Anda di halaman 1dari 14

A.

DATA
1. Definisi
Menurut ​Zulkifli A.M
Data merupakan keterangan, bukti atau fakta tentang suatu
kenyataan yang masih mentah (original) yang belum diolah.

Menurut ​Nuzulla Agustina


Data adalah keterangan mengenai sesuatu hal yang sedah sering
terjadi dan berupa berupa himpunan fakta, angka, grafik, tabel,
gambar, lambang, kata, huruf-huruf yang menyatakan sesuatu
pemikiran, objek, serta kondisi dan situasi.

http://www.pelajaran.co.id/2016/13/pengertian-data-menurut-para-
ahli.html

2. Macam-macam data.
a. Jenis Data Menurut Cara Memperolehnya
1) Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari
objek / obyek penelitian oleh peneliti perorangan
maupun organisasi. Contoh : Mewawancarai langsung
penonton bioskop 21 untuk meneliti preferensi
konsumen bioskop.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak
secara langsung dari objek penelitian. Peneliti
mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik
secara komersial maupun non komersial. Contohnya
adalah pada peneliti yang menggunakan data statistik
hasil riset dari surat kabar atau majalah.
b. Macam-Macam Data Berdasarkan Sumber Data
1) Data Internal
Data internal adalah data yang
menggambarkan situasi dan kondisi pada suatu
organisasi secara internal. Misal : data keuangan,
data pegawai, data produksi, dsb.

2) Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang
menggambarkan situasi serta kondisi yang ada di
luar organisasi. Contohnya adalah data jumlah
penggunaan suatu produk pada konsumen, tingkat
preferensi pelanggan, persebaran penduduk, dan
lain sebagainya.

c. Klasifikasi Dara Berdasarkan Jenis Datanya


1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dipaparkan
dalam bentuk angka-angka. Misalnya adalah
jumlah pembeli saat hari raya idul adha, tinggi
badan siswa kelas 3 ips 2, dan lain-lain.

2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam
bentuk kata-kata yang mengandung makna.
Contohnya seperti persepsi konsumen terhadap
botol air minum dalam kemasan, anggapan para
ahli terhadap psikopat dan lain-lain.

d. Pembagian Jenis Data Berdasarkan Sifat Data


1) Data Diskrit
Data diskrit adalah data yang nilainya adalah
bilangan asli. Contohnya adalah berat badan
ibu-ibu pkk Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu
ke waktu, dan lain-sebagainya.
2) Data Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang nilainya ada
pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai
yang satu ke nilai yang lainnya. Contohnya
penggunaan kata sekitar, kurang lebih, kira-kira,
dan sebagainya. Dinas pertanian daerah
mengimpor bahan baku pabrik pupuk kurang lebih
850 ton.

e. Jenis-jenis Data Menurut Waktu Pengumpulannya


1) Data Cross Section
Data cross-section adalah data yang
menunjukkan titik waktu tertentu. Contohnya
laporan keuangan per 31 desember 2006, data
pelanggan PT. angin ribut bulan mei 2004, dan
lain sebagainya.
2) Data Time Series / Berkala
Data berkala adalah data yang datanya
menggambarkan sesuatu dari waktu ke waktu atau
periode secara historis. Contoh data time series adalah
data perkembangan nilai tukar dollar Amerika
terhadap Euro Eropa dari tahun 2004 - 2006, jumlah
pengikut jamaah Nurdin M. Top dan doktor Azahari
dari bulan ke bulan, dll.
http://www.organisasi.org/1970/01/klasifikasi-jenis-d
an-macam-data-pembagian-data-dalam-ilmu-eksak-sa
ins-statistik-statistika.html#.WqTsvbb7Jdg

B. VARIABEL
1. Pengertian variabel.
Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah
ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, F.N. Kerlinger menyebut
variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam
konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.
Menurut Y. W. Best yang disunting Sanpiah Faisal yang disebut
variabel penelitian adalah kondisi-kondisi yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu
penelitian. Sedagkan menurut Direktorat Pendidikan Tinggi
Dekdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. (Cholid Narbuko, ​Metodologi Penelitian (​ Jakarta:
Bumi Aksara, 2010), hal. 118.)

