BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan bayi adalah matur, sehat dan terbentuk sempurna pada saat lahir,
tetapi dalam presentase kecil tidaklah demikian. Bagi mereka yang mengalami hal
demikian, deteksi dan penanganan awal terhadap masalah adalah penting.
Namun belakangan ini teknologi kedokteran sangat maju. Jaman dulu bayi
prematur yang lahir usia 6 bulan ke bawah (25 minggu atau kurang) hamper tidak ada
harapan hidup sama sekali. Boleh dibilang hampir semuanya mati. Karena kemajuan
kedokteran sekarang, bayi lahir prematur sekitar 6 bulan bisa dipertahankan hidupnya.
Pada mulanya tim dokter dan orang tua senang dengan adanya teknologi ini.
Mereka bisa menyelamatkan nyawa bayi yang pada jaman dulu sudah hampir pasti akan
mati jika lahir usia kandungan 25 minggu atau kurang. Karena teknologi ini sangat baru,
efeknya tidak terlalu diketahui. Sampai pada akhirnya ada yang mempelajari efek bayi
prematur. Dan hasilnya bahwa bayi prematur yang diselamatkan dahulu hanya 25% yang
bisa dianggap nomal. Dari jumlah yang sedikit itupun, sebagian besar kecerdasannya
sangat terbatas (bodoh). 75% sisanya mengalami berbagai macam kelainan, dari gagal
ginjal, problem dengan jantung, sampai pada keterbelakangan mental akut.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Vital Statistik
a. Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi, genetic dan factor
intrauterine selama kehamilan. Pengelompokan berat badan bayi baru lahir
membantu dalam mengidebtifikasi risiko terhadap neonatus karena berat
badanyang kecil kemungkinan memiliki masa gestasi yang kecil. Bayi matur
memiliki berat badan kira kira 3,4 kg pada perempuan dan 3,5kg pada laki
laki. Batas berat badan terendah bagi bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan berat
badan lahir sekitar 4,7 kg harus dicurigai terhadap adanya diabetes mellitus pada
ibunya. Sekitsr 75 % - 95 % berat badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi
akan kehilangan cairan sekitar 5 % - 10 % pada beberapa hari pertama setelah
kelahiran. Setelah mengalami kehilangan cairan yang inisial, maka bayi akan
mengalami berat badan yang stabildalam waktu 10 hari. Kemudian akan
bertambah sebanyak 6 8 ons/ minggu pada 6 bln pertama kelahiran.
b. Panjang badan bayi baru lahir kira kira 53 cm pada perempuan dan pada bayi laki
laki memiliki panjang badan 54 cm.
c. Lingkar kepala baru lahir adalah 34 35 cm. Bayi baru lahir dengan lingkar kepala
lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus diidentifikasi mengenai adanya
kelainan neurology. Pengukuran lingkar kepala menggunakan pita ukur yang
dilakukan pada tengah tengah dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.
d. Lingkar dad pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari lingkar kepala.
Pengukuran dilakukan tepat diatas nipple, yakni tonjolan berpigmen pada
permukaan anterior kelenjar mamae. Dikelilingi oleh areola, tempat keluarnya air
susu dari payudara.
2. Tanda Vital
a. Temperature
Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 C, suhu tubuh ini dapat menurun dengan
cepat karena kehilangan panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir melalui 4
cara, yaitu :
1) Konfeksi
Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh menuju udara sekitar yang
lebih dingin.
2) Konduksi
Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih dingin tanpa kontak
denagn tubuh bayi.
3) Radiasi
Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin tanpa kontak dengan
tubuh bayi.
4) Evaporasi
b. Nadi
Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah 120 160 bpm. Segera
setelah lahir, dimana bayi akan berjuang untuk bernafas, maka denyut jantung
menjadi cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam setelah lahir, denyut jantung akan
stabil sekitar 120 140 bpm. Denyut jantung pada bayi baru lahir biasanya
irregular karena kardiolegulator di medulla belum matang. Murmur biasanya
terjadi akibat penutupan inkomplit pada sirkulasi. Pada saat menangis, denyut
jantung menjadi 180 bpm dan pada saat tidur 90 110 bpm.
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah beberapa menit
kehidupan. Setelah aktivitas pernafasan dipertahankan, maka menjadi stabil
sekitar 30 60X/ mnt dalam keadaan istirahat. Kedalaman ritme masih irreguler
dan terjadi apnea yang singkat tanpa sianosi yang disebut pernafasan periodik dan
merupakan keadaan normal. Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir
dilakukan untuk membersihkan saluran nafas.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg. Setelah 10 hari akan
meningkat ketika bayi menangis.
