Kedua factor tersebut akan mempengaruhi aktifitas metabolism sel yang akan
menyebabkan stress oksidasi. Sehingga terjadi kerusakan pada sel yang menyenbabkan
terjadinya penuaan.
Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebes dalam
tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa supeoksida (O2), radikal
hidroksida, dan H2O2. Radikal bebas sangat merusak karena sangat relative,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh.
Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas sehingga proses
pengerusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak akhirya sel
mati.
Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel, termaksud mitokodrian, yang
akhrinya mampu menyebabkan cepatnya kematian ( apoptosis ) sel,
menghambat proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel
tubuh akibat radikal bebas adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh
menyebabkan mutasi pada transkip bebas yang ada dalam tubuh dapat
nenyebabkan mutasi pada transkip DNA – RNS pada genetic walaupun iya
tidak mengandung DNA. Dalam system saraf dan jaringan otot, dimana
radikal bebas memiliki tingkat afinitas yang relative tingg di bandingkan
lainnya, terdapat/ ditemukan sebstansi yang di sebut juga dengan lipofusin,
yang dapat di gunakan juga untuk mengukur usia kronologi seseorang.
Lipofusin yang merupakan pigmen yang berkaya dengan lemak dan protein di
temukan terakumulasi dalam jaringan orang orang tua. Kesehatan kulit
berangsung-angsur menurunkan akibat supalai oksigen dan nutrisi yang makin
sedikit yng akhirnya dapat mengakibtkan kematian jaringan kulit itu sendiri.
e. Teori kolagen
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
f. Wear teori biologi
Peningkatan jumlah kolagen dal mjaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
Indera peraba memberikan pesan yang pali intim yang paling mudah untuk
menterjemahkan. Bila indera lain menghilang, rabban dapat mengurangi
peranan sejahterah. Meskipun reseptor lain akan menumpul dengan
bertambahnya usia, namun tidak pernah menghilang.
d. Pengecap dan penghidup empat rasa dasar yaitu manis,asin, dan pahit
diantara semuanya, rasa manis yang paling tupul pada lansia. Maka jelas
bagi kita mereka mengapa mereka senang membubuhkan gula secara
berlebihan. Rasa yang tumpul menyebabkan kesukaan terhadap makanan
yang asin dan banyak berbumbu. Harus dianjurkan penggunaan rempah,
bawang, bawang putih, dan lemon untuk mengurangi garam dalam
menyedapkan masakan.
9. Sistem integument
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensi, dan ekstrinsik dengan
bertambahnya usia, terjadilah perubahan intrinsic dan ekstrinsik yang
mempengaruhi penampilan kulit:
a. Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinisasi
saat perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).
c. Menurunya respon terhadap trauma .
d. Mekanisme prokteksi kulit menurun.
1) Produksi serum menurun.
2) Penurunan serum menurun.
3) Gangguan pigmentasi kulit.
e. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
f. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
g. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.
h. Pertumbuhan kuku lebih lambat.
i. Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
j. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
k. Kelenjar keringat kurangnya berjumlah dan fungsinya.
l. Kuku menjad pudar, kurang bercahaya.
a. Masukan tinggi kalsium (produk susu dan sayuran hijau merupakan sumber
yang baik, seperti kaldu dan sup yang dibuat dari sup tulang dan dimasak
dengan tambahan cuka untuk melepas kalsium dari tulang).
b. Diet rendah fosfot (rasio ideal kalsium: fosfor adalah 1:1, daging
merah,minuman kola dan makanan buatan pabrik yang rendah kalsium
fosfor harus dihindari).
c. Olahraga, suplemen kalsium, vitamin D, fluoride dan ekstrogen nsering
diresepkan bagi orang yang berisiko tinggi atau yang lebih menderita
osteoporosis.
11. Sistem reproduksi da seksualitas
a. Vagina
Orang- orang yang makin menua sexsual intercourse masih juga
membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu. Fungsi sexsual
seseorang berhentik, frekuensi sexsual intercourse cenderung menurun
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati
berjalan terus sampai tua.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reakasi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.
b. Menciutnya ovari dan uterus.
c. Atrovil payudara.
d. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
e. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun ( asal kondisi
kesehatan baik) yaitu:
1) Kehipan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
2) Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
3) Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
f. Produksi ekstrogen dan progesterone oleh ovarium menurun saat
monopouse. Perubahan yang terjadi pada sistim produksi wanita meliputi
penipisan dinding vagina dengan penecilan dan ukuran dan hilangnya
elastisitas, penurunan sekresi vagina, mengakibatkan kekeringan, gatal, dan
menurunya keasaman vagina; involusi (atrofi) uterus dan ovarium; dan
penurunan tonus pubokoksigius, mengakibatkan lemasnya vagina dan
perineum. Perubahan tersebut berakibat perdarahan vagina dan nyeri saat
bersenggama. Pada pria lansia penis dan testis menurun ukuranya dan kadar
androgen berkurang.
Dorongan dan aktivitas seksual berkurang tetapi tidak hilang sama sekali aktivitas
seksual juga tidak boleh dikurangi. Perawatan menerangkan bahwa aktivitas
seksual berbeda-beda pada setiap individu tetapi ada hubungannya dengan perilaku
seksual pada masa muda. Jika diperlukan konseling lebih lanjit, maka dan dirujuk
keprofesional yang terlatih. Anjuran tambahan meliputi penggunaan pelumas
vagina atau menawarkan terapi pergantian ektrogen bila diinginkan.