Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI DUSUN KREBET

RT 01 / RW 13 KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN


GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5

1. Anna Mustika Dewi (S13011)


2. Chris Topel Arden (S13018)
3. Cita Devi Alfianti (S13019)
4. Febriyan Kusumo Ningrum (S13029)
5. Ni Putu Wulan Pratiwi (S13039)
6. Selviana Ika Dewi (S13052)
7. Waluyo (S13037)
8. Yuliani Disari (S13062)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2017

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PRAKTIK PKK KOMPREHENSIF


V KEPERAWATAN KOMUNITAS, KELUARGA DAN GERONTIK

Persetujuan Laporan
Yang betanda tangan dibawah dibawah ini, menyatakan bahwa laporan ilmiah
keperwatan komunitas :

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASDI DUSUN KREBET


RT 01 RW 13 KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN
GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR

Dipersiapkan dan disusun oleh :

Telah disetujui oleh pembimbing klinik / akademik

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Ns. Atiek Murharyati, M.Kep

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT


PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS,
KELUARGADAN GERONTIK

LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa laporan ilmiah keperawatan komunitas / keluarga ini


adalah hasil karya sendiri. Tidak ada laporan atau sejenisnya di Perguruan Tinggi
manapun seperti laporan yang saya susun
Tidak ada laaporan ilmiah atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain kecuali yang secara tertulis dalam naskah laporan ilmiah yang saya
susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Karanganyar, 04 Mei 2017


Yang membuat pernyataan,

(Kelompok 5)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya seluruh kegiatan “ Praktek Keperawatan
Komunitas, Keluarga dan Gerontik“ di Dusun Krebet Kelurahan Wonorejo
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, dan penyusunan hasil kegiatan
ini dapat kami selesaikan.
Kegiatan dan penyusunan laporan ini dapat kami selesaikan berkat adanya
bantuan dan bimbingan serta kerjasama yang baik dari beberapa pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada yang terhormat :
1. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep selaku Ketua Program Studi
SarjanaKeperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.

2. Ns. Galih Priambodo, M.Kep selaku Koordinator Praktek Keperawatan


Komunitas, Keluarga dan Gerontik

3. Pembimbing I Ns. Atiek Murharyati, M.Kep, selaku pembimbing Akademik


Praktek Keperawatan Komunitas, Keluarga dan Gerontik

4. Pembimbing II / CI Daniel Amd.Kep selaku pembimbing KlinikPuskesmas


Gondangrejo.

5. Bapak Yazid Asrofiselaku Ketua RW 13 Dusun Krebet Kelurahan Wonorejo


Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

6. Bapak / Ibu Wagiman selaku Ketua RT 01 Dusun Krebet Kelurahan


Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

7. Seluruh dosen, staf STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah


memberikan bantuan moril kepada kelompok kami.

8. Orang tua kami yang telah memberikan doa restu kepada kami.

9. Teman-teman seperjuangan yang telah bekerja sama dalam menyelesaikan


laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mohon kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di waktu yang akan
datang. Besar harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya, pihak keluarga ………… dan Puskesmas Gondangrejo sebagai bahan
tindak lanjut untuk masalah kesehatan di Dusun KrebetKelurahan Wonorejo,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
Karanganyar, Mei 2017
Mahasiswa Praktek
Komunitas
Kelompok V
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR
ISI...............................................................................................................
DAFTAR
GRAFIK.....................................................................................................
DAFTAR
LAMPIRAN...............................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
.....................................................................................
A. Latar
Belakang.......................................................................................
B. Tujuan....................................................................................................
C. Manfaat Laporan....................................................................................
D. Tindak Lanjut
Kegiatan..........................................................................
E. Sistematika
Penulisan.............................................................................
BAB II : TINJAUAN TEORI....................................................................................
A. Pelayanan Kesehatan
Utama...................................................................
B. Konsep Keperawatan
Komunitas...........................................................
C. Peran Perawat Komunitas…………
......................................................
D. Asuhan Keperawatan Komunitas…………………………………....
E. Teori Perubahan
Komunitas...................................................................
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RT 000 RW 00..............
A. Tahap Persiapan
...............................................................................................................
B. Tahap Pengkajian
...............................................................................................................
C. Pengumpulan Data
...............................................................................................................
D. Analisa Data
...............................................................................................................
E. Diagnosa Keperawatan Komunitas
...............................................................................................................
F. Penapisan Diagnosa
Keperawatan.........................................................
G. Perencanaan
Komunitas.........................................................................
H. Tahap
Implementasi...............................................................................
I. Evaluasi
.................................................................................................
J. Rencana Tindak
Lanjut..........................................................................
BAB IV :
PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Tahap
Persiapan.....................................................................................
B. Tahap
Pengkajian...................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan Komunitas
.......................................................
D. Tahap
Perencanaan.................................................................................
E. Tahap
Implementasi...............................................................................
F. Tahap Evaluasi .....................................................................................
BAB V : PENUTUP ..................................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................
B. SARAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
LAMPIRAN...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul,
berinteraksi menurut suatu system adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Manusia sebagai suatu
system social menunjukkan bahwa semua orang bersatu untuk saling
melindungi dalam kepentingan bersama dan berfungsi sebagai satu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi)
kepada sistem yang lebih besar, dengan demikian apabila terdapat masalah
kesehatan dalam suatu masyarakat akan saling mempengaruhi dan dapat
menurunkan derajat kesehatan nasional.
Masa globalisasi yang ada saat ini, menurut adanya perkembangan
dan perubahan di segala bidang dimana salah satu diantaranya adalah
bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat status
kesehatnj penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah
merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam sistem
kesehatan nasional dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat
kesehtan masyarakat yang optimal , sebagai saah satu unsure kesejahteraan
umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan pertisipasi aktif dari seluruh masyarakat bersama
petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No.
23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat
diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya paradigma sehat-
sakit, saat ini telah terjadi pergeseran , antara lain : perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
penemuan kasus yang bersifat aktif . hal ini akan memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatanya.
Masyarakat atau komuniatas sebagai bagian daru subyek dan
obyek pelayanan kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan
hendaknya perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam usaha peningkatan
status kesehatannya dan mengikuti seluruh kegiatan kesehatan komunitas.
Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan sampai
penanggualangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan
kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
individu,keluarga dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan
komunitas dengan menerapkan konsep kesehatan dan keperawatan
komunitas, serta sebagaisalah satui upaya menyiapkan tenaga perawat
professional dan mempunyai potensi potensi keperawatan secara mandiri
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa program
studi S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta melaksanakan
Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di Desa Wonorejo, Kabupaten
Karanganyar dengan menggunakan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa
mempunyai 1 keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagi kasus keluarga
yang tersebar di Desa Wonorejo khususnya. Pendekatan secara kelompok
dilakukan dengan cara pembentukan kelompok kerja kesehatan,
pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader kesehatan
serta memberdayakan kelompok pemuda. Dengan pendekatan dari
masing-masing komponen diharapkan dapat meberikan hasi yang ebih
nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan memaui kerjasama yang baik dengan instansi terkait.Pokjakes
dan seuruh komponen desa untuk mengikutsertakan warga dalam
pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh
Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di
wilayahnya, membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota
keluarga / masyarakatnya, mamp[u memberikan perawatan, menciptakan
lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.
Selain itu proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan penerapan proses
keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang
ada masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri
tentang masalah kesehatan di Krebet RT 01/ RW 13, Kelurahan
Wonorejo, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai pada Praktik Keperawatan Komunitas
di Krebet RT 01/ RW 13, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan
Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, antara lain :
a. Menerapkan strategi dalam mengkaji masalah kesehatan
komunitas.
b. Melakukan penapisan data dengan tepat sehingga dihasilkan
analisis data yang sesuai dengan keperluan komunitas.
c. Menentukan diagnosis keperawatan dan menetapkan prioritass
masalah keperawatan berdasarkan kriteria tetentu.
d. Memaparkan tentang rencana kegiatan asuhan keperawatan
komunitas
e. Merencanakan tindakan keperawatan dalam masyarakat sehingga
masyarakat mampu mengatasi masalah kesehatan.
f. Memaparkan tentang evaluasi kegiatan yang telah dilakukan serta
rencana tindak lanjut kegiatan keperawatn komunitas.

