PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
ABDILLAH FIRDAUS
NIM. 202001001
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan Proposal Penelitian ini dapat terselesaikan. Proposal Penelitian
dengan judul “Pengaruh bermain puzzle terhadap kemampuan sensor motorik pada perkembangan
anak pra sekolah”. Selama proses penyusunan penulis dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Efa Nur Aini, S.Kep.Ns.,M.Kep selaku penanggungjawab mata kuliah metedeologi
riset yang telah membimbing dalam pembuatan proposal ini
2. Ibu Eko Arik S.Kep.Ns.,M.Kep.S.J selaku dosen fasilitator
Penulis tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan dan proposal ini dapat
memberikan manfaat. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
Peneliti
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
E. Relevansi ............................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 10
A. Perkembangan ..................................................................................... 10
B. Motorik Halus ...................................................................................... 12
C. Anak Prasekolah .................................................................................. 21
D. Permainan Puzzle ................................................................................. 24
E. Pengaruh Metode Bermain Puzzle Terhadap Perkembangan Motorik
Halus Anak Prasekolah ........................................................................ 30
G. Kerangka Konsep................................................................................. 33
H. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 34
A. Desain Penelitian ................................................................................. 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampun gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandirian. Seringkali orang tua tidak menyadari ketika
al, 2019).
tercatat 149,2 juta anak-anak yang lebih muda dari 5 tahun mengalami gangguan
Indonesia yang dilaporkan WHO pada tahun 2018 adalah 7.512,6 per 100.000
Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2018) indeks anak usia 36-
59 bulan untuk aspek literasi sebesar 64,6%, aspek fisik sebesar 97,8%, aspek
sosial emosional sebesar 69,9%, dan aspek learning sebesar 95,2% dan total
1
2
tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi
yang cermat serta mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan sebagainya (RI,
dan lain-lain. Proses tahapan perkembangan setiap anak sama, yaitu merupakan
gejala emosional dan masalah perilaku diseluruh sekolah dasar tetapi juga
dikemudian hari.
perkembangan anak tersebut menjadi terhambat dan tidak sesuai dengan usia,
cenderung adanya gangguan pada sistem saraf atau cerebral palsi. Anak yang
sistem pergerakan seperti susah menulis, mengancing baju dan berjalan tidak
stabil, kesulitan melakukan gerakan yang cepat dan tepat (Magfuroh, 2018).
Agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal maka anak perlu
3
salah satunya adalah kemampuan gerak halus atau motorik halus. Untuk
menstimulasi perkembangan motorik halus anak pra sekolah usia 4-5 tahun yaitu
salah satunya dengan mengajak anak untuk bermain puzzle. (RI, 2012)
anak usia pra sekolah, sebab bermain puzzle dapat mengkoordinasi gerak mata
dan tangan anak, dengan demikian tanpa mereka sadari motorik halus mereka
terus berlatih dan berkembang dengan bagus. Selain itu, ketika mereka bermain
puzlle anak dapat berlatih untuk mengenal bentuk dan bagaimana mereka mengisi
merah atau garis tebal didalam suatu potongan sesuai dengan corak yang sama
pada potongan yang lain. Melalui permainan ini anak-anak dapat belajar bahwa
suatu benda atau objek tersusun dan bagian-bagian kecil. Permainan ini
(Maghfuroh, 2018)
herediter dan faktor lingkungan, faktor lingkungan terdiri dari tiga unsur yaitu
keluarga, sekolah dan teman sebaya. Dalam proses pembelajaran anak seringkali
4
dihadapkan dengan persoalan yang menuntut mereka untuk memecahakan
masalah, kegiatan ini tidak hanya dilakukan secara fisik tapi juga secara mental
kecemasan dan membuat anak bersikap pasif, sehingga tidak ada kegiatan timbal
menimbulkan kejenuhan dalam belajar. Pada saat seperti ini anak akan mengalami
Ada banyak sekali metode atau cara yang dapat digunakan untuk membantu
dapat dipisahkan dari anak-anak, Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk
dikuasai dengan cara yang menyenangkan sehingga dapat berfungsi secara efektif
dan cepat ditangkap oleh anak. Adapun Jenis permainan yang dapat digunakan
teka-teki.
peran yang dimainkan oleh anak dalam situasi serba baru(Wiyani, 2014, p.
91). Menurut Rini Hildayani, dkk yang dikutip oleh Novan Ardy Wiyani
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
4-5 tahun sebelum dan setelah diberikan perlakuan bermian puzzle pada
prasekolah.
