Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIVE PADA TN.

H
DENGAN FRAKTUR CLAVICULA SINISTRA DI KAMAR OPERASI
MAYAPADA HOSPITAL TANGERANG

I MADE SUARTHA PUTRA


A01840
2016
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Clavikula (tulang selangka) adalah tulang menonjol di kedua sisi di bagian depan
bahu dan atas dada. Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang
yang membentuk bahu dan menghubungkan lengan atas pada batang tubuh. serta
memberikan perlindungan kepada penting yang mendasari pembuluh darah dan saraf.
Tulang clavicula merupakan tumpuan beban dari tangan, sehingga jika terdapat beban
berlebih akan menyebabkan beban tulang clavicula berlebih, hal ini bias menyebabkan
terputusnta kontinuitas tulang tersebut (Dokterbujang.2012).

Clavicula merupakan tulang yang berbentuk huruf S, bagian medial melengkung


lebih besar dan menuju anterior, lengkungan bagian lateral lebih kecil dan menghadap ke
posterior. Ujung medial clavicula disebut ekstremitas sternalis, membentuk persendian
dengan sternum, dan ujung lateral disebut ekstremitas acromalis, membentuk persendian
dengan akromion. Shoulder komplek merupakan sendi yang paling kompleks pada tubuh
manusia, karena memiliki 5 sendi yang saling terpisah. Shoulder komplek terdiri dari 3
sendi synovial dan 2 sendi non synovial. Tiga sendi synovial adalah sternoclavicular joint,
acromioclavicular joint, dan glenohu-meral joint. 2 sendi non-sinovial adalah
suprahumeral joint dan scapulothoracic joint (Sulhaerdi, 2012).

Fraktur clavicula merupakan 5% dari semua fraktur sehingga tidak jarang terjadi.
Fraktur clavicula juga merupakan cedera umum di bidang olahraga seperti seni bela diri,
menunggang kuda dan balap motor melalui mekanisme langsung maupun tidak langsung.
Tidak menutup kemungkinan fraktur clavicula yang terjadi disertai dengan trauma yang
lain, karena letaknya yang berdekatan dengan leher, setiap kejadian fraktur clavicula harus
dilakukan pemeriksaan cervical. Fraktur clavicula biasa bersifat terbuka atau tertutup,
tergantung dari mekanisme terjadinya (Dokterbujang, 2012).

B. ETIOLOGI

Penyebab utama dari fraktur adalah trauma, bisa karena kecelakaan kendaran
bermotor, olahraga, malnutrisi. Trauma ini bisa langsung /tidak langsung (kontraksi otot,
fleksi berlebihan). Fraktur klavikula dapat terjadi sebagai akibat dari jatuh pada tangan
yang tertarik berlebihan, jatuh pada bahu atau injury secara langsung. Sebagian besar
fraktur klavikula sembuh sendiri, bidai atau perban digunakan untuk immobilisasi. Yang
komplit, walaupun tidak umum, mungkin menggunakan ORIF.
C. MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan Gejala yang sering dijumpai pada pasien fraktur klavicula kemungkinan
akan mengalami sakit, nyeri, pembengkakan, memar, atau benjolan pada daerah bahu atau
dada atas. Tulang dapat menyodok melalui kulit, tidak terlihat normal. Bahu dan lengan
bisa terasa lemah, mati rasa, dan kesemutan. Pergerakan bahu dan lengan juga akan terasa
susah. Anda mungkin perlu untuk membantu pergerakan lengan dengan tangan yang lain
untuk mengurangi rasa sakit atau ketika ingin menggerakan (Medianers, 2011).

D. PATOFISIOLOGI

Patah tulang selangka (Fraktur klavikula) umumnya disebabkan oleh cedera atau
trauma. Hal ini biasanya terjadi ketika jatuh sementara posisi tangan ketika terbentur
terentang atau mendarat di bahu. Sebuah pukulan langsung ke bahu juga dapat
menyebabkan patah tulang selangka/ fraktur klavikula.