B. Definisi Penyakit
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram sampai dengan 2.499 gram. Bayi
baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2.500 gram disebut bayi prematur.
Bayi premature adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke-37, dihitung dari mulai
hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek
(Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1. Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2. Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34 minggu.
3. Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28 minggu.
Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari 259 hari
dihitung dari terakhir haid / menstruasi ibu. (Hasuki, Irfan. 2007)
Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. (Hassan, Rusepno. 2005)
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari kelahiran
prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin).
Di negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6% - 7%, sedangkan
di negeri yang sedang berkembang angka kematian ini kurang lebih 3X lipat.
1. Faktor ibu
d. Ibu mengalami pendarahan yang jika tidak ditangani denagn mengakhiri kehamilan
dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi
i. Stress
j. Ibu pernah mengalami keguguran (abortus) atau melahirkan bayi premature pada
riwayat kehamilan sebelumnya. (Hassan, Delina. 2006)
Lemahnya bagian bawah rahim atau disekitar mulut rahim (serviks) sehingga
rahim akan terbuka sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu.
l. Faktor uterus
m. Kelainan bentuk rahim, misalnya uterus lebih berbentuk seperti buah pear, atau
uterus terpisah menjadi dua ruang (Uterus Bifidus)
p. Pemeriksaan kehamilan
d. Gawat janin
e. Infeksi
D. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial
ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak
melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama
kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus
kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan
merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor
tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa
bayiuntuk keluar sebelum waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup
maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan
yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar.
E. Penatalaksanaan medis
Mengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di
luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan
dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan
vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai
yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnya jaringan
lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah
hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap
normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat
badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg
adalah 34 C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 C.
Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi
diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator
dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara
berangsur angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu
lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan
dengan membungkus bayi dan meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau
dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36C - 37C adalah dengan memakai
alat perspexheat shield yang diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini
digunakan untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir akhir ini telah
mulai digunakan incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor
(thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol
oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk
bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal
sedini dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh
ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu
yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh
ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang
lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature (<30>
Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature.
Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya
diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum
ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering
terjadi refluks, peristaltik lambat.
Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu
dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan
ASI perah dan cara memberikan ASI perah kepada bayi prematur dengan sendok,
pipet ataupun pipa lambung.
1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat
langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari hari pertama kalau ASI
belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 10
kali sehari.
2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 34 minggu), refleks
hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah
dengan sendok / cangkir, 10 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir
1250 1500 gram (30 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada,
perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari.
c. Makanan bayi
Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas
lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang
disamping itu kebutuhan protein 3 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/
hari), agar berat badan bertambah sebaik baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari
yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi
berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan
lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan
mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga dilakukan setiap sebelum
pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram
atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500
gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari
hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik
intubation).
Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 5 ml/jam dan
jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan
yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai
200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua.
d. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya
tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi
dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu
perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal
memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan
dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening
(TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan
perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu
digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering
terjadi adalah infeksi silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain
yang berhubungan dengan bayi.
1. Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak
terkena infeksi
e. Minum cukup
f. Memberikan sentuhan
Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi
prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut penelitian menunjukkan
kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh.
g. Membantu beradaptasi
a. Minum susu
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang
belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan supaya
lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh
bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas
ataupun dingin.
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang
tua harus berhati hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus
meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka sebaiknya cuci tangan
sebelum memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar.
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu
dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa
diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada
jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter.
F. Pemeriksaan penunjang
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 70 mmHg dan kadar PaCO2 35
45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 94 %.
Hb (Hemoglobin)
Ht (Hematokrit)
Menurut :
Westerfreen : 0 10 mm/jam
Wintrobe : 0 13 mm/jam
Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000
225.000/ mm.
Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 100.000/ mm.
Adalah 14 27 mEq/ L
MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
G. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Demografi
1) Sirkulasi
o Maaf bu, saya mau memeriksa nadi bayi ibu apakah normal atau tidak?
(Nadi apical mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas normal 120
sampai 160 dpm)
o Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan duktus arteriosus
paten (PDA)
2) Makanan / cairan
o Apakah bayi ibu mau menyusu saat bayi ibu menangis karena merasa
kehausan? (Disesuaikan denga berat badan bayi kurang dari 2500 gram)
3) Neurosensori
o Kalau saya boleh tahu, bisa ibu ceritakan tentang bentuk badan bayi ibu?
(Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut)
o Apakah antara bentuk kepala dengan badan lebih besar bentuk kepalanya?
