Anda di halaman 1dari 15

KEGIATAN FUNGSI PENGORGANISASIAN DI UNIT RAWAT INAP

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan 2

Dosen Ampu: Lidya Maryani ,S.kep.,Ners.,M.M,M.Kep

Disusun Oleh :

1. Adinda Egdina Febriane 1420119002


2. Annatasya Millenia 1420119026
3. Bella Alfilayli Nikmah 1420119028
4. Sintia Girimis 1420119052
5. Sweetli Priskilla Rogi 1420119025

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas segala rahmat dan berkatNya kami
dapat menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam makalah
ini saya membahas ”Kegiatan Fungsi Pengorgnisasian di Unit Rawat Inap“.

Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan berupa arahan, bimbangan
serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Lidya Maryani ,S.kep.,Ners.,M.M,M.Kep selaku dosen Kepemimpinan dan


Manajemen Keperawatan 2
2. Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam segi materi dan do’a.
3. Kepada teman-teman kelompok 6 yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.

            Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini sehingga
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
diterima sebagai suatu masukan yang berharga. Harapan saya semoga karya tulis ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca. Demikian makalah ini penulis buat, semoga amal dan budi
yang telah diberikan kepada semua pihak mendapat imbalan pahala dan selalu dalam lindungan
Tuhan YME, Amin.

Bandung, 20 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................3
2.1 Pengorganisasian di Ruang Rawat Inap.................................................................................3
2.2 Prinsip Pengorganisasian di ruang rawat inap.......................................................................3
2.3 Fungsi Pengorganisasian di Ruang Rawat Inap.....................................................................4
2.4 Stuktur Organisasi di ruang rawat inap..................................................................................6
BAB III............................................................................................................................................9
PEMBAHASAN..............................................................................................................................9
3.1 Modul.....................................................................................................................................9
BAB IV..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
4.2 Saran.....................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar anggota dalam suatu
organisasi sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama. Untuk memenuhi hal tersebut
diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat teratur. Kemajuan suatu organisasi dapat
tercapai jika terbentuk pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian
semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan pengorganisasian
dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja sehingga kita dapat mengerjakan
pekerjaan yang lebih penting karena pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.
Pengorganisasian merupakan kegiatan mengorganisasikan semua sumber daya
termasuk sumber daya manusia agar mau berkerjasama daan berkoordinasi sehingga jelas
fungsi,tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sehingga hasil pengorganisasian adalah
menetapkan siapa ,melakukan apa,dengan siapa bekerja (Kurniadi ,2013)
Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau spesialisasi,
sesuai dengan teori klasik (Nadia, 2012) yaitu “ the right man in the right place“ artinya
seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus dipekerjakan atau ditempatkan pada
keahliannya. Misalnya orang yang ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di
bagian administrasi pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja itu harus benar-
benar dilakukan dengan cermat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi pengorganisasian di ruang rawat inap ?
2. Apa prinsip - prinsip pengorganisasian di ruang rawat inap ?
3. Apa fungsi pengorganisasian di ruang rawat inap?
4. Bagaimana struktur pengorganisasian di ruang rawat inap?

1
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mengetahui Kegiatan Fungsi Pengorganisasian di Unit Rawat Inap
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui pengertian pengorganisasian
2) Untuk mengetahui prinsip - prinsip pengorganisasian di ruang rawat inap
3) Untuk mengetahui fungsi pengorganisasian di ruang rawat inap
4) Untuk mengetahui struktur pengorganisasian di ruang rawat inap

1.4 Manfaat Penulisan


1) Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbang pemikiran dan informasi
tentang kegiatan fungsi pengorganisasian di unit rawat inap .
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Pembaca
Sebagai sarana dalam menambah pengetahuan dalam kegiatan fungsi pengorganisasian
di unit rawat inap .

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengorganisasian di Ruang Rawat Inap
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas
pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam
rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004).

Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya


manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk
mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain.

Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah
kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan
suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan
tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009).

2.2 Prinsip Pengorganisasian di ruang rawat inap


Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah:

a) Prinsip rantai komando

Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara
ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu
arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan
staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana.

b) Prinsip kesatuan komando

Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai satu
pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung
prinsip prinsip kesatuan komando ini.

3
c) Prinsip rentang Kontrol

Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif
dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang
diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk
menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.

d) Prinsip spesialisasi

Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan satu fungsi
kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau pembagian tugas yang membentuk
departement.

2.3 Fungsi Pengorganisasian di Ruang Rawat Inap


Fungsi Pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan perencanaan,


menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat,
mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi
dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat. Kepala ruangan
bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di
ruang rawat inap (Swanburg, 2000) meliputi :

a) Struktur organisasi

Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk dan bagan. Berdasarkan
keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi ruang rawat inap
untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun
horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur
tanggung gugat.Bentuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem
penugasan.

