Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

A. LATAR BELAKANG
Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak balita, khususnya di
Negara berkembang seperti Indonesia (Segeren, 2005).Diare adalah penyakit yang ditandai
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir (Suraatmaja,
2007).Apabila pada diare pengeluaran cairan melebihi pemasukan maka akan terjadi defisit
cairan tubuh, maka akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka diare dapat
dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehidrasi ringan sedang dan diare dehidrasi berat.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor yang
berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar
oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan (pembangunan tinja yang tidak higienis), kebersihan
perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan kurang matang dan penyimpanan
makanan masak pada suhu kamar yang tidak semestinya (Sander, 2005).
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi pendorong
terjadinya diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku.Faktor lingkungan
merupakan faktor yang paling dominan yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan
tinja, kedua faktor berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.Apabila faktor lingkungan
tidak sehat karena tercemar kuman diare serta terakumulasi dengan perilaku manusia yang
tidak sehat, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi (Zubir, 2006).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari sepertiga kematian
anak secara global disebabkan karena diare sebanyak 35%. United Nations International
Children’s Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan bahwa secara global diare
menyebabkan kematian satu anak setiap 30 detik dan menyebabkan kematian sekitar 3 juta
penduduk setiap tahun.
Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus per
minggu, 6000 kasus per hari, 4 kasus setiap menit dan 1 kematian setiap 14 detik. Dari
jumlah tersebut, total episode diare pada bayi kurang dari 11 bulan sebanyak 475 juta kali dan
usia 1-4 tahun sekitar 945 juta per tahun. (PressRelease, WHO, 2002).
Untuk skala nasional berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008,
penderita diare pada tahun tersebut adalah 8.443 orang dengan angka kematian akibat diare
adalah 2.5%.Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya, yaitu 1.7% dengan jumlah
penderita diare adalah 3.661 orang.Untuk tahun 2006, penderita diare di Indonesia adalah
10.280 orang dengan angka kematian 2.5%.
Survey Morbiditas Diare tahun 2010 yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI,
didapatkan pada tahun 2000 angka kematian balita akibat diare di Indonesia adalah 1.278 per
1000 turun menjadi 1.100 per 1000 pada tahun 2003 dan naik lagi pada tahun 2006 kemudian
turun pada tahun 2010.
Sedangkan di Bali, menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Dinkes Provinsi Bali, dr Gede Wira Sunetra, sebanyak 26.860 orang
masyarakat di sembilan kabupaten/kota di Bali terserang diare dari total jumlah penduduk
3.737.567 jiwa selama tujuh bulan periode Januari-Juli 2014. Dari sembilan kabupaten/kota
yang ada di Bali tercatat Kabupaten Buleleng yang paling tinggi penderita diare yakni 4.947
orang, menyusul Kota Denpasar (4.394), Kabupaten Gianyar (4.121), Tabanan (3.613),
Badung (2.584), Karangasem (2.737 jiwa) dan Bangli (1.779). Kasus diare terendah berada di
Kabupaten Jembrana dengan jumlah 1.390 dan Klungkung (1.295) yang didominasi oleh
balita.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2006, menunjukkan bahwa berbagai
intervensi perilaku melalui modifikasi lingkungan dapat mengurangi angka kejadian diare
sampai dengan 94% melalui pengolahan air yang aman dan penyimpanan di tingkat rumah
tangga dapat mengurangi angka kejadian diare sebesar 32%, meningkatkan penyediaan air
bersih dapat menurunkan angka kejadian diare sebesar 25% dan melakukan praktek mencuci
tangan yang efektif dapat menurunkan kejadian diare sebesar 45%.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama kurang lebih 45 menit diharapkan sasaran dapat
memahami cara penanggulangan diare.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan peserta dapat:
a. Menjelaskan pengertian diare dengan benar
b. Menjelaskan penyebab diare dengan tepat
c. Menyebutkan 6 dari 11 gejala atau tanda diare dengan benar
d. Menyebutkan 4 dari 7 pencegahan diare dengan benar
e. Menjelaskan cara penanganan diare dengan benar
f. Dapat melakukan demonstrasi ulang mengenai pembuatan larutan gula garam dan oralit
dengan benar

C. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare
5. Cara Penanganan Diare
6. Demonstrasi Mengenai Pembuatan Larutan Gula Garam

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. MEDIA/ALAT/SUMBER
1. Media
a. Slide
b. Leaflet
2. Alat
b. Laptop
c. LCD
d. Sound System
e. Meja
3. Sumber
http://penyebabdiare.com/
Indriasari, Devi. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter: A-Z Deteksi, Obati, dan Cegah
Penyakit. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Grhatama
OTC DIGEST. 2011. Diare dan Obatnya edisi 61 halaman 27. Jakarta: PT Triprakarsa
Media Utama
Priyanta, Agus. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika
Suraatmaja, Sudaryat. 2005. Gastroenterologi Anak. Jakarta: Agung Seto.

F. SASARAN
Adapun sasaran dalam penyuluhan ini ialah warga Banjar Paang Tebel, Desa Peguyangan,
Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali.

G. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari : Minggu
2. Tanggal : 17 November 2014
3. Jam : 10.00 WITA - 10.45 WITA

H. SETTING TEMPAT
Penyuluhan dilakukan di Balai Banjar Paang Tebel, Desa Peguyangan, Kec. Denpasar Utara,
Kota Denpasar
A. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA/AUDIENS
1. Pembukaan :
a. Salam pembukaan a. Menjawab salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan 5 menit
c. Mengkomunikasikan tujuan c. Memperhatikan

2. Kegiatan inti penyuluhan


a. Menyampaikan materi a. Menyimak dan memperhatikan
tentang: penyuluhan
1. Pengertian Diare
2. Penyebab Diare
3. Tanda dan Gejala Diare
4. Cara Pencegahan Diare 30 menit
5. Cara PenangananDiare
6. Demonstrasi Mengenai
Pembuatan Larutan Gula
Garam
b. Memberi kesempatan keluarga
untuk bertanya. b. Menanyakan hal-hal yang belum jelas.
3. Penutup
a. Menyimpulkan materi yang a. Bersama penyuluh menyimpulkan materi
telah didiskusikan. b. Peserta kooperatif dalam menjawab
b. Melakukan evaluasi pertanyaan penyuluh 10 menit
penyuluhan c. Peserta kooperatif
c. Mengakhiri kontrak d. Menjawab salam
d. Mengakhiri kegiatan
penyuluhan dengan salam.

B. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan alat atau media
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini isinya tepat dan alatnya dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Saat ceramah dan diskusi media yang digunakan adalah slide dan
leaflet, sedangkan alat yang dipakai adalah laptop, LCD, dan sound system
b. Persiapan materi
Materi yang digunakan dalam penyuluhan adalah dalam bentuk makalah yang disajikan
secara tepat dan singkat yang disajikan pada slide dan leaflet yang dapat mempermudah
ceramah.
c. Persiapan undangan/ peserta penyuluh
Dalam penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anak ini kami mengundang :
 Bapak Kepala Desa Peguyangan
 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang berada di Banjar Paang Tebel, Desa Peguyangan, Kec.
Denpasar Utara , Kota Denpasar.
 Kelian adat Paang Tebel

2. Evaluasi Proses Penyuluhan


a. Penyuluhan tentang cara Pencegahan Diare Pada Anakdiharapkan dapat berjalan dengan
lancar dan sasaran mengerti dan memahami dari penyuluhan yang disampaikan.
b. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi yang baik antara penyuluh dengan
peserta.
c. Kehadiran peserta diharapkan 60-80%, mengingat kegiatan penyuluhan akan sangat
bermanfaat dalam menambah pengetahuan dan pemahaman para bapak-bapak dan ibu-ibu
mengenai cara Pencegahan Diare Pada Anak
d. Sasaran diharapkan tidak merasa bosan saat menerima materi dan tidak meninggalkan tempat
sebelum acara ditutup.
3. Evaluasi Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
 80 % dari peserta dapat menjelaskan pengertian Diare
 80% dari peserta dapat menjelaskan penyebab Diare
 80% dari peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala Diare
 80% dari peserta dapat menyebutkan cara pencegahan Diare
 80% dari peserta dapat menjelaskan cara penanganan Diare
 80% dari peserta dapat mengulang melakukan demonstrasi pembuatan larutan gula garam
dan oralit
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai pentingnya pencegahan diare pada anak sedini
mungkin.
Lampiran I