Fraktur ganggguan pada tulang biasanya disebabkan oleh trauma gangguan adanya
gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan metabolic, patologik,
kemampuan otot mendukung tulang turun, baik yang terbuka ataupun tertutup kerusakan
pembuluh darah akan mengakibatkan pendarahan, maka volume darah menurun. COP
(Cardiac Out Put) menurun maka terjadi peubahan perfusi jaringan. Hematoma akan
mengeksudasi plasma dan poliferasi menjadi edema lokal maka penumpukan di dalam
tubuh.

Fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
ganggguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral
vaskuler yang menimbulkan nyeri gerak sehingga mobilitas fisik terganggu. Disamping itu
fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak yang kemungkinan dapat terjadi infeksi dan
kerusakan jaringan lunak akan mengakibatkan kerusakan integritas kulit. Fraktur adalah
patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma gangguan metabolik, patologik yang terjadi
itu terbuka atau tertutup. Baik fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf
yang dapat menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selain itu dapat mengenai tulang
sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak sehingga
mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai jaringan lunak
yang kemungkinan dapat terjadi infeksi terkontaminasi dengan udara luar. Pada umumnya
pada pasien fraktur terbuka maupun tertutup akan dilakukan immobilitas yang bertujuan
untuk mempertahankan fragmen yang telah dihubungkan tetap pada tempatnya sampai
sembuh. (Sylvia, 1995 : 1183).
E. PATHWAYS

Benturan Bahu kanan

Trauma akibat diselerasi/ akselerasi

Jaringan tertekan

Fraktur

Operasi

Post Operasi

Nyeri Akut

Adanya Luka

Adanya gangguan
Istirahat dan tidur Kerusakan Motorik

Gangguan rasa nyaman

Penurunan Kerusakan dan ketahanan Otot

Gangguan Mobilitas
Fisik
F. KOMPLIKASI

Komplikasi akut :
 Cedera pembuluh darah
 Pneumouthorax
 Haemotorax

Komplikasi Lambat :
 Mal union : Proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam waktu
semestinya namun tidak dengan bentuk aslinya atau abnormal.
 Non Union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4 sampai 6 bulan.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. CT scan.
Sebuah mesin x-ray khusus menggunakan komputer untuk mengambil gambar dari
klavikula Anda. Anda mungkin akan diberi pewarna sebelum gambar diambil. Pewarna
biasanya diberikan dalam pembuluh darah Anda (Intra Vena). Pewarna ini dapat
membantu petugas melihat foto yang lebih baik. Orang yang alergi terhadap yodium atau
kerang (lobster, kepiting, atau udang) mungkin alergi terhadap beberapa pewarna. Beritahu
petugas jika Anda alergi terhadap kerang, atau memiliki alergi atau kondisi medis lainnya.

2. Magnetic resonance imaging scan


Disebut juga MRI. MRI menggunakan gelombang magnetik untuk mengambil gambar
tulang selangka /klavikula, tulang dada, dan daerah bahu. Selama MRI, gambar diambil
dari tulang, otot, sendi, atau pembuluh darah. Anda perlu berbaring diam selama MRI.

3. X-ray
x-ray digunakan untuk memeriksa patah tulang atau masalah lain. X-ray dari kedua
klavikula Anda terluka dan terluka dapat diambil.

H. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pada fraktur clavicula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan
bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konsevatif. Pada orang
dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa reposisi, yaitu dengan
pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada anak karena salah-sambung
klavikula jarang menyebabkan gangguan pada bahu, baik fungsi maupun kekuatannya.
Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik mengganggu meskipun lama-kelamaan akan
hilang dengan proses pemugaran. Yang penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan
lebih tinggi daripada tingkat siku, analgetik, dan latihan gerak jari dan tangan pada hari
pertama dan latihan gerak bahu setelah beberapa hari.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :


1. Fraktur terbuka
2. Terdapat cedera neurovaskuler
3. Fraktur comminuted
4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih
5. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion)
6. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIVE

A. PRA OPERASI

1) Pengkajian
Pasien Tn. H tiba di kamar operasi jam 09.00 dengan keadaan umum composmentis dan
nilai GCS : 15 (E : 4, M : 6, V : 5). Hasil tanda – tanda vital : Pulse 84 x/m, BP 130/80
mmhg, RR 20 x/m, S 37,5 °C. Tampak pernafasan spontan dan terpasang IV Chateter
line di tangan kanan dengan kondisi tetesan lancar. Adapun kelengkapan di kamar
operasi yaitu
a. Identitas pasien sesuai status dan gelang pasien
b. Alergi yang diderita tidak ada
c. Surat Ijin Operasi dan Surat Ijin Anastesi
d. Premedikasi yang diberikan yaitu Ceftriaxone 2 gr diberikan jam 08.00 WIB
e. Puasa/ makan minum terakhir jam 00.00 WIB
f. Protease dilepas (gigi palsu, kontak lensa, pace jantung)
g. Penjepit rambut, cat kuku, perhiasan dilepas
h. Status pasien disertakan
i. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
j. Pengosongan kandung kemih
k. Pendidikan kesehatan (nafas dalam, batuk, latihan miring) diberikan
l. Marking site

2) Diagnosa dan Rencana Keperawatan


a. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan salah interpretasi informasi, kecemasan yang tinggi,
kurangnya daya ingat
R/ : kaji tingkat pemahaman pasien, melaksanakan program pengajaran praoperasi
individual, beri kesempatan keluarga untuk mendampingi selama persiapan,
sediakan kesempatan untuk latihan batuk, napas dalam dan latihan otot.

b. Ansietas/ kecemasan berhubungan dengan krisis situasional, ketidakakraban dengan


lingkungan, ancaman kematian, perubahan pada status kesehatan, terpisah dengan
sistem pendukung yang biasa
R/ : lakukan pendekatan setelah pasien tiba di kamar operasi, sebelum masuk kamar
pembedahan, perkenalkan staf perawat kepada pasien yang membantu selama
tindakan, informasikan kepada pasien atau keluarga terdekat tentang peran advokasi
perawat intraoperatif, identifikasi rasa takut sebelum pasien dilakukan tindakan
pembedahan, cegah pemajanan yang tidak diperlukan selama pemindahan ataupun
pada ruang operasi, berikan petunjuk/ penjelasan yang sederhana pada pasien

B. INTRA OPERASI
1) Sign in
Sign in dilakukan jam 09.20 dengan menyebutkan :
a. Konfirmasi/ verifikasi
b. Identitas (nama lengkap dan tanggal lahir) dan cek gelang pasien
c. Nama pasien : Tn. H
d. Jenis tindakan : Remove Implan
e. Lokasi operasi : tulang klavikula sebelah kiri
f. Inform consent SIA dan SIO lengkap
g. Nama operator : dr. Yudis, SPOT
h. Tanda daerah operasi ada
i. Riwayat alergi tidak ada
j. Resiko gangguan jalan nafas tidak ada
k. Premedikasi
l. Kelengkapan anastesi (IV Line, mesin anastesi, alkes anastesi, obat, pulse oximetri
berfungsi dengan baik, dll)
m. Jenis anastesi yang dilakukan general anastesi
n. Obat anastesi : safol 200 mg dan fentanyl 100 mcg
o. Resiko kehilangan darah lebih dari 500 cc tidak ada

2) Time out
Time out dilakukan jam 09.35 dengan menyebutkan :
a. Identifikasi pasien
b. Membaca secara verbal : tanggal operasi, nama dan tanggal lahir pasien, prosedur
operasi, tempat insisi yang akan dilakukan/ lokasi operasi, inform consent
c. Kelengkapan tim operasi : dr. Yudis SPOT (dokter operator), Sucipto (asisten
operator), Made (Instrumentator)
d. Profilaksis (antibiotik yang sudah diberikan) 60 menit sebelumnya yaitu
Ceftriaxone 2 gr jam 08.00 WIB
e. Kelengkapan instrumen steril dan alat penunjang
f. Foto radiologi yang sudah terpasang

3) Sign out
Sign out dilakukan jam 09.50 WIB dengan menyebutkan :
a. Menyebutkan secara verbal tindakan yang akan dilakukan
b. Membacakan kelengkapan instrumen, kassa, dan jarum
c. Penanganan jaringan
d. Throat pack
e. Pemasangan/ pelepasan implan