(Ukuran kepala besar dalam hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin
mudah digerakkan, fontanel mungkin besar atau terbuka lebar)
o Apakah pada saat melihat mata bayi ibu bisa melihat ke kanan dan kekiri,
atau bisa melihat ke atas? (Dapat mendemontrasikan kedutan mata
berputar)
4) Pernafasan
o Kadang terdengar suara seperti mengorok tidak bu sewaktu bayi ibu sedang
tidur? (Mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau
substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada)
5) Keamanan
o Bu, bagaimana suara tangisan anak ibu? Keras atu pelan? (Menangis
mungkin lemah)
o Muka bayi ibu terlihat agak bengkak tidak? (Wajah mungkin memar,
mungkin ada kaput suksedaneum)
o Kulit pada bayi ibu tampak merah tidak bu? (Kulit kemerahan atau tembus
pandang, warna mungkin merah muda / kebiruan akrosianosis atau
sianosis pucat)
o Apakah tangan dan kaki pada bayi ibu terlihat agak bengkak? (Ekstremitas
mungkin tampak edema)
o Apakah ada atau tidak garis pada telapak tangan bayi ibu? (Garis telapak
tangan mungkin ada mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak)
o Apakah kuku kuku pada bayi ibu tampak lebih pendek? (Kuku mungkin
pendek)
6) Seksualitas
o Genitalia, labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora,
dengan klitoris menonjol, testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin
banyak atau tidak ada pada skrotum.
o Maaf bu, bisa sebutkan berapa usia ibu sekarang (Usia muda)
o Maaf kalau boleh tau apakah penghasilan dari suami ibu bisa mencukupi semua
kebutuhan keluarga (Latar belakang sosial ekonomi rendah)
o Gestasi multiple
o Pada saat hamil apakah kebutuhan makanan sehat ibu bisa terpenuhi? (Nutrisi
buruk)
o Apakah pada saat melahirkan dulu usia kandungan ibu juga belum cukup
bulan? (Kelahiran preterm sebelumnya)
o Adanya infeksi
o Penggunaan obat yang diresepkan
2. Diagnosa keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Asculapius FKUI
Staf Pengajar IKA FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta : Bagian IKA FKUI
Diposkan oleh neeya_koizora di 00.36 Tidak ada komentar:
Beranda
Langganan: Entri (Atom)
http://asuhankeperawatanpadabayibarulah.blogspot.com/
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
NEONATUS PREMATUR
C. Fktor Janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
D. Faktor yang masih belum diketahui
3. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. Prematuritas murni
BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Masa gestasi < 37 minggu
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin Lanugo (bulu-
bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora, pada
laki-laki testis belum turun.
Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea, otot masih
hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
II. Dismaturitas
Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
4. KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran
hialin
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan antibiotik yang tepat
5. PENGERTIAN
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37 minggu)
dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998
dan Sacharin, 1996)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi
dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
7. ETIOLOGI
Faktor Maternal
Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
A. Kehamilan
Malformasi Uterus
Kehamilan ganda
KPD
Pre eklamsia
Kelainan Rh
B. Penyakit
Diabetes Maternal
Hipertensi Kronik
UTI
Penyakit akut lain
C. Sosial Ekonomi
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
a. Resiko Demografik
Ras
Belum menikah
b. Resiko Medis
Anomali uterus
Nutrisi buruk
Stres
Iritabilitas uterus
Defisiensi progesteron
Infeksi
8. PATOFISIOLOGI
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila
ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
Biasanya normal
Masalah :
1. Ketidak stabilan
2. Kesulitan menyusu
3. Ikterik
Penampilan :
3. Lanugo banyak
1. 31 mg 36 gestasi
Masalah :
1. Ketidak stabilan
2. Pengaturan glukosa
3. RDS
4. Ikterik
5. Anemia
6. Infeksi
7. Kesulitan menyusu
Penampilan :
24 mg 30 mg gestasi
500 gr 1400 gr
0,8 % seluruh kelahiran hidup
Masalah : semua
< Penampilan :
Ekstremitas tampak kurus dengan sedikit otot dan lemak sub kutan Kepala
Telinga lunak dengan tulang rawan min dan mudah terlipatLabia dan
a. Sistem Pernapasan
b. Sistem Pencernaan
Ukuran Lambung Kecil
Enzim penurunan
c. Kestabilan Suhu
Aktivitas kurang
d. Sistem Ginjal
Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk protein, as. Amino & sodium
e. Sistem Syaraf
f. Infeksi
Kemotaksis terbatas
Opsonization penurunan
g. Fungsi Liver
Tanda Klinisnya : Mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha
nafas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok
Akibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inflamasi nasal, trakea, dan faring. (Whaley &
Wong, 1995)
~ Kalsium serum
1. Pengkajian
a. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur dalam batas normal (120 sampai 160 dpm) murmur
jantung yang dapat menandakan duktus arteriosus paten (PDA)
b. Makanan / Cairan
c. Neurosensori
Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan,
fontanel mungkin besar / terbuka lebar
Umumnya terjadi edema pada kelopak mata, mata mungkin merapat Reflek tergantung pada
usia gestasi
d. Pernafasan
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distres pernafasan (RDS)
e. Keamanan
Kulit transparan
Kuku pendek
f. Seksualitas
Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia mayora dengan kritoris menonjol testis pria
tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada pada skrotum
g. Data Penunjang :
Pengobatan :
1. Cettrazidine 2 x 75 mg
3. Mikasin 2 x 10 mg
4. Aminosteril 15 cc
Perhatian Khusus:
1. O2
2. Observasi TTV
- Ht : 46 vol %
- Hb : 15,7 gr/dl
- Leukosit : 11 900 ul
- Kalium : 4,1
- GDS : 63
2. Diagnosa Keperawatan
b. Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan imaturitas pusat pernafasan perkembangan
otot, penurunan energi / kelelahan
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi
enzim.
