Anda di halaman 1dari 7

REVIEW JURNAL

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI


“KATARAK”

DOSEN PENGAMPU:
Ns. DINI RUDINI, S.Kep.,M.Kep.

DISUSUN OLEH:
JELISA LAXMI LOVY
NIM : G1B118029

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JAMBI 2020
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI “ KATARAK”

RINGKASAN
Katarak meruakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Katarak yang disebabkan oleh diabetes melitus disebut
katarak diabetik yang terjadi adanya perubahan pada lintasan sorbito (poliol) di
lensa mata. Penyakit katarak penyebab utama kebutaan di seluruh dunia sebesar
51% (WHO, 2012). Katarak terjdi akibat kekeruhan pada lensa mata yang
mengakibatkan tergantungnya cahaya masuk ke dalam bola mata, sehingga
penglihatan menjadi kabur dan lama kelamaan dapat menyebabkan kebutaan.
Salah satu penyebab kebutaan terbanyak di seluruh dunia adalah katarak. Katarak
kini masih menjadi penyakit paling dominan pada mata dan penyebab paling
utama kebutaan. Operasi katarak merupakan tindakan pengobatan kepada pasien
katarak agar kondisi penglihatan mata menjadi lebih baik. Pengetahuan lansia
seta kemampuan ekonomi dapat mempengaruhi sikap tentang operasi katarak.
Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang operasi
katarak dan tingkat ekonomi penderita katarak dengan sikap tentang operasi
katarak pada penderita katarak lanjut usia. Katarak adalah suatu keadaan dimana
lensa mata yang biasannya jernih dan bening menjadi keruh. katarak merupakan
kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan yang
paling sering ditemukan. Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinnya penyakit
katarak antara lain faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan genetik,
sedangkan faktor ekstrinsik yaitu pekerjaan, pendidikan, perokok, lingkungan,
status ekonomi, dan multivitamin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan umur dan jenis kelamin dengan peningkatan katarak di usia tua. Faktor
yang secara signifikan berisiko terhadap kejadian katarak yaitu diabetes melitus,
hipertensi, dan kebiasaan merokok. Olehnya, sangat penting untuk rutin
mengontrol gula darah, tekanan darah, dan berhenti merokok. Juga diperlukan
penelitian lebih lanjut terkait faktor risiko katarak. katarak diharapkan penderita
katarak dapat meningkatkan intensinya untuk melakukan operasi katarak.
Irmayani (2012) menyatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
intensi seseorang, yang dibuktikan dalam penelitiannya pada topik pengaruh
pendidikan kesehatan tentang kanker serviks terhadap intensi untuk melakukan
deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan hasil penjabaran diatas mengenai
kurangnya intensi untuk melakukan operasi katarak, didasarkan karena kurangnya
pengetahuan sehingga diperlukan adanya pengukuran mengenai pengetahuan yang
dimiliki klien katarak kemudian dilakukan pemberian pendidikan kesehatan dan
dilakukan pengukuran kembali terkait pengetahuan klien katarak yang kemudian
dihubungkan dengan intensi yang ada pada klien katarak itu sendiri, yaitu terkait
perubahan intensi sebelum diberikannya pendidikan kesehatan dan setelah
diberikannya pendidikan kesehatan.

PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyebab kebutaan yang mencakup kurang lebih