C. MANFAAT
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Untuk mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata


pada masyarakat.

b. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana


dalam menghadapi dinamika masyarakat.

c. Meningkatkan keterampilan komunitas, kemandirian dan hubungan


interpersonal

d. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam


memberikan asuhan keperawatankeluarga, gerontik dan komunitas
khususnya Dusun Krebet RT.01/ RW.13 Desa Wonorejo Kec.
Gondangrejo Kab. Karanganyar.

2. Untuk Masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif


dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan


menyadari masalah kesehatan yang dialami masyarakat.
c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan Laporan Akhir Praktik
Kinik Keperawatan Kmunitas Di Wiayah Kampung Krebet RT.01 / RW.13
Desa Wonorejo Kec. Gondangrejo Kab. Karanganyar ini sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, jutuan, manfaat lapran
dan sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan teri yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan


kesehatan utama, konsep keperawatan komunitas, teori
perubahan komunitas.

Bab III : Aplikasi keperawatan komunitas yang terdiri dari tahap


persiapan, tahap pengkajian, tahap perumusan diagnosa
keperawatan komunitas, tahap perencanaan, tahap impementasi
serta tahap evauasi.

Bab IV : Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas muai


dari tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
impementasi dan tahap evaluasi dengan membandingkan dari
teori yang ada.

Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpuan dan saran.

Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pelayanan Kesehatan Utama

Tercapainya derajat kesehatan yang memungkinkan setiap orang


hidup produktif maupun secara ekonomi adalah harapan setiap bangsa
orang, oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yang meliputi
perubahan-perubahan dari pelayanan kuratif ke promotif dan preventif,
daerah perkotaan ke pedesaan, golongan mampu ke masyarakat
berpenghasilan rendah, kampanye massal untuk upaya kesehatan terpadu.
Sebagai tindak lanjut konferensi Alma Alta menetapkan Primary
Care sebagai strategi global atau pendekatan untuk mencapai Health For
All Primary Healthcare adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang
dapat diterima secara individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui
partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat dijangkau
masyarakat dan negara untuk memelihara setiap perkembangan mereka
dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib
sendiri (Nasrul, 2004).
WHO (1978) dalam buku Elizabet (2006) mengatakan bahwa
primary health care adalah pelayanan kesehatan esensial, di dasarkan pada
praktek secara ilmiah, dan menggunakan metode dan teknologi yang dapat
diterima secara sosial, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat melalui
partisipasi penuh dalam masyarakat, pendanaan yang dapat dicapai dan
diarahkan pada kepercayaan diri dan determinan diri sendiri. Menurut
ANA (2003) dalam buku marcia (2001), memeberikan definisi bahwa
primary health care merupakan kegiatan yang komprehensif, koordinasi,
berkelanjutan, dan hal itu merupakan persyaratan kolaborasi diantara
beberapa profesi kesehatan.
Tujuan umum PHC (Primary Health Care) adalam mencoba
menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang
diselenggarakan sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat
yang menerima pelayanan. Tujuan khusus antara lain : pelayanan yang
harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani, pelayanan harus
berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani, pelayanan harus
secara maksimal menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya lain dalam
memenuhi kebutuhan di masyarakat.
Fungsi PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi antara lain :
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, diagnosa dan pengobatan,
pelayanan tindak lanjut, pemberian sertifikat. Unsur utama dalam PHC
antara lain mencakup upaya-upaya dasar kesehatan melibatkan peran serta
masyarakat, melibatkam kerjasama lintas sektor dan prinsip dasar dalam
PHC meliputi hal yaitu pemerataan upaya kesehatan, penekanan pada
upaya preventif, menggunakan teknologi tepat guna, melibatkan peran
serta masyarakat, melibatkan kerjasama lintas sektor.
Dalam pelaksanaannya PHC memiliki delapan elemen esensial
yaitu: pendidikan pengenalan dan pencegahan atau pengendalian masalah
kesehatan, penyediaan makanan dan gizi yang tepat, penyediaan air bersih
dan sanitasi dasar yang kuat, kesehatan ibu dan anak termasuk pelayanan
KB , imunisasi melawan penyakit infeksi utama pencegahan dan
pengendalian penyakit endemis setempat, penatalaksanaan yang tepat
penyakit-penyakit umum dengan menggunakan teknologi yang tepat,
promosi kesehatan mental, dan penyediaan obat-obat esensial (Elizabeth,
2008).
Tanggung jawab perawat dalam sistem pelayanan kesehatan utama adalah:
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan
kesehatan.

b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan self care pada masyarakat.


d. Memeberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan
kesehatan dan kepada masyarakat.

Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat utama adalah individu,


keluarga atau kelompok, dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan
primer, sekunder, dan tersier. Oleh karenanya pendidikan masyarakat
tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu masyarakat
dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menemukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang
optimal.
Strategi pelayanan kesehatan utama adalah memotivasi masyarakat
agar dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara
kesehatan. Ada delapan utama pelayanan kesehatan yaitu : peningkatan
pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan,
peningkatan gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB,
penyediaan air bersih yang mempunyai syarat kesehatan, sanitasi yang
baik, imunisasi, tindakan preventif dan kontrol terhadap penyakit yang
terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelayanan kesehatan utama berorientasi pada distribusi
pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat, menggunakan
teknologi tepat guna , berfokus pada pencegahan dan pendekatan
multisektoral. Kegiatan dalam pelayanan kesehatan utama meliputi :
pendidikan kesehatan terhadap kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya , imunisasi, KIA ,
KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep pelayanan kesehatan utama dan komunitas adalah
untuk melaksanakan kesehatan masyarakat, mengatur jenjang tingkat
pelayanan kesehatan di tingkat rumah tangga (individu atau keluarga),
tingkat masyarakat (pimpinan atau tokoh masyarakat), tingkat rujukan
pertama (Rumah Sakit tipe A dan tipe B), serta menyelenggarakan kerja
sama lintas sektoral dan lintas program yang melibatkan peran serta
masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal
perorangan.Komunitas sebagai subyek dan obyek diharapkan masyarakat
mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya.Sebagaian tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan
masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status
kehsehatan masyarakat dimana mereka tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas

Menurut Logan dan Dawkin (1987), menuliskan bahwa pengertian


perawatan komunitas adalah layanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan menekankan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibat klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan.
Oleh karenanya keperawatan kesehatan masyarakat ditujukan
kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang
mempengaruhi kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan
yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat. Menurut
koentjaraningrat (1990), komunitas adalah sekumpulan manusia yang
saling bergaul dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman
(1989), berpendapat bahwa komunitas juga dipandang sebagai “Clien is
interacting open system in total interface with both internal and external
force of stressor”. Adapaun Soerjono Soekamto (1982), komunitas
menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah
dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya dalah interaksi
yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan penduduk di luar
batas wilayah. Sedangkan menurut WHO (1974), komunitas adalah
kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan
interaksi antar anggota masyarakat.
Christian Ibrahim(1986), berpendapat bahwa keperawatan
dikarakteristikan oleh empat konsep pokok yang meliputi konsep manusia,
kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan ini
menggambarkan hubungan teori-teori itu berhubungan satu dengan yang
lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu diselidiki (Christian
Ibrahim 1986)
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar komunitas menurut
American Nurses Assistition (ANA, 1980), didasarkan pada asumsi :
a. Sistem pelayanan kesehatan bersifat komplek

b. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan


komponen pelayanan kesehatan.

c. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil


pendidikan dan penelitian melandasi praktik.

d. Fokus utama dalah keperawatan primer sehingga keperawatan


komunitas perlu dikembangkan diatatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi


dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu :
a. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya perawatan.

b. Merupakan bidang khusus keperawatan.

c. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan


ilmu sosial (interaksi sosial dan peran serta msyarakat)

d. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan


masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
e. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif,
kuratif,rehabilitatif dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya
preventif dan promotif.

f. Melibatkan partisipasi masyarakat.

g. Bekerja secara team (bekerja sama)

h. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku.

i. Menggunakan proses keperawatan sebagai proses ilmiah

j. Bertujuan meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan derajat


kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktek keperawtan


komunitas adalah:
a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang

b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan


daalam hal ini komunitas

c. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima


pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik

d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat


mendukung maupun menghambat

e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawtan komunitas


merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan
komunitas yang mengacu kepada paradigma keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang
luhur dan manusiawi yang ditunjukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat

b. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan


kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang
sehat pada umumnya.

c. Pelayanan perawatab kesehatan masyarakat harus terjangkau dan


dapat diterima oleh semua orang dan merupakan bagia integral dari
upaya kesehatan

d. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa


mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

e. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan


berlangsung secara berkesinambungan

f. Pelayanan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai


konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan
dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan kearah peningkatan
status kesehatan masyarakat

g. Mengembangkan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat


direncanakan secara berkesinambungan dan terus-menerus

h. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggungjawab atas


kesehatannya, ia harus ikut dalan upaya mendorong, mendidik dan
berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri
Model teori Newman dilandasi oleh teori system dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target
pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan
untuk melakukan tiga tingkat pencegahan: pencegahan primer, sekunder,
tersier.
a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau


diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan
primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko
terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan kegiatan promosi kesehatan
pada umumnya dan perlindungan khusu pada penyakit
b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat


terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
maslah kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa
dini intervensi yang tepat memperpendek waktu sakit, serta tingkat
keparahan penyakit.
c. Pencegahan tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan


setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai
tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepda tingkat
berfungsi yang optimal dan ketidakmampuan
C. Peran Perawat Komunitas

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan


masyarakat diantaranya adalah:
a. Sebagai pendidik (Health Education)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di
masyarakat secara terorganisir dalam menanamkan perilaku sehat,
sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimasl.
b. Sebagai pengamat kesehatan (health monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi


pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui pertemuan-pertemuan,
obsevasi dan pengumpulan data.
c. Koordinator Pelayanan Kesehatan

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan


masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui
kerjasama dengan tim kesehatan lainnya sehingga tercipta
keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikian
pelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang
menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.
d. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen


pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya
dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
e. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam nenberikan


motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan
posyandu, jalan sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan
sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam bidang kesehatan.
f. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang


baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat
ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
g. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai


kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya
Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat
mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), disekolah (School
heslth nursing), di perusahaan, di posyandu, di polindes dan di daerah
binaan kesehatan masyarakat.

2. Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah


perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

3. Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4. Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan


penanganan lebih lanjut

6. Penemuan kasus pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan
kesehatan

8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitif, melalui pengenalan


masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu
usaha pendekatan ilmiah keperawatan

9. Mengadakan koordinasi diberbagai kegiatan asuhan keperawatan


komunitas

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Dalam melaksanakn asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang
digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di
dalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian

1) Pengumpulan data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi
dengan menggunakan instrument pengumpulan data dalam
menghimpun informasi.
Pengkajian diperlukan adalah initi komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas Anderson dan MC
Farlane (1998) terdiri dari inti komunitas yaitu meliputi
demografi; populasi: nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu
termasuk riwayat kesehatan. Sedangkan faktor lingkungan adalah
faktor fisik; pendidikan: keamanan dan transportasi: politik dan
pemerintahan: pelayanan kesehatan dan sosial: komunikasi:
ekonomi dan rekreasi. Hal di atas perlu di kaji untuk menetapkan
tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah- langkah
selanjutnya.
2) Analisa data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah


diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis.Dalam
menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.
Data terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor
stresor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di
komunitas.Selanjutnya di rumuskan masalah atau diagnosa
keperawatan. Menurut Mueke (1987), masalah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik Populasi

c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan masalah dan diagnosa keperawatan / Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan di berbagai tingkat sesuai dengan urutan


prioritasnya.Diagnosa keperawatan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness. Dasar penentuan masalah
keperawatan kesehatan masyarakat antara lain :
 Masalah yang ditetapkan dari aturan umum

 Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan


kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan


yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan :
a. Masalah Spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat.

b. Kebijakan nasional dan wilayah setempat.

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat.

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat.


Kriteria skala prioritas :
a. Perhatian masyarakat meliputi : pengetahuan, sikap, keterlibatan
emosimasyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segara ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukan jumlah kasus yang ditemukan pada


suatu kurun waktu tertentu.

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat


menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat.

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan


mempertimbangkan berbagai alternative dalam cara-cara
pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumber daya,
sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul.

4) Perencanaan atau intervensi keperawatan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Menetapkan tujuan dan sarana pelayanan

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah


kesehatan dan keperawatan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dan rencana tindakan yang


akan dilakukan

5) Implementasi

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan


melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah :

a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral


dengan instansi terkait.
b. Mengikuti sertakan partisipasi aktif individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya.

c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di


masyarakat.

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktek keperawatan


kominitas terdiri atas :

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau


ketidakfungsinya dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat
pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan


intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologi,
sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi


ketidakmampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat
diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer
lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

6) Penilaian atau Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program


kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang
dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telat disusun semula. Ada 4 dimensi
yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian,
yaitu :Hasilguna, Dayaguna, kelayakan dan kecukupan. Fakto
revaluasi adalah :

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan


pelaksanakaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektivitas kerja

e. Dampak apakah suatu kesehatan meningkat atau menurun?

Perubahan ini dapat di amati seperti gambar di bawah ini:

Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat

Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk


memandirikan klien dalam menangulangi masalah kesehatan,
pada awalnya pera perawat lebih besar daripada klien
berangsur-angsur peran klien besar dari pada perawat.
Tujuan akhir keperawatan komunitas adalah kemandirian
keluarga, yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu:
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga
serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses
keperawatan.

Teori Perubahan Komunitas


Proses pembentukan atau perubahan perilaku dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam luar individu.
Disamping sistem susunan saraf yang mengontrol reaksi
individu terhadap segala rangsangan aspek–aspek dalam diri
individu yang juga berpengaruh dalam pembentukan dan
perubahan perilaku adalah pengetahuan motivasi dan emosi.
Untuk dapat mengubah perilaku dapat dilakukan dengan
pendekatan menggunakan teori:
a. Pendekatan Edukatif

Tujuan pokok pendekatan edukatif ini adalah untuk


mengembangkan kemandirian masyarakat dibidang
kesehatan dan memecahkan masalah kesehatan setempat.
Pendekatan edukatif dijalankan melalui dua tahap yaitu:
1) Pengembangan provider (Petugas kesehatan dan
tokoh masyarakat)

Supaya strategi perubahan ini dapat berhasil maka


perlu dilakukan tindakan untuk mempersiapkan
petugas, meliputi kesiapan dalam ketrampilan dan
pengetahuan.
2) Pengembangan masyarakat

Pada tahap ini petugas mengajak masyarakat bersama-


sama melakukan identifikasi masalah dalam alternatif
pemecahannya serta membuat perencanaan kegiatan
kesehatan.

b. Model penyesuaian perilaku

Terdiri dari lima kategori:


1) Kepatuhan / konformitas

2) Inovasi

3) Ritualisme

4) Pengunduran diri

5) Memberontak

c. Model perubahan perilaku ( Lawrence Green)

Menyatakan bahwa kesehatan individu atau


masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
perilaku dan luar perilaku. Faktor perilaku ditentukan
oleh faktor predisposisi meliputi: pengetahuan, sikap,
kepercayaan, tradisi, norma sosial. Faktor pendukung
yang meliputi tersedianya sarana kesehatan dan
kemudahan untuk mencapai sesuatu.Faktor pendorong
seperti sikap dan perilaku petugas kesehatan.Faktor Non
perilaku mencakup tingkat kesejahteraan atau faktor
sosial ekonomi.
Menurut Lawrence Green (1991) bahwa kesehatn
individu atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor
pokok yaitu perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku
ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) Faktor yang Mempengaruhi