C. POST OPERASI

1) Pengkajian
Pasien Tn. H masuk ruang pemulihan jam 10.00 WIB dengan keadaan umum baik,
GCS 15, E : 4, M : 6, V : 5, kesadaran CM, jalan nafas spontan, perdarahan 25 cc,
tampak terpasang IFUD RL 30 tpm

2) Diagnosa dan Intervensi keperawatan


a. Resiko tidak efektif pola nafas berhubungan dengan neuromuscular dan
penumpukan scret
R/ :
 Pertahankan jalan nafas pasien dengan memiringkan kepala
 Hiperekstensi rahang
 Auscultasi jalan nafas
 Observasi respirasi dan kedalaman jalan nafas, cuping hidung
 Pantau ttv secara continue
 Lakukan suction jika perlu
 Pemberian obat
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan pembatasan intake,
hilangnya cairan tubuh secara abnormal, pengeluaran integritas pembuluh darah
R/
 Ukur input dan output cairan
 Pantau ttv
 Catat munculnya mual dan muntah
 Periksa pembalut, dan alat drain
 Pantau suhu kulit dan palpasi denyut perifer
c. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan gangguan pada kulit, jaringan,
otot, dan integritas kulit
R/
 Kaji lokasi, intensitas nyeri
 Kaji ttv, perhatikan takikardi, peningkatan pernafasan
 Berikan posisi yang aman dan nyaman
 Anjurkan penggunaan tekhnik relaksasi (nafas dalam)
d. Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan pemajanan suhu yang
tidak baik
R/
 Catat suhu pra operasi
 Kaji suhu lingkungan dan modifikasi sesuai kebutuhan (selimut hangat,
peningkatan suhu ruangan)
 Kolaborasi penggunaan obat
BAB III
KONSEP PEMBEDAHAN

A. PERSIAPAN ELEKTROMEDIK
Adapun yang harus dipersiapkan yaitu :
1. Meja operasi
2. Lampu operasi 1
3. Diatermi valleylab monopolar
4. Suction unit
5. Tempat sampah kuning dan hitam
6. Tempat linen kotor
7. Kom besar
8. Meja besar
9. Meja kecil
10. Meja mayo
11. Mesin anastesi
12. Gas O2 central

B. PERSIAPAN INSTRUMEN
Adapun kelengkapan instrumen yang harus dipersiapkan yaitu :
1. Set eksterpasi besar
2. Screw driver
3. Sprider steril
4. Knable tang
5. Set Jas
6. Pemegang lampu
7. Bone tang
8. Korentang
9. Papergreen
10. Kom double

C. PERSIAPAN ALAT KESEHATAN


Adapun alat kesehatannya yaitu :
1. Kassa non x-ray 10x10
2. Kassa x-ray 10x10
3. Encore orthopedi sesuai ukuran
4. Alkohol 300 cc
5. Betadine 1000 cc
6. Bisturi no 20
7. Linapen
8. Suction conection
9. Syringe 5cc/ 20 cc
10. Sagestam 2 amp
11. Hypobac
12. Nacl 0,9% 1000 cc
13. Transofix
14. Micropore
15. Loematuel
16. Hypavix
17. Benang vicryl 3-0, polysorb 2-0, polysorb 3-0

D. PERSIAPAN PASIEN
Persiapan yang dilakukan :
1. Perawat kamar bedah melakukan serah terima pasien dengan perawat ruangan dan
melakukan verifikasi dengan pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir, serta
mencocokkan dengan gelang identitas pasien
2. Periksa kelengkapan administrasi seperti : SIA, SIO, hasil laboratorium, hasil
radiologi, dll
3. Ganti baju pasien dengan scort (bila masih pakai baju ruangan)
4. Memindahkan pasien dari tempat tidur ruangan ke brankar kamar bedah bersama
perawat ruangan
5. Pasien di dorong ke ruang persiapan
6. Melakukan ttv
7. Pasien didorong ke kamar operasi

