Anda di halaman 1dari 15

A.

PROSES MENUA (AGING PROSES)


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk meperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsih
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Constantinides 1994).
Proses menua merpakan proses yang terusmenerus (berlanjut) secara ilmiah. Dimulai
sejak lahir dan umumnya di alami pada semua mahlukhidup.
Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya. Adakalanya
orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tapi kekurangan-kekurangannya
menyolok (Deskripanasi)
Menurut undang-undang No.09 th. 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasal 8 ayat 2
berbunyi : Dalam istilah sakit termasuk cacat,kelemahan dan lanut usia.
Berdasarkan pernyataan ini, lanjut usia dianggap suatu penyakit hal ini tidak benar.
Gerontologi berpendapat lain sebab lanjut usia bukan suatu penyakit, melainkan suatu
masa tahap hidup manusia yaitu: baik, kanak-kanak,dewas,tua, dan lanjut usia.
Menua bukan suatu penyakit tetapi merupakan daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh walaupun demikian harus diakui bahwa
dihadapi berbagai penykit yang sering menghinggapi berbagai penyakit. Proses menua
sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya
degan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehinga
tubuh”mati” sedikit demi sedikit
Sebenarnya tidk ada batasan yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai
menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam
hal pencapian puncak, maupun saat menurunya. Hal ini juga sanngat individu. Namun
umumnya , fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya umur 20-30 thn. Setelah
mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada pada kondisi tetap utuh bebera
saat,kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambhanya umur.
( Ns, reny yuli aspiani, s.kep. 2014 )
Factor factor yang mempengaruhu proses menua adalah :
1. Hereditas ( keturunan/genetic) yang melibatkan “ jam gen”, perbaikan NDA respon
terhadap sters dan pertahanan terhadap antioksidan.
2. Lingkungan, yang melibatkan : pemasukan kalori, penyakit penyakit dan stress dari
luar. (Misalnya radiasi , bahan bahan kimia).

Kedua factor tersebut akan mempengaruhi aktifitas metabolism sel yang akan
menyebabkan stress oksidasi. Sehingga terjadi kerusakan pada sel yang menyenbabkan
terjadinya penuaan.

B. TEORI PROSES MENUA


1. Teori Biologi
Teori biologi dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses menua
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama masa
hidup ( zairt, 1980 ) teroi ini menekankan pada perubahan kondisi tingkat stuktural
sel / organ tubuh termaksud di dalamnya pengaruh gen patologis.
Focus dari teori ini adalah mencari determinan determinan, yang menghambat proses
penurunan fungsi organisme. Yang dalam konteks sistemik, dapat
mempengaruhi/member dapak terhadap organ/ system tubuh lainnya dan berkembang
sesuai dengan peningkatan usia kronologi ( hayflick, 1977 )
a. Teori genetic clock
Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam
genetic di dalam neklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan
jika jam ini sudah habis peturan ini akan menyebabkan berhentinya proses
mitosis. Hal ini di tunjukan oleh hasil penyelitian haiflick ( 1980 ), dari teori itu
dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membela sel dalam kultur
dengan umur spesiaes mutasi somatic ( teori errorractastrophe )

(NS. RENI YULI ASPIANI, S.kep 2014 )