Faktor yang mencakup pengetahuan, sikap,


kepercayaan nilai dan juga dipengaruhi oleh faktor
demografi seperti status ekonomi,umur, jenis kelamin,
dan besarnya keluarga.
b) Faktor Pendukung

Faktor yang memungkinkan keinginan terlaksana


meliputi sumber daya, keahlian atau ketrampilan,
organisasi, kebijakan dan undang-undang.
c) Faktor Pendorong

Faktor yang memperkuat perubahan seseorang yang


disebabkan oleh sikap dan perilaku orang lain
misalnya guru, keluarga, dan tokoh masyarakat.
d) Faktor Non Perilaku

Faktor non perilaku yang dapat mempengaruhi


pencapaian individu atau masyarakat antara lain: sulit
mencapai sarana pelayanan kesehatan, mahalnya
biaya pengobatan dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN KREBET RT 01/ RW
13 KELURAHAN WONOREJO KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR

I. PENGKAJIAN
Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan
untuk menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan,
maka penulis mendapatkan tugas keperawatan komunitas di Dusun Krebet
RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejodimulai tanggal 25 April – 20 Mei 2017.
Tahap kegiatan kerja dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
yang akan dilaporkan meliputi tahap-tahap sebagai berikut : persiapan,
pengkajian, pengumpulan data, analisa data, diagnosa keperawatan
komunitas, penapisan diagnosa keperawatan, perencanaan komunitas, tahap
implementasi, tahap evaluasi, dan rencana tindak lanjut.
A. TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan asuhan keperawatan komunitas dimulai dengan tahap
persiapan yang merupakan tahap awal dari semua kegiatan yang akan
dilakukan oleh penulis selama melakukan kegiatan keperawatan
komunitas. Tahap persiapan diawali dengan sosialisasi penulis dengan
masyarakat yaitu dengan cara pendekatan dengan tokoh masyarakat baik
formal maupun informal dan perijinan terhadap kegiatan kelompok
diwilayah Kelurahan Wonorejo melalui Puskesmas Gondangrejo. Dalam
tahap ini juga dilakukan penyusunan format pengkajian yang digunakan
untuk pengambilan data komunitas di Dusun Krebet RT 01/ RW 13
Kelurahan Wonorejo.Tahap persiapan ini dimulai tanggaldimulai tanggal
25 April – 20 Mei 2017.
B. TAHAP PENGKAJIAN
Tahap pengkajian merupakan tahap awal dimulainya kegiatan
asuhan keperawatan komunitas.Pada tahap ini kita melakukan
pengkajian data dasar, data lingkungan fisik dan pengkajian data
masyarakat. Pengkajian data dasar dan observasi sekilas lingkungan
(Windshield Survey) ini dilakukan dengan cara wawancara dengan tokoh
antara lain dengan kepala desa kelurahan Wonorejo serta petugas
kesehatan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah penulis
persiapkan. Selain itu penulis juga melakukan observasi langsung di
lingkungan kelurahan Wonorejodengan menggunakan pedoman
Winshield Survey.Hal yang diobservasi antara lain tentang perumahan,
lingkungan sekitar rumah di Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan
Wonorejo, batas wilayah, kepadatan pemukiman penduduk, jenis
bangunan, jalan, sistem pembuangan sampah dan air limbah, pusat
pelayanan kesehatan yang ada, serta transportasi yang biasa digunakan
masyarakat. Metodelain yang penulis gunakan adalah observasi
partisipasi yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap
keadaan dan tatanan sosial masyarakat kelurahan Wonorejo, selain itu
penulis juga menggunakan metoda analisa data sekunder dengan
melakukan penelusuran data yang ada di kelurahan. Pengkajian data ini
dimulai tanggal 25 April 2017, hasil analisa dari data dasar tersebut
dijadikan bahan untuk diskusi pada Musyawarah Warga I (MW
I).Sedangkan pengkajian data masyarakatyaitu penduduk sebagai inti
dan lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial, ekonomi,
komunikasi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan,
pendidikan, serta rekreasi yang dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner/ angketyang dibagikan kepada masyarakat wilayahDusun
Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo.
Adapun data yang telah diolah dan disajikan adalah sebagai
berikut :
1. Waktu Pelaksanaan
Praktek keperawatan komunitas dilaksanakan selama 30 (tiga puluh)
hari dimulai dari tanggal 25 April – 20 Mei 2017.
2. Tempat Pelaksanaan
Praktek keperawatan komunitas dilaksanakan di wilayah Dusun
Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar.
3. Winshield Survey
a. Perumahan (perkampungan)
Perumahan di wilayah Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan
Wonorejo tampak perkampungan dimana rumah warga
mempunyai halaman yang bebas dan sebagian rumah satu
dengan rumah yang lain memiliki jarak yang dekat. Jenis rumah
sebagian permanen dan sebagian non permanen.Dimana dinding
jenis rumah yang semi permanen terbuat dari anyaman
bambu.Rumah yang non permanen lantainya terbuat dari tanah.
b. Lingkungan Terbuka
Terdapat lingkungan terbuka yang terdiri dari kebun-kebun
kosong.
c. Batas Wilayah
Utara : Kebun-kebun
Selatan : Jalan raya
Barat : Perumahan
Timur : Berbatasan dengan jalan RT 02
d. Transportasi dan Jalan
Jalan utama pada wilayah Dusun Krebet RT 01/ RW 13
Kelurahan Wonorejo adalah jalan cor (semen), jalan yang masuk
ke kampung pada setiap RW/ RT sebagian masih terjal, sebagian
bercortetapi sudah rusak. Sebagian besar masyarakat berjalan
kaki dan menggunakan kendaraan pribadi(sepeda motor), tidak
ada angkutan umum.
e. Sistem pembuangan sampah dan air limbah
Di wilayah Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo,
sebagian warga membuang sampah dengan tempat yang
terpelihara dan dengan cara dibakar, pembuangan air limbah
sebagian di selokan dengan kondisi mengalir lancar tetapi ada
selokan yang bercampur dengan sampah plastikdan daun serta
tumbuhan liar yang dapat menyebabkan seokan macet atau
tergenang.
f. Pusat pelayanan
Di wilayah Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo
dijumpai pusat pelayanan yang meliputi fasilitas pendidikan,
fasilitas ibadah masjid, kegiatannya posyandu balita bergabung
menjadi satu dengan RT 02 RW 13.
g. Kebiasaan Masyarakat
Kebiasaan masyarakat di Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan
Wonorejo, masyarakat mengadakan perkumpulan untuk
pertemuan RT setiap minggu kliwon, bapak – bapaksetiap malam
rabu dan ibu – ibu setiap malam sabtu serta kegiatan pengajian
yang kegiatannya diselenggarakan oleh masing-masing RW.
Danpada setiap sebulan sekali diadakan posyandu balita.
h. Masyarakat yang banyak dijumpai
Masyarakat yang banyak dijumpai di wilayah Dusun Krebet RT
01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo adalah anak – anak dan remaja.
Bapak-bapak dan ibu-ibu bekerja pada pagi hari.
i. Media Informasi
Media informasi yang digunakan masyarakat di rumah adalah
televisi, radio, melalui pesan singkat (sms), dan surat dari
kelurahan
j. Issue
Dari pengkajian menyeluruh didapatkan tidak ada issue di
masyarakat di kelurahanWonorejo.

