak : gorengan dan makanan yang bersantan kental
b. Susu, mentega, es krim, dan keju
c. Minuman alkohol dan kafein
d. Pemanis buatan
e. Makanan yang menyebabkan gas berlebih : kubis atau kol, kacang-kacangan,
brokoli, dan kembang kol.
8. Pencegahan Diare
Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus berlangsung
segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1 sendok teh
gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih (200 ml). Kemudian
aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa diminum.
Itulah cara pemberian oralit untuk menghindari dari dehidrasi akibat diare.
DAFTAR PUSTAKA
Ardinasari, Eiyta. 2016. Buku Pintar Mencegah & Mengobati Penyakit Bayi & Anak. Jakarta
: Bestari
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika
Suriadi, Rita Yuliani. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak . Jakarta : CV.Sagung Seto