DISUSUN OLEH :
IVON YOLANDYNI
NIM : G3A017286
NIM : G3A017286
1. IDENTITAS KLIEN : Tn B, 24 th
2. DIAGNOSA MEDIS : Vulnus Appertum
3. DASAR PEMIKIRAN :
Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.
Vulnus Appertum merupakan luka terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul
yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. Vulnus Appertum ( luka
robek ) adalah luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul, robekan jaringan
sering diikuti kerusakan alat di dalam seperti patah tulang. (Mansjoer (2008).
4. ANALISA SENTESA
benturan, tekanan, cedera, sayatan
luka terbuka
perdarahan
jahit luka/hecting
6. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan sekunder,
adanya trauma jaringan
7. DATA FOKUS
Tn. B 40th di bawa ke ugd dengan diagnosa medis vulnus apertum di area
regio mentalis dengan luka robek sepanjang 10 cm karena kecelakaan motor yang di
kendarainya, kesadaran compos mentis : E4 M5 V6, klien tampak meringis kesakitan.
9. TUJUAN TINDAKAN
a. Bahaya yang dapat terjadi jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan
avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan
Antisipasi : jangan terlalu tegang minimal luka tertutup denga rapat dan
tak ada luka yang terbuka
b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi
infeksi
Antisipasi : dalam penindakan hecting harus di lakukan dengan tindakan
steril mulai dari alat dan bahan harus berbasis steril
c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika
masih ada benda asing yang tertinggal pada luka.
Antisipasi : setiap tindakan di sarankan harus ada partner dalam menjahit
luka agar bisa berkolaborasi denga baik
11. EVALUASI
S : Pasien mengatakan luka sudah dijahit 11 kali.
O : Luka tampak terdapat jahitan 11 simpul dan ditutup kasa 15x5 cm, tidak ada
rembesan darah.
A : Infeksi terkontrol
P : Intervensi dilanjutkan di rumah
Infection control
Infection protection