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang


bervariasi misalnya, jenis kelamin, karena jenis kelamin
mempunyai variasi: laki-laki – perempuan, berat badan, karena
ada berat 40 kg, 45 kg dan sebagainya. Gejala adalah objek
penelitian, sehinggavariabel adalahobjek penelitian yang
bervariasi. (Suharsimi Arikunto, ​Prosedur Penelitian​… (Jakarta:
Rineka Cipta, 2013), hal. 159.)
2. Jenis-Jenis Variabel

a. Variabel Dependen ​atau variabel tidak bebas adalah kondisi


atau karakteristik yang berubah atau muncul ketika penelitian
mengintroduksi, pengubah atau pengganti variabel bebas.
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain.

b. Variabel Independen atau variabel bebas, adalah


kondisi-kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan dalam rangka untuk menerangkan
hubungan-hubungan dengan fenomena yang diobservasi.
Menurut fungsinya variabel ini mempengaruhi variabel lain,
jadi secara bebas berpengaruh dalam variabel lain.

Contoh hubungan variabel independen-dependen.

c. ​Variabel intervening​, Yaitu variabel yang berfungsi


menghubungkan variabel satu dengan variabel lain. Hubungan
itu dapat menyangkut sebab akibat ataupun pengaruh atau
terpengaruh. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara
yang terletak di antara variabel independen dan dependen,
sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya variabel dependen.

Harapan Hidup
(Variabel Dependen)

Gaya hidup
(Variabel Intervening)

Penghasilan
(Variabel
Independen)

Contoh hubungan variabel


independen-moderator-intervening-dependen

d. ​Variabel Moderator​, adalah variabel yang mempengaruhi,


memperkuat dan memperlemah hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai
variabel independen ke dua.

Perilaku Suami
(Variabel
Independen)
Contoh hubungan variabel independen-moderator-dependen.

f. Variabel kontrol adalah variabel yang membatasi atau


mewarnai variabel moderator. Variabel ini berfungsi
sebagai kontrol terhadap variabel lain terutama yang
berkaitan dengan variabel moderator dan bebas, ia juga
berpengaruh terhadap variabel tergantung.

Contoh hubungan variabel independen-kontrol-dependen.


g. Variabel acak atau random​, yaitu variabel yang fungsinya
dapat diabaikan dan pengaruhnya dapat tidak diperhatikan
terhadap bebas maupun tergantung.

C. SKALA PENGUKURAN
1. Steven (dalam Singarimbun dan Effendi 1989 : 101-104; irawan
1999 : 88-91) dalam Tahir (2011,48), membagi skala
pengukuran penelitian sosial menjadi empat kategori yaitu skala
nominal, skala ordinal, skala interval dan skala rasio.

a. Skala nominal, adalah skala yang memungkinkan


peneliti mengelompokkan objek, individual atau
kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan
dengan label atau kode tertentu. Misalnya, 1 =
Laki-laki, 2 = Perempuan ; 1 = Dewasa, 2 = Anak-anak
(Septyanto : 2008).
Skala ini termasuk jenis data kualitatif, selain untuk
mengelompokkan variabel jenis kelamin juga biasa
digunakan untuk mengelompokkan agama, suku,
golongan darah (Statistik : 2012).
Skala nominal bersifat mutually excusive atau setiap
objek hanya memiliki satu kategori (Lababa : 2008).

b. Skala ordinal, skala nominal tidak hanya menyatakan


kategori tetapi juga menyatakan peringkat kategori
tersebut (Septyanto : 2008).
Walaupun berupa angka skala ini tidak memiliki nilai
kuantitas (Tahir,2011,49) yang artinya tidak dapat
dilakukan perhitungan matematika karena angka-angka
disini hanya berupa simbol. Misalnya, untuk
menentukan tingkat prestasi kerja karyawan perusahaan
A dapat disimbolkan, 5 = Sangat Baik, 4 = Baik Sekali,
3 = Baik, 2 = kurang baik, 1 = Tidak baik atau untuk
mengukur intensitas curah hujan bisa disimbolkan a =
Deras/tinggi, b = Sedang, c = ringan/rendah (Rahardi :
2007).

c. Skala interval, skala yang membedakan kategori tertentu


dengan selang atau jarak tertentu dan jarak antar
kategorinya sama. Skala ini tidak memiliki nilai nol
mutlak. Misalnya membagi tinggi badan kedalam 4
interval yaitu : 155-159, 160-164, 165-169, 170-174
(wikipedia).
Contoh lain, jarak pukul 06.00-08.00 sama antara pukul
18.00-20.00 tetapi kita tidak dapat menyatakan pukul
18.00 dua kali lebih lambat dari pukul 06.00 (Septyanto
: 2008).