Hal penting lainnya yang perlu di perhatikan dalam menganlisis factor penyebab
terjadinya proses menua adalah factor lingkungan yang menyebabkan mutasi
somatic. Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur menurut teori ini
terjadi mutasium progresif pada DNA sel somatic akan menyebakan terjadinya
penurunan kemampuan fungsional sel tersebut.
b. Teori error
Menurut teori ini proses menua di akibatkan oleh menumpoknya berbagai macam
kesalahan sepanjang hidup manusia akibat kesalahan tersebut akan berakibat
keselahan metabolism yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungus sel
secara perlahan.
Sejalan dengan perkembanagan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa perubahan
alami pada sel pada DNA dan RNA, yang merupakan substansi pembangun/
pembentuk sel baru. Peningkatan usia mempengaruhi perubahan sel dimana sel
sel nucleus menjadi lebih besar tetapi tidak di ikuti dengan peningkatan jumlah
substandi DNA.
Konsep yang di ajukan oleh orgel (1963) menyampaikan bahwa kemungkinan
terjadinya proses menua adalah akibat kesalahan pada saat transkripsi sel saat di
sintesa protein, yang berdampak pada penurunan kemampuan kualitas ( daya
hidup) sel atau bahkan sel sel baru relative sedikit berbentuk kesalahan yang
terjadi pada proses transkripsi ini di mungkinkan oleh karna reproduksi dari
enzim dan rantai peptide ( protein ) tidak dapat melakukan pengadaan supstansi
secara tepat. Kondisi ini akhirnya mengakitbatkan proses transkripsi sel
berikutnya juga mengalami perubahan yang akhirnya dapat merubah komposisi
yang berbeda dari sel awal.
c. Teori autoimun
Pada teori ini, penuaan di anggap di sebabkan oleh adanya pemurunan fungsi
system imun. Perubhan itu lebih tampak secara nyata pada limfosit – T, di
samping perubahan juga terjadi pada limfosit-B. perubahan yang terjadi meliputi
penurunan sitem imun humoral yang dapat menjadi factor presidposisi pada orang
tua untuk :
a. menurunkan resistansi melawan pertumbuhan tumor dan perkembangan
kanker
(NS. RENI YULI ASPIANI, S.kep 2014 )
b. menurunan kemampuan untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif
memolisasi pertahan tubuh terhadap pathogen
c. meningkatkan produksi auantigen, yang berdampak pada semakin
meningkatnya resiko terjadinya penyakitnya yang berhubungan dengan
autoimun.
Proses menua juga dapat terjadi akibat protein pasca transalasi yang dapat
mengakibatkan berkuranya kemampuan system imun tubuh mengenali dirinya
sendiri ( self recognicion ). Jika mutasi somatic menyebabkan terjadinya
kelainan pada permukaan sel maka hal ini akan mengakibatkan system imun
menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya. Hal ini di buktikan dengan bertambahnya prefalensi auto
antibody pada lansia. Di pihak lain system imun tubuh sendiri daya
pertahannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya
terhapat antigen menurun sehingga sel sel patologis meningkta sesuai dengan
meningkatnya umur.
d. Teori free radikal
Teori radikal bebas mengansumsikan bahwa proses menua terjadinya akibat
kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu di pengaruhi adanya berbagai
radikal bebas dalam tubuh yang di sebut radikal bebas disini adalah molekul
yang memiliki afinitas yang tinggi, merupakan molekul, fragmen molekul
atau atom dengan elektrom yang bebas tidak berpasangan. Radikal bebas
merupakan zat yang berbentuk dalam tubuh manusia sebagai salah satu hasil
kerja metabolisme. Walaupun secara normal ia terbentuk dari proses
metabolisi tubuh, tetapi iya berbentuk dari proses metabolism tubuh, tetapi ia
dapat terbentuk normal.
1. Proses oksigenasi lingkungan seperti pengaruh polutan, ozon dan peptisida
2. Reaksi akibat paparan dengan radiasi
3. Sebagai reaksi berbagai reaksi berantai dengan molekul bebas lainnya.

Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebes dalam
tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa supeoksida (O2), radikal
hidroksida, dan H2O2. Radikal bebas sangat merusak karena sangat relative,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh.
Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas sehingga proses
pengerusakan terus terjadi, kerusakan organel sel makin banyak akhirya sel
mati.

Radikal bebas yang reaktif mampu merusak sel, termaksud mitokodrian, yang
akhrinya mampu menyebabkan cepatnya kematian ( apoptosis ) sel,
menghambat proses reproduksi sel. Hal lain yang mengganggu fungsi sel
tubuh akibat radikal bebas adalah bahwa radikal bebas yang ada dalam tubuh
menyebabkan mutasi pada transkip bebas yang ada dalam tubuh dapat
nenyebabkan mutasi pada transkip DNA – RNS pada genetic walaupun iya
tidak mengandung DNA. Dalam system saraf dan jaringan otot, dimana
radikal bebas memiliki tingkat afinitas yang relative tingg di bandingkan
lainnya, terdapat/ ditemukan sebstansi yang di sebut juga dengan lipofusin,
yang dapat di gunakan juga untuk mengukur usia kronologi seseorang.

Lipofusin yang merupakan pigmen yang berkaya dengan lemak dan protein di
temukan terakumulasi dalam jaringan orang orang tua. Kesehatan kulit
berangsung-angsur menurunkan akibat supalai oksigen dan nutrisi yang makin
sedikit yng akhirnya dapat mengakibtkan kematian jaringan kulit itu sendiri.

