Oleh
Lidatu Nara Shiela, S.Kep
Akhmad Miftahul Huda, S.Kep
Fakhrun Nisa Fiddaroini, S.Kep
Robby Prihadi Aulia Erlando, S.Kep
Siti Marina Wiastuti, S.Kep
Alisa Miradia Puspitasari, S.Kep
Dewi Amaliyah Wahidah, S.Kep
NIM 122311101048
NIM 122311101061
NIM 122311101064
NIM 122311101066
NIM 122311101072
NIM 122311101074
NIM 142311101155
observasi langsung
menggunakan seluruh pikiran
klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik
kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa
memperagakan fungsi :
a. perawatan
b. keterampilan interaktif
Bedsite teaching tidak hanya bias diterapkan di rumah sakit, keterampilan bedsite teaching juga
dapat diterapkan di beberapa situasi dimana ada pasien.
C. Pelaksanaan Bedside Teaching
Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai kesempurnaan oleh
karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan efektif.
Persiapan sebelum pelaksanaan bedsite teaching :
1. Persiapan
a.
Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran
b.
Baca teori sebelum pelaksanaan
2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembeljaaran :
a.
Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik
b.
Komunikasi dengan pasien
c.
Tingkah laku yang professional
3. Persiapan Pasien
a.
Keadaan umum pasien baik
b.
Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan
4. Lingkungan/Keadaan
a. Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar
b. Tarik gorden
c. Tutup pintu
d. Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.
D. Pelaksanaan bedside teaching :
1. Membuat peraturan dasar
a. Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka
b. Mencakup etika
c. Batasi interupsi jika mungkin
d. Batasi penggunaan istilah kedokteran saat didepan pasien
2. Perkenalan
a. Perkenalkan seluruh anggota tim
b. Jelaskan maksud kunjungan
c. Biarkan pasien menolak dengan sopan
d. Anggota keluarga, diperkenalkan, boleh berada dalam ruangan jika dalam pasien
e.
mengizinkan
Jelaskan pada pasien atau keluaraga bahwa banyak yang akan didiskusikan mungkin
a.
b.
c.
memperjelas
d. Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien
4. Pemeriksaan fisik
a. Minta pelajar untuk memeriksa pasien
b. Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising meraba hepar, dll)
c. Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat
d. Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang baru pertama
kali ditemukan
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur
b. Rongent, ECG bila mungkin
c. Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi
6. Diskusi
a. Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan, biarkan pasien
tahu kapan itu bias dilaksanakan.
b. Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak bias dijawab kepada mahasiswa yang
merawat pasien
c. Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yan paling junior
d. Saya tidak tahu adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan kesempatan untuk
e.
f.
g.
h.
mencari jawaban
Hindari bicara yang tak perlu
Izinkna pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.
Minta pasien untuk menanggapi bedsite teachingyang telah dilakukan
Ucapkan terima kasih pada pasien
a.Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar atauu ada suara napas tambahan.
b.Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.
c.Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan beban kerja sistem pernafasan.
3. Pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium.
4. Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.
5. Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
c. Prosedur
Prosedur hisap lendir ini dalam pelaksanaannya diharapkan sesuai dengan
standar prosedur yang telah ditetapkan agar pasien terhindar dari komplikasi
dengan selalu menjaga kesterilan dan kebersihan.
Prosedur hisap lendir menurut Kozier & Erb, (2010) adalah:
1. Jelaskan kepada pasien apa yang akan dilakukan, mengapa perlu, dan
bagaimana pasien dapat menerima dan bekerjasama karena biasanya
tindakan ini menyebabkan batuk dan hal ini diperlukan untuk membantu
dalam mengeluarkan sekret.
2. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
3. Menjaga privasi pasien.
4. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan.
Jika tidak ada kontraindikasi posisikan pasien semiflower agar pasien dapat
bernapas dalam, paru dapat berkembang dengan baik sehingga mencegah
desaturasi dan dapat mengeluarkan sekret saat batuk.
Jika perlu, berikan analgesia sebelum penghisapan, karena penghisapan
akan merangsang refleks batuk, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit
terutama pada pasien yang telah menjalani operasi toraks atau perut atau
yang memiliki pengalaman traumatis sehingga dapat meningkatkan
kenyamanan pasien selama prosedur penghisapan
5. Siapkan peralatan
a. Pasang alat resusitasi ke oksigen dengan aliran oksigen 100 %.
b. Catheter suction steril sesuai ukuran
c. Pasang pengalas bila perlu.
d. Atur tekanan sesuai penghisap dengan tekanan sekitar 100-120 mm hg
untuk orang dewasa, dan 50-95 untuk bayi dan anak
e. Pakai alat pelindung diri, kaca mata, masker, dan gaun bila perlu.
f. Memakai sarung tangan steril pada tangan dominan dan sarung tangan
tidak steril di tangan nondominan untuk melindungi perawat
g. Pegang suction catether di tangan dominan, pasang catether ke pipa
penghisap.
