Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK KASUS NP 5

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Nursing Practice 5 Kepemimpinan dan
Manajement Keperawatan

Dosen Ampu : Lidya Maryani,S.Kep.,Ners.,MM.,M.,Kep

Disusun oleh : Kelompok 4


1. Angella wylhellmina (1420119019)
2. Aristia nurdayanti (1420119035)
3. Petrus raymundoromero sagala (1420119049)
4. Resti rahmawati (1420119062)
5. Rida silpia (1420119053)
6. Ridwan prawira (1420119016)
7. Silvy oktaviani (1420119039)
8. Tri omega utami (1420119008)
9. Yeri dwi astuti (1420119055)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
kemurahanNya sehingga kami dapat menusun serta menyelesaikan makalah ini dengan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kelompok membahas tentang “Case study”.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah NP 5 Kepemimpinan
dan Manajemen Keperawatan. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya dalam bidang medis.
Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapat bantuan berupa arahan,bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak,sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Lidya Maryani, S.Kep.,Ners.,MM.,M.Kep selaku dosen kepemimpinan dan
manajemen keperawatan.
2. Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam segi materi dan do’a.
3. Kepada teman-teman kelompok 4 yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini sehingga
masih jauh dari kata sempurna,untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun akan
diterima sebagai suatu masukan yang berharga. Harapan kami semoga karya tulis ini
bermanfaat khususnya bagi penulis san pembaca. Demikianlah makalah ini penulis
buat,semoga amal dan budi yang telah diberikan kepada semua pihak mendaopat imbalan
pahala dan selalu dalam lindungan Allah SWT,Aamiin.

Bandung,November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3. Tujuan Penulis............................................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan......................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI...............................................................................................................................4
2.1. Analisis SWOT...........................................................................................................................4
2.2. Analisis fishbone........................................................................................................................6
2.3. Prioritas Masalah........................................................................................................................7
2.4 Standar Prosedur Operasional Pemasanan Dan Perawatan Infus.................................................7
2.5. Planning Of Action.....................................................................................................................8
BAB III................................................................................................................................................10
TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................10
3.1. STUDI KASUS...................................................................................................................10
3.2. PERUMUSAN MASALAH................................................................................................11
BAB 4..................................................................................................................................................19
KESIMPULAN...................................................................................................................................19
4.1. Kesimpulan..............................................................................................................................19
4.2. Saran........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan perseorangan secara paripurna untuk pelayanan rawat inap,rawat jalan, dani
gawat darurat (Permenkes Nomor 03 Tahun 2020). Setiap rumah sakit
berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi,
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit (Permenkes Nomor 04 Tahun 2018).
Pasien Rawat Inap adalah pasien yang telah dinyatakan oleh dokter pemeriksa
untuk dirawat di rumah sakit melalui rawat jalan atau unit gawat darurat untuk
observasi atau tindakan medis lebih lanjut dan perlu dirawat di rumah sakit. Jika
terdapat informasi dan data berupa laporan sebagai penunjang, maka kualitas pelayanan
kepada pasien akan terjamin, salah satunya penyusunan laporan sensus harian rawat
inap.
Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari masalah keterbatasan sumber daya
seperti sumber daya manusia, sarana dan dana. Oleh karena itu dalam menyiapkan
kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan awal kegiatan untuk
kegiatan penanggulangan masalah kesehatan perlu dilakukan prioritas untuk menjawab
pertanyaan masalah kesehatan atau penyakit apa yang perlu diutamakan/diprioritas
dalam program kesehatan.
Dalam melakukan pengelolaan unit rawat inap untuk memudahkan menganalisis
masalah dapat menyelesaikannya dengan cara perumusan masalah menggunakan
pendekatan prioritas masalah, fishbone analysis, solusi pemecahan masalah dan planning
of action.
Selanjutnya bilamana sudah didapatkan masalah kesehatan atau jenis penyakit
yang diprioritaskan untuk ditanggulangi maka pertanyaan berikutnya jenis/bentuk
intervensi apa yang perlu diutamakan/diprioritaskan agar program yang dilakukan
dapat dicapai secara efektif dan efisien.

