DISUSUN
Oleh
ERNI SARTIKA TOMBE, S.Kep, Ns
NIP: 198210012010012021
Kondisi gawat darurat merupakan keadaan yang mengancam kehidupan yang dapat
terjadi kapan dimana saja dan juga pada siapa saja. Kondisi gawat darurat biasanya
berorientasi pada resusitasi pemulihan bentuk kesadaran seseorang yang tampak mati
akibat berhentinya fungsi jantung dan atau paru yang berorientasi pada otak. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan pelatihan perawat
dengan pengetahuan perawat dalam melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru di
Pinang dan Gladiol RSUD Lakipadada Kab. Tana Toraja.
Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional. Populasi penelitian
adalah perawat yang bekerja di RSUD Lakipadada di ruang Pinang dan Gladiol dengan
jumlah sampel sebanyak 33 responden. Setelah data di kumpulkan dan diolah dengan
menggunakan uji statistik T tes dengan kemaknaan α ≤ 0,05.
Hasil penelitian ini adalah menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan dan dengan pengetahuan perawat dalam melakukan tindakan Resusitasi
Jantung Paru dengan nilai p value adalah 0.000 (p<0,05) dan ada hubungan yang
bermakna antara pelatihan perawat dengan pengetahuan perawat dalam melakukan
tindakan Resusitasi Jantung Paru di Pinang dan Gladiol RSUD Lakipadada Kab. Tana
Toraja dengan nilai p value adalah 0.048 (p<0,05)
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antar
pendidikan dan pelatihan perawat dengan pengetahuan perawat dalam melakukan
tindakan Resusitasi Jantung Paru di Pinang dan Gladiol RSUD Lakipadada Kab. Tana
Toraja. Disarankan kepada responden sebagai responden agar lebih meningkatkan ilmu
pengetahuan tentang RJP untuk keselamatan pasien.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... v
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
A. Jenis Penelitian................................................................................ 33
D. Definisi Operasional........................................................................ 34
E. Variabel Penelitian........................................................................... 35
iii
G. Pengolahan Data dan Analisa Data................................................. 36
H. Etika Penelitian................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA
Penulis mengucapakan rasa hormat dan terimah kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam menyususn KTI ini baik dalam moril, materil dan
doa dan juga kepada saudara yang selalu mendukung dalam segala hal.
Penulis menyadari bahwa KTI penelitian ini masih sangat jauh dari
memberikan masukan kritik dan saran, guna kesempurnaan KTI ini. Akhir kata,
semoga apa yang penulis perbuat menjadi bekat bagi semua orang dan berkenan
PENULIS
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang dapat terjadi kapan dimana saja dan juga pada siapa saja. Kondisi gawat
seseorang yang tampak mati akibat berhentinya fungsi jantung dan atau paru
yang berorientasi pada otak. Ada 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam
kondisi gawat darurat yaitu kecepatan waktu kali pertama korban ditemukan,
bahwa 90% korban meninggal ataupun cacat disebabkan oleh korban terlalu
lama dibiarkan atau waktu ditemukan telah melewati the golden time dan
koroner (PERKI, 2008). Data dari laporan hasil riset kesehatan dasar
2009 bahwa prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah sangat tinggi,
tubuh tidak mendapatkan oksigen dalam waktu relatif singkat, yaitu maksimal
bagi henti nafas dan henti jantung yang tidak diharapkan. Resusitasi jantung
paru telah dikenal sejak tahun 1960 dalam prosedur bantuan hidup dasar yang
faktor yang yang mempengaruhi keberhasilan dari RJP antara lain kompetensi
emergensi, kondisi klien dan kebijakan rumah sakit (Jurnal Pratondo, 2008).
individu yang memiliki hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria
yang dijadikan acuan, efektif atau penampilan superior di tempat kerja pada
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu, faktor ini
berhentinya respirasi atau henti nafas (respiratory arrest) dan henti jantung
(cardiac arrest dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
2
memungkinkan untuk hidup normal dan selanjutnya kedua fungsi tersebut
henti jantung di luar rumah sakit yang terjadi di rumah dan sekitar 50% tanpa
pulang dari rumah sakit. Sebagai pembanding kejadian henti jantung di rumah
sakit, memiliki hasil yang lebih baik, yakni 22,3% - 25,5% pasien dewasa
yang bertahan hingga diperbolehkan pulang dari rumah sakit (AHA, 2015).