d. Resiko terjadi penurunan hipotermia berhubungan dengan perkembangan SSP imatur, ketidak
mampuan merasakan dingin berkeringat
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
- Observasi dengan pemantauan O2 catat setiap jam ubah sisi alat setiap 3-4 jam
- Observasi frekuensi pernapasan dan pola nafas (pernafasan, tonus otot dan warna kulit)
Kolaborasi :
- Berikan O2 liter
c. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan imaturitas produksi
enzim.
Intervensi :
Intervensi :
Kolaborasi :
- Berikan O2
- Therapy Blue Light
Intervensi :
Kolaborasi :
4. Evaluasi :
- Suhu aksila bayi tetap dalam rentang normal untuk usia pasca konsepsi
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal. Ed. 2. Jakarta : EGC.
http://usfinit-engky.blogspot.com/2011/12/laporan-pendahuluan-dan-asuhan.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal (37
minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama
diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga keduanya berkaitan
dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap
sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin 1996)
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana
pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-
cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokad,
fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien.
Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan
keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah keperawatan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada
bayi dengan prematur.
2. Tujuan Khsusus
Agar memperoleh gambaran nyata mengenai :
a. Pengkajian keperawatan pada bayi prematur
b. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada bayi prematur.
c. Perencanaan Keperawatan yang akan dilaksanakan pada bayi prematur
d. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada bayi prematur
e. Evaluasi keperawatan pada bayi prematur
f. Faktor-faktor penunjang dan penghambat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi
prematur.
g. Penyelesaian masalah terhadap hambatan yang ditemukan pada asuhan keperawatan bayi
prematur.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR BAYI PREMATUR
1. Pengertian
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37
minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. (Nelson. 1998
dan Sacharin, 1996)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara
bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya berkaitan dengan terjadinya
peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
2. Etiologi
a. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran
premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan
fetus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan infark dari plasenta
b. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cidera radiasi
(Sacharin. 1996)
Faktor yang berhubungan dengan kelahiran premature :
a. Kehamilan
- Malformasi Uterus
- Kehamilan ganda
- TI. Servik Inkompeten
- KPD
- Pre eklamsia
- Riwayat kelahiran premature
- Kelainan Rh
b. Penyakit
- Diabetes Maternal
- Hipertensi Kronik
- UTI
- Penyakit akut lain
c. Sosial Ekonomi
- Tidak melakukan perawatan prenatal
- Status sosial ekonomi rendah
- Mal nutrisi
- Kehamilan remaja
Faktor Resiko Persalinan Prematur :
a. Resiko Demografik
- Ras
- Usia (< > 40 tahun)
- Status sosio ekonomi rendah
- Belum menikah
- Tingkat pendidikan rendah
b. Resiko Medis
- Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya
- Abortus trimester kedua (lebih dari 2x abortus spontan atau elektif)
- Anomali uterus
- Penyakit-penyakit medis (diabetes, hipertensi)
- Resiko kehamilan saat ini :
Kehamilan multi janin, Hidramnion, kenaikan BB kecil, masalah-masalah plasenta (misal :
plasenta previa, solusio plasenta), pembedahan abdomen, infeksi (misal : pielonefritis, UTI),
inkompetensia serviks, KPD, anomaly janin
c. Resiko Perilaku dan Lingkungan
- Nutrisi buruk
- Merokok (lebih dari 10 rokok sehari)
- Penyalahgunaan alkohol dan zat lainnya (mis. kokain)
- Jarang / tidak mendapat perawatan prenatal
d. Faktor Resiko Potensial
- Stres
- Iritabilitas uterus
- Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus
- Perubahan serviks sebelum awitan persalinan
- Ekspansi volume plasma yang tidak adekuat
- Defisiensi progesteron
- Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
3. Patofisiologi
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari faktor resiko mayor atau
minor. Faktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan pervaginam pada
kehamilan lebih dari 12 minggu, riwayat pielonefritis, merokok lebih dari 10 batang perhari,
riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari 2 kali
Faktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, serviks
terbuka lebih dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, serviks mendatar atau memendek kurang
dari 1 cm pada kehamilan 32 minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari 1 kali,
riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat
operasi konisasi, dan iritabilitas uterus.
Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai 1 atau lebih faktor resiko mayor atau bila
ada 2 atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. (Kapita selekta, 2000 : 274)
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
- Bayi prematur menurut WHO adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37
(dihitung dari pertama haid terakhir)
- Bayi prematur / bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa
memperlihatkan berat badan (Prawirohardjo, 2003. 31)
- Prematuritas murni ialah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai
dengan berat badan untuk more gustasi itu / biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai UK
masa kehamilan ( IKA.1985.775)
2. Faktor-Faktor Penyebab
a. Faktor Ibu
Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan, antepartum, malnutrisi, kelainan
uterus, hidramnion, penyakit jantung, penyakit kronis lainnya, hipertensi, umur ibu kurang
dari 20 tahun lebih dari 35 tahun, jarak kehamilan yang terlalu dekat, infeksi, trauma
kehamilan.
b. Faktor Janin
Cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, KPP, infeksi (rubella sifilik).
c. Faktor Plasenta
Plasenta previa, solutio plasenta
d. Faktor Kebiasaan
Pekerjaan yang melelahkan, merokok
3. Tanda dan Gejala
a. Umur kehamilan sama dengan / kurang dari 37 minggu
b. BB sama dengan / kurang dari 2500 gr
c. PB sama dengan / kurang dari 46 cm
4. Patofisiologis
Neonatus dengan maturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat menghadapi kalau
melalui peningkatan metabolisme. Sumber utama kalori bila ada stress dingin/suhu
lingkungan rendah. Rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan nore pinetuin yang
menstimulasi metabolisme lemak dari cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori
yang majemuk dibawa oleh darah ke janin. Peningkatan metabolisme sebagai respon terhadap
stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia
tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini akan
menjadi lebih buruk karena volume paru menurun akibat berkurangnnya oksigen adarah dan
kelainan paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit tertolong oleh haemoglobin fetal
(H6F) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih lama
pada kondisi tekanan oksigen yang berkurang. Stres dingin akan di respon oleh bayi dengan
melepas noripenifrin yang menyebabkan vasokontriksi paru. Akibatnya menurunkan
keaktifan ventilasi paru sehingga kadar oksigen darah berkurang ini menghambat
metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolin anaerob yang menyebabkan peningkatan
asam laktat, kondisi bersamaan dengan metabolisme lemak coklat yang menghasilkan asam
sehingga meningkatkan kontribusi terjadinya asidosis. Kegiatan metabolisme anaerob
menghisap glikogen lebih banyak daripada metabolisme aerob sehingga mempercepat
terjadinya hipoglikemia.
Termoregulasi bayi prematur umumnya relative kurang mampu untuk bertahan hidup karena
struktur anatomi / fisiologi yang lebih tua dan fungsi biokimianya kalsium seperti bayi yang
lebih tua. Bayi resiko tinggi lain juga dapat mengalami kesulitan yang sama karena hambatan
atau gangguan pada anatomi, fisiologi dan biokimia berhubungan dengan adanya kelainan
atau penyakit yang diderita.
5. Gambaran Klinik
Tampak luar dari tingkah laku bayi prematur tergantung dari tuanya umur kehamilan.
Karakteristiknya kepala relatif lebih kotak dari badannya,kulit tipis, transparan, lemak
subcutan kurang, sering tampak peristaltik usus. Tangisnya lunak dan jarang. Pernapasan
tidak teratur dan sering timbul apnea. Otot-otot masih terlihat. Reflek tonik leher lemah dan
reflek moro positif. Gerakan otot jarang, isap lemah terutama dalam hari-hari pertama. Bayi
yang lapar akan menangis dan menggerak-gerakkan tangannya. Jika lapar timbul dalam 20
jam, maka dicurigai akan adanya perdarahan intravensikuler / infeksi. Biasanya oedema
terlihat setelah lahir dari bertambah jelas dalam 24-28 jam berikutnya. Oedema ini dapat
berpindah dengan perubahan posisi. Sering berhubungan dengan perdarahan
antepartum,toksikemia gravidarum dan diabetes melitus. Frekuensi nadi berkisar 100140
x/mnt. Bila frekuensi pernapasan terus meningkat dan selalu diatas 60 x/mnt, harus waspada
terhadap kemungkinan terjadinya sindroma gangguan pernapasan seperti membran
hialin,pneumonia gangguan fresibiotik/ gangguan susunan saraf pusat.
