Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Defisit perawatan diri: hygiene

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes, 2007). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri yaitu mandi, berhias, makan dan toileting
(Nurjannah, 2011).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Perry &
Potter, 2005). Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak
mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto, 2010).
Tanda dan gejala yang ditemui seperti:
- Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
- Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
- Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
- Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak
membersihkan diri dengan baik setelah BAB/ BAK.

1
2. Penyebab
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai kelelahan fisik dan
penurunan kesadaran (Tarwoto, 2010).
Tanda dan gejala yang ditemui (Depkes, 2007) seperti:
a. Fisik
- Badan bau, pakaian kotor.
- Rambut dan kulit kotor.
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif.
- Menarik diri, isolasi diri.
- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
- Cara makan tidak teratur
- BAK dan BAB di sembarang tempat

3. Akibat
Klien yang kurang merawat kebersihan dirinya akan beresiko terganggunya
integritas kulit, karena kulit yang kotor akan mudah terkena luka.

C. POHON MASALAH
Perawatan diri kurang: higiene

Menurunnya motivasi perawatan diri Core Problem

Isolasi sosial: menarik diri

2
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Masalah keperawatan:
a. Defisit perawatan diri
b. Menurunnya motivasi perawatan diri
c. Isolasi sosial: menarik diri
2. Data yang perlu dikaji:
a. Defisit Perawatan Diri
Data subyektif:
- Pasien merasa lemah
- Malas untuk beraktivitas
- Merasa tidak berdaya
Data obyektif:
- Rambut kotor, acak-acakan
- Badan dan pakaian kotor dan bau
- Mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku panjang dan tidak terawat
b. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Data subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-
apa,
Data obyektif:
Klien terlihat kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau,
kulit kotor
c. Isolasi Sosial
Data subyektif:
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi
sedih, komunikasi verbal kurang, aktivitas menurun, posisi janin pada
saat tidur, menolak berhubungan, kurang memperhatikan kebersihan

3
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Perawatan Diri
2. Isolasi Sosial

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Tujuan Umum
Klien mampu melakukan perawatan diri: higiene.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat menyebutkan pengertian dan tanda-tanda kebersihan diri
Tindakan:
1) Diskusikan bersama klien tentang pengertian bersih dan tanda-tanda
bersih
2) Beri reinforcement positif bila klien mampu melakukan hal yang
positif.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab tidak mau menjaga kebersihan diri
Tindakan:
1) Bicarakan dengan klien penyebab tidak mau menjaga kebersihan
diri
2) Diskusikan akibat dari tidak mau menjaga kebersihan diri
c. Klien dapat menyebutkan manfaat higiene
Tindakan:
1) Diskusikan bersama klien tentang manfaat higiene
2) Bantu klien mengidentifikasikan kemampuan untuk menjaga
kebersihan diri
d. Klien dapat menyebutkan cara menjaga kebersihan diri
Tindakan:
1). Diskusikan dengan klien cara menjaga kebersihan diri: mandi 2x
sehari (pagi dan sore) dengan memakai sabun mandi, gosok gigi
minimal 2x sehari dengan pasta gigi, mencuci rambut minimal 2x
seminggu dengan shampo, memotong kuku minimal 1x seminggu,
memotong rambut minimal 1x sebulan.
2). Beri reinforcement positif bila klien berhasil
e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri higiene dengan bantuan
minimal
Tindakan:

4
1). Bimbing klien melakukan demonstrasi tentang cara menjaga
kebersihan diri
2). Dorong klien untuk melakukan kebersihan diri dengan bantuan
minimal
f. Klien dapat melakukan perawatan diri higiene secara mandiri
Tindakan:
1) Beri kesempatan klien untuk membersihkan diri secara bertahap
2) Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
membersihkan diri
3) Bersama klien membuat jadwal menjaga kebersihan diri
4) Bimbing klien untuk melakukan aktivitas higiene secara teratur
g. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan:
1) Beri pendidikan kesehatan tentang merawat klien untuk kebersihan
diri melalui pertemuan keluarga
2) Beri reinforcement positif atas partisipasi aktif keluarga

5
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes.2007. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.