6. Suction catether.
a. Menggunakan tangan dominan, basahi ujung catether dengan larutan
garam steril.
b. Menggunakan ibu jari dari tangan yang tidak dominan, tutup suction
catheter untuk menghisap sejumlah kecil larutan steril melalui catether.
Hal ini untuk mengecek bahwa peralatan hisap bekerja dengan benar dan
sekaligus melumasi lumen catether untuk memudahkan penghisapan dan
mengurangi trauma jaringan selama penghisapan, selain itu juga
membantu mencegah sekret menempel ke bagian dalam suction catether
7. Jika klien memiliki sekret yang berlebihan, lakukan pemompaan dengan
ambubag sebelum penyedotan.
a. Panggil asisten untuk prosedur ini
b. Menggunakan tangan nondominan, nyalakan oksigen ke 12-15 l / min
c. Jika pasien terpasang trakeostomi atau ett, sambungkan ambubag ke
tracheascanul atau ett
d. Pompa dengan Ambubag 3 - 5 kali, sebagai inhalasi, hal ini sebaiknya
dilakukan oleh orang kedua yang bisa menggunakan kedua tangan untuk
memompa, dengan
demikian volume udara yang masuk lebih maksimal.
f. Amati respon pasien untuk mengetahui kecukupan ventilasi pasien.
g. Bereskan alat dan cuci tangan.
d. Komplikasi
Dalam melakukan tindakan hisap lendir perawat harus memperhatikan
komplikasi yang mungkin dapat ditimbulkan, antara lain yaitu (Kozier & Erb,
2010):
a. Hipoksemia
b. Trauma jalan nafas
c. Infeksi nosokomial
d. Respiratory arrest
e. Bronkospasme
f. Perdarahan pulmonal
g. Disritmia jantung
h. Hipertensi/hipotensi
i. Nyeri
j. Kecemasan.
PSIK
Universitas Jember
1.
PENGERTIAN
2.
TUJUAN
3.
INDIKASI
4.
5.
KONTRAINDIKASI
PERSIAPAN PASIEN
6.
PERSIAPAN ALAT
7.
PERSIAPAN
STANDARD OPERATIONAL
PROCEDURE (SOP)
SUCTION
Suatu cara untuk mengeluarkan sekret dari saluran
nafas dengan menggunakan suction kateter yang
dimasukkan melalui hidung atau rongga mulut ke
dalam faring atau trakea.
a. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
b. Membebaskan jalan nafas dari sekret/ lendir yang
menumpuk
c. Mendapatkan sampel/ sekret untuk tujuan diagnosa
Indikasi:
a. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak
mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan
atau menelan
b.Ada atau tidaknya sekret yang menyumbat jalan
nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara
krekels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan
laju pernapasan meningkat, ditemukannyamukus
pada alat bantu nafas
c. Klien yang kurang responsive atau koma yang
memerlukan pembuangan sekret
a. Pastikan identitas klien
b. Kaji kondisi klien
c. Jaga privacy klien
d. Jelaskan maksud dan tujuan
1. Regulator vakum set
2. Kateter penghisap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Handscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p
a. Lakukan pengkajian: baca catatan keperawatan dan
PERAWAT
b.
c.
d.
8.
CARA KERJA
e.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
keperawatan
Rumuskan diagnosa terkait
Buat perencanaan tindakan (intervensi)
Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain
membantu jika perlu
Cuci tangan dan siapkan alat
Berikan
salam,
perkenalkan
nama
dan
tanggungjawab perawat
Panggil klien dengan nama kesukaan klien
Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan
pada klien
Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika klien
merasa tidak nyaman dengan prosedur yang
dilakukan
Jaga privacy klien
Dekatkan peralatan di samping tempat tidur klien
Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
tangan dengan handuk
Pakai sarung tangan
I. Suction Orofaringeal
Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi
tidak mampu mengeluarkan sekresi dengan
mencairkan sputum atau menelannya. Prosedur
digunakan setelah klien batuk
a. Siapkan peralatan di samping tempat tidur klien
b. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
c. Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan
umum klien)
d. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu
klien
e. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat
f. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah
steril
g. Ambungkan kateter penghisap steril regulator
vakum
h. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung
klien
i. Basahi ujung kateter dengan larutan steril
h.
i.
j.
k.
l.
Fase terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
2. Rencana tindak lanjut.
3. Kontrak yang akan datang
m. bersihkan alat
n. cuci tangan
8.