4. Hasil wawancara dengan kepala RT 01 Dusun Krebet


a. Luas wilayah Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan Wonorejo
Panjang meter, lebar meter dengan luas wilayah 610,9 m2Ha
b. Rata-rata pendidikan masyarakat
Rata-rata pendidikanmasyarakat di Dusun Krebet RT 01/ RW 13
Kelurahan Wonorejo adalah Sekolah Dasar (SD).
c. Tipe masyarakat
Tipe masyarakat di Dusun Krebet RT 01/ RW 13 Kelurahan
Wonorejo adalah rural(pedesaan)
d. Cara yang paling disukai masyarakat dalam pengambilan
keputusan
Cara yang paling disukai masyarakat dalam pengambilan
keputusan yaitu dengan musyawarah warga karena tingkat
gotong royongnya masih tinggi
e. Desa siaga
Di Kelurahan Wonorejo sudah terbentuk desa siaga, anggapan
masyarakat bahwa desa siaga hanya siap siaga terhadap kejadian
masalah saja, bukan pada level promotif dan preventif. Untuk
saat ini, ada pergantian pengurus yang belum terstruktur.

A.DATA INTI KOMUNITAS


Diagram 1. Distribusi Keluarga Pada Mayarakat RT 01/RW 13
Berdasarkan Jenis Kelamin

Object 3

Berdasarkan diagram diatas, dapat disimpulkan bawa di desa Klebet RT


01/RW 13 Gondangrejo, Karanganyar terdapat 46%(63) berjenis kelamin
laki-laki dan 54% (73) berjenis kelamin perempuan.

Diagram 2.Distribusi Keluarga Pada Mayarakat RT 01/RW 13


Berdasarkan Usia
Object 5

Berdasarkan diagram diatas warga desa Krebet RT 01/RE 13 terdiri dari


9% (12 orang) yang berusia 0-5 tahun, 9% (12 orang) yang berusia 5-11,
11% (15 orang) yang berusia 12-16, 12% (16 orang) yang berusia 17-25,
22% (29 orang) yang berusia 26-35, 23% (30 orang) yang berusia 36-45,
4% (5 orang) yang berusia 46-55, 6% (8 orang) yang berusia 56-65, 4%
(5 orang) yang berusia 65 keatas.

Diagram 3. Distribusi Keluarga RT 01/ RW 13 Kampung Krebet


Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Object 7

Berdasarkan diagram diatas pendidikan warga di desa Krebet RT 01/RW 13


Gondangrejo, karanganyar yang tidak tamat sd 5%, yang tamat sd 37%,
yang tamat SMP 27 %, yang tamat SMA 24%, yang tamat Sarjana 4%.

Diagram 4. Distribusi Keluarga RT 01/RW 13 Kampung Krebet


Berdasarkan Pekerjaan

Object 9
Berdasarkan diagram diatas pekerjaan warga di desa Krebet RT 01/RW
13, Gondangrejo, Karanganyar yaitu pelajar 31%, buruh 23%, ibu ruma
tangga 13%, Wiraswasta 30%, karyawan swasta 3%. Mayoritas warga di
desa Krebet RT 01/RW 13 bekerja sebagai wiraswasta.
1. LINGKUNGAN FISIK

RUMAH
Diagram 5.Proporsi Tipe Rumah Pada Masyarakat RT 01/RW13
Desa Krebet
Berdasarkan Jenis Bangunan

Object 11

Hasil angket tentang jenis rumah didapatkan hasil dari 39 KK terdapat


87% bangunan permanen, bangunan non permanen 5%, bangunan semi
permanen 8%.
Diagram 6. Proporsi status kepemilikan Rumah pada Masyarakat RT
01/RW 13
Berdasarkan Status Pemilikan Rumah

Object 13

Hasil angket tentang status kepemilikan rumah didapatkan hasil 56


rumah milik sendiri, 44% rumah kontrak.Maworitas warga sudah
memiliki rumah sendiri.

Diagram 7. Proporsi Jenis Lantai Pada Masyarakat RT 01/RW 13


Desa Krebet
Object 15

Hasil angket tentang jenis lantai terdapat 64% lantai ubin, 10% tanah, 26%
plaster, 0% papan.

Diagram 8. Proporsi Ventilasi Udara Pada Mayarakat RT 01/RW 13

Object 17
Hasil angket ventilasi udara di dapatkan data 95% terdapat ventilasi
udara, dan 5% tidak ada ventilasi.

Diagram 9. Proporsi Jendela Dibuka Setiap Hari Pada Masyarakat


RT 01/RW 13 Desa Krebet

Object 20

Hasil angket jendela dibuka setiap hari didapatkan data 68% ya, 32%
tidak membuka jendela.

