Disusun Oleh :
EPPI MARIATI HASIBUAN
P0752032107
1
BAB I
PENDAHULUAN
6. Balutan
1) Salep herbal tea tree oil
Salep herbal tea tree oil dapat digunakan untuk luka akut luka
kronis warna dasar luka merah kuning dan hitam salep ini
digunakan untuk pelaksanaan infeksi dan mengurangi sakit selama
perawatan saat ini sediaan tetes yang ada di indonesia dalam
bentuk serum dan salep.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
PICO Unsur
Teknik perawatan luka saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat
dimana perawatan luka sudah menggunakan perawatan modern Moist Wound
Healing (MWH) seperti alginate, metcovazin, foam, hdryocolloid, dan
hydrogel. Balutan modern (metcovazin) adalah salah satu topical therapy yang
terbuat dari bahan zinc, nistatin dan metronidazole dan bentuknya salep dalam
kemasan serta memiliki prinsip kerja dengan menjaga kelembaban dan
kehangatan area luka, membuang jaringan mati, benda asing dan partikel,
balutan dapat mengontrol kejadian infeksi/melindungi luka dari trauma dan
invasi bakteri, mempercepat proses penyembuhan luka, nyaman digunakan,
mengurangi nyeri, proteksi periwound, support autolysis debridement,
menghindari trauma saat membuka balutan dan mengurangi bau tidak sedap
sedangkan balutan konvensional (cairan normal saline NaCl 0,9% dan balutan
kasa) adalah larutan yang dipakai sebagai agen pembersih luka, larutan
istonik, tidak mengganggu proses penyembuhan luka, tidak merusak jaringan,
menjaga kehangatan dan cenderung lebih kering sehingga proses
penyembuhan luka terhambat.
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Riani dan Handayani (2017) di RSUD
Bangkinang menunjukkan perawatan luka dengan menggunakan metode
MWH lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional
Nacl 0,9% + madu asli, penelitian menggunkan metode quasy exsperimen
dengan sample 20 orang ( 10 orang dengan menggunakan Nacl 0.9% + Madu,
10 Orang menggunakan MWH).
3.2 Evaluasi
3.3.1 Kekuatan
3.3.2 Kemamputerapan
Setelah dilakukan telaah literature penerapan luka metode MWH dapat dterapkan
pada luka kronik seperti luka diabetik. Perawatan luka metode MWH dengan
menggunakan metcovazin dapat di aplikasikan di rumah sakit, klinik maupun di
rumah oleh tenaga kesehatan maupun oleh keluarga yang sebelumnya telah
diajarkan tekhnik perawatan luka dengan metode MWH menggunakan
metcovazin
Penelitian evidence based practice terkait perawatan luka modern metode MWH
dengan metcovazin yang terbukti efektif dalam penyembuhan luka kaki diabetic
menjadi dasar bagi perawat dalam melakukan perubahan dimana sebelumnya
perawatan luka menggunakan metode konvensional diubah ke metode MWH.
Dengan tahapan perubahan :
2. Pemendekkan lama hari rawat pasien dengan kasus luka kaki diabetik.
1.1 Kesimpulan
Prinsip balutan moderen dan balutan konvensional sama yaitu menjaga
kelembaban, kehangatan dan mencegah dari trauma. Namun balutan
konvensional kurang dapat menjaga kelembaban karena NaCl akan
menguap sehingga kasa menjadi kering. Kondisi kering menyebabkan
kasa lengket pada luka sehingga mudah terjadi trauma ulang. Kekurangan
cairan normal saline NaCl dan balutan kasa dalam menjaga kelembaban
lingkungan luka menyebabkan masa perawatan luka yang lama. Balutan
moderen adalah pilihan yang baik untuk meningkatkan proses
penyembuhan/ perkembangan luka diabetik.
1.2 Saran
1. Bagi Pihak Rumah Sakit
Pihak rumah sakit dalam hal ini pihak-pihak manajemen dan komite
medik, keperawatan dan komite tenaga kesehatan supaya terus
bersinergi dalam memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
dengan memperhatikan pelayan berbasis Evidence Based Practice
(EBP) terbaru.
2. Tenaga Kesehatan terutama Perawat
Perawat diharapkan selalu mengupgrade keilmuannya khususnya di
bidang perawatan luka.
Format Pengkajian Luka Bates Jensen
Item Pengkajian
1. Ukuran 1 = Panjang X Lebar < 4cm²
2 = Panjang X Lebar 4 s.d<16 cm²
3 = Panjang X Lebar 16,1 s.d <36cm²
4 = Panjang X Lebar 36,1 s.d < 80cm²
5 = Panjang X Lebar > 80 cm
2. Kedalaman 1 = tidak ada eritema pada kulit yang utuh
2 = hilangnya sebagaian kulit termasuk epidermis dan atau dermis
3 = hilangnya seluruh bagian kulit terjadi kerusakan atau nekrosis pada
subkutan; dapat menembus ke dalam tapi tidak melampaui fasia;
dan atau campuran sebagian dan seluruh kulit hilang dan atau
lapisan jaringan tidak dapat dibedakan dengan jaringan granulasi.
4 = dikaburkan dengan nekrosis
5 = kehilangan seluruh kulit dengan kerusakan yang luas, jaringan
nekrosis atau otot yang rusak, tulang atau struktur penyokong
3. Tepi luka 1 = tidak dapat dibedakan, bercampur, tidak dapat dilihat dengan jelas
2 = dapat dibedakan, batas luka dapat dilihat dengan jelas, berdekatan
dengan dasar luka
3 = dapat dibedakan dengan jelas, tidak berdekatan dengan dasar luka
4 = dapat dibedakan dengan jelas, tidak berekatan dengan batasluka,
bergelombang ke bawah, menebal
5 = dapat dibedakan dengan jelas, fibrotik, berskar atau hyperkeratosis
1 5 10 13 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Plotkan total skor pada rentang status luka dan beri tanda X pada garis danberi
tanggal di bawah garis. Plotkan
DAFTAR PUSTAKA
Sri Anggriani, dkk. (2019). Efektifitas Perawatan Luka Modern Dressing Dengan
Metode Moist Wound Healing Pada Ulkus Diabetik Di Klinik Perawatan
Luka Etn Centre Makassar, Volume 10. No.
1.https://core.ac.uk/download/pdf/236405478.pdf. Diakses pada 10 Januari
2020