VULNUS ICTUM
A. PENGERTIAN
Menurut Potter & Parry 2015, Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi
anatomis normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun
Luka tusuk merupakan bagian dari trauma tajam yang mana luka tusuk
masuk ke dalam jaringan tubuh dengan luka sayatan yang sangat kecil pada
kulit, misalnya luka tusuk pisau, menusuk atau arah tusukan (Arief Mansjoer,
2010).
Vulnus Ictum (Punctum) adalah luka kecil dengan dasar yang sukar
dilihat. Disebabkan oleh tertusuk paku atau benda yang runcing, lukanya
kecil, dasar sukar dilihat, tetapi pada luka ini kuman tetanus gampang masuk.
Penyebab adalah benda runcing tajam atau sesuatu yang masuk ke dalam
kulit, merupakan luka terbuka dari luar tampak kecil tapi didalam mungkin
rusak berat, jika yang mengenai abdomen/thorax disebut vulnus penetrosum
(luka tembus).
B. ETIOLOGI
2. Suatu gerakan aktif maju yang cepat atau dorongan pada tubuh dengan
C. PATOFISIOLOGI
terhadap trauma akan terjadi proses pandangan atau inflamasi. Dalam hal ini
ada peluang besar terjadinya infeksi hebat. Proses yang terjadi secara alamiah
prosig lalim, trombosam, bahan kimia tertentu dan asam amoini tertentu
secara diapedesis dan menuju daerah luka secara khemotaksis. Sel mast
2. Fase Proferasi atai fase fibrisi, berlangsung dari hari ke 6-3 minggu.
Bersifat oleh proses preforasi dan pembentukan fibrosa yang berasal dari
ini luka diisi oleh sel radang, fibrolas, serat-serat kolagen, kapiler-kapiler
disebut jaringan granulasi. Epitel sel basal ditepi luka lepas dari dasarnya
dan pindah menutupu dasar luka. Proses migrasi epitel hanya berjalan
kepermukaan yang rata dan lebih rendah, tidak dapat naik, pembentukan
berwarna pucat, tipis, le,as, tidak ada rasa sakit maupun gatal.
D. MANIFESTASI KLINIS
Apabila seseorang terkena luka maka dapat terjadi gejala setempat
(lokal) dan gejala umum (mengenai seluruh tubuh) (Arief Mansjoer, 2010).
1. Gejala Lokal
2. Gejala Umum
komplikasi yang terjadi seperti syok akibat nyeri dan atau perdarahan
yang hebat.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
fraktur atau dicurigai terdapat fraktur atau dicurigai terdapat benda asing
(Kartika, 2011).
2. GDA
3. Elektrolit Serum
4. BUN/Keratin
5. Urine
6. Bronkoskopi
Berguna dalam diagnose luas cedera inhalasi, hasil dapat meliputi
7. EKG
F. KOMPLIKASI
tidak adanya nadi, CRT menurun, syanosis bagian distal, hematoma yang
dan pembedahan.
karena terjebaknya otot, tulang saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan
parut. Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot,
3. Infeksi, system pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan
G. PENATALAKSANAAN
terbentuk. Luka laserasi yang lebih serius harus dijahit oleh dokter.
b. Pembersihan luka
perawatan
luka, elevasi
(INTENA, 2014).
berumur kurang dari 8 jam boleh dijahit primer, sedangkan luka yang
antibiotik dan pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan
antibiotik.
I. PENYIMPANGAN KDM
Mekanik : Benda Tajam
A. PENGKAJIAN
1. Luka baru
g. Kaji perdarahan yang keluar (ada atau tidak, jumlah, warna, bau)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
d. Injury Imobilisasi
a. Cedera termal
b. Insisi operasi
c. Kerusakan jaringan
d. Immobilisasi
b. Luka terbuka
c. Malnutrisi
a. Nyeri
b. Imobilisasi
c. Kelemahan fisik
C. INTERVENSI
Brunner and Suddarth.2012.” Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”. Edisi 8 vol
3.Jakarta : ECG
A. Identitas Klien
4. Agama/Keyakinan : Kristen
7. Pekerjaan : Petani
8. No RM : 23.50.77
- Cefotaxime 1 gr,12J/IV
- Ketorolac 1 Amp/8jam/IV
B. PENANGGUNG JAWAB
1. Nama : Tn. A
2. Usia : 34 thn
4. Pekerjaan : Petani
5. Hubungan dengan klien : Anak Kandung
biasa dikebun, pada saat dikebun kejadian yang tidak dinginkan terjadi, klien
masuk IGD RS Elim rantepao pada tgl 07-01-2020 pukul 17:10 WITA dengan
keluhan nyeri pada bekas luka di telapak kaki sebelah kiri, tampak balutan
verban pada telapak kaki sebelah kiri. Dan pada saat dilakukan pengkajian
pada tgl 07-01-2020 pukul 18:00 klien mengatan nyeri pada bekas operasi di
telapak kaki kiri dan klien mengatakan tidak bisa tidur tampak mencari posisi
yang nyaman di tempat tidur karena nyeri yang di rasakan seperti tertusuk dan
hilang timbul. Klien tampak meringis, tampak gelisah, keadaan umum lemah,
skala nyeri BPS 6 (0-10), tingkat kesadaran composmentis E:4, M:5, V:6,
G1
G2
60 56
G3 31 28 25 22 19 ? ?
34 32
10 6 3
Keterangan : Kesimpulan :
2. Pola Kognitif
3. Pola Koping
E. RIWAYAT SPIRITUAL
F. PEMERIKSAAN FISIK
2. Tanda-tanda Vital
G. SISTEM PERNAPASAN
1. Hidung
Inspeksi: Simetris kiri dan kanan, tidak ada pernapasan cuping hidung,
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada cuping hidung, tidak ada septum
2. Leher
Inspeksi: Tidak ada massa atau tumor, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pelebaran vena jugularis
3. Dada
Inspeksi: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dinding
H. SISTEM KARDIOVAKULER
tumpul
J. SISTEM INDRA
1. Mata
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada penonjolan bola mata,
2. Hidung
3. Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, kanal auditoris bersih, tidak ada
K. SISTEM SARAF
1. Fungsi Serebral
2. Fungsi kranial
pupil isokor
Mengkerutkan Dahi
muntah
i. Nervus XI :5 5
5 4
1. Rambut
2. Kulit
M. SISTEM ENDOKRIN
N. SISTEM REPRODUKSI
O. SISTEM IMUN
1. Tidak ada riwayat alergi terhadap cuaca, debu atau bulu binatang
A. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
CT. 8’00
BT. 3’00
IV. TERAPI
-. IVFD RL 20 TPM
- Cefotaxime 1 gr/12jam/IV
- Ketorolac 1 Amp/8jam/IV
DATA FOKUS
(CP IA)
No RM : 235077
(CP IB)
No RM :235077
Nyeri
Takut
Nyeri
Pergerakan terbatas
Gangguan Mobilitas
Fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(CP 2)
No RM : 235077
RENCANA KEPERAWATAN
(CP 3)
No RM : 235077
CATATAN PERKEMBANGAN
(CP 4 DAN CP 5)
No RM : 235077