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

A. PENGERTIAN DIARE
Menurut WHO (1999) secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi
(buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan
konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinik dibedakan tiga macam
sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten.
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda
adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair
atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak
daripada biasanya (Daldiyono, 1990).
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut. Orang yang
mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini
membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya
pada anak dan orang lanjut usia.
Diare jarang membahayakan, namun dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nyeri
kejang pada bagian perut.Meskipun tidak membutuhkan perawatan khusus, penyakit diare
perlu mendapatkan perhatian serius, karena dapat menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh).Dehidrasi dapat ditengarai dengan gejala fisik seperti bibir terasa kering, kulit menjadi
keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung, serta menyebabkan syok.Untuk mencegah
dehidrasi dengan meminum larutan oralit.Karena itu, penderita diare harus banyak minum air
dan diberi obat anti diare.

B. FAKTOR PENYEBAB DIARE


Faktor penyebab terjadinya diare, adalah sebagai berikut:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare
pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut
1) Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dan sebagainya.
2) Infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adeno-virus, Rotavirus,
Astrovirus, dan lain-lain.
3) Infeksi parasit: cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut
(OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
Keterangan:

Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus.


Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang
tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada
keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap
oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa);
monosakarida (intolerasni glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering (intoleransi laktosa).
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar).

Diare selain disebabkan oleh beberapa infeksi virus dan juga akibat dari racun bakteria,
juga bisa disebabkan oleh faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal.Lingkungan yang
kumuh dan kotor menjadi tempat berkembang bakteri (E.coli), virus dan parasit (jamur,
cacing, protozoa), dan juga lalat yang turut berperan dalam membantu penyebaran kuman
penyakit diare.
Diare juga bisa muncul akibat tangan kotor dan dapat pula karena tertular dari binatang
peliharaan, dan kontak langsung dengan feses atau marterial yang menyebabkan diare.
Namun demikian, disamping beberapa faktor yang menjadi penyebab diare diatas,
sebenarnya ada beberapa hal lagi yang menjadi faktor utama dari terjadinya diare, yaitu:
1. Gizi yang buruk. Keadaan ini melemahkan kondisi tubuh penderita sehingga timbulnya diare
akibat penyakit lain menjadi sering dan semakin parah.
2. Ketidakmampuan alat pencernaan seorang bayi untuk memproses susu dapat menyebabkan
ia mengalami diare.
3. Seorang bayi yang tidak mampu mencerna makanan yang baru dan belum dikenali.
4. Akibat alergi pada makanan tertentu.
5. Penggunaan obat-obatan tertentu yang tidak dapat diterima oleh jaringan tubuh akan
menyebabkan penyakit sampingan berupa diare.
6. Infeksi dalam perut yang disebabkan virus, cacing, atau bakteri
7. Terlalu banyak makan buah mentah atau makanan berlemak
8. Keracunan makanan
Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:
1. Tidak memadainya penyediaan air bersih
2. Air tercemar oleh tinja
3. Pembuangan tinja yang tidak hygienis
4. Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
5. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
6. Penghentian ASI yang terlalu dini

C. TANDA DAN GEJALA DIARE


a. BAB encer lebih dari 3x atau anak sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau
encer(Vade, 2003: 34).
b. Muntah(Vade, 2003: 34).
c. Demam(Vade, 2003: 34).
d. Nyeri abdomen(Vade, 2003: 34).
e. Badan terasa lemah.
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih
asam akibat banyaknya asam laktat.
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering dan bibir keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
(Suraatmaja, 2005:8).

