Anda di halaman 1dari 34

LP DAN LK KEPERAWATAN KELUARGA PADA KLIEN DENGAN TBC

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen Ampu : Anni Sinaga , S.Kp., M.Kep

Disusun oleh kelompok 1:


1. Adinda Egdina Febriane (1420119002)
2. Angela Wylhellmina (1420119019)
3. Annita Dowansiba ( 1420119063)
4. Annatasya Millenia (1420119026)
5. Anti Anisa Fitri (1420119010)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Dalam
makalah ini kami membahas ”LP DAN LK KEPERAWATAN KELUARGA PADA
KLIEN DENGAN TBC”.
Dalam penyusunan makalah ini banyak mendapatkan bantuan berupa arahan,
bimbangan serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Anni Sinaga , S.Kp., M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga.
2. Kepada orang tua kami yang telah memberikan dukungan dalam segi materi dan do’a.
3. Kepada teman-teman kelompok 1 yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
sehingga masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan diterima sebagai suatu masukan yang berharga. Harapan kami semoga
karya tulis ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca. Demikian makalah ini
penulis buat, semoga amal dan budi yang telah diberikan kepada semua pihak mendapat
imbalan pahala dan selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.

Bandung, Juni 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI................................................................................................3
2.1 Pengertian......................................................................................................................3
2.2 Etiologi..........................................................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinis..........................................................................................................4
2.4 Patofisiologi...................................................................................................................4
2.5 Pathway.........................................................................................................................5
2.6 Komplikasi.....................................................................................................................6
2.7 Pemeriksaan penunjang.................................................................................................6
2.8 Penatalaksanaan.............................................................................................................7
2.9 Diagnosa Yang Mungkin Muncul.................................................................................8
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................................9
3.1 Data Umum....................................................................................................................9
3.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga................................................................11
3.3 Data Lingkungan...........................................................................................................12
3.4 Struktur Keluarga..........................................................................................................13
3.5 Fungsi Keluarga.............................................................................................................14
3.6 Stress dan Koping Keluarga..........................................................................................14
3.7 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan...........................................................15
3.8 Pengkajian Fisik Anggota Keluarga..............................................................................15
3.9 Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan keluarga.................................................16
3.10 Analisa Data ...............................................................................................................
3.11 Daftar Kunjungan Keluarga.........................................................................................
3.12 Intervensi.....................................................................................................................

ii
3.13 Implementasi...............................................................................................................
BAB VI PENUTUP.............................................................................................................
4.1 Kesimpulan....................................................................................................................
4.2 Saran..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab
utama kesehatan yang buruk, salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di
seluruh dunia dan penyebab utama kematian dari satu agen infeksius (peringkat
di atas HIV / AIDS) (WHO, 2019). Penyebab TB adalah Mycobacterium
Tuberculosis sejenis kuman berbentuk batang. Proses terjadinya infeksi oleh
Mycobacterium Tuberculosis biasanya secara inhalasi sehingga TB paru
merupakan manifestasi klinis yang paling sering, tetapi juga dapat
mempengaruhi organ lain (Burhannuddin, 2015; Mertaniasih, 2019; WHO,
2019). Secara global, diperkirakan 1,7 miliar orang terinfeksi Mycobacterium
Tuberculosis dan mempunyai risiko menyebarkan penyakit (WHO, 2019).
Target SDG’s untuk TB di tahun 2030 adalah penurunan 90% dalam jumlah
kematian akibat TB dan 80% penurunan tingkat kejadian TB (kasus baru per
100.000 penduduk per tahun) dibandingkan dengan tahun 2015 (WHO, 2019).
Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberculosis yang menyatakan target program
Penanggulangan TB nasional yaitu eliminasi pada tahun 2035 dan Indonesia
bebas TB tahun 2050. Sejak tahun 2005 Indonesia telah menerapkan Strategi
Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) untuk penalataksaan pasien
TB. Penatalaksanaan TB di sebagian besar rumah sakit dan praktik swasta
umumnya belum sesuai dengan strategi DOTS dan penerapan standar pelayanan
berdasar International Standards for Tuberculosis Care (ISTC) (Kementrian
Kesehatan, 2013).
Untuk itulah dalam kesempatan ini penulis tertarik mengambil
pembahasan dengan mengangkat judul:“LP DAN LK KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KLIEN DENGAN TBC”.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang kami angkat dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1) Apa pengertian dari TBC?
2) Apa Etiologi dari TBC?
3) Bagaimana manifestasi Klinis dari TBC?
4) Bagaimana Patofisiologi dari TBC?
5) Bagaimana Pathway dari TBC?
6) Apa saja Komplikasi dari TBC?
7) Bagaimana Pemeriksaan penunjang dari TBC?
8) Bagaimana Penatalaksanaan dari TBC?
9) Apa saja Diagnosa Yang Mungkin Muncul pada kasus TBC?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari TBC.
b. Untuk mengetahuietiologi dari TBC.
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari TBC.
d. Untuk mengetahui patifisiologi dari TBC.
e. Untuk mengetahui pathway dari TBC.
f. Untuk mengetahui komplikasi dari TBC.
g. Untuk mengetahui Pemeriksaan penunjang dari TBC.
h. Untuk mengetahui Penatalaksanaan dari TBC.
i. Untuk mengetahui Apa saja Diagnosa Yang Mungkin Muncul pada kasus
TBC.
2) Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan teori tentang penyakit TBC dan dan
mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus TBC.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Teoritis
Menambah jumlah referensi dan dijadikan bahan acuan pustaka
mengenai asuhan keperawatan, khususnya asuhan keperawatan keluarga
dengan Tuberculosis.
3