http://efihabibah.blogspot.com/2013/10/laporan-pendahuluan-neonatus-
prematur.html
BAYI PREMATUR
Definisi :
Bayi baru lahir dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran disebut dengan
bayi prematur. Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan
tetapi perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada
saat post natal. Bayi baru lahir yang mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur
kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan kecil masa kehamilan, ini berbeda dengan
prematur, walaupun 75% dari neonatus yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir
prematur.
Problem klinis terjadi lebih sering pada bayi prematur dibandingkan dengan pada bayi lahir
normal. Prematuritas menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi
kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit.
Masalah yang umum terjadi diantaranya respiratory disstres syndrom (RDS), enterocolitis
nekrotik, hiperbilirubinemia, hypoglikemia, thermoregulation, patetnt duktus arteriosus
(PDA), edema paru, perdarahan intraventrikular. Stressor tambahan lain pada infant dan
orangtua meliputi hospitalisasi untuk penyakit pada bayi. Respon orangtua dan mekanisme
koping mereka dapat menimbulkan gangguan pada hubungan antar mereka. Diperlukan
perencanaan dan tindakan yang adekuat untuk permasalahn tersebut.
Bayi prematur dapat bertahan hidup tergantung pada berat badannya, umur kehamilan, dan
penyakit atau abnormalitas. Prematur menyumbangkan 75% 80% angka kesakitan dan
kematian neonatus.
Etiologi dan faktor presipitasi:
Permasalahan pada ibu saat kehamilan :
Penyakit/kelainan seperti hipertensi, toxemia, placenta previa, abruptio placenta,
incompetence cervical, janin kembar, malnutrisi dan diabetes mellitus.
Tingkat sosial ekonomi yang rendah dan prenatal care yang tidak adekuat
Persalinan sebelum waktunya atau induced aborsi
Penyalahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan terlarang, alkohol, merokok dan
caffeine
Pengkajian
Riwayat kehamilan
Umur ibu dibawah 16 tahun dengan latar belakang pendidikan rendah
Kehamilan kembar
Status sosial ekonomi, prenatal care tidak adekuat, nutrisi buruk
Kemungkinan penyakit genetik
Riwayat melahirkan prematur
Infeksi seperti TORCH, penyakit menular seksual dan lain sebagainya
Kondisi seperti toksemia, prematur rupture membran, abruptio placenta dan prolaps
umbilikus
Penyalahgunaaan obat, merokok, konsumsi kafeine dan alkohol
Golongan darah, faktor Rh, amniocentesis.
Status bayi baru lahir
Umur kehamilan antara 24 37 minggu, berat badan lahir rendah atau besar masa kehamilan
Berat badan dibawah 2500 gram
Kurus, lemak subkutan minimal
Adanya kelainan fisik yang terlihat
APGAR skore 1 5 menit : 0 3 mengindikasikan distress berat, 4 6 menunjukkan
disstres sedang dan 7 10 merupakan nilai normal.
Kardiovaskular
Denyut jantung 120 160 x per menit pada sisi apikal dengan irama teratur
Saat kelahiran, terdengar murmur
Gastrointestinal
Protruding abdomen
Keluaran mekonium setelah 12 jam
Kelemahan menghisap dan penurunan refleks
Pastikan anus tanpa/dengan abnormalitas kongenital
Integumen
Cyanosis, jaundice, mottling, kemerahan, atau kulit berwarna kuning
Verniks caseosa sedikit dengan rambut lanugo di seluruh tubuh
Kurus
Edema general atau lokal
Kuku pendek
Kadang-kadang terdapat petechie atau ekimosis
Muskuloskeletal
Cartilago pada telinga belum sempurna
Tengkorak lunak
Keadaan rileks, inaktive atau lethargi
Neurologik
Refleks dan pergerakan pada test neurologik tanpa resistansi
Reflek menghisap, swalowing, gag reflek serta reflek batuk lemah atau tidak efektif
Tidak ada atau minimalnya tanda neurologik
Mata masih tertutup pada bayi dengan umur kehamilan 25 26 minggu
Suhu tubuh yang tidak stabil : biasanya hipotermik
Pulmonary
Respiratory rate antara 40 60 x/menit dengan periode apnea
Respirasi irreguler dengan nasal flaring, grunting dan retraksi (interkostal, suprasternal,
substrenal)
Terdengar crakles pada auskultasi
Renal
Berkemih terjadi 8 jam setelah lahir
<d
iv> Kemungkinan ketidakmampuan mengekresikan sulution dalam urine</d
Reproduksi
Perempuan : labia mayora belum menutupi klitoris sehingga tampak menonjol
Laki-laki : testis belum turun secara sempurna ke kantong skrotum, mungkin terdapat
inguinal hernia.