1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakag di atas dapat dirumuskan beberapa masalah penting sebagai
berikut:
1. Apa pengertian dari Analysis SWOT?
2. Apa saja macam-macam matriks?
3. Bagaimana Diagram Fishbone?
4. Apa pengertian,tujuan,kriteria Planning of action?
5. Apa pengertian dari prioritas masalah?
6. Apa yang dimaksud dengan standar prosedur operasional pemasang dan perawatan
infus?
7. Bagaimana cara penyusunan metode solusi masalah dan bagaimana teknik
manajemen keterampilan klinik?

1.3. Tujuan Penulis


1. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari Analysis SWOT.
b. Untuk mengetahui macam-macam dari matriks.
c. Untuk mengetahui diagram Fishbone.
d. Untuk mengetahui kriteria Planning of action.
e. Untuk mengetahui prioritas masalah.
f. Untuk mengetahui standar prosedur operasional pemasangan dan perawatan
infus.
g. Untuk mengetahui cara penyusunan metode solusi masalah dan teknik
manajemen keterampilan klikik.

2. Tujuan umum
Agar mahasiswa/mahasiswi memahami tentang pengelolaan unit rawat inap
dengan pendekatan perumusan masalah, prioritas masalah, fishbone analysis, solusi
pemecahan masalah dan planning of action serta dapat menganalisis atau
menyelesaikan masalah yang didapat pada kasus.

2
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan
menganalisis serta menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara
menyelesaikan masalah-masalah yang ada di ruang rawat inap dengan menggunakan
metode perumusan masalah, prioritas masalah, fishbone analysis, solusi pemecahan
masalah dan planning of action.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi instansi rumah sakit. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Pada
matriks Swot yang digunakan untuk RSKGM memperlihatkan faktor- faktor yang
mempengaruhi dan pemecahannya (Rangkuti F, 2018)

1. Kekuatan (strength)
Kekuatan yang dimaksud adalah suatu keunggulan dalam sumber daya, ketrampilan
dan kemampuan lainnya yang relative terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani oleh perusahaan. Misalnya dalam hal teknologi yang dimiliki dan fasilitas
yang dimiliki.
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan yang dimaksud juga bisa berupa sumber daya,ketrampilan dan
kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
Contohnya, tingkat ketrampilan karyawan dan kecilnya biaya promosi.
3. Peluang (opportunity)
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan, misalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.
4. Ancaman (treats)
Ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu
perusahaan. Sebagai contoh yaitu pesatnya persaingan penyedia jasa layanan
kesehatan.

Alternatif-alternatif strategi pemasaran antara lain (Nugroho. A,2015) :

4
a. Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan
peluang eksternal. Strategi SO berusaha dicapai dengan menerapkan strategi ST,
WO, dan WT. Apabila perusahaan mempunyai kelemahan utama pasti perusahaan
akan berusaha menjadikan kelemahan tersebut menjadi kekuatan. Jika perusahaan
menghadapi ancaman utama, perusahaan akan berusaha menghindari ancaman jika
berkonsentrasi pada peluang yang ada.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal perusahaan
dengan memanfaatkan peluang eksternal yang ada. Salah satu alternatif strategi WO
adalah dengan perusahaan melakukan perekrutan dan pelatihan staf dengan
kemampuan dan kualifikasi yang dibutuhkan.
c. Strategi ST (Strength-Treats)
Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan perusahaan untuk
menghindari ancaman jika keadaan memungkinkan atau meminimumkan ancaman
eksternal yang dihadapi. Ancaman eksternal ini tidak selalu harus dihadapi sendiri
oleh perusahaan tersebut, bergantung pada masalah ancaman yang dihadapi, seperti
halnya faktor perekonomian, peraturan pemerintah, gejala alam, dan lain sebagainya.
d. Strategi WT (Weakness-Treats)
Posisi ini sangat menyulitkan perusahaan , akan tetapi tidak menutup
kemungkinan bagi perusahaan untuk mengatasi posisi yang menyulitkan ini.
Perusahaan harus memperkecil kelemahan atau jika memungkinkan perusahaan akan
menghilangkan kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal yang ada
guna pencapaian tujuan perusahaan.