2. Praktis
a. Bagi institusi pendidikan
Hasil dari laporan ini dapat menjadi sumber acuan bagi pembaca
dalam mencari referensi mengenai pemberian asuhan keperawatan
keluarga dengan kasus Tuberculosis.
b. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Hasil laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh institusi
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan Tuberculosis.
c. Bagi tenaga kesehatan
Dapat menjadi acuan atau pedoman dalam melaksanakan tindakan
keperawatan serta sebagai pertimbangan dalam mendiagnosa kasus
sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang tepat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkanoleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2010).
Tuberkulosis (TB) paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang pada
struktur- struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Saputra, 2010)
Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang
parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Soemantri,
2008)
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh
mulai dari paru danorgan di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput
otak, usus serta ginjal yangsering disebut dengan ekstrapulmonal TBC.
(Chandra,2012)
2.2 Etiologi
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh
RobetKoch pada tahun 1882.
Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapaminggu dalam
keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600C dalam 15-20 menit.
Fraksi protein basil tuberkulosis menyebabkan nekrosis jaringan,sedangkan
lemaknya menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor
terjadinyafibrosis dan terbentuknya sel epiteloid dan tuberkel.(FKUI,2007)Basil
ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinarmatahari dan
sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu tipehuman
dan tipe bovin.

3
4

Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang menderitamastitis


tuberkulosis usus.Basil tipe human bisa berada di bercak ludah (droplet) di udara
yang berasaldari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan terinfeksi TBC
ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi melalui udara.
Bakteri juga dapatmasuk ke sistem pencernaan manusia melalui benda/bahan
makanan yangterkontaminasi oleh bakteri. Sehingga dapat menimbulkan asam
lambung meningkatdan dapat menjadikan infeksi lambung.
2.3 Manifestasi Klinis
a. Gejala Respiratorik :
1. Batuk kering yang berangsur-angsur menjadi produktif lebih dari 3
minggu, kadang-kadang bercampur dengan dahak
2. Sesak napas dan nyeri dada
b. Gejala Sistemik :
1. Demam terutama dimalam hari
2. Berkeringat dingin malam hari tanpa aktivitas atau sebab yang jelas
3. Penurunan napsu makan
4. Penurunan berat badan
2.4 Patofisiologi
Penularan Tuberculosis terjadi secara inhalasi karena kuman dibatukkan
atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada
tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembapan. Dalam suasana
lembab kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila pertikel ini
terisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada saluran napas atau jaringan
paru. Kebanyakan partikel ini mati atau dibersihkan oleh makrofag.
Kuman yang bersarang di jaringan paru akan berbentuk sarang
Tuberculosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau afek primer
atau sarang (fokus) Ghon. Bila menjalar sampai pleura, maka terjadi efusi
pleura. Kuman dapat masuk melalui saluran gastrointestinal, jaringan limfe,
orofaring dan kulit, terjadi limfadenopati regional kemudian bakteri masuk ke
vena dan menjalar ke seluruh organ seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk
5

ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi


Tuberculosis millier.
Kuman yang dormant pada Tuberculosis primer akan muncul bertahun-
tahun kemudian sebagai infeksi endogen menjadi Tuberculosis dewasa (post
primer = pasca primer = sekunder) yang terjadi karena imunitas menurun.
Tuberculosis sekunder dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di region atas
paru (apikal posterior lobus superior atau inferior). (Setiati dkk, 2014, p.865)
Pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga dapat menentukan kemampuan
dalam mengenal masalah kesehatan yang sedang dialami. Ketika keluarga
memiliki rasa, persepsi maupun pandangan yang salah atau kurang tepat
terhadap kesehatan, berarti keluarga tidak dapat mengambil keputusan mengenai
tindakan yang tepat. Ketidakmampuan mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat mengakibatkan keluarga tidak mampu merawat anggota yang sakit.
Hal tersebut bisa diakibatkan oleh ketidakmampuan memelihara lingkungan dan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. (Padila, 2012, p.101).
2.5 Pathway
6

2.6 Komplikai
a. Hepatitis karena efek terapi obat-obatan
b. TB miliaris
c. Dermatitis
d. Gangguan GI
e. Hiperurisemia
f. Neuritis Optrika
2.7 Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi : Gambaran thorax menunjukkan adanya lesi berupa
infiltrat, fibroinfiltrat/ fibrosis, konsolidasi/ kalsivikasi, tuberkuloma, dan
kavitas.
2. Bronchografi : Merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
3. Laboratorium :
- Darah : leukositosis/ leukopenia, LED meningkat
- Sputum : BTA S/P/S, kultur sputum gram sensitivity, sputum media LJ,
DST, GeneXpert
- Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)
Saat ini uji kepekaan M.tuberculosis secara tepat ( rapid test ) sudah
direkomendasikan oleh WHO untuk digunakan sebagai penampisan. Metode
yang tersedia adalah:
a. Line probe assey ( LPA )
- Pemeriksaan molekuler yang di dasarkan pada PCA
- Dikenal dengan Hain test/ Genotiype MDRTB plus
- Hasil pemeriksaan dapat di peroleh dalam waktu kurang lebih 24 jam
- Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari M.tuberculosiss
yang resisten terhadap rifampisi ( R ) ternyata juga resisten terhadap
isoniasis ( H ) sehingga tergolong MDR
b. Gene Xpert Hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam waktu kurang lebih 1-2
jam
7

2.8 Penatalaksanaan
Menurut Zain (dalam Muttaqin, 2008, p.79) dibagi atas :
a. Pencegahan
1) Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat
dengan penderita BTA positif. Meliputi tes tuberkulin, klinis dan radiologis.
Bila tes tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thoraks diulang
pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila negatif, berikan BCG (Bacillus Calmet
Guerin) vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes tuberkulin dan
diberikan kemoprofilaksis.
2) Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan masal terhadap kelompok populasi
tertentu seperti karyawan RS/Puskesmas/balai pengobatan, penghuni rumah
tahanan, siswa-siswi pesantren.
3) Vaksinasi BCG (Bacillus Calmet Guerin)
4) Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH (Isoniazid) 5 mg/kgBB selama 6-
12 bulan untuk menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih
sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi yang menyusu
dengan BTA positif, sedang untuk sekunder sendiri diperlukan bagi :
a. Bayi dibawah 5 tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena risiko
timbulnya Tuberculosis milier dan meningitis.
b. Anak dan remaja dibawah 20 tahun dengan hasil tes tuberkulin
positif yang bergaul erat dengan penderita Tuberculosis menular.
c. Individu yang menunjukkan konservasi hasil tes tuberkulin dari
negatif menjadi positif.
d. Penderita yang menerima pengobatan steroid atau
imunosupresif jangka panjang.
e. Penderita diabetes mellitus
5) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penyakit Tuberculosis
kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas
pemerintah atau Lembaga Swadaya Masyarakat (misalnya Perkumpulan
Pemberantasan Tuberculosis Paru Indonesia - PPTI)
2.9 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
8