D. PENCEGAHAN DIARE
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar yaitu setelah buang air besar, sebelum & sesudah
menyiapkan makanan atau minuman.
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain dengan cara merebus
sampai mendidih ± 10-15 menit.
c. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan
tangki septik.
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak dibawah air mengalir.
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak dengan cara mencuci di bawah air mengalir lalu
rendam dengan air panas ± 5 menit baru digunakan lagi.
f. Menjaga kebersihan diri.
g. Menjaga kebersihan lingkungan: rumah, saluran air, pengelolaan sampah yang baik yaitu
sampah dibuang pada tempatnya dan tempat sampah selalu ditutup agar makanan tidak
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain), membuang tinja termasuk tinja
bayi pada jamban/WC.

E. PENANGANAN DIARE
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntahdengan
oralit. Cairan oralit diberikan sedikit demi sedikit dengan sendok, dengan frekuensi sesering
mungkin. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit sehingga dapat mengganti elektrolit yang
ikut hilang bersama cairan.
b. Berikan zinc selama 10-14 hari. Zinc berfungsi untuk memperbaiki epitel usus supaya tidak
sering diare. Caranya zinc dilarutkan dalam 1 sendok air. Pemberian zinc untuk anak <6
bulan ½ tablet dan >6 bulan 1 tablet.
c. Pemberian ASI ataupun makanan pendamping ASI tetap diberikan agar anak tidak
kekurangan gizi( OTC DIGEST, 2011:27).Pemberian susuformula yang mengandung laktosa
rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya Bebelac FL, Nutrilon FL, LLM, almiron atau
sejenis lainnya.
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika kondisi tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar
cair bertambah sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sedikit, demam dan tinja
berdarah, sehingga bisa mendaptkan obat antibiotic selektif dari dokter (OTC DIGEST,
2011:27).
e. Nasihat yang meliputi makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan serta cara menjaga
kebersihan perseorangan. Sebaiknya makanlah makanan setengah padat (bubur) atau
makanan padat (nasi tim), makanan rendah serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.
f. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan karena dapat beresiko dapat menimbulkan efek
sampingyang cukup berbahaya seperti mual, muntah bahkan yang cukup berat timbul illeus
paralitik (OTC DIGEST, 2011:27).

F. DEMONSTRASI
1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum
2. Membuat Larutan Oralit
Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok

3. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :


Umur Setiap Mencret Jumlah oralit yang disediakan di
rumah
< 1 tahun ¹/₂ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 1 ¹/₂ gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)
Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.

Lampiran II
EVALUASI

Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat


1. Apakah pengertian dari Diare?
2. Sebutkan faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Diare?
3. Apa tanda dan gejala timbulnya Diare?
4. Apa saja penanganan yang dapat kita lakukan ketika kita Diare?
5. Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi Diare?
6. Bagaimana demonstarasi pembuatan larutan gula garam dan oralit?

Jawaban :
1. Pengertian Diare
 Diare adalah (buang air besar) lebih dari biasanya/lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan
perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.
 Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi
dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari.
 Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), dengan demikian kandungan air pada feses lebih banyak
daripada biasanya
 Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan >3 kali dalam sehari dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih, sering juga disertai kejang perut.

2. Faktor Penyebab Diare


1) Faktor infeksi
a. Infeksi enteral (infeksi bakteri, virus dan parasite)
b. Infeksi parenteral (otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dan sebagainya)
2) Faktor malabsorbsi (malabsorbsi karbohidrat, protein dan lemak)
3) Faktor makanan (makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan)
4) Faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
5) Faktor kebersihan lingkungan tempat tinggal (lingkungan yang kumuh dan kotor)

3. Tanda dan Gejala Diare


a. BAB encer lebih dari 3x
b. Muntah
c. Demam
d. Nyeri perut
e. Badan terasa lemah
f. Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang
g. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
h. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet
i. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan
mata cekung membran mukosa kering danbibir keringserta penurunan berat badan.
j. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat, tekan darah turun, denyut jantung
cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan kesadaran menurun.
k. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

4. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar
b. Meminum air minum yang telah diolah
c. Membuang air besar dan air kecil di jamban
d. Mencuci makanan/sayuran sebelum dimasak
e. Mencuci botol susu dan tempat makan anak
f. Menjaga kebersihan diri
g. Menjaga kebersihan lingkungan

