Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Prevalensi penyakit saluran pernafasan di indonesia adalah sebesar
923 per 100.000 populasi yang terdiri dari 537 penyakit paru obstruksi kronis
dan asma (WHO,2009). Infeksi saluran napas bahian atas akut lainnya
memiliki jumlah kasus terbanyak sebesar 291.356 (Kemenkes, RI, 2011).
Efusi pleura merupakan penimbunan cairan dalam rongga pleura akibat
transudasi atau eksudasi yang berlebihan dari permukaan pleura. Pada
keadaan normal rongga pleura hanya mengandung sedikit cairan sebanyak 10
– 20 ml yang membentuk lapisan tipis pada pleura parietalis dan viseralis
dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleura
pada waktu pernapasan. Penyakit yang dapat menimbulkan efusi pleura
adalah tuberculosis, infeksi paru nontuberculosis, keganasan, sirosis hati,
trauma tembus atau tumpul pada daerah dada, serta gagal jantung kongestif.
Normalnya dalam rongga pleura terdapat sedikit cairan yang berguna untuk
melumasi pleura sehingga dapat bergerak. Efusi pleura yang luas akan
menyebabkan sesak napas yang berdampak pada pemenuhan kebutuhan
oksigen, sehingga kebutuhan oksigen dalam tubuh kurang terpenuhi. Hal
tersebut dapat menyebabkan metabolisme sel dalam tubuh tidak seimbang
oleh karena itu diperlukan untuk pemberian terapi oksigen (Smeltzer, 2015).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang paling vital dalam
kehidupan manusia dan merupakan proses penambahan oksigen ke dalam
sistem. Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisne sel, sebagai hasilnya terbentuklah
karbondioksida, energi dan air (Mubarok, 2012). Tujuan dari terapi oksigen
adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernapas dan mengurangi stress pada miokardium.
Transpor oksigen ke jarinfan tergantung pada faktor – faktor seperti curah
jantung, kandungan oksigen arteri, konsentrasi hemoglobin yang adekuat dan
kebutuhan metabolik, semua faktor ini perlu di aplikasikan ketika
mempertimbangkan terapi oksigen (Brunner & Suddarth, 2015).
Berdasarkan observasi pada tanggal Juli 2018 di ruang IGD RSUD
Dr. Moewardi di peroleh data bahwa pasien dengan efusi pleura 1 orang dari
48 pasien. Kasus ini dapat menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
pada psien dengan efusi pleura kurang terpenuhi. Oleh karena itu kelompok
tertarik untuk membuat asuhan keperawatan pada dengan efusi pleura di

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan efusi pleura
di ruang IGD RSUD Dr. Moewardi
b. Tujuan Khusus
1) Mampu membahas konsep dasar dari penyakit efusi pleura, meliputi
pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan
penunjang dan penatalaksanaan.
2) mampu merumuskan doagnosa keperawatan pada pasien yang
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan efusi pleura
3) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan efusi pleura
4) Mampu melakukan implementasi pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan efusi pleura
5) Mampu melakukan evaluasi pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi dengan efusi pleura
6) Mampu menganalisa kondisi yang terjadi pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan efusi pleura

DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes. (2011). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah. Dinas Kesehatan
Smeltzer, Suzzane, V. Brenda G, Bare (2015). Brunner & Suddarth’s Textbook of
Medical Nursing, Vol. 2, 8 tahun Ed, Penerjemah Esty Wahyuningsih, S.Kep,
Ns. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta
World Health Organization. (2009). Organisation Mondiale de la Sante : Depatement
of Measurement and Health Information

Anda mungkin juga menyukai