Perumusan strategi adalah proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang


dimaksudkan untuk membangun visi dan misi serta menentukan tujuan strategis sehingga
langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan implementasi dapat sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode dan model untuk dapat
merumuskan langkah yang tepat dalam rencana strategi yang sesuai dengan rumah sakit.
(Nawarini, 2020)

1. Metode analisis SWOT

5
digunakan untuk menganalisis dan menyusun faktor-faktor strategis rumah sakit
yang menggambarkan secara jelas bagaimana faktor eksternal yang berupa peluang
dan ancaman yang dihadapi oleh rumah sakit dapat disesuaikan dengan faktor internal
yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2018).

2. Metode Analisis Logic Model


Metode analisis Logic Model digunakan untuk melihat gambar visual logis suatu
program yang menunjukkan rangkaian hubungan sebab-akibat antara input, aktivitas,
output dan outcome yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai respon atas
permasalahan yang dihadapi pada saat ini (Permenkeu, 2015).
3. Model Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Model ini digunakan dalam menyusun strategi untuk merangkum dan
mengevaluasi kekuatan serta kelemahan utama instansi dengan cara menganalisa
faktor-faktor audit internal.
4. Model Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Model ini digunakan dalam menyusun strategi untuk merangkum dan
mengevaluasi peluang serta ancaman eksternal instansi dengan cara menganalisa
faktor-faktor audit eksternal.
5. Model Matriks Internal External (IE)
Model ini digunakan untuk melihat parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat
korporat yang lebih detail (Rangkuti, 2018).

2.2. Analisis fishbone


Fishbone Analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada dengan
melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram yang
terlihat seperti tulang ikan.

Fishbone Analysis dapat berfungsi sebagai pengidentifikasikan penyebab-penyebab


yang mungkin timbul dari suatu spesifik masalah dan kemudian memisahkan akar
penyebabnya, memungkinkan juga untuk mengidentifikasi solusi yang dapat membantu
menyelesaikan masalah tersebut (bisa lebih dari satu masalah)

6
Analisis Fishbone (atau Ishikawa) adalah suatu pendekatan terstruktur yang
memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-
penyebab suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada (Gaspers, V. 2002.)
(dalam Hamidy F, 2016)

Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Pengumpulan data;
2. Menggambarkan bagan faktor penyebab;
3. Identifikasi akar masalah;
4. Rekomendasi dan implementasi.

2.3. Prioritas Masalah


Prioritas Masalah Penentuan prioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana
masalah itu penting dan apakah masalah tersebut dapat teratasi. Dalam menentukan
prioritas masalah diperlukan sebuah metode pemecahan masalah. Penentuan prioitas
masalah dapat di lakukan dengan cara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan data serta
perhitungan kemudahan dan kemampuan untuk dapat diselesaikan.
Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq. Dalam
menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.

2.4 Standar Prosedur Operasional Pemasanan Dan Perawatan Infus


1. Pengertian SOP

7
Suatu standar / pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Standar operasional
prosedur merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui
untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan Potter (2005). SOP infus
adalah langkah-langkah prosedur untuk memasukkan cairan secara parenteral dengan
menggunakan intravenous kateter melalui intravena (SOP Rumah Sakit Dr. Kariadi,
2011).

2. Tujuan SOP
Tujuan SOP antara lain (SOP Rumah Sakit Dr. Kariadi, 2011) :
a. Petugas / pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas / pegawai atau
tim dalam organisasi atau unit kerja.
b. Mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi
c. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas/pegawai
terkait.
d. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
e. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi

3. Fungsi SOP
Fungsi SOP antara lain (SOP Rumah Sakit Dr. Kariadi, 2011) :
a. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
b. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
c. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
d. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

2.5. Planning Of Action

Plan of Action (poa) atau disebut juga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) merupakan
sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan. Rencana kegiatan dapat
memiliki beberapa bentuk, antara lain:

8
1. Rangkaian sasaran yang lebih spesifik dengan jangka waktu lebih pendek,
2. Rangkaian kegiatan yang saling terkait akibat dipilihnya alternatif pemecahan
masalah
3. Rencana kegiatan yang memiliki jangka waktu spesifik, kebutuhan sumber daya
yang spesifik, dan akuntabilitas untuk setiap tahapannya.