Diagram 10. Proporsi Pencahayaan Pada Masyarakat RT 01/RW 13


Object 23

Hasil angket pencahayaan di warga desa Krebet RT 0/RW 13


terdapat 85% baik, 15% kurang baik.

SUMBER AIR
Diagram 11. Proporsi Kepemilikan Sumber Air Di Desa Krebet
RT01/RW 13

Object 25
Hasil angket kepemilikan Sumber Air terdapat 60% ya, 40% tidak
memiliki sumber air.

Diagram 12. Proporsi Jenis Sumber Air Di Desa Krebet RT 01/RW 13

Object 27

Hasil angket jenis sumber air terdapat 51% air ledeng, 44% mata air,
5% sumur pompa.

Diagram 13. Proporsi Tempat Penyimpanan Air Di Desa Krebet RT


01/RW 13
Object 30

Hasil angket tempat penyimpanan air di desa krebet RT 01/RW 13


didapatkan data 85% tertutup, dan 15% terbuka.

Diagram 14. Proporsi Pengurasan Tempat Penampungan Air Di Desa


Krebet RT 01/RW 13

Object 32
Hasil angket pengurasan tempat penyimpanan air di desa krebet RT 01/RW
13 terdapat 78% <3 hari, 17% >3 hari, dan 5% tidak pernah menguras
tempat penyimpanan air.

Diagram 15. Proporsi Penggunaan Air Minum Pada Masyarakat RT


01/RW 13

Object 34

Hasil angket penggunaan air minum didapatkan hasil 87%


dimasak,dan 13% tidak dimasak
PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Diagram 16. Proporsi Pembuangan Air Limbah Pada Masyarakat RT
01/RW 13

Object 36

Hasil angket pembuangan air limbah didapatkan hasil 23% got, 62%
selokan, 0% sungai.

PEMBUANGAN SAMPAH
Diagram 17. Proporsi Cara Pembuangan Sampah Pada Masyarakat
RT 01/RW 13 Desa Krebet, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar
Object 38

Hasil angket cara pembuangan sampah pada keluarga didapatkan hasil


76% dibakar, 5% ditimbun, 19% diambil orang.

KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK


Object 40 Diagr
am 18. Proporsi Kepemilikan Kandang Ternak Pada Masyarakat RT
01/RW 13 Desa Krebet, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar

Hasil angket apakah keluarga memiliki kandang ternak didapatkan


hasil 50% ya dan 50% tidak.
Object 42 Diagra
m 19. Proporsi Posisi Kandang Ternak Pada Masyarakat RT 01/RW 13
Hasil angket posisi kandang ternak pada keluarga didapatkan hasil 14%
menempel rumah, 5% di dalam rumah, dan 81% diluar rumah.
PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL
a. Anggota Keluarga yang sakit dalam satu bulan terakir

Object 44

Diagram 20. Proporsi Anggota Keluarga Yang Sakit Dalam 1 Bulan


Terakhir Pada Masyarakat RT 01/RW 13
Hasil angket tentang keluarga mengenai anggota keluarga yang sakit dalam
1 bulan terakir yaitu 92% mengalami sakit, dan 8% tidak mengalami sakit.

b. Diagram 21. Proporsi Jenis Penyakit Pada Masyarakat RT 01/ RW 13

Object 46 Berdas
arkan Jenis Penyakit

Hasil angket tentang jenis penyakit di dapatkan hasil dari 39 KK


terdapat Reumatic 8%, Vertigo 3%, Batuk Pilek 32%, Hipertensi 54%,
Diare 3%. Masyarakat Krebet paling banyak mengalami hipertensi
dan batuk pilek.

c. Cara mengatasi masalah kesehatan


Diagram 22. Proporsi Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Pada
Masyarakat RT 01/ RW13

Object 48

Hasil angket tentang cara mengatasi masalah kesehatan di dapatkan


hasil 50% berobat di puskesmas, 14% berobat ke RS, 18% berobat ke
dokter umum, 4% berobat ke dokter spesialis, 14% berobat
keperawat/bidan.
d. Kelurga perlu mendapatakan pengaraan/penyuluan kesehatan

Diagram 23. Proporsi Keluarga yang memerlukan penyuluhan


Kesehatan pada Masyarakat RT 01/RW 13
Object 50

Hasil angket angket tentang keluarga mengenai keluarga memerlukan


pendidikan kesehatan yaitu 79% ya, dan 21% tidak.

MASALAH KESEHATAN PASANGAN USIA SUBUR


a. Pasangan usia subur
Object 52

Diagram 23. Proporsi Anggota Keluarga dalam Pasagan Usia Subur


pada masyarakat RT 01/RW 13

Hasil anget tentang pasanagn usia subur yaitu 63% usia subur dan 37%
usia tidak subur atau menopause.
b. Jenis Kontrasepsi yang digunakan
Object 54

Diagram 24. Proporsi Jenis Kontrasepsi yang digunakan PUS pada


masyarakat RT 01/RW 13

Hasil angket tentang keluarga mengenai jenis kontrasepsi yang


digunakan yaitu, IUD 17%, Susuk 8%, kondom 8%, Suntik KB 42%, Pil
KB 25%. Hasil terbanyak pemakaian kontrasepsi yaitu kontrasepsi suntik
KB.

c. Alasan tidak menggunakan

Diagram 25. Proporsi Alasan Tidak Menggunakan KB Pada


Masyarakat RT 01/RW 13
Object 56

Hasil angket tentang keluarga mengenai alasan tidak menggunakan KB


yaitu 33% tidak mengetahui alasannya, dan 67% ingin mempunyai
anak.