separuh dari seluruh kebutaan di dunia terutama di negara berkembang(Riskesdas,
2013). Mekanisme pembentukan katarak sangat multifaktorial. Hilangnya
transparansi di nukleus dan kortek lensa mata dapat terjadi akibat oksidasi
membran lipid, protein struktural atau enzimatik oleh peroksida atau radikal bebas
yang disebabkan oleh sinar UV. Faktor lainnya yang dapat menyebabkan
terbentuknya katarak adalahproses degeneratif dan diabetes melitus(Khan et
al,2010;Gogate et al.,2014).Terapi katarak adalah tindakan bedah dengan
mengangkat lensa yangmengalami kekeruhan, karena terapi medikamentosa tidak
ada yang terbukti dapat menghilangkankatarak pada orang dewasa. Banyak
metode yang dapat dilakukandengan tindakan bedah pada penderita katarak. Salah
satunya dengan fakoemulsifikasi yang merupakan tindakan bedah katarak dengan
metode insisi yang kecil. Pada teknik ini dibuat likuifikasi lensa dengan
menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi di kornea atau
sklera anterior (Soekardi et al,2004).Menurut data World Health Organization
(WHO) terjadi peningkatan penderita katarak baru sekitar 2 juta setiap tahunnya
(Khan et al,2010;Gogate 2et al.,2014). Penduduk di Indoensia memiliki
kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk di
daerah sub tropis, sehingga menyebabkan prevalensi kejadian katarak di Indonesia
masih tinggi menurut Riskesdas tahun 2013.Tahun 2014, pernah dilakukan
penelitian tentang perbedaan tajam penglihatan pascaoperasi fakoemulsifikasi
pada pasien katarak senilis dengan diabetes melitus dan tanpa diabetes melitus
dengan hasil pada pasien tanpa diabetes melitus memiliki tajam penglihatan yang
lebih baik pascaoperasi(Purnaningrum,2014).Tahun yang sama, dilakukan
peneilitian tentang Clear Corneal Incision in Cataract Surgery oleh Al Mahmood
dengan hasil pemulihan visus pascaoperasi katarak metode fakoemulsifikasi
teknik insisi korneal lebih lambat daripada insisi skleral karena kornea merupakan
jaringan yang avaskular (Al Mahmood, 2014). Tahun 2013, dilakukan penelitian
tentang perbandingan tingkat keberhasilan visus pasca operasi katarak
antarametodeekstrakapsuler denganmetodefakoemulsifikasi dengan hasil 70%
keberhasilan lebih baik dengan metode fakoemulsifikasi. Berdasarkan berbagai
penelitian tentang pasca operasi katarak dengan metode fakoemulsifikasi, belum
ada penelitian yang mengkaji tentang perbedaan lama pemulihan visus pada
penderita pasca operasi katarak metode fakoemulsifikasi teknikinsisi korneal dan
insisi limbal. Maka perlu dilakukan penelitian tentang perbedaan lama pemulihan
visus pada penderita pasca operasi katarak metodefakoemulsifikasiteknikinsisi
kornealdan insisi limbal
No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
1. 2013 Roihatul PEMBERIAN Metode: Informed consent merupakan Pasien yang menjalani operasi
suatu proses yang menunjukkan katarak menunjukkan perubahan
Zahroh, INFORMED Dalam penelitian ini menggunakan
komunikasi yang efektif antara persetujuan dan pengetahuan
Muhamma CONSENT desain pra eksperimen one group pre- petugas kesehatan dengan pasien, setelah diberikan informed
post test, yang dilakukan di Poli Mata dan bertemunya pemikiran tentang consent. Namun tidak ada
d TERHADAP
apa yang akan dan tidak akan pengaruh pemberian informed
Hardiyanto PENGETAHUAN RSUD Ibnu Sina Gresik, mulai bulan dilakukan terhadap pasien. consent terhadap sikap pasien
Januari 2013. Informed consent dilihat dari pre operasi katarak. Pasien yang
DAN SIKAP
aspek hukum bukanlah sebagai akan menjalani operasi katarak
PASIEN PRA perjanjian antara dua pihak, menunjukkan peningkatan
Hasil: melainkan lebih ke arah pengetahuan yang sebelumnya,
OPERASI
persetujuan sepihak atas layanan pengetahuan yang mereka miliki
Pemberian informed consent terhadap
KATARAK yang ditawarkan pihak lain tidak selalu diikuti dengan
pasien pre operasi dengan komunikasi peningkatan sikap yang baik.
yang baik dan jelas, bisa meningkatkan
pengetahuan dan menurunkan rasa
takut pasien terhadap tindakan operasi
No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
2.

No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan


. n
3.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
4.
No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
5.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
6.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
7.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
8.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
9.

No Tahu
Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
10.

No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan


. n
11.

No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan


. n
12.
No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan
. n
13.

No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan


. n
14.

No Tahu Penulis Judul Hasil Pembahasan Simpulan


. n
15.

Anda mungkin juga menyukai