Menurut Supriyanto dan Nyoman (2007) dalam Manik (2015) Perlu beberapa hal
yang dipertimbangkan sebelum menyusun Plan of Action (poa), yaitu dengan
memperhatikan kemampuan sumber daya organisasi atau komponen masukan (input),
seperti: Informasi, Organisasi atau mekanisme, Teknologi atau Cara, dan Sumber Daya
Manusia (SDM).

Kriteria Plan of Action (poa) yang Baik:

1. Spesific (spesifik) : Rencana kegiatan harus spesifik dan berkaitan dengan keadaan


yang ingin dirubah. Rencana kegiatan perlu penjelasan secara pasti berapa Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapan
mengkomunikasikannya.
2. Measurable (terukur) : Rencana kegiatan harus dapat menunjukkan apa yang
sesungguhnya telah dicapai.
3. Attainable/achievable (dapat dicapai) : Rencana kegiatan harus dapat dicapai dengan
biaya yang masuk akal.
4. Relevant  (sesuai) : Rencana kegiatan harus sesuai dan bisa diterapkan di suatu
organisasi atau di suatu wilayah yang ingin di intervensi
5. Timely (sesuai waktu) : Rencana kegiatan harus merupakan sesuatu yang dibutuhkan
sekarang atau sesuatu yang segera dibutuhkan.

9
10
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. STUDI KASUS


Ruangan Elisabeth merupakan ruang rawat inap khusus wanita, yang
memberikan pelayanan dengan penyakit medikal bedah. Ruangan Elisabeth dikelola
oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan sarjana Ners dengan pengalaman kerja
10,5 Tahun yang telah mengikuti pelatihan manajemen unit bangsal yang dikelola oleh
ruang sakit immanuel. Ruang Elisabeth mempunyai kapasitas tempat tidur sebanyak 23
tempat tidur. Ruang Elisabeth memiliki jumlah tenaga keseluruhan yaitu 18 tenaga
perawat. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, dari 18 orang perawat terdapat 13 perawat
sarjana ners (termasuk kepala ruangan) dan 5 perawat DIII keperawatan. Ruang
Elisabeth merupakan ruang rawat inap dan memiliki ruangan ruang kelas IIA pada
kamar 1, 2, 3, ruang kelas IIIA pada kamar 5, 6, 7 dan kelas IIIB pada kamar 8. BOR
ruangan elisabet yaitu 70,55% dengan rata-rata derajat ketergantungan pasien diruang
elisabet yaitu self care, partial care dan total care. Ruang Elisabeth memiliki letak yang
starategis yaitu berdekatan dengan apotek kearah barat dan IGD ke arah timur. Ruang
Elisabeth juga memiliki dua akses pintu masuk dan keluar yaitu ke gedung Alkema di
arah timur dan ke Poli dan Apotek di arah barat. Hasil wawancara dengan kepala
ruangan didapatkan bahwa dalam satu bulan terakhir sering terjadi phlebitis pada pasien
dengan Length Of Stay lebih dari satu minggu, hal ini kemungkinan disebabkan karena
perawat tidak pernah melakukan pengecekan lama waktu pemasangan infus dan
perawatan infus.
Pertanyaan Penuntun Diskusi :
1. Uraikan kebutuhan tenaga keperawatan pada kasus diatas?
2. Uraikan penyusunan analisa SWOT pada kasus diatas?
3. Uraikan penyusunan analisa fishbone pada kasus diatas?
4. Uraikan perumusan masalah dan prioritas masalah pada kasus diatas?

11
5. Uraikan penyusunan metode solusi penyelesaian masalah serta jelaskan bagaimana
teknik manajemen keterampilan klinik dengan simulasi dalam meningkatkan
kompetensi perawat?
6. Uraikan penyusunan standar prosedur operasional tentang pemasangan dan
perawatan infus serta lama waktu pemasangan infus ?
7. Uraikan penyusunan Planning Of Action pada kasus diatas?

