Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA

DISUSUN OLEH :

IVON YOLANDYNI

NIM : G3A017286

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2018/2019


NAMA MAHASISWA : IVON YOLANDYNI

NIM : G3A017286

TANGGAL : 22 Agustus 2018

TEMPAT : IGD RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

1. IDENTITAS KLIEN : Tn B, 24 th
2. DIAGNOSA MEDIS : Vulnus Appertum
3. DASAR PEMIKIRAN :
Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Vulnus Appertum merupakan luka terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul
yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Vulnus Appertum ( luka
robek ) adalah luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul, robekan jaringan
sering diikuti kerusakan alat di dalam seperti patah tulang. (Mansjoer (2008).

4. ANALISA SENTESA
benturan, tekanan, cedera, sayatan

luka terbuka

perdarahan

jahit luka/hecting

5. TINDAKAN KEPERAWATAN YANG DI LAKUKAN


Jahit luka/hacting

6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan sekunder,
adanya trauma jaringan

7. DATA FOKUS
Tn. B 40th di bawa ke ugd dengan diagnosa medis vulnus apertum di area
regio mentalis dengan luka robek sepanjang 10 cm karena kecelakaan motor yang di
kendarainya, kesadaran compos mentis : E4 M5 V6, klien tampak meringis kesakitan.

8. PRINSIP TINDAKAN DAN RASIONAL


a. Prinsip steril dengan menggunkana alat dan bahan yang steril
Rasional : agar mencegah masuknya mikroganisme yang dapat terjadinya
infeksi pada luka klien
b. Luka harus di bersikan dengan Nacl dan cairan antiseptik
Rasional : agar luka bersih dari kotoran yang menempel pada luka dan
menghilangkan mikroganisme yang menempel pada luka
c. Lakukan anastesi pada jaringan yang luka
Rasional : agar mengurangi dan menghilangkan rasa sakit pada saat luka di
jahit
d. Lanjutkan jahit luka sampai tertutup
Rasional : agar luka dapat tertutup dan terhindar dari mikroganisme
e. Tutup luka dengan sufratul, kasa steril dan plester
Rasional : agar menjaga dan melindungi luka dari mikroganisme yang
menyebabkan infeksi pada luka dan tidak ada tanda tanda perdarahan

9. TUJUAN TINDAKAN

Tindakan hecting merupakan tindakan yang dilakukan untuk menyatukan tepi


luka robekan dan meminimal infeksi agar mikroorganise tidak masuk kedalam luka.
Tindakan hecting yang dilakukan kepada Tn B dengan menggunakan simpul tunggal,
yaitu melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi
luka dan sekaligus mengambil jaringan sub kutannya sekalian dengan penusukan
jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Penjahitan luka dengan benang
pada Tn B sebanyak 11 jahitan luar pada luka robek dibagian regio mentalis. Jahitan
tertutup dengan sufratul lalu ditutup kassa steril dan plester dan tidak ada tanda-
tanda perdarahan yang keluar.

10. BAHAYA YANG MUNGKIN TERJADI AKIBAT TINDAKAN TERSEBUT DAN


CARA PENCEGAHANYA

a. Bahaya yang dapat terjadi jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan
avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan
Antisipasi : jangan terlalu tegang minimal luka tertutup denga rapat dan
tak ada luka yang terbuka
b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi
infeksi
Antisipasi : dalam penindakan hecting harus di lakukan dengan tindakan
steril mulai dari alat dan bahan harus berbasis steril
c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika
masih ada benda asing yang tertinggal pada luka.
Antisipasi : setiap tindakan di sarankan harus ada partner dalam menjahit
luka agar bisa berkolaborasi denga baik

11. EVALUASI
S : Pasien mengatakan luka sudah dijahit 11 kali.
O : Luka tampak terdapat jahitan 11 simpul dan ditutup kasa 15x5 cm, tidak ada
rembesan darah.
A : Infeksi terkontrol
P : Intervensi dilanjutkan di rumah
Infection control
Infection protection

Anda mungkin juga menyukai