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga


mengenal masalah kesehatan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
3. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkunga.
4. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga membersikan jalan nafas
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

a. Nama Kepala Keluarga : Tn.Suhardi


b. Alamat & No Telepon : Jl Kopo & 089682712086
c. Pekerjaan Kepala Keluarga: Swasta
d. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
e. Komposisi Keluarga :

Keterangan :

: Laki-Laki

: Klien Penderita TB Paru / Laki-laki

: Perempuan

9
Pengkajian Data Umum keluarga
No Nama JK Hubungan Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket
dengan
KK BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 2 3 4 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Kepala
1 Tn S L 43 th SMP - - - - - - - - - - - - - - -
Keluarga
-
2 Ny N P Istri 41 th SD - - - - - - - - - - - - - - -

3 An S P Anak 15 th SMP √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

4 An S P Anak 10 th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

5 An S P Anak 6,5 th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

6 Tn C L Ipar 18 th SD √ √ √ √ - √ √ √ - √ - - - - √

10
f. Tipe Keluarga : Tradisional Extended Family
g. Latar Belakang Budaya (Etnis):
Suku bangsa sunda, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh keluarga yaitu
bahasa sunda
h. Identifikasi Religius
Kelurga Tn. S semua beragama islam, setiap keluarga mengikuti pengajian,
sholat tepat waktu, dan terkadang mengikuti kegiatan rutinan yasinan.
a. Status Ekonomi
Status Sosial Ekonomi Keluarga : Tn S adalah karyawan swasta dengan
penghasilan rata-rata Rp 2 juta akan tetapi tidak tetap dan seluruh penghasilannya
digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan.
b. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Aktivitas rekreasi keluarga: Keluarga Tn S mempunyai aktivitas yang tidak
terjadwal, aktivitas biasanya berkumpul dengan keluarga yang lain, rekreasi ke luar
kota jarang dilakukan, jenis rekreasi keluarga yaitu menonton tv bersama keluarga
3.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini adalah Tahap keluarga dengan
anak remaja dan tahap keluarga dengan usia sekolah, anak pertama berusia 15
tahun, dimana peran orang tua yaitu Tn S dan istri melakukan komunikasi secara
terbuka dan dua arah, anak pertama selalu menceritakan pada Ny N bila ia ada
masalah dengan teman sebayanya, anak pertama dan kedua Tn S sedang sekolah
membutuhkan biaya untuk sekolah dan butuh perhatian dari kedua orangtuanya.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi. Namun, tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin

11
12

kesehatan. Keluarga Tn S masih hidup serba kekurangan. Keluarga Tn S bersama


anak, istri dan ipar yang menderita sakit TB paru hanya tinggal disebuah rumah
kontrakan yang sederhana yang pada bagian samping rumah sebelah kanan
terdapat sungai, dan sesekali bila keadaan air pasang dapat terjadi banjir.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Menurut Ny N riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn S, istri
dan anak-anaknya dalam keadaan sehat, tidak pernah sakit serius. Ipar Tn S yang
bernama Tn C menderita Tb Paru sejak 1 bulan yang lalu
d. Riwayat penyakit keluarga sebelumnya
1) Riwayat penyakit keluarga dari pihak Tn S: Bapak dari Tn S sudah meninggal
10 tahun yang lalu karena menderita hipertensi, sedang ibu Tn S dalam keadaan
sehat dan saat ini tinggal di Kisaran bersama adik perempuan Tn S.
2) Riwayat penyakit keluarga dari pihak Ny N: Bapak dari Ny N sudah meninggal
sejak 15 tahun yang lalusecara mendadak akibat serangan Asma, sedangkan ibu
dari Ny N juga sudah meninggal sejak 11 tahun yang lalu tahun yang lalu karena
serangan jantung.
3) Tn S beserta anak dan istrinya tidak pernah mengalami sakit berat hanya demam,
batuk dan pilek ringan saja dan bila sakit keluarga membeli obat di warung.
4) Ipar Tn S yang bernama Tn C sebelumnya tidak pernah menderita TB Paru
3.3 Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn S merupakan sebuah rumah
kontrakan permanen dengan luas rumah ± 36 m², terdiri dari 2 kamar tidur,
dimana 1 kamar tidur tidak mempunyai jendela karena dindingnya saling
berdampingan dengan rumah kontrakan yang lain
b. Karakterisktik tetangga dan komunitas RT/RW
Tipe rumah adalah couple yang terdiri dari 2 rumah kontrakan yang saling
berdampingan, akan tetapi antar tetangga saling tolong menolong bila dibutuhkan,
dan apabila ada tetangga yang sakit saling menjenguk. Di area pekarangan /
beberapa meter ke arah samping rumah ada tampak sungai
c. Mobilitas geografis keluarga
Setelah menikah keluarga Tn S tinggal bersama orang tua selama ± 6 bulan
di daerah banjaran, setelah itu keluarga Tn S pindah ke kopo dan tinggal
13

menempati rumah kontrakan berpindah-pindah. Saat ini keluarga Tn S tinggal


disebuah rumah kontrakan yang beralamat di Jl. Kopo Kelurahan Sayati Kecamatan
Margahayu Kabupaten Bandung.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn S berkumpul pada malam hari, karena pada saing hari Tn S
berkerja, keluarga Tn S juga aktif mengikuti perwiritan dilingkungan tempat
tinggalnya yang diadakan 1 minggu sekali, hubungan interaksi keluarga dengan
lingkungan sangat baik
e. Sistem pendukung keluarga

Saat ini anggota keluarga Tn S yaitu adik iparnya yang bernama Tn C


menderita TB Paru. Keluarga mempunyai sistem pendukung yaitu kakak, tetangga
dan keluarga, dan apabila keluarga Tn S mengalami masalah- masalah kesulitan
dana ataupun adanya masalah dalam keluarga pasti selalu dimusyawarahkan untuk
pemecahan masalah
3.4 Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Dalam kehdupan sehari-hari keluarga Tn S menggunakan bahasa Melayu dan
bahasa Indonesia. Komunikasi di keluarga Tn S cukup baik dan selalu terbuka
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn S merupakan pemegang kendali di dalam rumah tangga. Sedangkan Ny N
hanyalah sebagai ibu rumah tangga dan mengasuh anak, dalam pengambilan
keputusan Tn S dan Ny N selalu mendiskusikan terlebih dahulu
c. Struktur peran
Peran saat ini Tn S sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah untuk
keluarganya, sedangkan tugas istri sebagai ibu rumah tangga dan merawat anak,
pendidikan anak dilakukan bersama.
d. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn S menganut agama islam, walaupun berbeda suku dengan Ny
N akan tetapi antara Tn S dan Ny N saling memahami dan mengerti kebiasaan
masing-masing
14

3.5 Fungsi Keluarga

a. Fungsi Afektif
Menurut Ny N keluarga selalu menerapkan kasih sayang dan perhatian yang
cukup kepada anaknya. Tn S dan Ny N selalu memenuhi kebutuhan untuk anaknya
sesuai dengan usia pertumbuhan dan perkembangannya
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar sesama anggota keluarga terlihat baik, demikian juga dengan
tetangga keluarga selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di
lingkungannya.
c. Fungsi Pemeliharaan / Perawatan kesehatan keluarga
Menurut Tn S kesehatan adalah terhindar dari gejala penyakit. Tn S
mengatakan ada anggota keluarganya yang sakit yaitu ipar Tn S tepatnya adalah Tn
C. Tn C adalah adik kandung dari Ny N, menurut Ny N apabila ada anggota
keluarga yang sakit, biasanya dirawat sendiri di rumah dengan membeli obat dari
warung terdekat.
d. Fungsi Reproduksi
Tn S mempunyai 3 orang anak sebagai penerus keturunan dan Ny N
merupakan akseptor KB suntik.
e. Fungsi ekonomi
Tn S bekerja sebagai pekerja swasta dengan penghasilan yang tidak tetap
dengan rata-rata Rp 2 Juta / bulan
3.6 Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang

1) Jangka pendek : Tn S khawatir karena kesibukannya mencari nafkah tidak


begitu memperhatikan kesehatan dan kebutuhan anak dan istrinya
2) Jangka panjang : Tn S khawatir tidak sanggup membiayai anaknya ke sekolah /
jenjang pendidikan yang lebih tinggi
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Tn S mengatakan keluarga hanya bisa pasrah dan tetap berdoa memohon
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesehatan dan kemurahan rezeki
sehingga tetap berusaha semampu mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga
15

c. Strategi koping yang di gunakan


Keluarga selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi bila tidak sanggup
keluarga meminta bantuan dari sanak saudara, tetangga
d. Strategi adaptasi disfungsional
Fungsi dan peran masing-masing anggota keluarga dijalankan sesuai dengan
hak dan kewajibannya.
3.7 Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga Tn S berharap agar iparnya yaitu Tn C yang saat ini menderita TB paru
bisa segera sembuh dan sehat seperti sebelumnya, keluarga berharap Tn C dapat
melakukan pengobatan TB secara teratur dan tepat waktu selama 6 bulan.
3.8 Pengkajian Fisik Anggota Keluarga
No Yang Diperiksa Bapak Ibu Anak 1 Anak 2 Anak 3 Tn C
1 Keadaan Umum Baik Baik Baik Baik Baik Baik

2 Tanda-tanda Vital
Tekanan darah 130/90 110/60 110/60
Nadi 82x/m 80x/m 80x/m
Suhu 37°c 36,5°c 36,5°c
Pernafasan 20x/m 20x/m 20x/m
3 Tinggi Badan 165 cm 157 cm 152 cm 126 cm 100 cm 163 cm

4 Berat Badan 70 kg 54 kg 49 kg 26 kg 16 kg 50 kg

5 IMT 25.71 21.91 18.82


3.9
Menentukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Kurang pengetahuan tentang penyakit TB Paru


No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah terjadi dan perlu


segera diatasi
Aktual

2 Kemungkinan masalah 2 2 2/2 x 2 = 2 Keluarga kurang pengetahuan


dapat dirubah mengenai penyakit TB paru, namun
kakak Tn.C mau bertanya mengenai
Dengan mudah penyakit TB paru sehingga dengan
mudah petugas memberikan informasi
3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Diharapkan keluarga Tn.C dapat
dicegah mengetahui penyebab dan penularan
penyakit TB paru dengan baik
Cukup

4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Menurut Tn.C dan keluarga adanya


masalah dan kurangnya pengetahuan
Masalah berat, harus keluarga mengenai TB paru harus
segera ditangani segera ditangani.

Jumlah skore 4 2/3

16
17

Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas


No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Dengan Pemberitahuan mengenai cara


pembersihan jalan nafas Diharapkan
Ancaman Kesehatan
Tn S dapat melakukan dengan efektif
2 Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2 x 2 = 2 Dengan melakukan pembersihan jalan
dirubah
nafas yang efektif pada Tn S maka
Hanya Sebagian tidak akan ada kemungkinan masalah
selanjutnya
3 Potensial masalah untuk 3 1 3/3 x 1 = 1 Dengan baiknya Tn. S mengetahui
dicegah
cara yang efektif untuk membersihkan
Cukup jalan nafas maka berpotensi untuk
mencegah masalah
4 Menonjolnya masalah 1 1 Masalah belum terjadi maka tidak
1/2 x 1 = 1/2
harus segera ditangani
Masalah berat, harus segera
ditangani Jumlah Skor 4 1/2
18

Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain


No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Penularan belum terjadi, tapi resiko


terjadi penularan cukup besar, masalah
Ancaman Kesehatan ancaman kesehatan dan perlu segera
diatasi
2 Kemungkinan masalah dapat 1 2 1/2 x 2 = 1 Dengan diberikannya penyuluhan
dirubah kesehatan tentang TB paru,keluarga
paham mengenai lingkungan yang baik
Hanya Sebagian bagi penderita TB paru
3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan keluarga paham
dicegah mengenailingkungan yang baik,
diharapkan resiko penularan infeksi
Cukup tidak terjadi yaitu dengan membuka
jendela kamar dan rumah pada pagi
Hari
4 Menonjolnya masalah 2 1 2/2x1=1 Adanya masalah dan kurangnya
pengetahuan pada keluarga Tn S harus
Masalah berat, harus segera segera ditangani
ditangani
Jumlah skore 3 1/3
19

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1 Sifat Masalah 1 1 1/3 x 1 = 1/3 Hasil pemeriksaan fisik Tn C berat


badan saat sakit 5o kg, sementara pada
Potensial saat sebelum sakit adalah 56 kg

2 Kemungkinan masalah dapat 2 2 2/2 x 2 = 2 Dengan diberikannya penyuluhan


dirubah kesehatan tentang proses penyakit TB
paru,kakak Tn C paham bagaimana
Dengan mudah kebutuhan nutrisi pada penderita TB
paru
3 Potensial masalah untuk 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Dengan pemberian kebutuhan nutrisi
dicegah yang baik Tn C dapat meningkatkan
berat badannya sehingga berpengaruh
Cukup pada proses penyembuhan penyakitnya

4 Menonjolnya masalah 1 1 1/2x1=1/2 Keluarga kurang mengetahui bahwa


perubahan pola nutrisi pada peyakit
Ada masalah, tapi tidak TB paru dapat terjadi
segera ditangani
Jumlah skore 3 1/2
3.10 Analisa Data

No. Data Masalah


1. DS: Kurang pengetahuan
1. Tn.C mengatakan kurang mengetahui tentang
penyakitnya
2. Tn. C mengatakan bingung bagaimana cara untuk
menyembuhkan penyakitnya
DO:
1. Tn. C tampak bingung
2. Pada saat penyuluhan klien tampak
mengangguk-ngangguk
3. Pada saat sudah dijelaskan mengenai penyakitnya
klien tampak mengerti mengenai penyebab dan
cara mencegah penularan TBC

2. DS: Ketidakefektifan Bersihan


1. Ny. N mengatakan bahwa Tn. C sekarang ini Jalan Nafas
sedang batuk dan pilek, Ny. N membelikan obat
warung, tetapi belum sembuh
DO:
1. Tn. C tampak batuk dan pilek
2. Badan tak panas, suhu badan 36,5°c
3. Tampak mengeluarkan ingus dari hidung
4. RR 20x/menit

3. DS: Resiko tinggi penyebaran


infeksi pada orang lain
DO:
1. kamar tidur tidak mempunyai jendela karena
dindingnya saling berdampingan dengan rumah
kontrakan yang lain
2. Ruang tampak gelap

20
21

4. DS: Perubahan nutrisi kurang


1. Tn. C mengatakan lemas dari kebutuhan tubuh
2. Tn. C mengatakan nafsu makan menurun
DO:
1. Mukosa bibir kering
2. Bb: 50 kg
22