3.2. PERUMUSAN MASALAH

A. Analisis SWOT
Faktor internal
1. Strength (kekuatan)
a. Dikelola oleh seorang kepala ruangan dengan lulusan sarjana ners dengan
pengalaman kerja 10,5 tahun yang telah mengikuti pelatihan manajemen
unit bangsal yang dikelola oleh Rumah Sakit Immanuel
b. Jenis ketenagaan perawat:
- 13 Perawat Sarjana Ners (termasuk kepaala ruangan)
- 5 perawat DIII Keperawatan
c. Kapasitas yang dimiliki 23 TT
d. BOR 70,55%
70,55% x 23 TT = 16,2/16 pasien/ hari
e. Memililki ruang rawat inap dengan ruangan:
- Kelas IIA pada kamar 1,2 dan 3
- ruang kelas IIIA pada kamar 5,6 dan 7
- Kelas IIIB pada kamar 8
f. Memiliki letak yang strategis yaitu berdekatan dengan apotek kearah barat
dan IGD ke arah timur
g. Memiliki dua akses pintu masuk dan keluar yaitu ke gedung alkema di
arah timur dan ke poli dan apotek di arah barat
2. Weakness (kelemahan)
a. Dalam satu bulan terakhir sering terjadi phlebitis dengan Length Of Stay
lebih dari satu minggu

12
b. Perawat tidak pernah melakukan pengecekan lama waktu pemasangan
infus dan perawatan infus.

Faktor eksternal
1. Oportunities (peluang)
a. Kebijakan keselamatan mampu diterapkan di rumah sakit
b. Kebijakan pemerintah tentang profesionalisme perawat
2. Treath (ancaman)
a. Persaingan antar rumah sakit yang semakin kuat
b. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
profesional

B. Perhitungan tenaga perawat


Menurut Gillies

BOR 70,55%

70,55% x 23 TT = 16,2/16 pasien/ hari


A X B X 365
Tenaga perawat (TP) =
( 365−C ) X jam kerja
7 jam x 16 x 365 hari
= ( 365−76 ) x jam kerja

40.880
= 289 x 7

= 20,2/ 20 perawat

C. Matrik SWOT

Strength (s) Weakness (w)


Internal

a. Dikelola oleh seorang a. Dalam satu bulan


kepala ruangan dengan terakhir sering terjadi
lulusan sarjana ners phlebitis dengan

13
dengan pengalaman kerja Length Of Stay lebih
10,5 tahun yang telah dari satu minggu
mengikuti pelatihan b. Perawat tidak pernah
manajemen unit bangsal melakukan pengecekan
yang dikelola oleh lama waktu
Rumah Sakit Immanuel pemasangan infus dan
b. Jenis ketenagaan perawat: perawatan infus.
-13 Perawat Sarjana Ners
(termasuk kepala
ruangan)
-5 perawat DIII Keperawatan
c. Kapasitas yang dimiliki
23 TT
d. BOR 70,55%
70,55% x 23 TT =
16,2/16 pasien/ hari

Eksternal e. Memililki ruang rawat


inap dengan ruangan:
-Kelas IIA pada kamar 1,2
dan 3
- ruang kelas IIIA pada
kamar 5,6 dan 7
-Kelas IIIB pada kamar 8
f. Memiliki letak yang
strategis yaitu berdekatan
dengan apotek kearah
barat dan IGD ke arah
timur
g. Memiliki dua akses pintu
masuk dan keluar yaitu ke
gedung alkema di arah
timur dan ke poli dan

14
apotek di arah barat

Opportunities (o) Strategi SO Strategi WO


1. Kebijakan
 Meningkatkan kualitas  Meningkatkan
keselamatan
dan kuantitas sumber profesionalisme perawat
mampu diterapkan
daya manusia dengan merutnkan untuk
di rumah sakit
 Meningkatkan melakkan pengecekan
2. Kebijakan
pelayanan kesehatan agar tidak terjadi
pemerintah tentang
phlebitis
profesionalisme
perawat
Treats (t) Strategi ST Strategi WT
1. Persaingan antar
 Meningkatkan kualitas  Meningkatkan kualitas
rumah sakit yang
pelayanan kesehatan pelayanan terhadap
semakin kuat
pasien agar pelaksanaan
2. Adanya tuntutan
discharge planning dapat
tinggi dari
optimal
masyarakat untuk
pelayanan yang
lebih profesional