Data penunjang
X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitas
Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ
Stick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosa
Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia
Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka
terhadap hiperbilirubinemia)
Kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah, kultur darah, urinalisis, analisis feses dan
lain sebagainya.
Diagnosa keperawatan
Dx. 1. Resiko tinggi disstres pernafasan berhubungan dengan immaturitas paru dengan
penurunan produksi surfactan yang menyebabkan hipoksemia dan acidosis
Tujuan : Mempertahankan dan memaksimalkan fungsi paru
Tindakan :
Kaji data fokus pada kemungkinan disstres pernafasan yaitu :
Riwayat penyalahgunaan obat pada ibu atau kondisi abnormal selama kehamilan dan
persalinan
Kondisi bayi baru lahir : APGAR score, kebutuhan resusitasi
Respiratory rate, kedalaman, takipnea
Pernafasan grunting, nasal flaring, retraksi dengan penggunaan otot bantu pernafasan
(intercostal, suprasternal, atau substernal)
Cyanosis, penurunan suara nafas
Kaji episode apneu yang terjadi lebih dari 20 detik, kaji keadaan berikut :
Bradykardi
Lethargy, posisi dan aktivitas sebelum, selama dan setelah episode apnea (sebagai contoh
saat tidur atau minum ASI)
Distensi abdomen
Suhu tubuh dan mottling
Kebutuhan stimulasi
Episode dan durasi apnea
Penyebab apnea, seperti stress karena dingin, sepsis, kegagalan pernafasan.
Berikan dan monitor support respiratory sebagai berikut :
Berikan oksigen sesuai indikasi
Lakukan suction secara hati-hati dan tidak lebih dari 5 detik
Pertahankan suhu lingkungan yang normal
Monitor hasil pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui terjadinya acidosis metabolik
Berikan oabt-obat sesuai permintaan dokter seperti theophylin IV. Monitor kadar gula darah
setiap 1 2 hari.
Dx. 2. Resiko hipotermia atau hipertermia berhubungan dengan prematuritas atau perubahan
suhu lingkungan
Tujuan : Mempertahankan suhu lingkungan normal
Tindakan :
Pertahankan suhu ruang perawatan pada 25 C
Kaji suhu rectal bayi dan suhu aksila setiap 2 jam atau bila perlu
Tempatkan bayi di bawah pemanas atau inkubator sesuai indikasi
Hindarkan meletakkan bayi dekat dengan sumber panas atau dingin
Kaji status infant yang menunjukkan stress dingin
Dx. 3. Defiensi nutrisi berhubungan dengan tidak adekuatnya cadangan glikogen, zat besi,
dan kalsium dan kehilangan cadangan glikogen karena metabolisme rate yang tinggi, tidak
adekuatnya intake kalori, serta kehilangan kalori.
Tujuan : meningkatkan dan mempertahankan intake kalori yang adekuat pada bayi
Tindakan :
Kaji refleks hisap dan reflek gag pada bayi. Mulai oral feeding saat kondisi bayi stabil dan
respirasi terkontrol
Kaji dan kalkulasikan kebutuhan kalori bayi
Mulai breast feeding atau bottle feeding 2 6 jam setelah lahir. Mulai dengan 3 5 ml setiap
kali setiap 3 jam. Tingkatkan asupan bila memungkinkan.
Timbang berat badan bayi setiap hari, bandingkan berat badan dengan intake kalori untuk
menentukan pemabatasan atau peningkatan intake
Berikan infus dextrose 10% jika bayi tidak mampu minum secara oral
Berikan TPN dan intralipid jika dibutuhkan
Monitor kadar gula darah
Dx. 4. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan imaturitas, radiasi lingkungan, efek
fototherapy atau kehilangan melalui kulit atau paru.
Tujuan : Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Tindakan :
Kaji dan hitung kebutuhan cairan bayi
Berikan cairan 150 180 ml/kg berat badan dan 200 ml/kg berat badan jika dibutuhkan.
Timbang berat badan bayi setiap hari
Monitor dan catat intake dan output setiap hari, bandingkan jumlahnya untuk menentukan
status ketidakseimbangan.
Test urine : spesifik gravity dan glikosuria
Pertahankan suhu lingkungan normal
Kaji tanda-tanda peningkatan kebutuhan cairan :
Peningkatan suhu tubuh
Hipovolemik shock dengan penurunan tejanan darah dan peningkatan denut jantung,
melemahnya denyut nadi, tangan teraba dingin serta motling pada kulit.