4
b) Pengelompokam kegiatan

Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus diselesaikan untuk
mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan spesifikasi tertentu.
Pengelompokan kegiatan dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas pada perawat
sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki serta disesuaikan
dengan kebutuhan klien. Ini yang disebut dengan metoda penugasan keperawatan. Metoda
penugasan tersebut antara lain : metode fungsional, metode alokasi klien/keperawatan
total, metode tim keperawatan, metode keperawatan primer, dan metode moduler.

c) Koordinasi kegiatan

Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan harus menciptakan kerjasama yang selaras
satu sama lain dan saling menunjang untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Selain itu perlu adanya pendelegasian tugas kepada ketua tim atau perawat pelaksana
dalam asuhan keperawatan di ruang rawat inap.

d) Evaluasi kegiatan

Kegiatan yang telah dilaksanakan perlu dievaluasi untuk menilai apakah pelaksanaan
kegiatan sesuai rencana. Kepala ruang berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas
tentang kegiatan yang akan dilakukan. Untuk itu diperlukan uraian tugas dengan jelas
untuk masing-masing staf dan standar penampilan kerja.

e) Kelompok kerja

Kegiatan di ruang rawat inap diperlukan kerjasama antar staf dan kebersamaan dalam
kelompok, hal ini untuk meningkatkan motivasi kerja dan perasaan keterikatan dalam
kelompok untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai tujuan pelayanan dan asuhan
keperawatan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala ruangan sebagai manajemen
yang terintegrasi dalam pengorganisasin menurut Marquis dan Huston (2010) yaitu:

5
a) Kepala ruangan memandang struktur organisasi sebagai peta yang memberi jalan
kepada siapa mereka harus berkomunikasi dan siapa yang memiliki kewenangan
b) Kepala ruangan memiliki pemahaman personal tentang rancanagan organisasi yang
lebih besar
c) Kepala ruangan memahami kesulitan yang menyertai setiap struktur, sehingga
dapat memberi dukungan.
d) Kepala ruangan harus memiliki pengetahuan tentang budaya organisasi,
meningkatkan pengembangan budaya yang konstruktif, menjelaskan serta
mengkomunikasikan pengembangan budaya tersebut kepada perawat pelaksana.
e) Kepala ruangan berpikir kritis dan memiliki perilaku model peran yang baik untuk
menyelesaikan masalah
f) Kepala ruangan menahan diri untuk tidak menghakimi dan mendukung semua
anggota untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi
g) Kepala ruangan memahami organisasi dan mengenali apa yang dapat dibentuk,
diubah, dan yang tetap.

2.4 Stuktur Organisasi di ruang rawat inap


Struktur organisasi ruang rawat inap terdiri dari : struktur, bentuk dan bagan. Berdasarkan
keputusan Direktur rumah sakit dapat ditetapkan struktur organisasi ruang rawat inap untuk
menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan baik vertikal maupun
horizontal. Juga dapat dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan tanggung jawab serta jalur
tanggung gugat.Bentuk organisasi disesuaikan dengan pengelompokan kegiatan atau sistem
penugasan.

Bentuk Bagan Organisasi

1. Bentuk Piramid

Bentuk Ini Yang Paling Banyak Diguakan, Karena Sederhana, Jelas Dan Mudah
Dimengerti. Bagan organisasi bentuk Piramid adalah suatu organisasi dimana bentuk
bagan organisasi tersebut menyerupai piramid. Dimana suatu pimpinan tertinggi ada di
paling atas piramid dan tingkatan pimpinan menengah dan bawahan ada di bagian-
bagian bawah. Bentuk piramid sering kali dipakai di organisasi-organisasi, karna bentuk
piramid ini mudah dimengerti dan dipahami.

6
Type piramid memiliki ciri-ciri antara lain ialah:

- Memiliki jumlah organisasi yang tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki


kewenangan sedikit.

- Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak

- Pada jumlah jabatan sedikit sebab tingkat tingkat relatifnya kecil

2. Bentuk Vertikal.

Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid, yaitu dalam pelimpahan kekuasaan
dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.

3. Bentuk Horizontal.

Bagan Ini Digambarkan Secara Mendatar. Bagan organisasi bentuk horizontal atau
mendatar adalah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk atau
ujung pimpinan tertinggi sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari kiri kearah kanan atau sebaliknya.

4. Bentuk Lingkaran.

Menggambarkan hubungan Antara Satu Jabatan Dengan Jabatan . Bagan organisasi


bentuk Lingkaran adalah suatu bentuk bagan organisasi dimana satuan organisasi atau
pejabat yang terendah disusun dari luar bidang lingkaran ke arah titik tengah pusat
lingkaran dimana di titik tengah adalah pejabat atau pimpinan tertinggi.

Kegunaan Bagan Organisasi :

- Mengetahui besar kecilnya organisasi

- Mengetahui garis saluran wewenang

- Mengetahui macam satuan organisasi

- Mengetahui rincian aktivitas satuan organisasi

- Mengetahui jabatan yang ada

- Mengetahui rincian tugas para pejabat

7
- Mengetahui nama, pangkat, golongan pejabat

- Mengetahui kedudukan setiap pejabat

8
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Modul
Menetapkan kegiatan fungsi pengorganisasian di unit rawat inap

Studi Kasus:

Anastasia diangkat sebagai kepala ruang bedah, Ketika memimpin dihari pertama didapatkan
berbagai complain keluarga pasien tentang pelayanan dari perawat sangat buruk dan hal ini
berdampak pada rata rata bor selama 3 bulan yaitu 45 persen. Nurul segera mengadakan rapat
Bersama staf perawat untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, didapatkan hasil perawat
tidak melakukan komunikasi effektif kepada pasien dan keluarga setiap melakukan Tindakan,
tidak dilakukan timbang terima, ronde keperawatan, pre-post konferensi, terdapat tumpang tindih
tugas dan peran perawat SOP dan SAK tidak dilaksanakan dan masih ada beberapa perawat tidak
disiplin dalam jam dinas.