5. Penanganan Diare
a. Mengganti cairan tubuh yang hilang dengan oralit
b. Berikan zinc selama 10-14 hari
c. Pemberian ASI
d. Segera ke fasilitas kesehatan, jika:
1) Kondisi tidak membaik dalam 3 hari
2) Buang air besar cair bertambah sering
3) Muntah berulang-ulang
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinja berdarah
c. Makanlah makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim), makanan rendah
serat (tanpa buah, tanpa sayur) dan rendah lemak.
d. Pemberian obat antidiare sebaiknya jangan

6. Demonstrasi pembuatan larutan gula garam dan oralit


1. Membuat Larutan Gula Garam
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 sdm gula
2) ¼ sdm garam
3) Segelas air putih yang telah dimasak (200 ml)
c. Cara Membuat:
1) Cucilah tangan dengan bersih
2) Tuangkan air masak ke dalam satu gelas air
3) Masukkan gula 1 sdm penuh
4) Masukkan ¼ sdm garam
5) Aduk sampai larut
6) Larutan gula garam segera minum
2. Membuat Larutan Oralit
Larutan oralit adalah larutan untuk mengobai diare.
Tujuannya: mencegah kehilangan cairan berlebih
a. Alat:
1) Sendok
2) Gelas
b. Bahan:
1) 1 bungkus oralit
2) Segelas air masak (200 ml)
c. Cara membuat:
1) Cuci tangan sampai bersih
2) Tuang air masak satu gelas
3) Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
4) Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Diare pada Anak


Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Tempat : Ruang Tunggu IRJ Anak RSUD Dr. Soetomo- Surabaya
Hari/Tanggal : Rabu, 25 Januari 2012
Pukul : 07.30 – 08.00 WIB

I. Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan mengenai dia
re pada anak.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
1. Menyebutkan pengertian diare
2. Menyebutkan penyebab diare
3. Menyebutkan tanda dan gejala diare
4. Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
5. Mengetahui cara pencegahan diare

III. Materi
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Cara mengatasi diare di rumah
5. Pencegahan diare

IV. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab

V. Media
1. Flipchart
2. Leaflet
VI. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Ari Suwandari, S.Kep.Ns., M.Kep
Pembimbing Pendidikan : dr. Guntur Budi Wanarto, MS
Rekawati Susilaningrum, A.Per.Pen.,M.Kes
Penyaji : Ewing Firmadani Prastiti
Farah Abidah Rachmawati
Moderator : Febrina Nur Indah Sari
Observer : Mar’atus Sholikha
Fasilitator : Irma Sari Fitriana

Job Description
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam diskusi
Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan

VII. Kegiatan Penyuluhan


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1 3 menit Pembukaan Mendengarkan pembukaan
a) membuka kegiatan dengan yang disampaikan oleh
mengucapkan salam moderator.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan dan
Penyampaian materi oleh pemateri: memberikan umpan balik
a) Menggali tehadap materi yang
pengetahuan peserta tentangdiare disampaikan.
b) Menjelaskan tentang pengertian diare
c) Menyebutkan penyebab diare
d) Menyebutkan tanda dan gejala diare
e) Menjelaskan tentang penanganan diare
di rumah
f) Menjelaskan tentang pencegahan
diare
3 5 menit Tanya jawab Mengajukan pertanyaan
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
3 4 menit Evaluasi Menjawab pertanyaan
Menanyakan kembali kepada peserta
tentang materi yang telah diberikan
danreinforcement kepada peserta yang
dapat menjawab pertanyaan
4 3 menit Penutup Mendengarkan dengan
a) Menjelaskan kesimpulan dari materi seksama dan menjawab
penyuluhan salam
b) Ucapan terima kasih
c) Salam penutup

VIII. Kriteria Evaluasi


1. Evaluasi Struktur
a) Peserta hadir ditempat penyuluhan
b) Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang tunggu IRJ Anak RSUD Dr Soetomo
Surabaya.Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan
memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus
Lampiran

MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE

1 PENGERTIAN
Beberapa pengertian diare
1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan,
dengandemikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari keadaan normal yakni 100-200
ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali
sehari.
3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anakdengan konsistensi feses encer,
dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lender dan darah (Ngastiyah, 1997).
2 PENYEBAB
1). Faktor infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare,
meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi
parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan
diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
c. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida
(intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare
yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
2). Faktor Makanan:
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
3). Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
3 PATOFISIOLOGI

4 TANDA DAN GEJALA


1). Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
2). Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3). Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4). Anus
dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya
asamlaktat.
5). Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli tmenurun), ubun-
ubun dan matacekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan berat badan.
6). Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasiensangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen,
soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
7). Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
8). Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam (Ku
smaul).

