Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN JIWA


HARGA DIRI RENDAH

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Harga diri rendah

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. Gangguan
harga diri rendah merupakan perasaan negatif kepada diri sendiri, seperti:
merasa gagal mencapai apa yang diinginkan dan hilangnya kepercayaan diri
dan harga diri (Keliat, 2011). Gangguan harga diri rendah merupakan
evaluasi diri dan perasaan yang negatif terhadap diri dan kemampuan diri
yang diungkapkan secara langsung maupun tidak langsung (Towsend, 2008).
Jadi, gangguan harga diri rendah adalah perasaan negatif yang diungkapkan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap diri sendiri.

2. Penyebab
Penyebab gangguan harga diri rendah, yaitu secara situasional dan kronik
(Yosep, 2007).
a. Situasional
Terjadi trauma secara tiba-tiba, seperti: harus operasi, kecelakaan,
dicerai suami, putus sekolah dan putus hubungan kerja. Pada klien yang
menjalani rawat inap dapat terjadi gangguan harga diri rendah karena
privasi yang kurang diperhatikan, pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat kesehatan yang tidak sopan, harapan akan struktur,
bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/ sakit/
penyakit dan perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b. Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sendiri yang berlangsung lama
sebelum sakit atau dirawat. Klien mempunyai cara berfikir yang negatif.

1
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptif. Kondisi
ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik kronis atau pada klien
gangguan jiwa.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala gangguan harga diri atau harga diri rendah menurut
Carpenito (2008) yaitu:
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Seperti: kejadian ini tidak akan
terjadi jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan, mengejek dan atau
mengkritik diri sendiri.
b. Merendahkan martabat. Seperti: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
c. Gangguan hubungan sosial. Seperti: menarik diri, tidak ingin bertemu
dengan orang lain dan lebih suka sendiri.
d. Percaya diri kurang. Seperti: sukar mengambil keputusan atau memilih
alternatif tindakan.
e. Mencederai diri. Seperti: ingin mengakhiri kehidupan.

4. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial: menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri merupakan gangguan kepribadian yang tidak
fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam hubungan social (Depkes, 2007).

C. POHON MASALAH
Isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah Core Problem

Gangguan citra tubuh

2
D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1. Isolasi Sosial: Menarik Diri
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif
Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan tidak
jelas.
b. Data obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam.
2. Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
b. Data obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
3. Gangguan Citra Tubuh
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif
Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, mengungkapkan sedih karena
keadaan tubuhnya, klien malu bertemu dan berhadapan dengan orang
lain, karena keadaan tubuhnya yang cacat.
b. Data obyektif
Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara, suara
pelan dan tidak jelas, tampak menangis.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2. Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.

3
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tujuan Umum
Klien tidak terjadi gangguan konsep diri: harga diri rendah/ klien akan
meningkat harga dirinya.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
1) Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, perkenalan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang
berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya
sendiri.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Tindakan:
1) Klien dapat menilai kemampuan yang ada.
2) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
utamakan memberi pujian yang realistis.
4) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan:
1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah.
d. Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
Tindakan:
1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan.
2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

4
e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan.
Tindakan:
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
2) Beri pujian atas keberhasilan klien.
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan:
1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien.
2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

5
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2008, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC,


Jakarta.
Depkes RI, 2007, Keperawatan Jiwa, Jakarta.
Keliat, B. A, 2011, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Ed 1, EGC, Jakarta.
Towsend, Mary C, 2008, Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri, EGC, Jakarta.
Yosep, Iyus, 2007, Keperawatan Jiwa, Ed 1, PT Reflika Aditama, Bandung.

6
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
KLIEN DENGAN MASALAH HARGA DIRI RENDAH
(SP 1 PASIEN)

Masalah :
Hari / tanggal :
Jam :

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien

2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
d. Klien dapat menetapkan/ memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
kemampuan.
e. Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
3. Tindakan
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
d. Membantu klien menetapkan/ memilih kegiatan yang akan dilatih
sesuai kemampuan.
e. Melatih kemampuan yang dipilih klien.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. ORIENTASI (PERKENALAN)
a. Salam Terapeutik
”Assalamualaikum. Selamat pagi?”

7
”Saya Siti, perawat di sini, siapa nama Bapak? Senang dipanggil
siapa?”
b. Evaluasi/Validasi
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bapak terlihat segar?”
c. Kontrak Waktu
”Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah Bapak lakukan? Setelah itu kita nilai, kita
akan pilih satu kegiatan untuk kita latih. Dimana kita duduk?
Berapa lama? Bagaimana jika 20 menit?”

2. KERJA
”Apa saja kemampuan yang Bapak miliki? Bagus, apalagi? Saya buat
daftarnya ya. Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Bapak
lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu? Mencuci
piring? Wah, bagus sekali ada 5 kemampuan yang Bapak miliki.”
”Bapak, dari 5 kemampuan ini, mana yang masih dapat dikerjakan
dirumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua...
sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada
3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan dirumah sakit ini.”
”Sekarang, coba Bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini.” ”Oh yang nomor satu, merapikan tempat tidur,
kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat
tidur Bapak. Mari kita lihat tempat tidur Bapak. Coba lihat, sudah
rapihkah tempat tidurnya?”
”Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu
bantal dan selimutnya. Bagus! sekarang kita angkat spreinya, dan
kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai
dari arah atas, ya bagus! Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukan, lalu
sebelah pinggir masukan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan
di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/ kaki. Bagus!”

8
”Bapak sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali. Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapihkan? Bagus.”
”Coba Bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri)
kalau T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa
melakukan, dan T (tidak) melakukan.

3. TERMINASI
a. Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap dan
latihan merapihkan tempat tidur?”
b. Evaluasi Obyektif
”Ya Bapak ternyata memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini. Salah satunya merapikan tempat tidur yang sudah
Bapak praktikkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat
dilakukan juga dirumah setelah pulang.”
c. Rencana Tindak Lanjut
”Sekarang mari kita masukkan pada jadwal harian. Bapak mau
berapa kali sehari merapikan tempat tidur? Bagus. Dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis istirahat, jam 16.00.”
d. Kontrak
- Topik
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak
masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah
sakit selain merapikan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring.”
- Waktu
”Besok pagi jam 8 saya akan datang ke sini. Bagaimana, Bapak
bersedia?”
- Tempat
”Besok saya akan ke dapur ruangan ini sehabis makan pagi.
Sampai jumpa ya.”

Anda mungkin juga menyukai