2. Nurjanah, Intansari. 2011. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.
Yogyakarta: Momedia.
3. Perry, Potter. 2007. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
4. Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta. EGC.

7
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KLIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI
(SP 1 PASIEN)

A. PROSES KEPERAWATAN
1 Kondisi klien

2 Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat melakukan kebersihan diri secara mandiri.
3 Tindakan keperawatan
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
b. Melatih klien cara-cara perawatan kebersihan diri.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. ORIENTASI (PERKENALAN)
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum. Selamat pagi?”
“Saya Bu Warsiti, perawat di sini, Siapa nama Bapak? Senang
dipanggil siapa?”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Dari tadi saya lihat Bapak
menggaruk-garuk badan, gatal ya?”
c. Kontrak Waktu
”Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kebersihan diri?
Dimana kita duduk? Berapa lama? Bagaimana jika 20 menit?”

2. KERJA
”Berapa kali Bapak mandi dalam sehari? Apakah Bapak sudah mandi
hari ini? Menurut Bapak apa kegunaannya mandi? Apa alasan Bapak
sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut bapak apa manfaatnya kalau

8
kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak
merawat diri dengan baik seperti apa ya? Badan gatal, mulut bau,
apalagi? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa
menurut bapak yang bisa muncul? Betul, ada kudis, kutu, dll.”
”Apa yang Bapak lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja
Bapak menyisir rambut? Apa tujuan sisiran? Berapa kali bapak cukuran
dalam seminggu? Kapan bapak cukuran terakhir? Apa gunanya
cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan? Iya sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya? Nanti bisa minta ke perawat ya.”
”Berapa kali Bapak makan sehari? Apa pula yang dilakukan setelah
makan? Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.”
”Dimana biasanya Bapak kencing/berak? Bagaimana
membersihkannya? Iya kita kencing dan berak harus di wc, nah itu wc di
ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.”
”Menurut Bapak kalau mandi itu kita harus bagaimana? Sebelum mandi
apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali bapak perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, sampo, dan sabun serta sisir.”
”Bagaimana kalau kita sekarang ke kamar mandi, saya akan
membimbing Bapak melakukannya. Sekarang bapak siram seluruh tubuh
Bapak termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada kepala Bapak
sampai berbusa lalu bilas sampai bersih, bagus sekali. Selanjutnya ambil
sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengana air
sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol. Giginya disikat mulai
dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Bapak mulai dari depan
sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir
siram lagi seluruh tubuh sampai bersih lalu keringkan dengan handuk.
Bapak bagus sekali melakukannya. Selanjutnya bapak pakai baju dan
sisir rambutnya dengan baik.”

9
3. TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dan
mandi serta berganti pakaian? Coba Bapak jelaskan lagi apa saja
cara-cara mandi yang baik yang sudah Bapak lakukan tadi?”
b. Evaluasi Obyektif
”Bapak tadi sudah mempraktikkan cara mandi yang benar.”
c. Rencana Tindak Lanjut
”Mau berapa kali Bapak mandi dan sikat gigi dalam sehari? Dua
kali pagi dan sore, mari kita masukkan jadwal. Beri tanda M
(mandiri) kalau sudah melakukan tanpa disuruh, beri tanda B
(bantuan) kalau diingatkan baru dilakukan dan T (tidak) tidak
melakukan.”
d. Kontrak
- Topik
”Bagaimana kalau kita besok bertemu lagi untuk latihan
menyisir rambut?”
- Waktu
”Besok pagi jam 8 saya akan datang ke sini lagi. Bagaimana,
Bapak mau kan?”
- Tempat
”Tempatnya di sini saja ya Pak. Assalamualaikum”

10

Anda mungkin juga menyukai