D. Prioritas masalah
1. sering terjadi phlebitis pada pasien dengan Length Of Stay lebih dari satu
minggu
2. perawat tidak rutin melakukan pengecekan lama waktu pemasangan infus dan
perawatan infus

E. Fishbone Analisis

man
Environment
Kepatuhan SOP tidak dipatuhi

Kurangnya kebersihan pada


area penyimpanan obat Pengetahuan kurang

15 Kejadian angka
phlebitis
meningkat
Kurangnya pengelolan Kurangnya pelatihan pemasangan
limbah infus

Kurangnya steril Kebijakan penggantian


penggunaan infus set set infus setelah 3 hari

Tidak memperhatikan
Kurangnya penggunaan APD
ketersediaan APD

Material Prosedur

F. Solusi pemecahan masalah dan teknik manajemen keterampilan klinik dengan


simulasi dalam meningkatkan kompetensi perawat
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Mengadakan pelatihan pemasangn infus yang baik dan benar
3. Menyediakan fasilitas set infus yang steril
4. Ketersediaan APD yang mencukupi
5. Perawat harus melaksanakan SOP dengan benar dengan sering mengecek
pasien dengan rutin

G. standar prosedur operasional tentang pemasangan dan perawatan infus serta lama
waktu pemasangan infus
a. Pemasang infus
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Membuka daerah yang akan dipasang infus
4. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus
5. Membuka set infus dan meletakannya pada bak instrumen steril

16
6. Menusukan jarum set infus kedalam botol infus kemudian mengalirkan
cairan ke selang infus berakhir di bengkok untuk mengeluarkan udara an
mengisi selang infus
7. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separhnya
8. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (kearah bawah)
9. Menggantungkan slang infus pada standar infus
10. Buka abochath dari bungkusnya potong 3 lembar plaster
11. Pilih pembuluh darah yang akan di pasang infus, dengan syarat: pembuluh
darah berukuran besar, pembuluh darah tidak bercabang ,pembuluh darah
tidak di persendian
12. Bendung bagian proksimal atau atas dari pembuluh darah yang akan
dipasang infus dengan torniquet
13. Minta pasien menggenggam tangannya, dengan ibu jari pasien dengan
genggaman
14. Mendesifeksi daerah yg akan di infus
15. Menusukkan jarum ke dalam infus ke pena dengan lubang jarum
menghadap ke atas .
16. Pastikan darah mengaliri jarum dan abochath.
17. Jika belum terliri, temukan pembuluh darrah sampai darah mengaliri
abocahth
18. Turniqet di lepas bila darah sudah masuk
19. Lepas jarum sampe melepaskn abocath d dalam pembulh darah
20. Tekan pangkal abocaht untuk mencegah darah kelar dan masukan ujung
selang infusset ke abocaht
21. Fiksasi serasa menyilang menggunakan plester abocath yang sudah
terpasng
22. Alirkan cairan air botol ke pembuluh darah dengan membuka roller. Bila
tetesan lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang benar
23. Fixsasi dengan cara kupu-kupu. Meltakan plester dengan cara terbalik
dibawah sarung infus, kemudian di silangkan
24. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan cara steril dan di plester
25. Mengatur atau menghitung tetesan infusan
26. Mengatur pada posisi tubuh yang di infus bila perlu beri spalk
27. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir

17
28. Merapihkan alat dan pasien
29. Melepas sarung dan mencuci tangan

b. Perawatan infus
Prinsip perawatan infus : dilakukan dengan prinsip aseptik steril seperti
mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, memakai
handscoon tujuannya agar pasien terhindar dari infeksi nosokomial.
Cara perawatan infus:
1. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan alkohol dan buka balutan dengan
menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan iodin cair atau salep
7. Mentup dengan kassa steril dengan rapih
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infus sesuai program

c. Lama waktu pemasangan infus


Menurut Owen (1997) ganti selang dapat dilakuka setiap 48-72 jam.