Vitamin C dan E merupakan dua subtansi yang dipercaya dapat menghambat


kerja radikal bebas ( sebagai antioksidan )yang memungkinkan
memungkinkan menyebabkan kerusakan jaringan kulit.

e. Teori kolagen
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh rusak.
f. Wear teori biologi
Peningkatan jumlah kolagen dal mjaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.

(NS. RENI YULI ASPIANI, S.kep 2014 )


2. Teori psikososial
a. Activity theory ( Teori aktivitas)
Teori ini menyatakan bahwa seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam
kehidupan sosail untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (
havigurst dan alberc. 1963) aktifitas dalam teori ini di pandangan sebagai suatu
yang fital untuk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan koise diri yang
positif. Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih baik dari pada
pasif (2) gembira lebih baik dari pda tidak gembira (3)orang tua merupakan
adalah orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih artenatif pilihan
aktif dan bergembira. Penuaan mengakibatkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung.
b. Contiunitas theory ( teori komunitas )
Teori ini memandang bahwa kodisi yang selalu terjadi dan secara kesinambungan
yang harus dihadapi oleh orang lanjut usia.
Adanyan suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya suatu pola
perilaku yang meningkatkan stress.
c. Disanggement theory
Putusnya hubungan dengan dunia luar seperti dengan masyarakat, hubungan
dengan individu lainnya.
d. Teori strartifikasi usia
Karna orang yang di golongkan dalam usia tua akan mempercayai proses
penuaan.
e. Teori kebutuhan manusia
Orang yg mencapi aktualisasi menurut penelitian 50% dan tidak semua orang
mecapai kebutuhan yang sempurna
f. Jung theory
Terdapat tingkat hidup yang mempunyai tugas dalam perkembangan kehidupan
g. Course of human life theory
Seseorang dengan hubungan dengan lingkungan ada tingkat muksimumnya.
h. Development task theory
Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas perkembangan sesuai dengan usianya.
3. Unvironmental theory (teori lingkungan)
a. Radiation theory (teori radiasi)
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar ultraviolet
maupun dalam bentuk gelombang-gelombang mikro yang telah menumbuk butuh
tampa terasa yang dapat mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel hidup
atau bahkan rusak dan mati.
b. Stress theory (teori stres)
Stress fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran neuroransmiter
tertentu yang dapat mengakibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan
mengalami kekuarangan oksigen dan mengalami gangguan metabolisme sel
sehingga terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel dan penurunan eksisitas
membran sel.
c. Pullotion theory (teori polusi)
Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh mengalami gangguan pada
system psikoneuroimunologi yang seterusnya mempercepat terjadinya proses
menua dengan perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.
d. Exposure theory (teori pemaparan)
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip dengan sinar
ultra yang lain mampu mempengaruhi susunan DNA sehingga proses penuaan
atau kematian sel bisa terjadi.
C. PERUBAHAN FISIOLOGI PADA LANJUT USIA
1. Sel
a. Lebih sedikit jumlahnya.
b. Lebih besar ukurannya.
c. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.
d. Menurun proposi protein diotak, otot, ginjal,darah, dan hati.
e. Jumlah sel otak menurun.
f. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
g. Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-2%.
2. System cardiovascular
Perubahan yang terjadi pada system cardiovascular antara lain:
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katul jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk atau
duduk keberdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun yaitu menjadi 65
mmHg yang dapat mengakibatkan pusing mendadak.
e. Tekanan darah meninggi di akibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh dara perifer. Sistolis normal +_ 170 mmHg, diatolis normal +_ 90
mmHg.
3. Sistim penafasan
Perubahan yang terjadi pada sistim pernafasan antara lain:
a. Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunnya aktivitas dari silia.
c. Paru-paru kehilangan elastisitas: kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurundari kedalaman
bernafas menurun.
d. Alveoli akuratnya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang,
e. Co2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
f. Co2 pada arteri tidak terganti.
g. Kemapuan untuk batuk berkurang.
h. Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
4. Sistim persarafan
Perubahan yang terjadi pada system persarafan antara lain:
a. Berat otak menurun 10-20% ( setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
b. Cepatnya menurun hubungan persarafan .
c. Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi, khususnya denga stress.
d. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran,mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.
e. Kurang sensitif terhadap sentuhan.
5. Sistim gastrointestinal
Perubahan yang terjadi pada sistim gastrointestinal yaitu:
a. Kehilangan gigi: penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lainmeliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
b. Indra pengecap menurun: adanya iritasi yang kronis dan selaput lendir,
atropi indra pengecap (+_80%), hilang sensivitas dari indra pengecap
dilidah terutama rasa manis dan asin, asam dan pahit.
c. Esophagus melebar.
d. Lambung: rasa lapar menurun (sensivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absorbpsi melemah (daya absorpsi terganggu).
g. Liver (hati): makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
6. Sistim genotourinaria
Perubahan yang terjadi pada sistim genitourinaria antara lain:
a. Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin
darah yang masuk keginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron ( tepatnya di glomerulus). Kemudian mengeci dan
nefron menjadi atrofi, aliran darah keginjal menurun sampai 50%, fungsi
tubulus berkurang kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin
menurun proteinuria (biasanya+1) BUN (Blood Urea Nitrogen) meningkat
sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
b. Vesika urinaria (kandung kemih)
Otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau
menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah
dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya
retensi urin.
c. Pembesaran prostat +_ 75% dialami oleh pria usia di atas 25 tahun.
7. Sistem endokrin
a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b. Fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah.
c. Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya dalam pembuluh
darah, berkurangnya produksi dari ACTH (
), TSH (Thyroid Stimulation Hormone), FSH(folikel semulating hormone)
dan LH (leutinezing hormone).
d. Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR ( Basal Metabolic Rater),
dan menurunya daya pertukaran zat.
e. Menurunya sekresi hormone kelamin, misalnya progesteron, ektrogen dan
testoteron.
8. Sistem indra: pendengaran, penglihatan, perabaan dll
Organ sensori pendengaran, penglihatan, pengecap, peraba dan
penghirupmemungkinkan kita berkomunikasi dengan lingkungan. Pesan yang
diterima dari sekitar kita membuat tetap mempunyai oreantasi, ketertarikan dan
pertentangan, kehilangan sensori akibat penuan merupakan saat lansia menjadi
kurang kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk:
a. Sistem pendengaran
1. Presbiakuisis (gangguan pendengaran). Hilangnya kemampuan/daya
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau
nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,sulit dimengerti kata-kata
50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
2. Membrane timpani menjadi antropi menebabkan otosklerosis
3. Terjadi perkumpulanceremen dapat mengeras karena meningkatnya
keratin.
4. Pendengaran menurun pada lanjut usiayang mengalami ketegangan jiwa
atau stress.
b. Sistem penglihatan
1) Spingter pupil timbulsklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
2) Karena lebih berbentuksfesi (bola).
3) Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menebabkan ganguan penglihatan.
4) Meningkatkan ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan, lebih lambat dan susa melihat dalam cahaya gelap.
5) Hilangnya daya akomodasi.
6) Menurunnya lapang pandang: berkurangnya luas pandangnya.
7) Menurunya daya membedakan warna biru/hijau pada skala.
c. Rabaan