3.11 Daftar Kunjungan Keluarga

Tanggal Kegiatan Paraf Paraf Paraf RT


Keluarga Mahasiswa
12 Juni 2022 Survey tempat dan
kunjungan
keluarga (bina
trush) kontak
waktu untuk
kunjungan
berikutnya
13 Juni 2022 Pengkajian ke
keluarga binaan
Tn. S untuk
menentukan
intervensi Dx,
serta melakukan
penyuluhan
tentang penyakit
TBC
14 Juni 2022 Pengkajian ke
keluarga binaan
Tn. S untuk
menentukan
intervensi Dx ke 2
15 Juni 2022 Pengkajian ke
keluarga binaan
Tn. S untuk
menentukan
intervensi Dx ke 3
16 Juni 2022 Pengkajian ke
keluarga binaan
Tn. S untuk
menentukan
intervensi Dx ke 4
3.12 Intervensi
No. Data Dx Kep NOC NIC
1. DS: Kurang Setelah dilakukan Beri edukasi
1. Tn. C mengatakan
pengetahuan intervensi keperawatan pengetahua
menderita Tb Paru
berhubungan keluarga mampu: n klien
sejak 1 bulan yang
dengan 1. Mengenal masalah tentang
lalu keluarga tentang
ketidakmampuan penyakit
TBC dengan
2. Tn. C kurang
keluarga memberikan TBC
mengerti tentang penyuluhan
mengenal
tentang pengertian,
penyakitnya
masalah tanda gejala,
karena kurang nya penyebab,
kesehatan
komplikasi, dan
informasi
cara pencegahan 1. Sediakan
3. Tn. C mengatakan tbc.
informasi
bingung
pada klien
bagaimana cara 2. Mampu
mengambil tentang
untuk keputusan cara
kondisi,
menyembuhkan mengobati/penang
anan TB dengan dengan
penyakitnya cara minum obat
cara yang
DO: secara rutin agar
penyakit ini tidak tepat
1. Tn. C tampak merusak organ
bingung. tubuh yang lain.
2. Pada saat 3. Merawat keluarga
yang mengalami Diskusikan
penyuluhan klien perubahan gaya
gangguan
tampak kesehatan dengan hidup yang
benar dan tepat: mungkin
mengangguk- diperlukan
menjelaskan untuk
ngangguk menutup mulut untuk
bila sedang batuk, mencegah
3. Pada saat sudah komplilasi di
memakai masker
dijelaskan ditempat masa yang akan
keramaian dan cara mendatang dan
mengenai peroses
selalu minum obat
penyakitnya klien dengan teratur pengontrolan
penyakit
tampak mengerti
mengenai
4. Mampu
penyebab dan memodifikasi
cara mencegah lingkungan rumah

23
24

penularan TBC yang bersih, tidak


lembab dan cahaya
masuk, dan
menggunakan
masker pada saat
saling
berkomunikasi

5. Mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
untuk pemeriksaan
TB
2. Ketidakefektifan
bersihan Jalan
Nafas
3. Resiko tinggi
penyebaran
infeksi pada
orang lain
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
memelihara /
memodifikasi
lingkungan
4. Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
merawat anggota
keluarga yang
sakit
25

3.13 Implementasi

Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf


Dx
09.15, Senin 1 S : Keluarga mengatakan
13 Juni 2022
mengerti dan
memahami tentang
pencegahan terjadinya
komplikasi
O:
 Klien dan keluarga
mengerti apa yang di
jelaskan dan
diskusikan
 dan keluarga dapat
menjelaskan kembali
tentang informasi
yang di berikan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan
09.00, Selasa 2
14 Juni 2022
09.30, Rabu 3
15 Juni 2022
09.10,Kamis 4
16 Juni 2022
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Tuberkulosis (TB) paru- paru adalah infeksi pada paru- paru dan kadang pada
struktur- struktur disekitarnya, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (Saputra, 2010) Tuberkulosis paru-paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
(Soemantri, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
danorgan di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal
yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC. Dari kasus Tn. Suhardi terdapat
diagnose yang di dapatkan yaitu :
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pengetahuan pasien
dan keluarga yang dapat memungkinkan terjadinya masalah pada pernafasan
3. Resiko tinggi penyebaran infeksi pada orang lain berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memelihara / memodifikasi lingkung
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4.2 Saran

Demikian pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi, Penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan mendatang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arif muttaqin. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Pernafasan. jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes. (2014). strategi nasional pengendalian TB di Indonesia tahun 2013 - 2017.
Jakarta : Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Kemenkes RI, 2014.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia, hlm. 140, 172, 246, 306.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia, hlm. 201, 279.
WHO. Global Tuberculosis Report 2019. Geneva : World Health Organization; 2019.
Widi, Y. (2020). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Klien Dengan TB Paru Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bumi Ayu Kota Dumai (Doctoral Dissertation, Poltekkes
Kemenkes Riau).

28

Anda mungkin juga menyukai