H. Planning Of Action

Masalah Tujuan Kegiatan Indikator


keberhasilan
Man 1. kepatuhan Meningkatkan 1. pelatihan 1. Perawat
SOP tidak kualitas kinerja memasang mampu bekerja
dipatuhi perawat pelaksana infus secara optimal
2. pengetahuan dalam 2. memahami dalam
kurang pemasangan infus sebab-akibat melakukan
3. kurangnya phlebitis pemasangan
pelatihan 3. mematuhi SOP infus
pemasangan yang

18
infus diberlakukan
Prosedur 1. kebijakan Mampu 1. sterilisasi alat- 1. tidak
penggantian meningkatkan alat dan terjadinya
set infus penerapan prosedur phlebitis pada
setelah 3 hari pemasangan infus pemasangan pasien
2. tidak yang benar 2. memilih lokasi 2. dapat
memperatikn dengan vena yang meningkatkan
penggunaan menggunakan besar dengan Indikator
APD APD kulit yang kepuasan
integrasinya pasien.
baik
3. memperhatikan
durasi
terpasangnya
penggunaan
infus
Material 1. Kurangya Maksimalnya Menyediakan Dengan adanya
steril sterilisasi dalam APD, infus set APD yang
penggunaan penggunaan infus yang steril, mencukupi
infus set set dan mengganti infus lingkungan
2. Kurangnya penggunaan APD set 3 hari sekali kesehatan
ketersediaan terjaga antara
APD pasien dan
perawat
Lingkunga 1. Adanya Keselamatan 1. Mengusulkan 1. Kepuasan
n tuntutan pasien meningkat, peningkatan mutu pasien
tinggi dari kepuasan pasien pelayanan terus- terpenuhi.
masyarakat meningkat, menerus sehingga 2. Tidak ada
untuk pendokumentasia memberi kesan complain dari
pelayanan n mutu pelayanan yang baik pada pasien dan
yang lebih teroptimalkan dan pasien. keluarga pasien
profesional adanya 2. Menyusun terhadap
2. Kurangnya pendokumentasia perencanaan pelayanan.
kebersihan n yang rapi untuk keselamatan 3.

19
pada area indikator mutu. pasien sesuai Mengupayakan
penyimpanan standar akreditasi adanya
obat rumah sakit Information
3. Kurangnya terbaru (6 sasaran Center di Ners
pengelolaan utama). Station bagi
limbah 3. menjaga suhu keluarga pasien.
dan kelembaban 4. Keselamatan
lingkungan pasien terjaga.
penyimpanan obat
4. memeriksa
segel, label
kadaluarsa pada
obat

20
BAB 4

KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi instansi rumah sakit. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Pada
matriks Swot yang digunakan untuk RSKGM memperlihatkan faktor- faktor yang
mempengaruhi dan pemecahannya (Rangkuti F, 2018)

1. Kekuatan (strength) 

Kekuatan yang dimaksud adalah suatu keunggulan dalam sumber daya, ketrampilan
dan kemampuan lainnya yang relative terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani oleh perusahaan. Misalnya dalam hal teknologi yang dimiliki dan fasilitas
yang dimiliki. 

2. Kelemahan (weakness) 

Kelemahan yang dimaksud juga bisa berupa sumber daya,ketrampilan dan


kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.
Contohnya, tingkat ketrampilan karyawan dan kecilnya biaya promosi. 

3. Peluang (opportunity) 

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan


perusahaan, misalnya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi. 

21
4. Ancaman (treats) 

Ancaman adalah situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu
perusahaan. Sebagai contoh yaitu pesatnya persaingan penyedia jasa layanan
kesehatan.

Perumusan strategi adalah proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang


dimaksudkan untuk membangun visi dan misi serta menentukan tujuan strategis
sehingga langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan implementasi dapat sesuai dengan
kebutuhan rumah sakit. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode dan model
untuk dapat merumuskan langkah yang tepat dalam rencana strategi yang sesuai dengan
rumah sakit. (Nawarini, 2020)

1. Metode analisis SWOT 

digunakan untuk menganalisis dan menyusun faktor-faktor strategis rumah sakit


yang menggambarkan secara jelas bagaimana faktor eksternal yang berupa peluang
dan ancaman yang dihadapi oleh rumah sakit dapat disesuaikan dengan faktor
internal yang berupa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2018).

