Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEPERAWATAN BNCANA

TRND DAN ISSU EVIDENCE BASED PRACTICE

OLEH

KELOMPOK II:

Astary Handayani Muhammad Suaib

Dayantri Nova Anggrani

Endang Lstari Nurlaila

Fitriani Pangstu Listyo Prayoga

Karlinda Ria Wahidah Wulandari

Mardiana Rina Martno

Muhammad Raziky Wawan Stiawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES YARSI PONTIANAK

TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas ke hadirat Allah Swt, atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Trnd Dan Issu Evidence Based Practice
Keperawatan Bencana”. Penulisan makalah ini merupakan satu dantara tugas yang diberikan
dalam mata kuliah Keperawatan Bencana di STIKes Yarsi Pontianak.
Dalam Penulisan makalah ini, mungkin masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen
kami Rima Rianti, S.ST., MMB yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Pontianak, 06 November 2019

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ……...…………………………………………................................................ 3
BAB I ………………………………………………..………………………………..…...… 4
PENDAHULUAN …………………………………...…………………………….………… 4
A. Latar Belakang …………………………………..………………………..……... 4
B. Rumusan Masalah ……..……………………..………………………………..… 5
C. Tujuan ……..………………..……………………...………………………….… 5
D. Manfaat ………….……..………………………...……………….……………… 5

BAB II ………………………………………….………………............................................. 6
RENCANA PENLUSURAN …………….………………….................................................. 6
BAB III …………………………………………………………............................................ 8
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………..….... 8
A. Keterbatasan ………………………………………………………………..…….. 8
B. Implikasi ……………………………………………………………...………..…. 8
BAB IV …………………………………………………………………………..……..…… 9
PENUTUP ................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang bantuan hidup dasar (BHD) atau Basic Life support (BLS)
sangat penting bagi masyarakat awam karena kejadian kegawatdaruratan dapat di jumpai
dimana saja dan kapan saja. Sehingga dapat menjadi bekal untuk menolong orang lain.
Bantuan hidup dasar merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan dan
mempertahankan fungsi organ vital pada korban henti jantung dan henti napas dengan
memberikan kompresi dada atau resusitasi jantung paru dan pemberian napas bantuan.
(Hardisman, 2014).

Bencana dapat terjadi dimana saja dan kapan saja di seluruh penjuru dunia.
Bencana dapat berdampak kepada individu, keluarga dan komunitas. Bencana adalah
gangguan serius yang mengganggu fungsi komunitas atau penduduk yang menyebabkan
manusia mengalami kerugian, baik kerugian materi, ekonomi atau kehilangan
penghidupan yang mana berpengaruh terhadap kemampuan koping manusia itu sendiri
(Depkes, 2009).

Dalam menghadapi kondisi kegawatdaruratan seperti saat terjadinya bencana


alam menuntut individu atau kelompok yang menemukan korban untuk memberikan
pertolongan segera. Akan tetapi, jika penolong tidak mengetahui cara yang baik dan
benar dalam memberikan bantuan hidup dasar maka bisa berakibat fatal pada korban.
Karena, lebih baik mengetahui pertolongan pertama dan tidak memerlukannya daripada
memerlukan pertolongan pertama tetapi tidak mengetahuinya. Menurut Sjamsuhidajat
(2004) dalam Turambi, Kiling, & Supit (2016), penanganan korban di tempat kejadian
merupakan hal yang sangat penting. Sebab, setiap kali kejadian bencana, petugas
kesehatan sering kali datang terlambat ke lokasi bencana sehingga menyebabkan korban
meninggal tanpa adanya tindakan pertolongan pertama.