5 KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2000) diare dapat diklasifikasikan,
1. Diare akut terbagi atas :
a. Diare dengan dehidrasi berat
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare tanpa dehidrasi
2. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :
a. Diare persisten dengan dehidrasi
b. Diare persisten tanpa dehidrasi
3. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

6 KOMPLIKASI
1). Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
2). Renjatan hipovolemik.
Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-gerakan tangan
kaki.
3). Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi,
perubahan padaelektrokardiagram).
4). Hipoglikemia.
5). Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena kerusakan vili
mukosa, usushalus.
6). Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
7). Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan.

7 PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
1). Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap habis
bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2). Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak ada lalat.
3). Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4). Makanan harus selalu tertutup
5). Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk tidak
membeli makanan di jajanan terbuka
6). Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air harus
bersih juga harus dimasak
7). Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap mau
digunakan
8). Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu

8 PENATALAKSANAAN DI RUMAH
a. Berikan ASI lebih lama padas etiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI).
b. Jika diberi ASI ekslusif ,berikan oralit /air matang sebagai tambahan.
c. Jika tidak diberi ASI ekslusif berikan salah satu cairan berikut : oralit, kuah sayur, air
tajin atau air matang.
d. Berikan oralit , dengan cara
1. 1 bungkus oralit masukkan kedalam 200 ml (1 gelas) air matang
2. Usia sampai 1 tahun berikan 50-100 ml oralit setiap habis berak
3. Berikan oralit sedikit-sedikit dengan sendok. Jika muntah tunggu sampai 10 menit,
kemudian berikan lagi
Tetapi jika anak muntah lebih sering atau berak-berak terus hingga lebih dari 5
hari atau semakin memburuksehingga pemberian oralit tidak dapat menolong supaya segera
dibawa berobat ke pelayanan kesehatan agar tidak terlambat.
Jelaskan bahwa oralit tidak untuk mengobati diarenya tetapi hanya untuk mencegah
agar anak tidak jatuh dalam keadaan dehidrasi berat. Dalam perjalanan agar pasien terus
diberi minum untuk mencegah bertambahnya dehidrasi
Kapan anak dibawa ke rumah sakit jika menemukan tanda-tanda sebagai berikut:
e. Anak muntah tiap kali minum,
Karena hal tersebut bias menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
f. Demam
g. Adanya lender dan darah dalam tinja

9 PENATALAKSANAAN DI RUMAH SAKIT


a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberiannya.
1) Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan per oral berupa cairan yang
bersifat NaCldan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada anak diatas 6
bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-
sedang kadar natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit,
sedangkan larutan gula garam dan tajin disebut formula yang
tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl dan sukrosa.
2) Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian sebagai berikut:
a. Untuk anak umur 1 bulan - 2 tahun berat badan 3-10 kg
1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set berukuran 1 ml=15 ttsatau 13
tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
• 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infuse set berukuran 1 ml=15
ttsatau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
b. Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
• 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 10 tts/kgBB/menit
(1 ml=20 tetes).
c. Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
• 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 7 tts/kgBB/menit (1
ml=20 tetes).
• 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau 3 tts/kgBB/menit
(1 ml=20 tetes).
• 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
d. Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
• Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4
bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1 ml = 15 tts) 8
tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
e. Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian
NaHCO3 1½ %).
b. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang dari 7 kg,
jenis makanan:
1. Susu (ASI, susu formula yang
mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh. Makanan setengah padat
(bubur atau makanan padat (nasi tim)
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu yang
tidak mengandunglaktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak jenuh.
c. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang
mengandung elektrolit danglukosa atau karbohidrat lain.

Anda mungkin juga menyukai