Indera peraba memberikan pesan yang pali intim yang paling mudah untuk
menterjemahkan. Bila indera lain menghilang, rabban dapat mengurangi
peranan sejahterah. Meskipun reseptor lain akan menumpul dengan
bertambahnya usia, namun tidak pernah menghilang.

d. Pengecap dan penghidup empat rasa dasar yaitu manis,asin, dan pahit
diantara semuanya, rasa manis yang paling tupul pada lansia. Maka jelas
bagi kita mereka mengapa mereka senang membubuhkan gula secara
berlebihan. Rasa yang tumpul menyebabkan kesukaan terhadap makanan
yang asin dan banyak berbumbu. Harus dianjurkan penggunaan rempah,
bawang, bawang putih, dan lemon untuk mengurangi garam dalam
menyedapkan masakan.
9. Sistem integument
Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensi, dan ekstrinsik dengan
bertambahnya usia, terjadilah perubahan intrinsic dan ekstrinsik yang
mempengaruhi penampilan kulit:
a. Kulit mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinisasi
saat perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).
c. Menurunya respon terhadap trauma .
d. Mekanisme prokteksi kulit menurun.
1) Produksi serum menurun.
2) Penurunan serum menurun.
3) Gangguan pigmentasi kulit.
e. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
f. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
g. Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.
h. Pertumbuhan kuku lebih lambat.
i. Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
j. Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
k. Kelenjar keringat kurangnya berjumlah dan fungsinya.
l. Kuku menjad pudar, kurang bercahaya.