Berdasarkan data WHO (World Health Organizasition) dalam Supriyantoro 2011,


pada tahun 2005 terdapat 57,03 juta orang meninggal di seluruh dunia. Sekitar 35.000 -
50.000 diantaranya karena kecelakaan dan bencana alam yang diakibatkan oleh henti
napas dan henti jantung. Dalam jumlah korban, Indonesia menempati peringkat kedua

4
dunia, yaitu sebanyak lebih kurang 227.898 jiwa. Bencana alam di Indonesia
mengakibatkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi materi maupun jumlah korban
(meninggal, luka – luka, maupun cacat). Korban meninggal umum disebabkan gagalnya
oksigenasi adekuat pada organ vital (ventilasi tidak adekuat, gangguan oksigenisasi dan
gangguan sirkulasi), cedera SSP masif (mengakibatkan ventilasi yang tidak adekuat dan/
atau rusaknya pusat regulasi batang otak), atau keduanya (Supriyantoro, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Penelitian apa yang ada pada jurnal trand dan issue keperawatan bencana?
2. Apa keterbatasan pada jurnal penelitian trend dan issue keperawatan bencana?
3. Bagaimana hasil penelitian pada jurnal trand dan issue keperawatan bencana?
4. Bagaimana dampak dari hasil penelitian jurnal trend dan issue keperawatan bencana?

C. Tujuan
1. Umum
Dapat mengetahui hasil penelitian trend dan issue serta dapat pengaplikasikan
pada keperawatan bencana.
2. Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui Penelitian apa yang ada pada jurnal trand dan issue
keperawatan bencana?
b. Mahasiswa dapat mengetahui keterbatasan pada jurnal penelitian trend dan issue
keperawatan bencana?
c. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana hasil penelitian pada jurnal trand dan
issue keperawatan bencana?
d. Mahasiswa dapat mengetahui Bagaimana dampak dari hasil penelitian jurnal
trend dan issue keperawatan bencana?

5
BAB II

RENCANA PENELUSURAN

A. Skema PICO
P: Henti jantung (OHCA)
Out-of-hospital cardiac arrest (OHCA) merupakan suatu kejadian henti
jantung yang terjadi di luar rumah sakit (American Heart Association, 2015). OHCA
menjadi salah satu fokus permasalahan kesehatan dunia karena angka kejadiannya yang
tinggi. Angka kejadian OHCA secara global yaitu 50 hingga 60 per 100.000 orang per
tahun (Berdowski et al., 2010). Angka kejadian OHCA adalah sebanyak 300.000 kasus
di Eropa dan 420.000 kasus di Amerika Serikat (Go et al, 2014). Indonesia memiliki
angka kejadian OHCA yang diperkirakan mencapai 10.000 kasus per tahun atau
terdapat 30 kejadian OHCA setiap hari (Depkes RI, 2006).
Tingginya angka kejadian OHCA juga diikuti dengan angka kelangsungan
hidup (survival rate) penderita OHCA yang sangat kecil, yaitu 12% saja (AHA, 2015).
Penyebab utama dari rendahnya survival rate korban OHCA adalah terlambatnya
pelaporan dan pemberian tindakan resusitasi jantung paru (RJP) (Wnent et al., 2013).
Masalah henti jantung pada kondisi bencana masi sangat banyak, rencana
penelusuran pada artiel kami adalah artikel tentang meningkatkan peran setiap orang di
komunitas untuk menjadi seorang bystander RJP.

I: Bantuan Hidup Dasar


Golden time untuk melakukan pengelolaan gawat darurat di bencana sangat
singkat terutama kasus henti jantung (OHCA). Maka diperlukan penelusuran artikel
lebih jauh tentang intervensi yang tepat dalam menangani kasus kegawatdaruratan
dalam hal ini yaitu cardiac arrest adalah Basic Life Support atau yang dikenal dengan
Bantuan Hidup Dasar (BHD). Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau yang biasa
disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah sekumpulan intervensi yang bertujuan
untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti
jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan
bantuan nafas (Hardisman, 2014).

6
C: Aplikasi dan Simulasi
Pada jurnal penelitian yang diharapkan oleh peneliti ingin menggunakan
penelitian quasi eksperimental dengan rancangan non equivalent control group dengan
dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok mobile application, dan kelompok simulasi.

