Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners Stase Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh:
Hosanna Lumban Gaol 01503220152
Naomi 01503220223
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dan saran bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas
pelayanan keperawatan.
1.3.2 Bagi Ruangan
Untuk memberikan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan yang
optimal sehingga dapat berjalan efektif.
1.3.3 Bagi Mahasiswa
Sebagai pembelajaran tentang manajemen khususnya manajemen dalam
bidang keperawatan
BAB II
ANALISIS SITUASI
2.1 SWOT Analysis
A. Analisa Situasi Ruangan
Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan observasi dan pengkajian ruangan
selama stase manajemen di ruang rawat inap medikal bedah SHBG.
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada pada ruang rawat inap medical bedah SHBG
yaitu perawat, dokter jaga atau RMO, dan HCA. Perawat dibagi dalam 4 shift (pagi,
middle, siang dan malam). Sedangkan HCA hanya shift pagi. Ruang rawat inap
medikal bedah SHBG terdiri dari 1 Head Nurse dan 5 tenaga perawat, serta dibantu
oleh 2 mahasiswa profesi yang sedang menjalankan stase manajemen. Jumlah
tenaga perawat dalam satu shift disesuaikan dengan jumlah pasien, dimana satu
tenaga perawat maksimal bertanggung jawab memegang pasien sekitar 7-8 pasien.
2. Metode Asuhan Keperawatan
a. Strategi Asuhan Keperawatan
Dalam pemberian asuhan keperawatan ruang rawat inap medical bedah
SHBG dibagi dengan satu tenaga perawat bertanggung jawab memegang
maksimal 7-8 pasien, tergantung dengan jumlah pasien pada hari tersebut.
Perawat tersebut akan bertanggung jawab atas pasien yang sudah diberikan
mulai dari awal dinas hingga berakhirnya dinas. Asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien tersebut adalah rencana tindak lanjut yang sudah
didiskusikan bersama dengan dokter spesialis, RMO, serta rekan sejawat.
Kemudian, setelah dinas berakhir perawat akan mendelegasikan rencana
keperawatan terhadap perawat atau tim yang berdinas di shift selanjutnya.
b. Pedokumentasian
Hal-hal yang didokumentasikan dimulai dari assessment awal pasien
rawat inap diruang medical bedah yang diisi oleh RMO dan perawat,
assessment peri operatif. Kemudian semua advice dan tindakan yang
dilakukan tenaga kesehatan akan didokumentasikan ke dalam catatan
perkembangan pasien terintegrasi (CPPT), dan nursing note pada file
pasien, serta pendokumentasian evaluasi NCP pada pasien.
c. Timbang Terima Pasien
Timbang terima pasien dilakukan pada akhir shift dimana setiap
tindakan yang sudah atau yang belum dilakukan serta yang akan dilakukan
didelegasikan kepada perawat shift selanjutnya.
d. Pengelolaan Logistic dan Obat
Pengelolaan logistic dan obat-obatan pasien akan dicantumkan ke dalam
IMR pasien yang ditulis oleh dokter spesialis atau RMO. Setelah itu perawat
akan memesan obat-obatan tersebut ke farmasi dan saat obat-obatan sudah
disuplai maka akan disimpan di jelly box pasien.
e. Infection control
Terdapat handrub yang tergantung dimasing-masing bed pasien, di
dekat pintu ruangan pasien, di nurse station, di lorong dan di CU. Selain itu
terdapat watafel dan sabun untuk cuci tangan disepanjang lorong dan
didalam ruang CU.
2.2 SWOT Content
LAMPIRAN
• File Bantex yang berisi lembaran Nursing Planning Care (NCP)
• Mini Poster
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian, observasi dan menganalisa menggunakan SWOT
terhadap ruang rawat inap medikal bedah, didapatkan masalah yang sering terjadi adalah
ketidaklengkapan dokumentasi pasien sehingga menyebabkan perawat harus kembali
melengkapi dokumen-dokumen tersebut diluar jam dinas maupun saat berdinas guna
memenuhi persyaratan akreditasi rumah sakit. Oleh karena itu, melalui rencana inovasi
yang kelompok lakukan diharapkan dapat mempermudah perawat dalam melakukan
pendokumentasian sesuai dengan kondisi klinis pasien.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Ruangan
Diharapkan tim saling memotivasi dan mengingatkan dalam pengisian dokumentasi
secara lengkap dan tepat.
4.2.2 Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat membantu dalam meningkatkan inovasi yang sudah
dilakukan agar kedepannya permasalah yang sudah terjadi tidak terulang kembali, dan
diharapkan mahasiswa dapat bekerja sama dengan perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan dengan melengkapi dokumen pasien secara lengkap dan tepat.
REFERENSI
Klaten, S. M. (2016). Buku Panduan Manajemen Keperawatan. Klaten: Stikes Muhammadiyah
Klaten.
Hasibuan S.P Malayu. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sholihin, Sukartini, T., & Nastiti, A. (2020). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas
Dokumentasi Keperawatan : Asystematic Review. Jurnal Penelitian Suara Forikes.
Swari, S., Alfiansyah, G., Wijayanti, R., & Kurniawati, R. (2019). Analisis Kelengkapan
Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rsup Dr.Kariadi Semarang. Jurnal
Ilmu Kesehatan.
Turasno, T. (2017). Evaluasi Standarisasi Mutu Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Setelah Melalui Proses Krendensial Di Ruang Utama Rsud Dr. Tjitrowardojo
Purworejo Tahun 2017 (Doctoral Dissertation, Universitas Alma Ata).
Noorkasiani, N., Gustina, R., & Maryam, S. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(1), 1-8.
Jaya, K., Mien, M., Rasmiati, K., & Suramadhan, S. (2019). Gambaran Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Di Kabupaten Buton Utara. Jurnal
Keperawatan, 2(03), 27-36.
Rezkiki, F., Febrina, W., & Anggraini, D. (2019). Pengaruh Pelaksanaan Pre Dan Post
Conference Terhadap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan. Real In Nursing
Journal, 2(1), 21-28.