pasien yang paling banyak selamat dari henti jantung adalah pasien yang
mendapatkan pertolongan RJP sedini mungkin, henti jantung pada pasien yang
3
yang memerlukan tindakan cepat. Hasil ini menunjukkan bahwa pentingnya
Erni Kadang (2016) bahwa terdapat hubungan antara pendidikan, lama kerja,
dan Gladiol telah mendapat pelatihan BTCLS. Data rekam medik IGD tahun
2016 pasien yang masuk ke IGD sebanyak 6175 pasien dengan kasus bedah
mencapai 2833 kasus (45,9%), anak 1036 kasus (16,8%), interna 2285 kasus
(37%), dan jumlah kematian di IGD 21 kasus (0,3%). Sementara data menurut
rekam medik ICU, jumlah pasien yang masuk selama tahun 2016 mencapai
443 pasien. Kasus jantung mencapai 51 kasus (11,5%), 80 kasus stroke (18%),
berjumlah 16-17 orang dan berdasarkan laporan dari Pinang dan Gladiol
Jantung Paru di Pinang dan Gladiol RSUD Lakipadada Kab. Tana Toraja”.
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tana Toraja
2. Tujuan Khusus
5
e. Diketahuinya hubungan pelatihan perawat dengan pengetahuan perawat
D. Manfaat Penelitian
1. Praktis
b. Bagi perawat
2. Teoritis
b. Bagi peneliti
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
jalan nafas dan sirkulasi dengan kompresi dada ekternal dan penyelamatan
fungsi nafas dan atau sirkulasi yang berhenti oleh berbagai sebab dan
keadaan henti nafas dan atau henti jantung (yang dikenal dengan kematian
2009).
2. Tujuan
mengurangi resiko kematian sel otak. Dalam waktu 4-6 menit otak tidak
7
mendapat suplai oksigen sudah mulai terjadi brain damage (Alkatiri,
2007).
nadi, pemberian oksigen ke otak dan organ vital lainnya masih cukup
8
ginjal; dan penyebab eksternal nonjantung (9,0%) seperti akibat
aliran darah ke otak berhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu
1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini
Henti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba (karotis,
efektif), antara lain: bila henti jantung (arrest) telah berlangsung lebih
terjadi pada saat ini), pada keganasan stadium lanjut, payah jantung
kelainan neurologic yang berat, serta pada penyakit ginjal, hati dan
9
4. Prosedur atau langkah-langkah Resusitasi Jantung Paru
menepuk bahu atau wajah korban. Jika pasien sadar, biarkan pasien
2010). Penyebab utama obstruksi jalan napas bagian atas adalah lidah
10
obstruksi tersebut. Oleh karena itu, pembebasan jalan napas dan
menjaga agar jalan napas tetap terbuka dan bersih merupakan hal yang
Tindakan ini dilakukan jika tidak ada trauma pada leher. Satu
11
Gambar 2.2.Head-tilt, chin-lift maneuver (sumber: European Resuscitation
Council Guidelines for Resuscitation 2010)
depan. Ibu jari dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor)
2009).
12
menggunakan udara ekshalasi dari mulut ke mulut, mulut ke hidung,
atau dari mulut ke alat (S-tube masker atau bag valve mask) (Alkatri,
2007).
1) Penilaian Pernapasan
pasien dengan cara melihat (look) naik dan turunnya dinding dada,
(Mansjoer, 2009).
13
Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut (mouth-to-
bedah laringektomi.
14
Merupakan suatu tindakan resusitasi jantung dalam usaha
Tempat kompresi jantung luar yang benar ialah bagian tengah separuh
dua bangunan tulang yang keras yaitu tulang dada dan tulang
karotis dan curah jantung sekitar 10-15% dari normal (Latief dkk,
2009).
memeriksa denyut nadi arteri karotis dan pupil secara berkala. Bila
15
terjadi, merupakan tanda kerusakan otak berat dan resusitasi dianggap
arah penolong
16
Dengan posisi ini jalan napas diharapkan dapat tetap bebas (secure
UK, 2010)
ventrikel.
17
c. Fase III (Bantuan Hidup terus menerus/Prolonged Life Support)
kemudian mengobati
yang permanen.
Cek respon atau kesadaran, tidak respon, tidak Tindakan Pijat Jantung Paru
nafas/nafas tidak normal
Anak dan bayi 30:2 (satu
penolong)
Minta bantuan/ siapkan DC shock 15:2 (dua penolong)
kedalaman 5cm (anak),
4cm (bayi)
Cek nadi karotis selam 10 detik Jika tidak ada nadi Dewasa 30:2 kedalaman
kompresi 5cm
18
Jika tidak ada nadi lakukan pijat jantung
Jika ada nadi tidak ada nafas lakukan ventilasi/oksigenasi (8-10 x/menit)
Gambar 2.8
Alogaritma Resusitasi Jantung Paru ( AHA, 2010)
situasi berikut ini; muncul sirkulasi dan nafas spontan, penolong kelelahan,
fungsi jantung tidak berfungsi. Tanda manifestasi klinis jantung yang tidak
dan telah terjadi kematian irreversibel (igor montis), kaku kuduk, dilatasi
pupil, otak dilihat dari dilatasi pupil 10-20 menit atau dengan elektro
1. Pengertian
19
(competency), yakni kemampuan atau kecakapan. Sedangkan menurut
why)
live together).
2. Karakteristik Kompetensi
20
sikap dan keyakinan akan nilai-nilai yang baik. Oleh sebab itu standar
a. Motif
b. Bawaan
oleh perawat gawat darurat. Pengendalian emosi diri dan inisiatif yang
c. Pengetahuan
21
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan
mempengaruhi pengetahuan :
1) Pendidikan
Media
luas.Jadi contoh dari media masa adalah televisi, radio, Koran dan
majalah.
2) Keterpaparan informasi
transfer. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain
22
d. Keahlian atau skill
tindakan atau praktek yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
eksternal.
1) Faktor internal
Faktor internal berasal dari dalam diri individu. Dalam hal ini
datang dari luar, serta menentukan mana yang akan dilakukan dan
23
2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan
24
tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga
seseorang.
yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan
25
Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati,
asuhan keperawatan
26
i. Menggunakan hubungan interprofesional dalam pelayanan
keperawatan/pelayanan kesehatan.
keperawatan
3. Pengembangan profesional
keperawatan
upaya pengajaran dan pelatihan, maka kita kerucutkan visi pendidikan adalah
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media masa,
27
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014), diperoleh
karena dengan pendidikan yang baik akan membuat perawat tersebut akan
1. Pengertian pengetahuan
bukan apa yang dilakukan. Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu
28
2. Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif
a. Tahu (Know)
yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
e. Sintesis (synthesis)
29
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
f. Evaluasi (evaluation)
ada.
a. Pendidikan
30
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,
baik dari orang lain maupun dari media masa, semakin banyak
tentang kesehatan.
b. Pengalaman
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah
c. Umur
pengetahuannya.
sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik dan mental. Dapat
usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti kosa kata
31
4. Pengukuran pengetahuan/ kriteria tingkat pengetahuan
a. Baik
b. Cukup
c. Kurang
32
BAB III
METODEOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2022.
1. Populasi
orang perawat.
2. Sampel
33
3. Teknik Sampling
(Notoatmodjo, 2010).
D. Definisi Operasional
34
E. Variabel Penelitian
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penilitian
yang bersifat konkrit dan secara langsung bisa diukur (Nursalam, 2008).
(Nursalam, 2008).
pendidikan.
dependen.
35
paru merupakan langkah-langkah atau prosedur kerja tindakan resusitasi
pertanyaan pilihan ganda, dengan pemberian skor pada tiap jawaban yang
1. Pengolahan data :
a. Editing
b. Coding
c. Scoring
36
d. Entry
data yang dimasukkan adalah data yang sudah diberi score sesuai
e. Cleaning
konsistensi data agar seluruh data yang dientry bebas dari kesalahan.
2. Analisa Data
yaitu:
narasi.
37
independent) (Hastono, 2007) dengan menggunakan uji statistik chi-
square.
H. Etika Penelitian
manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan pilihan
ikut atau menolak penelitian (autonomy). Tidak boleh ada paksaan atau
penekanan tertentu agar subjek bersedia ikut dalam penelitian, subjek dalam
kerahasiaan informasi.
apakah akan ikut atau menolak sebagai subjek penelitian. Prinsip ini
confidentiality)
subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
38
diketahui orang lain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan
identitas seperti nama dan alamat subjek dengan diganti kode tertentu.
and benefits)
(nonmaleficienc).
39
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Toraja yang dilakukan tahun 2022. Rumah Sakit Daerah Kabupaten Tana
menjadi Rumah Sakit Tipe C, yang terdiri dari Ruang Responden, UGD,
diproyeksikan sebagai rumah sakit rujukan untuk wilayah toraja baik Tana
Toraja maupun Toraja Utara. Oleh sebab itu RSUD Lakipadada semakin
Lakipadada dibangun pada Tahun 1987 atas bantuan bank dunia. Kegiatan
pelayanan diawali dengan rawat jalan pada bulan Januari 1989 dan
dilanjutkan dengan rawat inap pada Bulan April 1989. Diresmikan pada
40
secara bertahap terencana konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat
hasil dan manfaat. Cara pandang jauh ke depan mengenai kearah matra
medis.
Adapun pula motto dari RSUD Lakipadada adalah “Hari ini baik,
univariat dan analisa bivariat. Dalam analisa univariat data diolah menjadi
distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti dan data penunjang
41
bagaimana hubungan antara kedua variabel dalam hal ini variabel
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
42
3. Analisa Univariat
a. Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keikut Sertaan Pelatihan
Di Runah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
43
c. Pengetahuan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Di Runah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
4. Analisa Bivariat
Tabel 5.5
Hubungan Pendidikan Dengan Perawat Dalam Melakukan Tindakan
Resusitasi Jantung Paru Di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
responden yang diteliti maka dari hasil tersebut diatas telah di uji
44
perawat dalam melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru di Pinang
Tabel 5.6
Hubungan Keikut Sertaan Pelatihan Dengan Perawat Dalam Melakukan
Tindakan Resusitasi Jantung Paru Di Rumah Sakit Umum Daerah Lakipadada
Tahun 2022
responden yang diteliti maka dari hasil tersebut diatas telah di uji
45
B. Pembahasan
Pinang dan Gladiol RSUD Lakipadada Kab. Tana Toraja, telah di olah dan di
uji dalam SPSS dan dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi dan
pengetahuan orang tersebut dalam penelitan ini dapat dilihat pula bahwa 8
46
dalam tindakan nyata serta pengetahuan yang baik responden disebabkan
sumber.
benar. Dalam penelitian ini juga dapat dilihat pendidikan SI sebanyak ada
yang pengetahuan kurang dan ada juga pengetahuan baik serta dalam
penelitian ini pula dapat dilihat yang pendidikan Ners terdiri dari reponden
resusitasi jantung paru responden tidak mengetahui secara baik dan benar
cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari
47
pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat
dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor intrnal dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah hal-hal dalam individu itu sendiri yang
individu akan informasi, media massa dan orang lain yang dianggap
Oleh karena itu dalam penelitian ini berdasarkan hasil uji dalam
Tana Toraja.
artian subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi
48
subjek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Dari hasil uji statistik chi
49
2. Hubungan pelatihan perawat dengan pengetahuan perawat dalam
yang diteliti maka dari hasil tersebut diatas telah di uji dalam program
Tana Toraja.
Hal ini dapat dilihat bahwa keikit sertaan dalam pelatihan akan
penerapan kedalam tindakan nyata pun dapat dilakukan dengan baik dan
benar. Penelitian ini juga mendapatkan hasil bahwa responden yang tidak
motivasi dalam mencari informasi dari rekan kerja yang telah mengikuti
pelatihan.
50
tindakan resusitasi jantung paru ketika diberikan pertanyaan. Namun
responden lupa akan tindakan secara procedural tentang RJP. Oleh kerena
oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu
faktor intrnal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah hal-hal dalam
indivudu itu sendiri, kebuthan individu akan informasi, media massa dan
51
orang lain yang dianggap penting. Pengetahuan membentuk suatu sikap
paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Dari hasil uji statistik chi
52
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
53
2. Peneliti selanjutnya
54
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri J. Bakri Syakir. (2007). Resusitasi Jantung Paru. Dalam Sudoyo, Aru S.
dkk (Editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid I. Jakarta : Pusat
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
55
Karjadi, dkk, (2007). Materi Pelatihan General Emergency Life Support dan
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. RSU Dr. Soetomo : FK UNAIR
Surabaya.
Latief S.A. (2007). Petunjuk Praktis Anastesiologi Edisi Kedua. Jakarta : FKUI.
Latief, dkk, (2009). Materi Teknis Medis Standar (A B C D E), Cetakan kedua.
Jakarta: Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan
RI.
Made, dkk, (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanisme, Jakarta: Indeks
Jakarta.
Puspo, Aryono.dr. (2011). Buku Panduan Basic Trauma Cardiac Life Suport.
Jakarta: YAGDI 118.
56
Sutomo, Dr. RSU. (2016). Materi Pelatihan Perawat Intensive Care Unit (ICU)
Tingkat Dasar. Surabaya
Suyanto, (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta :Nuha Medika.
Depkes, (2009). Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Diakses tanggal 08 Mei 2015 dari<//www.depkes.go.id>
Depkes, (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2022.
Diakses tanggal 08 Mei 2015 dari<//www.depkes.go.id>
Depkes, (2009). Visi Misi Depkes 2015 – 2022. Diakses tanggal 08 Mei 2015 dari
<//www.depkes.go.id>
PP-PPNI. (2012). Standar Kompetensi Perawat .http://www.inna-ppni.or.id
diakses tanggal 06 Mei 2015.
57
58