Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN IMPLEMENTASI

PENGUSULAN PENGADAAN TEMPAT SAMPAH TAMBAHAN KHUSUS


FLABOT INFUS DAN FLACON OBAT DI RUANG MELATI 3
RSUD Dr. MOEWARDI

Oleh:

Ayu Rohmawati Fitaningrum


SN171032

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
LAPORAN IMPLEMENTASI
DI RUANG MELATI 3 RSUD Dr. MOEWARDI

A. MASALAH
Kurang sesuainya pembuangan jenis sampah flabot infus dan flacon obat di
ruang Melati 3.
B. PENYEBAB
1. Kepatuhan perawat pembuangan jenis sampah flabot infus dan flacon obat.
2. Kesalahan pembuangan jenis sampah yang tidak sesuai dengan tempatnya.
3. Sering menggabungkan sampah medis dengan sampah flabot infus serta
flacon obat.
C. TUJUAN
Tambahan tempat sampah flabot infus dan flacon obat, diharapkan dapat
membantu mengurangi angka kesalahan dalam pembuangan jenis sampah flabot
infus dan flacon obat.
D. SASARAN
1. Perawat Primer
2. Perawat Asosiet
E. WAKTU DAN TEMPAT
Hari/Tanggal : Selasa, 6 Juni 2018
Tempat : Ruang Diskusi Melati 3
F. PEMBAHASAN
Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan tempat berkumpulnya
orang sakit maupun orang sehat, dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan
(Kemenkes, 2014). Pengelolaan lingkungan Rumah Sakit sekarang ini bukan
lagi menjadi satu bagian parsial yang konsumtif, tetapi merupakan satu
rangkaian siklus dan strategi manajemen Rumah Sakit untuk mengembangkan
kapasitas pengelolaan lingkungan Rumah Sakit, sehingga memberikan manfaat
langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kualitas pelayanan
Rumah Sakit secara menyeluruh. Pengelolaan lingkungan Rumah Sakit memiliki
permasalahan yang kompleks. Salah satunya adalah permasalahan limbah.
Tempat sampah dibedakan menjadi dua yaitu, tempat sampah medis (berwarna
kuning dengan plastik kuning didalamnya) dan non medis (berwarna hijau
dengan plastik hitam didalamnya). Tempat sampah medis diberi lapisan plastik
sampah medis serta limbah B3 (dalam hal ini limbah medis dan flabot infus dan
flacon obat sementara masih di gabung) warna kuning dengan logo dan tulisan
infeksius atau limbah infeksi. Limbah padat infeksius, patologi, sitotoksik,
farmasi dan kimia dibuang pada tempat sampah yang berwarna kuning atau
bertuliskan tempat sampah medis atau limbah infeksius. Kantong plastik
diangkat setiap hari atau bila sudah penuh terisi limbah. Kantong plastik kuning
tersebut diikat kemudian dimasukkan kedalam wadah sementara pengangkut
secara tertutup. Limbah jarum suntik dimasukkan kedalam box warna kuning,
yang proses pergantiannya atau jika sudah penuh langsung pada saat PPL
mengambil limbah jarum suntik, sekaligus mengganti dengan safety box yang
baru. Benda-benda tajam (jarum suntik) ditampung pada tempat khusus (safety
box). Setelah semua limbah padat medis diangkut, kemudian dibawa ke Tempat
Penampungan Sementara (TPS), yang berada di belakang Rumah Sakit. Hasil
observasi dan wawancara kepada perawat masih terdapat beberapa pembenahan
mengenai sampah medis, dalam hal ini limbah medis dan flabot infus dan flacon
obat sementara masih di gabung. Untuk itu perlunya pengadaan tambahan
tempat sampah khusus flabot infus dan flacon obat, agar sesuai dengan jenis
sampah yang sudah ditentukan.
G. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Menyediakan tempat sampah flabot infus dan flacon obat di ruang Melati 3.
2. Menyediakan tempat sampah flabot infus dan flacon obat tambahan yang
diletakkan pada troly masing-masing PP.
3. Mensosialisasikan mengenai adanya tambahan tempat sampah flabot infus
dan flacon obat kepada perawat.
4. Mengobservasi kepatuhan perawat dalam penggunaan tempat sampah flabot
infus dan flacon obat.
H. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana tempat sampah flabot infus dan flacon obat sudah tersedia
b. Memberikan undangan lisan kepada masing-masing PP untuk
menghadiri kegiatan sosialisasi.
c. Perawat hadir dalam kegiatan sosialisasi
d. Penyelenggaraan dilaksanakan di Ruang Melati 3.
2. Evaluasi Proses
a. Perawat di Ruang Melati 3 memberikan respon positif dengan adanya
tempat sampah tambahan khusus flabot infus dan flacon obat.
b. Berjalannya pengaplikasian penggunaan tempat sampah tambahan
flabot infus dan flacon obat di ruang melati 3.
c. Sarana tempat sampah flabot infus dan flacon obat digudang bisa
dimanfaatkan secara optimal.
3. Evaluasi hasil
a. Sosialisasi tentang pengadaan tempat sampah tambahan khusus flabot
infus dan flacon obat.
b. Terdapat beberapa perawat diluar jam kerja yang belum menggunakan
secara optimal tempat sampah tambahan flabot infus dan flacon obat.
I. HAMBATAN
1. Kepatuhan perawat dalam penggunana tempat sampah flabot infus dan flacon
obat dalam praktik pelayanan setiap PP belum maksimal diluar jam kerja.
J. LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai