Anda di halaman 1dari 5

Strategi Pelaksanaan

Disusun Oleh :
Ridho Fadila Alfajri
I4051201004

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN


STASE KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2021
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL : 12 Januari 2021

Nama Pasien :

Ruang : Elang

1. Proses Keperawatan
a. Kondisi klien : Klien mengatakan dirinya mendengar suara-suara
yang sering mengganggunya hingga menyebabkan klien tidak bisa tidur.
b. Diagnosa keperawatan jiwa : Halusinasi pendengaran
c. Tujuan : Membantu klien mengenal halusinasinya serta
mengajarkan klien mengontrol halusinasinya.
d. Tindakan keperawatan :
 Kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya.
 Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien.
 Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik.
 Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek.
 Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan
mengendalikan halusinasi.
 Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi.
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
Orientasi
a. Salam Terapeutik: “Selamat pagi ibu, saya perawat Nur Rahmat Ramadiani
senangnya dipanggil Rahmat, saya mahasiswa keperawatan UNTAN. Nama ibu
siapa? Senangnya dipanggil apa? Oh baik, kalau begitu saya panggil dengan ibu L
ya”
b. Evaluasi/Validasi: “apa yang ibu rasakan saat ini? Oh ibu mendengar sura-suara
yang tidak ada wujudnya ya ? sudah berapa lama ibu mengalami hal tersebut ?
Apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi suara-suara itu ? bagaimana
hasilnya bu ?”
c. Kontrak
 Topik : “baik ibu, bagaimana kalau saya periksa dulu tentang suara-suara yang
ibu dengar dan belajar cara mengatasinya. Tujuannya agar ibu lebuh tenang
dan suara-suara tersebut berkurang. Bagaimana apakah ibu setuju ?”
 Tempat : ”Ibu merasa nyaman kalau kita ngobrol dimana? Bagaimana kalau di
sini saja ?”
 Waktu : “Kita ngobrolnya 30 menit gimana ibu?”

Kerja (Langkah-langkah tindakan keperawatan)

“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada orangnya ?”

“Apa yang suara itu katakan ?”

“Seberapa sering ibu mendengar suara itu dan pada saat kapan saja suara itu
muncul ?”

“Apa yang ibu rasakan saat suara itu muncul ?”

“Apa yang ibu lakukan untuk menghilangkan suara itu ? apakah yang ibu lakukan
itu berhasil ?”

“Baiklah ibu berarti mendengar suara-suara tanpa adanya wujudnya ya bu dan ibu
merasa sangat terganggu. Hal yang ibu alami ini disebut halusinasi bu, karena
pada saat ibu mendengar suara-suara tadi, saya tidak mendengarnya bu.”
“Nah bagaimana kalau kita latihan untuk mengendalikannya ? Ada beberapa cara
untuk mengendalikan suara itu bu salah satunya dengan latihan menghardik dan
latihan mengabaikan suara itu bu. Bagaimana ibu mau ? kalau ibu mau,
bagaimana kalau sekarang kita latihannya bu ?”

“Nah untuk yang pertama kita latihan cara menghardik ya bu. Saya contohkan ya
bu. Jika saat suara itu muncul, segera tutup telinga ibu dan katakan pada suara
itu : pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, saya tidak mau dengar.”

“Nah coba kita lakukan sama-sama ya bu.”

“Nah coba ibu sendiri yang mempraktekkannya dengan yakin.”

“Wah bagus ibu, ibu sudah melakukannya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu
setelah melakukannya?”

“Jika latihan tadi kurang mengendalikan suara-suara itu, ibu bisa gunakan latihan
yang kedua yaitu mengabaikan suara-suara itu.”

“Jika suara itu datang, ibu cuek saja dengan suara-suara itu nanti lama-lama suara
itu akan hilang dengan sendirinya.”

“Nah apa bisa ibu lakukan ?”

Terminasi

a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan


 Evaluasi klien (subyektif): “ bagaimana perasaan ibu setelah latihan
tadi ?”
 Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement): “coba ibu sebutkan apa
saja latihan kita tadi? Benar sekali ibu apa yang ibu sebutkan.”
b. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai hasil tindakan yang
telah dilakukan): “baiklah, bagaimana kalau latihan tadi kita masukan
kedalam jadwal harian ibu ? untuk latihan tadi ibu maunya berapa kali?”
c. Kontrak yang akan datang
 Topik: “Nah bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi dan latihan
tehnik lain untuk mengatasi halusinasi ibu? Bagaimana apakah ibu mau ?”
 Waktu: “besok kita ngobrolnya selama 30 menit lagi ya?”
 Tempat : “kita lakukan disini lagi ya bu, gimana menurut ibu?”
“baiklah ibu saya permisi dulu, semoga cepat sembuh”

Anda mungkin juga menyukai