0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan6 halaman
Laporan ini memberikan ringkasan tentang tindakan hecting yang dilakukan pada seorang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosis luka robek di kepala dan kuping akibat trauma. Tindakan hecting dilakukan dengan steril dan menggunakan 6 jahitan untuk menutup luka. Hasilnya adalah luka tertutup rapat dan pasien tidak mengeluh sakit.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang tindakan hecting yang dilakukan pada seorang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosis luka robek di kepala dan kuping akibat trauma. Tindakan hecting dilakukan dengan steril dan menggunakan 6 jahitan untuk menutup luka. Hasilnya adalah luka tertutup rapat dan pasien tidak mengeluh sakit.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang tindakan hecting yang dilakukan pada seorang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosis luka robek di kepala dan kuping akibat trauma. Tindakan hecting dilakukan dengan steril dan menggunakan 6 jahitan untuk menutup luka. Hasilnya adalah luka tertutup rapat dan pasien tidak mengeluh sakit.
RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG
Disusun Untuk Tugas Praktik Mata Kuliah Keperawatan Kegawatdaruratan
Oleh :
Bella Novita Mayasari
22020114210019
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXIV
JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN MELAKUKAN TINDAKAN HECTING RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG
Inisial klien ( usia) : Ny. T (49 th)
Diagnosa medis : VL ( vulnus Laceratum) Tanggal masuk : 11 desember 2014
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran
Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan Ds : Klien mengatakan kepala pusing dan keluar darah di area kepala dan kuping Do : - GCS 15 (E4M6V5) - Terdapat luka robek pada kuping kiri sepanjang 2 cm - Terdapat luka robek pada kepala belakang sepanjang 3 cm - Tekanan darah : 130/70 mmHg - HR : 68 x/ menit - RR : 22 x/ menit - S : 36.5 o C - SPO2% : 98 % Dasar pemikiran Vulnus laseratum merupakan luka terbuka yang terdiri dari akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastisitas kulit atau otot. (Mansjoer, 2000) Pada umumnya respon tubuh terhadap trauma akan terjadi proses peradangan atau inflamasi. Peradangan ini terjadi jika jaringan terputus. Dalam keadaan ini akan menimbulkan infeksi. Penyebab yang cepat disebabkan oleh mikroorganisme. Jika terjadi luka robek tindakan yang biasa dilakukan untuk menyatukan jaringan robek perlu dilakukan jahitan untuk menyatukan jahitan tepi robekan dan menghindari adanya infeksi dari mikroorganisme dari luar. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Melakukan tindakan hecting 3. Prinsip- prinsip tindakan a. Prinsip steril b. Luka dibersihkan terlebih dahulu dengan Nacl c. Tindakan dilakukan secara benar sesuai dengan standar prosedur d. Prosedur tindakan hecting 1) Persiapan alat Sarung tangan steril Duk lubang Benang jahit Kassa steril Cairan normal salin’cairan antiseptic Perlak dan pengalas Obat anestesi Plester Gunting plester Kom steril Disposible syringe Set alat bedah minor 2) Prosedur pelaksanaan Cuci tangan dan keringkan, kemuadian memakai sarung tangan steril Menyiapkan alat Bersihkan luka dengan cairan antiseptic Ganti sarung tangan dengan sarung tangan yang steril yang lain Lakukan anestesi pada jaringan yang luka Bila luka kotor dalam gunakan cairan normal saline Pasang duk lubang Gunakan jarum untuk menjahit kulit, masukan benang kedalam lubang jarum, pada penggunaan jarum melengkung dari arah dalam keluar Pegang jarum dengan menggunakan klem, kemudian mulai menjahit luka Ikat benang dengan membentuk simpul Potong benang , sisakan imm (untuk jahitan dalam) dan 0.5 cm (jaringan luar) Lanjutkan menjahit luka sampai luka tertutup Oleskan disinfektan pada jahitan Tutup dengan kassa steril kemudian plester Bereskan alat Cuci tangan 4. Analisa Tindakan Tindakan hecting merupakan tindakan yang dilakukan untuk menyatukan tepi luka robekan dan meminimal infeksi agar mikroorganisem tidak masuk kedalam luka. Tindakan hecting yang dilakukan kepada Ny. T dengan menggunakan simpul tunggal, yaitu melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan sub kutannya sekalian dengan penusukan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. Penjahitan luka dengan benang pada Ny. T sebnayak 3 jahitan pada luka robek dikuping dan 3 jahitan pada kepala belakang. Jahitan tertutup dengan kassa steril dan plester dan tidak ada tanda- tanda perdarahan yang keluar. 5. Bahaya yang dapat terjadi a. Jika jahitan terlalu tegang dapat menyebabkan avaskularisasi sehingga menyebabkan kematian jaringan b. Jika teknik penjahitan yang dilakukan tidak steril maka dapat terjadi infeksi c. Pembersihan luka yang kurang teliti juga dapat menimbulkan infeksi jika masih ada benda asing yang tertinggal pada luka. 6. Hasil yang didapat dan maknanya S : klien mengatakan saat dilakukan penjahitan tidak terasa nyeri O: Luka robek pada kuping kiri dijahit dengan jumlah jahitan 3 dan luka robek pada kepala belakang di jahit dengan jumlah jahitan 3 A : Masalah teratasi sebagian P : monitor jahitan dan perkembangan pnyatuan luka robek 7. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan untuk mengatasi diagnose keperawatan a. Monitor penyatuan luka b. Menjaga agar luka tetap kering c. Membersihkan luka dengan cairan antiseptip dan pemberian povidone iodine d. Kolaborasi : pemberian antibiotik dan anti nyeri 8. Evaluasi diri Tindakan hecting yang dilakukan untuk penyatuan luka robek yang dilakukan kepeda Ny. K sudah sesuai prosedur. Tindakan hecting masih berprinsip pada tindakan steril. Walaupun saat melakukan hecting tidak menggunakan sarung tangan steril tetapi tetap mengusahakan peralatan yang menyentuh klien tetap terjaga kesetrilannya. Luka robek telah tertutp jaahitan dan ditutup dengan kassa steril dan kassa. 9. Kepustakaan Mansjoer, Arif . 2000. Kapita selekta kedokteran. Ed.3 jilid 2. Jakarta : FKUI Price, Sylvia Anderson. 1994. Patofisiologi buku 1. Jakarta : EGC Nanda Diagnosis Keperawatan 2012-2014