Peningkatan kesehatan integumen:

Penyuluhan kesehatan untuk promosi fungsi kulit yang sehat


termaksud menghindari pajanan matahari, memakai pakaian yang memadai
untuk perlindungan kulit, menjaga suhu ruang yang sesuai, menggunakan krim
pelumas kulit, dan menghindari berendam dalam buth tub untuk waktu yang
lama.

10. Sistem musculoskeletal


Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi sebelum usia 40
tahun:
a. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh dan osteoporosis.
b. Kifosis.
c. Pingga, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas.
d. Discu intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggihnya berkurang).
e. Persendian membesar dan menjadi kaku.
f. Tendon mengerut dan mengalami sclerosis.
g. Artrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil): serabut-serabut otot
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan
menjadi tremot.
h. Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

Peningkatan kesehatan untuk fungsi muskuloskletal:

Osteoporosis merupakan masalah yang terjadi pada lansia. Demineralisasi yang


terjadi osteoporosis dipercepat dengan hilangnya ekstrogen.inaktivitas dan diet
rendah kalsium tinggih fosfat, perawat dapat menganjurkan:

a. Masukan tinggi kalsium (produk susu dan sayuran hijau merupakan sumber
yang baik, seperti kaldu dan sup yang dibuat dari sup tulang dan dimasak
dengan tambahan cuka untuk melepas kalsium dari tulang).
b. Diet rendah fosfot (rasio ideal kalsium: fosfor adalah 1:1, daging
merah,minuman kola dan makanan buatan pabrik yang rendah kalsium
fosfor harus dihindari).
c. Olahraga, suplemen kalsium, vitamin D, fluoride dan ekstrogen nsering
diresepkan bagi orang yang berisiko tinggi atau yang lebih menderita
osteoporosis.
11. Sistem reproduksi da seksualitas
a. Vagina
Orang- orang yang makin menua sexsual intercourse masih juga
membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu. Fungsi sexsual
seseorang berhentik, frekuensi sexsual intercourse cenderung menurun
secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati
berjalan terus sampai tua.
Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
berkurang, reakasi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna.
b. Menciutnya ovari dan uterus.
c. Atrovil payudara.
d. Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun
adanya penurunan secara berangsur-angsur.
e. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun ( asal kondisi
kesehatan baik) yaitu:
1) Kehipan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
2) Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
3) Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami.
f. Produksi ekstrogen dan progesterone oleh ovarium menurun saat
monopouse. Perubahan yang terjadi pada sistim produksi wanita meliputi
penipisan dinding vagina dengan penecilan dan ukuran dan hilangnya
elastisitas, penurunan sekresi vagina, mengakibatkan kekeringan, gatal, dan
menurunya keasaman vagina; involusi (atrofi) uterus dan ovarium; dan
penurunan tonus pubokoksigius, mengakibatkan lemasnya vagina dan
perineum. Perubahan tersebut berakibat perdarahan vagina dan nyeri saat
bersenggama. Pada pria lansia penis dan testis menurun ukuranya dan kadar
androgen berkurang.

Peningkatan kesehatan seksual

Dorongan dan aktivitas seksual berkurang tetapi tidak hilang sama sekali aktivitas
seksual juga tidak boleh dikurangi. Perawatan menerangkan bahwa aktivitas
seksual berbeda-beda pada setiap individu tetapi ada hubungannya dengan perilaku
seksual pada masa muda. Jika diperlukan konseling lebih lanjit, maka dan dirujuk
keprofesional yang terlatih. Anjuran tambahan meliputi penggunaan pelumas
vagina atau menawarkan terapi pergantian ektrogen bila diinginkan.

D. PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA


Psikologi penuaan yang berhasil dicerminkan pada kemampuan individu lansia
beradaptasi terhadap kehilangan fisik, social dan emosional serta mencapai
kebahagian, kedamaian dan kepuasan hidup, karena perubahan dalam pola hidup
tidak dapat dihindari sepanjang hidup, individu harus memperlihatkan
kemampuan untuk kembali bersemangat dan keterampilan koping ketika
menghadapi stress dan perubahan. Perawat dalam memberikan dorongan ikut
serta dalam membuat keputusan, kemandirian optimal, aktivitas social, dan
keterlibatan dalam aktivitas yang produktif, serta memuaskan. Keluwesan, humor
dan rasa keingintahuan semuanya memberi kontribusi pada penyesuaian social
dan psikologis individu lansia. Citra diri yang positif meningkat pengambilan
resiko dan keikut sertaan dalam peran baru yang belum pernah dicoba.

Anda mungkin juga menyukai