DISUSUN OLEH:
MULISAH
060STYJ20
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI NERS
MATARAM
2021
1. DEFINISI
InETNA, luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses
selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya kerusakan pada
substansi jaringan.
tubuh kita sehingga terpisah dari badan atau tubuh seperti Luka potong,
pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar atau berat, gergaji. Luka
2. ETIOLOGI
Vulnus amputatum : Luka potong, pancung dengan penyebab benda
organ yang dipotong. Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat gejala
pathom limb.
3. KLASIFIKASI
Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi,
yang merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut
sekitar 3% - 11%.
Luka terkontaminasi
menunjukan tanda infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka
Luka kotor
jaringan mati dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen.
1. Amputasi selektif/terencana
3. Amputasi darurat
1. Amputasi terbuka
2. Amputasi tertutup.
pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang sama. Amputasi tertutup
dilakukan dalam kondisi yang lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit
untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang lebih 5 sentimeter
4. MANIFESTASI KLINIK
Tenderness/keempukan
saraf/perdarahan)
Pergerakan abnormal
Krepitasi
Keterbatasan fisik
Pantom syndrome
pembentukan hematoma
6. PATOFISIOLOGI
Menurut Soejarto Reksoprodjo, dkk (1995) proses yang terjadi secara alamiah
dari pembuluh darah secara diapedisis dan menuju dareh luka secara
2) Fase proferasi atau fase fibriflasi. berlangsung dari hari ke 6-3 minggu.
Tersifat oleh proses preforasi dan pembentukan fibrosa yang berasal dari sel-
sel masenkim. Serat-serat baru dibentuk, diatur, mengkerut yang tidak perlu
jaringan granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah
menututpi dasar luka. Proses migrasi epitel hanya berjalan kepermukaan yang
rata dan lebih rendah, tak dapat naik, pembentukan jaringan granulasi berhenti
penyembuhan luka.
berakhir bila tanda-tanda radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya berwarna
Kerusakan arteri:
Kompartement Syndrom
Infeksi
Shock
Kontraktur
8. PENYEMBUHAN LUKA
a. Tipe Penyembuhan luka
dalam jumlah besar. Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih
Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Luka ini
dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan suatu
- Fase Inflamasi
Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari.
penyembuhan lanjutan.
- Fase Proliferasi
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast
proliferasi.
- Fase Maturasi
Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari
terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada luka, namun
- Faktor Ekstrinsik adalah faktor yang didapat dari luar penderita yang
jaringan
1. Pembersihan Luka
debris.
yaitu:
ii. Hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati.
iii. Berikan antiseptik
2. Penjahitan luka
berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang
3. Penutupan Luka
4. Pembalutan
baik bagi luka dalam proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek
menyebabkan hematom.
5. Pemberian Antibiotik
yang erkaitan dengan kondisi fisik, khususnya yang berkaitan erat dengan
penyakit jantung, penyakit ginjal dan penyakit paru. Perawat juga mengkaji
- Pengkajian Fisik
kecemasan pada klien melalui penilaian klien terhadap amputasi yang akan
gaya hidup. Kaji juga tingkat kecemasan akibat operasi itu sendiri. Disamping
itu juga dilakukan pengkajian yang mengarah pada antisipasi terhadap nyeri
ideal diri klien dengan meninjau persepsi klien terhadap perilaku yang telah
dilaksanakan dan di bandingkan dengan standar yang dibuat oleh klien sendiri,
pandangan klien terhadap rendah diri antisipasif, gangguan penampilan peran dan
gangguan identitas.
amputasi itu sendiri. Kesadaran yang penuh pada diri klien untuk
makalah ini.
- Laboratorik
terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar dan fungsi jantung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
c. Resiko syok
d. Resiko infeksi
KH:
KH: suhu normal 36,5-37,5c, tidak terjadi hipotensi akut (TD normal),
4. resiko infeksi
37,5 °C
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.
Daryadi. 2012. Askep Amputasi. http://www.nsyadi.blogspot.com (online), diakses:
21 April 2013.
Doengoes, Marilynn E., Mary Frances Moorhouse., & Alice C. Murr. 2010.
Nursing Diagnosis Manual : Planning, Individualizing, and Documenting
Client Care. Philadelphia : F.A Davis Company
Mansjoer, Arif.,dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI : Media Aesculapius
NANDA. Nanda International Nursing Diagnosis : Definitions and Classification. West
Ssussex-United Kingdom : Wiley-Blackwell
Suratun, dkk. 2008. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: EGC.