O: Pengaruh terhadap proses pelatihan RJP


Dalam suatu penelitian pastinya hasil merupakan sesuatu yang diharapkan oleh
seorang peneliti, Pengunaan modul pembelajaran tentang RJP juga memberikan
pengaruh terhadap proses pelatihan simulasi. Proses ceramah dengan dibantu modul
pembelajaran ini akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan
tentang tindakan RJP pada responden.
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh penelitian dari Lesnik et al (2011)
yang menyatakan bahwa pelatihan RJP yang dilakukan dengan bantuan instruktur dan
modul pembelajaran akan memberikan peningkatan pengetahuan tentang RJP.

B. Lampiran Jurnal Penelusuran


Dari hasil penelusuran menggunakan PICO maka didapatkan hasil penelusuran
berjumlah 8 jurnal. Sehingga penulis mengambil jurnal yang mengarah persis seperti
penelusuran PICO yang berjudul : “Pengaruh Simulasi Tindakan Resusitasi Jantung Paru
(Rjp) Terhadap Tingkat Motivasi Siswa Menolong Korban Henti Jantung Di SMA Negeri
9 Binsus Manado”.

7
BAB III

PEMBAHASAN

A. Keterbatasan
Pelatihan RJP dengan mobile application hanya mengandalkan sebuah video
demonstrasi tentang RJP yang disediakan dalam aplikasi tersebut. Proses pelatihan ini
tidak menyediakan adanya feedback dari seorang instruktur ketika proses pelatihan
mandiri dilakukan oleh peserta, sehingga keterampilan dari responden di kelompok
mobile application menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
simulasi..
B. Implikasi
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pelatihan RJP dengan
menggunakan mobile application dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan pengetahuan, sedangkan metode simulasi dapat memberikan pengaruh yang
lebih besar terhadap peningkatan keterampilan dalam melakukan RJP.
Pelatihan RJP dengan menggunakan mobile application tetap memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan keterampilan dalam melakukan tindakan
RJP, hanya saja jika dibandingkan dengan metode simulasi, maka metode simulasi lebih
baik dalam meningkatkan keterampian melakukan tindakan RJP dibandingkan metode
mobile application.

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa metode pelatihan RJP dengan
menggunakan mobile application dapat memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap
peningkatan pengetahuan, sedangkan metode simulasi dapat memberikan pengaruh yang
lebih besar terhadap peningkatan keterampilan dalam melakukan RJP.
B. Saran
Makalah kami merupakan salah satu sumber yang dapat digunakan, oleh karena
itu ketersediaan kritik serta saran kepada pembaca, jika di dalam kata-kata dan
penyusunan makalah yang tidak sesuai dan kurang berkenan di hati kami mohon maaf,
karena kesalahan berawal dari kami dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

9
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. 2015. Highlights of the 2015 american heart association
guidelines update for cpr and ecc. Available online: https:// www.heart.org.
Berdowski J, Berg RA, Tijssen JGP, Koster RW. 2010. Global incidences of out-of-
hospital cardiac arrest and survival rates: Systematic review of 67 prospective
studies. Resuscitation. 81(11); 1479 – 1487.
Departemen Kesehatan (2009), (2016), https://www.kemkes.go.id/. Diakses pada tanggal
17 Oktober 2019 pada pukul 15.27.
Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Lešnik D., Lešnik B., Golub J, Križmari? M., Mally S., Grmec., 2011. Impact of
additional module training on the level of basic life support knowledge of first
year students at the University of Maribor. Journal of Emergency Medicine: 4
(16).
Supriyantoro. (2011). Kebijakan Kemenkes dalam Sistem Penanggulangan Gawat
Darurat Terpadu (SPGDT) dan Bencana.
Turambi, D. E., Kiling, M., & Supit, D. (2016). Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup
Dasar (BHD) Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketrampilan Siswa Kelas
XI dan XII SMA Negeri 2 Langowan. Buletin Sariputra, VI (2), 1-8.

10

Anda mungkin juga menyukai