d. Skala rasio, skala pengukuran yang memiliki nilai nol


mutlak dan disebut skala yang tertiggi karena
mempunyai semua sifat yang ada pada skala
sebelumnya. (Lababa : 2008). Misalnya, Berat badan A
; 35 kg dan berat badan B = 70 kg dapat dinyatakan
bahwa rasio berat A dan B adalah 2 : 1 (statistik : 2012).
Contoh lain, aset perusahaan A sebesar 1 milyar dan
aset perusahaan B sebesar 3 milyar, al ini dapat
dinyatakan bahwa rasio besar aset perusahaan A dan B
adalah 1 : 3 (Septyanto : 2008).
2. Menurut Soegeng (2006 : 89-93) dalam Tahir (2011,49) ada 4
tipe pokok dari skala sikap yaitu : skala Likert, skala Thurstone,
skala Guttman dan skala semantik deferensial.

a. Skala Likert (Method of Summated Rating), skala Likert


digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
dari individu atau kelompok tentang fenomena sosial.
Fenomena sosial ini disebut variabel penelitian yang
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti. Jawaban
dari setiap instrumen yang mengguakan skala Likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif yag dapat berupa kata-kata antara lain : sangat
setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju
; selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Instrumen
penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat
dalam bentuk centang (checklist) ataupun pilihan ganda.

b. Skala Thurstone (​Method of Equal Appearing Intervals​),


adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci
skor dan bila disusun, kunci skor menghasilkan nilai
yang berjarak sama. Misalnya, 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11. Nilai pada angka 1 pada skala diatas menyatakan
sangat tidak relevan, sedangkan nilai 9 menyatakan
sangat relevan. (Dahlia : 2011).

Contoh lain, saya baru akan memulai aktifitas ketika


waktu mendesak

A B C D E F G H I J K
Peneliti memberikan instruksi terlebih dahulu ke
responden bahwa semakin menjurus kehuruf A maka
jawabannya akan semakin positif dan semakin ke hruf K
jawabannya semakin negatif (Samian : 2008)

b. Skala Guttman, skala pengukuran dengan tipe ini akan


didapat jawaban yang tegas yaitu : benar-salah,
pernah-tidak pernah, ya-tidak. Skala ini dapat dibuat
dengan bentuk centang maupun pilihan ganda.
Contoh :

1) Apakah Anda setuju bila si A menjadi ketua osis


di sekolah ini
a. Ya
b. Tidak
Skala ini dipakai bila ingin mendapat jawaban
yang tegas terhadap suatu permasalahan yang
ditanyakan (Sugiyono, 2012,140).
Skala ini disebut juga skala kumulatif karena
jawaban dapat diakumulasikan misalnya.

2) Asosiasi guru-rang tua murid mempunyai peran


penting dalam perkembangan sekolah
a. Setuju
b. Tidak setuju

3) Asosiasi guru-orang tua murid mempunyai


pengaruh kuat terhadap perkembangan sekolah
a. Setuju
b. Tidak setuju

4) Asosiasi guru-orang tua murid merupakan


organisasi penting untuk meningkatkan kualitas
sekolah
a. Setuju
b. Tidak setuju
(Darmadi, 2011,109)
Sehingga subjek yang setuju dengan butir 2,
setuju dengan butir pertama daan subjek yang
setuju butir 3 setuju akan butir 1 dan 2
(Tahir,2011,50).

c. Skala semantik deferensial, skala ini digunakan untuk


mengukur sikap . Tetapi bentuknya tidak pilhan ganda dan
tidak centang tetapi tersusun dalam satu garis kontinum
yang jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis
sedangkan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian
kiri garis atau sebaliknya.

Contoh :

Bagaimana gaya kepemimpinan ketua tingkat Anda

Bersahabat ​5​ 4 3 2 1 Bermusuhan


Tepat waktu 5 ​4​ 3 2 1 Tidak tepat waktu
Jujur 5 ​4​ 3 2 1 Berbohong
Cerdas 5 4 ​3 ​2 1 bodoh
Demokratis 4 2 3 ​2​ 1 Otoriter
Responden dapat memilih jawaban, dengan rentang
jawaban yang positif sampai negatif. Hal ini tergantung
persepsi responden kepada yang dinilai
(Sugiyono,2012,141)

Anda mungkin juga menyukai