E. PROSEDUR OPERASI
1. Perawat sirkuler
 Perawat sirkuler membacakan sign in sebelum dokter anastesi melakukan
pembiusan terhadap pasien
 Memindahkan pasien dari brankar ke meja operasi
 Setelah pasien dibius pasang lateral support dan memposisikan pasien dengan
posisi supine dan posisi daerah yang akan dioperasi lebih tinggi dengan
penyangga
 Stabilkan posisi pasien dengan tali pengikat
 Dekatkan posisi diatermi dan pasang netral electrode diatermi, dan dekatkan
suction unit
 Nyalakan lampu operasi
 Sirkuler melakukan cuci ekstra ke daerah yang akan dioperasi dengan
mikroshield dan disiram dengan Nacl 0,9% dan dikeringkan dengan doek steril

2. Perawat asisten dan instrumen


 Siapkan semua instrumen yang diperlukan di meja instrumen besar, linen di
meja linen dan meja mayo steril di letakkan di atas standar mayo
 Memakai alat pelindung diri seperti apron, kaca gogdle, sepatu boat (bila
diperlukan)
 Melakukan cuci tangan bedah dengan menggunakan chlorinexcidine
 Mengeringkan tangan dengan handuk steril dan memakai jas, sarung tangan
sterile
 Mempersiapkan instrumen di meja mayo secara berurutan seperti : 2 pinset
chirurgis, 2 pinset anatomis, 1 pinset couter, bisturi no 20, gunting fasia, 2
kocher klem, sprider, 2 parabouf, 2 langenback, 1 screw driver, 1 curretage,
knable tang, raspa, suction
 Siapkan instrumen di meja besar seperti nailpuder dan benang polysorb 2-0
dan 3-0 dll
 Siapkan alkohol dan betadine untuk melakukan proses desinfeksi kulit oleh
operator dan mengalasi bagian sekitar operasi dengan papergreen
 Melakukan drapping dari bagian atas, bawah, dan tengah secara berurut
 Dekatkan meja mayo dan meja besar
 Pasang suction dan couter pada mesin dibantu oleh sirkuler
 Operator menandai daerah operasi dengan pinset chirurgis
 Sirkuler melakukan time out
 Berikan bisturi no 20 untuk melakukan insisi kulit
 Berikan kassa dan pinset couter untuk mengontrol perdarahan
 Berikan gunting jaringan/ raspa untuk membebaskan jaringan yang menutupi
tulang
 Berikan sprider untuk membuka lapangan operasi
 Berikan screw driver untuk membuka kuncian screw yang terpasang
 Setelah semua screw dan implan terlepas berikan kuret untuk membersihkan
bekas impan serta di semprot Nacl 0,9% + sagestam 2 amp
 Lalu operator menutup luka dengan benang polysorb 3-0 dan 2-0
 Menutup dengan loematul dan kassa tebal
 Menfiksasi luka dengan hypavix
 Merapikan pasien, alat, dan instrumen operasi dibantu oleh sirkuler dan team
DAFTAR PUSTAKA

Rasjad C. Trauma. In: Pengantar ilmu bedah ortopedi. 6th ed. Jakarta: Yarsif Watampone,
2009, p. 355-356.

Pecci M, Kreher JB. Clavicle fracture. [Cited] January, 1st2008. Availablefrom:


URL: http://www.aafp.org/afp/2008/0101/p65.html.

Rubino LJ. Clavicle Fracture. [Cited] March, 7th 2012. Available from:
URL:http://emedicine.medscape.com/article/1260953-overview#a0199.

Sjmsuhidajat R, Jong WD. Sistem muskuloskeletal. In: Buku ajar ilmu bedah.2nd ed.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004, p. 841.

Abbasi D. Clavicle Fractures. [Cited] November, 9th 2012.


Availablefrom:URL:http://www.orthobullets.com/trauma/1011/clavicle-fractures

Wibowo DS, Paryana W. Anggota gerak atas. In: Anatomi Tubuh Manusia.Bandung:
Graha Ilmu Publishing, 2009, p.3-4.

Wright M. Clavicle Fracture. [Cited] April, 20th 2010. Available from:


URL:http://www.patient.co.uk/doctor/Fractured-Clavicle.htm

Anda mungkin juga menyukai