2. Metode Analisis Logic Model

Metode analisis Logic Model digunakan untuk melihat gambar visual logis suatu
program yang menunjukkan rangkaian hubungan sebab-akibat antara input,
aktivitas, output dan outcome yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai
respon atas permasalahan yang dihadapi pada saat ini (Permenkeu, 2015).

3. Model Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

22
Model ini digunakan dalam menyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi
kekuatan serta kelemahan utama instansi dengan cara menganalisa faktor-faktor
audit internal.

4. Model Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Model ini digunakan dalam menyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi
peluang serta ancaman eksternal instansi dengan cara menganalisa faktor-faktor
audit eksternal.

5. Model Matriks Internal External (IE)

Model ini digunakan untuk melihat parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat
korporat yang lebih detail (Rangkuti, 2018).

Fishbone Analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram merupakan
sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang ada
dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam sebuah diagram
yang terlihat seperti tulang ikan.

Plan of action (poa) atau disebut juga dengan rencana usulan kegiatan (ruk)
merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mencapai sasaran kegiatan.

Kriteria Plan of Action (poa) yang Baik:

23
1. Spesific (spesifik)
Rencana kegiatan harus spesifikdan berkaitan dengan keadaan yang ingin dirubah R
encana kegiatan perlu penjelasan secara pastiberapa Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dibutuhkan, siapa saja mereka, bagaimana dan kapanmengkomunikasikannya.
2. Measurable (terukur)
Rencana kegiatan harusdapat menunjukkan apa yang sesungguhnya telahdicapai.
3. Attainable/achievable (dapat dicapai
Rencanakegiatan harus dapat dicapai dengan biaya yang masuk akal.
4. Relevant (sesuai)
Rencana kegiatan harus sesuaidan bisa diterapkan di suatu organisasi atau di suatuw
ilayah yang ingin di intervensi
5. Timely (sesuai waktu)
Rencana kegiatan harusmerupakan sesuatu yang dibutuhkan sekarang atausesuatu y
ang segera dibutuhkan.

4.2. Saran
Dalam suatu manajemen tentu akan ada masalah yang mucul maka dari itu untuk
meminimalisir terjadinya masalah maka dalam sebuah perencanaan serta metode yang
digunakan harus sangat terprogram,apabila terjadi suatu kasus atau masalah ada
baiknya mengidentifikasi lebih lanjut dan mencari metode atau cara untuk
menyelesaikannya. Penulis akan terus menerapkan budaya mencari dan
mengembangkan suau metode agar tidak berhenti di satu titik dan terus mengembangka
ide ide baru sehingga hasilnya akan lebih baik dan efektif

24
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, F. N. D. (2016). Teknik Analisis SWOT. Anak Hebat Indonesia.

Susanto, I. (2019). Analisis Fishbone (Ishikawa Diagram).

Hamidy. F. (2016). Pendekatan analisis fishbone untuk mengukur kinerja proses bisnis
informasi e-koperasi. Jurnal TEKNOINFO.Vol. 11 no. 1

Nugroho. A. (2015) ANALISIS SWOT PADA RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO.


Yogyakarta

Nawarini, N.J (2020) Analisis rancangan strategi rumah sakit dalam upaya meningkatkan
kunjungan pasien. Bandung

Rangkuti, Freddy. (2018). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama.

Zia, H. K., Semiarty, R., & Lita, R. P. (2018). Analisis Swot Sebagai Penentu Strategi
Pemasaran Pada Rumah Sakit Gigi Dan Mulut Baiturrahmah Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas, 7, 6-11
Depkes. 2018. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2018
Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan.Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Kotler, Philip. (2000). Manajemen Pemasara. (Hendra Teguh dan Rony A Rusly.
Terjemahan). Jakarta: Prehalindo

Kotler, Philip & Gary, Amstrong. (2006). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid I (Terjemahan:
Bob Sabran) Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga..

Wulandari, D. F., & Hariyati, R. T. Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang ICU RS X


Jakarta. JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA, 5(1), 67-76.

Ardiany, W. M., Citraningtyas, G., & Mpila, D. A. (2020). Strategi Pengembangan Instalasi
Farmasi RSUD Datoe Binangkang di Kabupaten Bolaang Mongondow Menggunakan
Analisis SWOT. PHARMACON, 9(3), 390-396.

25

Anda mungkin juga menyukai