9.
EVALUASI
1. Evaluasi respon pasien
2. Berikan reinforcement posititf
3. Lakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
4. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
Dokumentasi
1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan pada
catatan keperawatan
2. Catat respon pasien dan hasil pemeriksaan
3. Dokumentasikan evaluasi tindakan: SOAP
1. Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang Suction sebagai cara untuk mempertahankan jalan nafas
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 1x20 menit
sasaran akan mampu:
a. mengetahui pengertian suction;
b. mengetahui indikasi suction
c. mengetahui komplikasi suction;
d. mengetahui prosedur tindakan suction.
3. Pokok Bahasan
Suction
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian suction;
b. Indikasi suction
c. Komplikasi suction;
d. Prosedur tindakan suction.
5. Waktu
1 x 20 menit
6. Bahan/Alat yang digunakan
Alat suction
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
: Pertemuan kelompok
b. Landasan teori
: Konstruktivisme
c. Landasan pokok
:
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Mahasiswa mempersiapkan alat dan juga bahan yang akan digunakan dalam
melakukan pendidikan kesehatan dan juga mempersiapkan pasien yang akan
di berikan penyuluhan.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Proses
Pendahuluan
Tindakan
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1. Salam pembuka
Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
Waktu
2 menit
Penyajian
suction
Penutup
a. Memberi
kesempatan pada
pasien untuk
bertanya tentang
materi yang baru
dijelaskan.
b. Memberikan
jawaban atas
pertanyaan yang
telah diberikan
2. Menjelaskan tentang
indikasi suction
a. Memberi
kesempatan pada
pasien untuk
bertanya tentang
materi yang baru
dijelaskan.
b. Memberikan
jawaban atas
pertanyaan yang
telah diberikan
3. Menjelaskan tentang
komplikasi suction
a. Memberi
kesempatan pada
pasien untuk
bertanya tentang
materi yang baru
dijelaskan.
b. Memberikan
jawaban atas
pertanyaan yang
telah diberikan
4. Mendemonstrasikan
prosedur tindakan
suction kepada pasien
1. Menyimpulkan materi
yang telah diberikan
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan leaflet
tentang pestisida
penyebab parkinson
4. Salam penutup
Memperhatikan,
menanggapi dengan
pertanyaan
15 menit
Memperhatikan dan
menanggapi
3 menit
10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa pengertian suction?
b. Apa indikasi suction?
c. Apa komplikasi suction?
d. Bagaimana prosedur tindakan suction?
Materi Penyuluhan
B. Pengertian
cara
mengeluarkan
sekret
pada
klien
yang
tidak
mampu
dapat menyebabkan rasa sakit terutama pada pasien yang telah menjalani
operasi toraks atau perut atau yang memiliki pengalaman traumatis sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan pasien selama prosedur penghisapan
5. Siapkan peralatan
a) Pasang alat resusitasi ke oksigen dengan aliran oksigen 100 %.
b) Catheter suction steril sesuai ukuran
c) Pasang pengalas bila perlu.
d) Atur tekanan sesuai penghisap dengan tekanan sekitar 100-120 mm hg
untuk orang dewasa, dan 50-95 untuk bayi dan anak
e) Pakai alat pelindung diri, kaca mata, masker, dan gaun bila perlu.
f) Memakai sarung tangan steril pada tangan dominan dan sarung tangan
tidak steril di tangan nondominan untuk melindungi perawat
g) Pegang suction catether di tangan dominan, pasang catether ke pipa
penghisap.
6. Suction catether.
a) Menggunakan tangan dominan, basahi ujung catether dengan larutan
garam steril.
b) Menggunakan ibu jari dari tangan yang tidak dominan, tutup suction
catheter untuk menghisap sejumlah kecil larutan steril melalui
catether.Hal ini untuk mengecek bahwa peralatan hisap bekerja dengan
benar dan sekaligus melumasi lumen catether untuk memudahkan
penghisapan dan mengurangi trauma jaringan selama penghisapan,
selain itu juga membantu mencegah sekret menempel ke bagian dalam
suction catether
7. Jika klien memiliki sekret yang berlebihan, lakukan pemompaan
dengan ambubag sebelum penyedotan.
b) Panggil asisten untuk prosedur ini
c) Menggunakan tangan nondominan, nyalakan oksigen ke 12-15 l /
min
d) Jika pasien terpasang trakeostomi atau ett, sambungkan ambubag
ke tracheascanul atau ett
e) Pompa dengan Ambubag 3 - 5 kali, sebagai inhalasi, hal ini
sebaiknya dilakukan oleh orang kedua yang bisa menggunakan
kedua tangan untuk memompa, dengan demikian volume udara
f)