2. Bagi Institusi
3. Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar atau
E. Relevansi
Dalam peraturan pemerintah nomor 27 tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah
dan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0486/1992 tentang taman kanak-
dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang
diperlukan oleh anak gigi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta untuk
gangguan tumbuh kembang anak. Dan merupakan bagian dari kegiatan pelayanan kesehatan
yang dilakukan terhadap bayi, anak balita dan anak prasekolah. Pemantauan ini dilakukan
untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan anak memasuki
jenjang pendidikan formal, serta meningkatkan status kesehatan gizi kognitif, mental, dan
psikososial anak titik yang dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan taman
kanak-kanak, diselenggarakan oleh guru taman kanak-kanak dan kerjasama dengan orang
tua anak didik serta tenaga kesehatan. pemantauan pertumbuhan perkembangan dan
berkualitas melalui kegiatan: stimulasi yang memadai, deteksi dan intervensi dini gangguan
tumbuh kembang anak. Salah satu kegiatan untuk menstimulasi yang memadai, deteksi dan
intervensi dini gangguan tumbuh kembang anak yaitu melalui pengaplikasian bermian
perkembangan anak usia prasekolah sangat sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan
1. Pengertian perkembangan
dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dan
suatu proses yang berlangsung sejak lahir dan sesudahnya, dimana badan,
otak, kemampuan dan tingkah lakunya pada usia dini, anak-anak dan dewasa
terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lain tanpa membeda-
2. Ciri-ciri Perkembangan
perkembangan memiliki pola yang sama pada setiap anak, tetapi kecepatannya
10
11
3. Aspek-aspek perkembangan
a) Gerakan dasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan
b) Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan
B. Motorik Halus
1. Definisi motorik halus
(fine manipulative skiils) yang melibatkan penggunaan tangan dan jari secara
halus fokus pada kemampuan koordinasi tangan dan mata. Pada umumnya,
4-6 tahun. Kemampuan motorik halus semakin meningkat pada usia 5-12
bagian yang meliputi otot kecil, terutama gerakan dibagian jari-jari tangan.
semakin kompeten untuk berjalan, berlari dan memanjat sesuatu (Sigit, 2019)
tidak hanya masalah teman sebaya , gejala emosional dan masalah perilaku
C. Anak Prasekolah
1. Pengertian
Anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Dalam usia ini
anak umumnya mengikuti program anak( 3-5 tahun) dan kelompok bermain
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam
untuk tumbuh dalam lingkungan dan kesiapannya dalam belajar formal. Pada
tahap perkembangan anak usia prasekolah ini, anak mulai menguasai berbagai
keterampilan fisik, bahasa, dan anak pun mulai memiliki rasa percaya diri
Anak pra sekolah sering disebut sebagai golden age. Hal ini karena
pada masa ini pondasi otak manusia sedang dibangun, pondasi yang kuat akan
menghasilkan bangunan yang kuat dan tahan lama. Perkembangan anak pada
tahap pra sekolah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu usia 2-3 tahun dan
4-6 tahun. Anak pada usia 2-3 tahun memiliki beberapa kesamaan
karakteristik dengan masa bayi (0-2 tahun). Tujuan dari Pendidikan anak usia
D. Permainan Puzzle
dunia luar maupun dari dalam yaitu aktivitas otak yang konstan memainkan
mengoptimalkan lau stimulasi dari luar dan dalam, karena itu mengalami
menjahit, menata puzzle, memaku paku ke papan dan mengecat (Mursid, 2018).
Beberapa dari kegiatan bermain yang anak pikirkan mungkin melibatkan kemampuan
fisik. Kegiatan ini bisa berupa permainan di halaman bermain seperti bermain kejar-
kejaran, lompat tali, melempar dan menangkap, petak umpet, atau permainan yang lebih
terorganisir seperti sepak bola atau kriket. Bahkan permainan yang mungkin belum
sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna dan hubungan dengan
benda-benda. Yang termasuk puzzle adalah benda tiga dimensi yang bisa di
laun membuat mental anak terbiasa tenang, tekun dan sabar dalam
(Syari’ati, 2014).
anak usia pra sekolah, sebab bermain puzzle dapat mengkoordinasi gerak mata
dan tangan anak, dengan demikian tanpa mereka sadari motorik halus mereka
terus berlatih dan berkembang dengan bagus. Selain itu, ketika mereka
bermain puzlle anak dapat berlatih untuk mengenal bentuk dan bagaimana
warna yang merah atau garis tebal didalam suatu potongan sesuai dengan
corak yang sama pada potongan yang lain. Melalui permainan ini anak-anak
dapat belajar bahwa suatu benda atau objek tersusun dan bagian-bagian kecil.
yang berbeda.
17
F. Kerangka Teori
Bagan 2.1 kerangka teori
Perkembangan motorik
halus
Meningkatkan
perkembangan motorik
Keterangan :
Diteliti : 1.
2. Huruf yang dicetak tebal
Sumber :(Teori modifikasi Rudiyanto, 2016, Abristiana et al., 2020)
18
G. Kerangka Konsep
Faktor luar:
1. Pendapatan keluarga
2. Pendidikan ayah/ibu
H. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada pengaruh bermain puzzle terhadap perkembangan motorik
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian quasie
penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
bermain puzzle dalam kegiatan pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol tidak
Keterangan:
bermain puzzle
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2009). Menurut Nursalam (2011) sampel
merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling. Sampel yang digunakan peneliti yaitu anak usia prasekolah di
sekolah X yang berjumlah 30.
3. Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias hasil
terhadap variabel yang kita teliti (Nursalam, 2013). Adapun kriteria sampel pada penelitian
Kriteria umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan
diteliti, yaitu:
3. Anak yang di izinkan menjadi responden oleh orang tua atau pengasuh.
Kriteria inklus adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria
inklusi karna berbagai sebab, diantaranya: Anak yang tidak hadir pada saat penelitian
4. Tehnik Sampling
jumlah dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang ditempuh dalam pengambilan sampel, untu memperoleh sample yang sesuai
dengan subjek penelitian (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan simple
anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
B. Definisi Oprasional
Definisi oprasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk memahami arti
setiap variabel penelitian sebelum dilakukan Analisa (Sujarweni,2014).
Variabel Definisi Oprasional Alat Ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
A. Variabel Dependen
Perkembangan motorik kemampuan Mengguna Peneliti Dinyatakan Ratio
halus memanipulasi halus (fine kan lembar mengisi nilai 0-6
manipulative skiils) yang DDST II lembar
melibatkan penggunaan usia 4-5 DDST II
tangan dan jari secara tahun aspek
tepat seperti dalam aspek motorik
kegiatan menulis dan motorik halus
menggambar. hslus
Pemeriksaaan dilakukan
dengan 6 item
pemeriksaan, 3 item
disebelah kiri garis usia
dan 3 item disebelah
kanan garis usia. Jika
anak dapat melakukan
tes diberi skor 1 dan jika
anak tidak dapat
melakukan tes maka
anak diberikan skor 0.
Setelah 6 item terlaksana
hasil tes dijumlah
B. Variabel Independen
Bermain puzzle puzzle merupakan Lembar Mengisi 1. Dapat Nominal
permainan edukatif yang ceklist lembar menyusun
dimainkan dengan cara puzzle dan ceklist puzzle
membongkar pasang stopwatch permainan dalam waktu
keping puzzle berdasar puzzle 20 menit
pasangannya. Anak dapat
menyusun puzzle yang 2. tidak dapat
telah dibongkar peneliti menyusun
dilakukan 8 kali puzzle
pertemuan 2 kali dalam dalam waktu
seminggu dan menysun 20 menit
puzzle dengan durasi 20
menit dalam 1 kali
pertemuan
22
E. Instrument Penelitian
1. Lembar DDST II aspek motorik halus anak pra sekolah usia 4-5 tahun
3. Media puzzle
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik
subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian, langkah-langkah daam pengumpulan data
bergantung pada rancangan penelitian dan tehnik instrumen yang digunakan (Nursalam,
2013).
Pengumpulan data adalah proses pendekatan kepada subjek dan pengumpulan karakteristik
23
subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2013).
C. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan untuk merubah data mentah menjadi bentuk data
yang lebih ringkas dan disajikan serta dianalisis sebagai dasar pengambilan keputusan
1. Editing
Editing adalah kegiatan untuk memeriksa kelengkapan jawaban yang diberikan, jika
Coding
tertentu untuk mempermudah waktu pentambulasian dan analisa data. Kode pada
3. Scoring
Scoring adalah memberikan penilaian berupa skor. Dalam penelitian ini untuk
skala guttman yang memberikan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan
yang ditanyakan, yaitu "Benar- Salah". Untuk jawaban "Benar" diberi skor 1 dan
D. Analisa Data
Analisa data adalah suatu prosedur pengolahan data dengan cara mengelompokan serta
mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data dari setiap
variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
G. Etika penelitian
Penelitian menggunakan objek manusia dan tidak boleh bertentangan dengan etika
agar hak responden dapat dilindungi, penilitian ini menggunakan etika sebagai berikut:
24
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan ini akan diedarkan kepada respon sebelum melaksanakan penelitian
agar responden mengetahui maksud dan tujuan dilakukannya penelitian. Jika responden
bersedia diteliti maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika responden
tidak bersedia maka peneliti harus menghormati keputusan responden, responden pada
Untuk menjaga kerahasian responden peneliti tidak anak mencantumkan nama responden
pada lembar pengumpulan data (kuisioner), cukup dengan menggunakan kode tertentu
3. Confidentiality (Kerahasian)
Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasian responden itu dijamin oleh
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh metode bermain puzzle
terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-5 tahun. maka
1. Pemberian metode bermain puzzle pada anak prasekolah usia 4-5 tahun
prasekolah usia 4-5 tahun sebelum dan setelah diberikan intervensi pada
halus anak prasekolah usia 4-5 tahun pada kelompok intervensi dan
B. Saran
Saran yang bisa dilakukan dalam proposal penelitian ini, antara lain 1. Implementasi dalam
proposal penelitian perlu memperhatikan etik yang akan digunakan agar efektif dalam penerapan
dan tidak melanggar etik penelitian. 2. Implementasi proposal penelitian air rebusan daun salam
dan air rebusan daun sirsak perlu direalisasikan untuk mengatasi permasalahan yang ada seperti
DAFTAR PUSTAKA
Abristiana, P. O., Kristanti, A., & Aisyatul W., A. (2020). Pengenalan Angka
Menggunakan Permainan Puzzle dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Emosi dan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di
Play Group Se- Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember. Laplace :
Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 70–86.
https://doi.org/10.31537/laplace.v3i1.314