BALITA
a.Jenis imunisasi yang suda digunakan
Diagram 26. Proporsi Jenis Imunisasi Balita Pada Masyarakat RT
01/RW 13
Object 58

Hasil angket mengenai jenis imunisasi dan yang menjawab polio 17%,
BCG 8%, dan imunisasi lengkap 75%.
ANAK DAN REMAJA
a. Anggota keluarga yang mempunyai anak sekolah/remaja
Object 60 Dia
gram 27. Proporsi Anggota Keluarga Yang Mempunyai Anak Sekolah
Atau Remaja Pada Masyarakat RT 01/RW 13

Hasilangket mengenai anggota keluarga yang mempunyai anak


sekolah/remaja dan yang menjawab ya sebanyak 41%, dan menjawab
tidak sebanyak 59%.

b. Tingkat pendidikan anak

Diagram 28. Proporsi Tingkat Pendidikan Anak Sekolah/Remaja


Pada Masyarakat RT 01/RW 13
Object 62

Hasil angket mengenai tingkat pendidikan anak sekolah remaja dan yang
menjawab SD sebanyak 53%, yang menjawab SMP sebanyak 29%, SMA
sebanyak 11%, dan yang menjawab Perguruan Tinggi sebanyak 7%.
EKONOMI
a. Pengasilan rata-rata perbulan

Diagram 29. Distribusi Frekuensi Penghasilan Rata-Rata Perbulan


Pada Masyarakat Rt 01/Rw 13,Gondangrejo
Object 64

Diagram ini menunjukkan bahwa warga kampung krebet RT 01/RW


13, Gondangrejo berdasarkan frekuensi penghasilan rata-rata keluarga
per bulan, sebagian besar sebanyak 57% mempunyai penghasilan rata-
rata Rp. 500.000-1.000.000, sebanyak 32% mempunyai penghasilan
rata-rata Rp. >1.000.000, dan 11% mempunyai penghasilan rata-rata
<500.000.
b. Asuransi kesehatan keluarga

Diagram 30. Asuransi Kesehatan Kampung Krebet RT 01/RW 13


Object 66

Diagram ini menunjukkan bahwa masyarakat RT 01/RW 13 Berdasarkan


frekuensi kepemilikan asuransi kesehatan sebagian besar sebanyak 59%
sudah mempunyai asuransi kesehatan misalnya BPJS dll, dan 41% yang
belum mempunyai asuransi kesehatan.

KOMUNIKASI
a. Sumber Penerimaan Informasi Tentang Kesehatn Ole Keluarga

Diagram 31. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Penerimaan


informasi Tentang kesehatan Oleh Keluarga Pada masyarakat RT
01/RW 13
Object 68

Diagram ini menunjukkan bawa warga Kampung Krebet RT 01/RW 13


berdasarkan sumber penerimaan informasi tentang keseatan oleh keluarga
sebagian besar menerima informasi melalui televisi (TV) yaitu 3 %,
sebanyak 2% menerima informasi dari koran, sebanyak 9% melalui edaran
dari desa, 6% menerima informasi dari radio, 26 %penyuluhan
puskesmas/posyandu, dan 4% menerima informasi dari papan
pengumuman di RT/RW/Desa.

KEAMANAN DAN TRANSPORTASI


a. Sarana Transportasi umum yang digunakan keluarga

Diagram 32. Distribusi Frekuensi Sarana transportasi umum yang


digunakan keluarga pada masyarakat RT 01/RW 13
Object 70

Diagram ini menunjukkan bawa warga kampung krebet RT 01/RW 13,


berdasarkan sarana transportasi umum yang digunakan keluarga yaitu
96% memakai kendaraan pribadi, 4% angkutan umum.Warga kampung
krebet paling banyak memakai kendaraan pribadi.

b. Cara pergi ke pelayanan kesehatan

Diagram 33. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Cara pergi ke


tempat pelayanan kesehatan pada masyarakat RT 0/RW 13

Object 73

Diagram ini menunjukkan bahwa warga kampung krebet RT01/13,


berdasarkan cara pergi ke tempat pelayanan kesehatan yaitu sebagian
besar menggunakan sepeda motor sebanyak 87 %, sebanyak 6% naik
mobil, 7% naik sepeda, 0% jalan kaki dan 0% dengan naik angkutan
umum.
POLITIK DAN PEMERINTAHAN
a. Perkumpulan Warga Yang Diikuti

Diagram 34. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkumpulan


Warga Yang Diikuti Warga Krebet RT 01/RW 13

Object 75

Diagram ini menunjukkan bahwa warga Kampung krebet RT


01/RW 13, Gondangrejo berdasarkan tempat perkumpulan keluarga
yang diikuti yaitu sebagian besar sebanyak 63% mengikuti
perkumpulan warga, 37% mengikuti pengajian rutin.

PENDIDIKAN
a. Sistem pendidikan yang diikuti keluarga

Diagram 35. Proporsi Sarana Pendidikan Yang Diikuti


Oleh Keluarga Pada Masyarakat RT 01/RW 13
Object 77

Diagram ini menunjukkan bahwa warga Kampung krebet RT


01/RW 13, Gondangrejo berdasarkan sistem pendidikan yang
diikuti oleh keluarga yaitu pendidikan formal sebanyak
95%,dan 5% pendidikan non formal.

b. Rata-rata pendidikan anggota keluarga

Distribusi 36.Frekuensi Berdasrakan Rata-Rata


Pendidikan Keluarga Di Desa Krebet RT 01/RW 13,
Gondangrejo.

Object 79

Diagram ini menunjukkan bahwa warga Kampung krebet RT


01/RW 13, Gondangrejo berdasarkan rata-rata pendidikan
anggota keluarga yaitu 17% SD, 34 % SMP, 43% SMA, dan
sebanyak 6% pendidikan perguruan tinggi.
REKREASI
a. Keluarga menghabiskan waktu rekreasi

Distribusi 37. Frekuensi Berdasarkan Keluarga


Menghabiskan Waktu Untuk Rekreasi Di Desa Krebet
RT 01/RW 13

Object 82
Diagram ini menunjukkan bahwa warga Kampung krebet RT
01/RW 13, Gondangrejo berdasarkan keluarga menghabiskan
waktu untuk rekreasi paling banyak yaitu menonton tv bersama
sebanyak 48%, 47% pergi ketempat wisata, dan 5% rekreasi
memancing.

Anda mungkin juga menyukai