Penuntun diskusi

Pertanyaan mendasar bagaimana menetapkan kegiatan fungsi pengorganisasian di unit rawat


inap

Analisa kelompok dilihat dari tinjauan Pustaka

Dari studi kasus diatas ada persoalan

1. Ketika memimpin di hari pertama didapatkan berbagai complain keluarga pasien tentang
pelayanan dari perawat sangat buruk
2. Complain ini berdampak pada rata rata bor selama 3 bulan yaitu 45 persen.
3. Di identifikasi bahwa perawat tidak melakukan komunikasi effektif kepada pasien dan
keluarga setiap melakukan Tindakan
4. Tidak dilakukan nya timbang terima
5. Tidak dilakukannya ronde keperawatan
6. Tidak dilakukan nya pre post konferensi
7. Terdapat tumbang tindih tugas dan peran perawat
8. SOP dan SAK tidak dilaksanakan

9
9. Beberapa perawat tidak disiplin dalam jam dinas

Penyelesaian konflik dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap

Prinsip yang diabaikan pada studi kasus diatas ialah prinsip “KESATUAN KOMANDO” dan
prinsip”RENTANG KONTROL” terbukti dari satu pemimpin dan satu rencana dalam pemberian
pelayanan tidak berjalan dengan lancar yang menimbulkan adanya complain dari pihak pasien
dan untuk prinsip yang kedua terbukti dari tidak ada nya kegiatan timbang terima, ronde
keperawatan, dan pre-post konferensi menunjukan bahwa perawat kekurangan pengawasan
secara effektif akan hal jumlah, fungsi dan peran nya.

Untuk solusi yang dapat diberikan yaitu dengan Menyusun pengelompokan kegiatan, koordinasi
kegiatan, evaluasi kegiatan, kelompok kerja. 4 hal tersebut perawat bisa dapatkan dari timbang
terima, ronde keperawatan dan pre-post konferensi. Maka kepala ruangan harus mengontrol
perawat yang lain untuk mengupayakan tidak meninggalkan 3 hal tersebut.

Salah satu sumber konflik yang terdapat dalam kasus ialah “KOMUNIKASI”. Komunikasi yang
buruk dalam arti komuikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara perawat dengan pasien
maupun perawat dengan keluarga pasien. Dampak dari komunikasi yang tidak effektif yaitu
memunculkan complain di hari pertama Anastasia sebagai pemimpin mengenai pelayanan
asuahn keperawatan yang berhubungan dengan bor selama 3 bulan menjadi 45 persen.
penyelesaian konflik dalam studi kasus dengan saluran komunikasi efektif.

Tidak dilakukan nya timbang terima, ronde keperawatan, dan pre-post konferensi berhubungan
dengan terjadinya tumpang tindih tugas dan peran perawat, SOP dan SAK yang tidak terlaksana
karena perbedaan visi misi dan menjadikan perawat yang tidak disiplin dalam jam dinas.

10
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari paparan diatas bahwa Ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang,
mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih
sederhana diringkas menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian (Planning, Organizing, actuating dan controlling) atau terkenal dengan
singkatan POAC. Dalam hal pengorganisasian meliputi perancangan struktur organisasi yang
dilengkapi dengan penetapan tugas, siapa melakukan apa bagaimana tugas dikelompokan siapa
melapor kepada siapa dan dimana keputusan harus diambil. Pengorganisasian di ruang rawat
inap ini mengutamakan komunikasi effektif dalam penyelesaian konfliknya.

4.2 Saran
Penulis

Penulis dapat memperbaiki penulisannya apabila ada salah kata atau kalimat yang membuat
perspektif yang menyimpang.

Pembaca

Pembaca dapat membaca dengan bijak apa saja yang tertera dalam makalah ini. Dan dapat
menarik yang baik baiknya saja untuk menjadi pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kurniadi( 2013).Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya ,Teori dan Aplikasi .Jakarta :Badan
penerbit FKUI

Huber, D. (2010). Leadership & nursing care management. Philadelphia: WB. Saunders.

Marquis, B, L & Huston , (2012), Leadership roles & managemen function in nursing :Theory &
Application (7 th ed, p 642) Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins.

Riski Kiki, Arif Wijaya.(2018) Modul Pembelajaran Managemen Keperawatan. Jombang:Icme


Press

Swansburg, R.C & Swansburg, J.R.(2006). Introductory managemenet & leadeship for Nurses.
Toronto: Jones and Bartlert Pb.Ca

12

Anda mungkin juga menyukai