Sepsis
Aspiksia dan hipoksia
Monitor potassium, sodium dan kadar chloride. Ganti cairan dan elektrolit dengan dextrose
10% bila perlu.
Dx. 5. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imaturitas imunologik bayi dan
kemungkinan infeksi dari ibu atau tenaga medis/perawat
Tujuan : Infeksi dapat dicegah
Tindakan :
Kaji fluktuasi suhu tubuh, lethargy, apnea, iritabilitas dan jaundice
Review riwayat ibu, kondisi bayi saat lahir, dan epidemi infeksi di ruang perawatan
Amati sampel darah dan drainase
Lakukan pemeriksaan CBC dengan hitung leukosit, platelets, dan imunoglubolin
Berikan lingkungan yang melindungi bayi dari infekasi :
Lakukan cuci tangan sebelum menyentuh bayi
Ikuti protokol isolasi bayi
Lakukan tehnik steril saat melakukan prosedur pada bayi
Dx. 6. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan rapuh dan imaturitas kulit
Tujuan : Mempertahankan integritas kulit
Tindakan :
Kaji kulit bayi terhadap kemerahan, iritasi, rashes, dan lesi serta keadaan pada area kulit
yang tertekan.
Kaji tempat-tempat prosedur invasif pada bayi
Berikan perawatan kulit setiap hari. Lindungi kulit bayi dari kontak dengan agen pembersih
atau plester.
Dx. 7. Gangguan sensori persepsi : visual, auditory, kinestehetik, gustatory, taktil dan
olfaktory berhubungan dengan stimulasi yang kurang atau berlebihan pada lingkungan
intensive care
Tujuan : Mempertahankan stimulasi sensori yang optimal tanpa berlebihan
Tindakan :
Kaji kemampuan bayi memberikan respon terhadap stimulus. Observasi :
Deficit neurologik
Kurangnya perhatian bayi terhadap stimulus
Tidak ada respon terhadap suara, kontak mata atau tidak adanya refleks normal
Efek obat terhadap perkembangan bayi
Berikan stimulasi visual :
Arahkan cahaya lampu pada bayi
Ayunkan benda didepan mata bayi
Letakkan bayi pada posisi yang memungkinkan untuk kontak mata : tegakkan bayi
Berikan stimulasi auditory :
Bicara pada bayi, lakukan dengan tekanan suara rendah dan jelas
Panggil bayi dengan namanya, bicara pada bayi saat memberikan perawatan
Bernyanyi, mainkan musik tape recorder atau hidupkan radio
Hindari suara bising di sekitar bayi
Berikan stimulasi tactile :
Peluk bayi dengan penuh kasih sayang
Berikan kesempatan pada bayi untuk menghisap
Sentuh bayi dengan benda lembut seperti saputangan atau kapas
Berikan perubahan posisi secara teratur
Berikan stimulasi gustatory dengan mendekatkan hidung bayi ke payudara ibu atau ASI yang
ditampung.
Berikan periode istirahat dan tidur yang cukup.
Dx. 8. Deficit pengetahuan (keluarga) tentang perawatan infant yang sakit di rumah
Tujuan :
Informasikan orangtua dan keluarga tentang :
Proses penyakit
Prosedur perawatan
Tanda dan gejala problem respirasi
Perawatan lanjutan dan therapy
Ajarkan orangtua dan keluarga tentang treatment pada anak :
Therapy home oksigen
Ventilasi mekanik
Fisiotherapi dada
Therapy obat
Therapy cairan dan nutrisi
Berikan kesempatan pada keluarga mendemontrasikan perawatan pada bayinya
Anjurkan keluarga terlibat pada perawatan bayi
Ajarkan keluarga dan orangtua bagaimana menyeimbangkan istirahat dan tidur dan
bagaimana menilai toleransi bayi terhadap aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991
Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition,
Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994
Wong, Donna L., Wong & Whaleys Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition,
Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990
Doenges, Marilyn E., Maternal/Newborn Care Plans : Guidelines for Client Care, F.A. Davis
Company, Philadelphia, 1988
Artikel:
penyakit pathway askep bayi prematur, askep kelahiran prematur, PATHWAY PERSALINAN
PREMATUR, pathway bayi prematur, patways persalinan prematur, pathways bayi baru lahir
normal, pathway bayi premature, Laporan pendahuluan persalinan preterm pathway, Asuhan
keperawatan persalinan prematur, Askep persalinan preterm pathway, askep dan pathway bayi
prematur, askep dan LP persalinan prematur, askep bayi prematur