Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

“Epidemiologi dalam Pelayanan Kebidanan”

Disusun oleh :
NOFITA SETIORINI FUTRI PURWANTO(P0 5140 313 021)

Prodi DIV KEBIDANAN (Tingkat II)


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
T.A 2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Definisi, Tujuan, dan Ruang Lingkup Epidemiologi dalam Pelayanan
Kebidanan.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda kegiatan
akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa dalam menyelesaikan studi di tingkat
perkuliahan semester empat. Dalam penyusunan Penulisan makalah tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Makalah ini. Akhir
kata penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin.

Bengkulu, Februari 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang......................................................................................................1


1.2 Tujuan...................................................................................................................2
1.3 Rumusan masalah ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan ruang lingkup epidemiologi


a. Pengertian.......................................................................................................3
b. Tujuan............................................................................................................10
c. Ruang lingkup................................................................................................11
2.2 Konsep dasar timbulnya penyakit
a. Host...............................................................................................................13
b. Agent.............................................................................................................13
c. Environment..................................................................................................14
2.3 Epidemiologi Deskriptif
a. Definisi..........................................................................................................16
b. Ruang lingkup kajian.....................................................................................16
2.4 Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan
a. Pengertian, tujuan/kegunaan..........................................................................17
b. Terjadinya penyakit/masalah kesehatan........................................................19
c. Faktor resiko terjadinya masalah kesehatan..................................................20
d. Ukuran-ukuran epidemiologi.........................................................................22
e. Surveilence epidemiologi..............................................................................22

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan...............................................................................................................24
 Saran.........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik – baiknya. Oleh
karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan (
Health Needs ) dari masyarakat.
Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal. Masalah pokok yang
dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat
karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan
kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam.
Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan
kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
Misalnya ; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan berupa
penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan
kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular tersebut.
Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui Frekwensi,
Penyebaran dan Faktor – factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam
masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus yang disebut dengan
Epidemiologi. Dan Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan Masyarakat.
(Gordis, 2000 ).
Subjek dan objek epidemiologi adalah tentang masalah kesehatan. Ditinjau dari sudut
epidemiologi, pemahaman tentang masalah kesehatan berupa penyakit amatlah penting.
Karena sebenarnya berbagai masalah kesehatan yang bukan penyakit hanya akan mempunyai
arti apabila ada hubungannya dengan soal penyakit. Apabila suatu masalah kesehatan tidak
sangkut pautnya dengan soal penyakit., maka pada lazimnya masalah kesehatan tersebut tidak
terlalu diperioritaskan penanggulangannya.
Demikianlah karena pentingnya soal penyakit ini, maka perlulah dipahami dengan
sebaik-baiknya hal ikhwal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Kepentingan dalam
epidemiologi paling tidak untuk mengenal ada atau tidaknya suatu penyakit di masyarakat
sedemikian rupa sehingga ketika dilakukan pengukuran tidak ada yang sampai luput atau
tercampur dengan penyakit lainnya yang berbeda.
1.2 Rumusan masalah
a. Apa pengertian dan tujuan epidemiologi ?
b. Bagaimana ruang lingkup epidemiologi ?
c. Bagaimana konsep dasar timbulnya penyakit ?
d. Apa yang dimaksud epidemiologi deskriptif beserta ruang lingkupnya?
e. Bagaimana epidemiologi dalam pelayanan kebidanan ?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian, tujuan serta ruang lingkup dari epidemiologi
- Untuk mengetahui konsep dasar timbulnya penyakit yang berhubungan dengan
sasaran KIA
- Untuk mengetahui epidemiologi desktiptif beserta ruang lingkupnya
- Untuk dapat mengetahui epidemiologi dalam pelayanan kebidanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI

A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI.

1. Pengertian Epidemiologi menurut asal kata.

Jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi berasal dari bahasa Yunai yang terdiri dari 3
kata dasar yaitu EPI yang berarti PADA atau TENTANG, DEMOS yang berati PENDUDUK
dan kata terakhir adalalah LOGOS yang berarti ILMU PENGETAHUAN. Jadi
EPIDEMILOGI adalah ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PENDUDUK.
Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :“Ilmu yang
mempelajari tentang Frekuensi dan Distribusi (Penyebaran) serta Determinat masalah
kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta Determinannya (Faktor – factor yang
Mempengaruhinya).

Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada
penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang
dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak
menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya.
Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.

2. Pengertian Epidemiologi menurut para ahli.

Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami


perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam
batasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,
beerapa diantaranya adalah :

a. John Graunt, 1662

Menganalisa laporan mingguan kelahiran dan kematian di London, dalam bukunya


“The Nature and Political Observations Made Upon the Bills of Mortality”. Inilah untuk
pertama kalinya pola penyakit penduduk diukur. Ia mencatat besarnya perbedaan kelahiran
dan kematian antara laki-laki dan perempuan, besarnya kematian bayi menurut musim,
menekankan pentingnya pengumpulan data penyakit secara rutin, yang menjadi dasar bentuk
epidemiologi modern. Ia juga sebagai pencipta dua prosedur dasar biostatistik, yaitu estimasi
populasi dan konstruksi tabel kehidupan. John Graunt merupakan orang yang pertama
melakukan kuantifikasi atas kejadian kematian dan kesakitan.
b. Antonio van Leeuwenhoek (1632-1723)
Leeuwenhoek adalah seorang warga negara Belanda, dilahirkan di Delft, 24 Oktober
1632 dan meninggal pada tanggal 24 Agustus 1723. Dia seorang ilmuwan amatir yang
menemukan mikroskop, penemu bakteri dan parasit (1674), penemu spermatozoa (1677).
Penemuan bakteri telah membuka tabir suatu penyakit yang akan sangat berguna untuk
analisis epidemiologi selanjutnya.
c. Robert Koch
Nama Robert Koch tidak asing lagi jika dihubungkan dengan penyakit tuberkulosis
pada tahun 1882. Selain itu Koch berperan memperkenalkan tuberkulin pada tahun 1890
yang dianggapnya sebagai suatu cara pengobatan TBC. Konsep tes tuberkulin selanjutnya
dikembangkan oleh Von Pirquet di tahun 1906 dan PPD diperkenalkan oleh siebart pada
tahun 1931. Dewasa ini tes tuberkulin dipakai untuk mendeteksi adanya riwayat infeksi
tuberkulosis sebagai perangkat diagnosis TBC pada anak-anak. Selain itu Koch juga terkenal
dengan Postulat Koch, yang mengemukakan konsep tentang cara menentukan kapan
mikroorganisme dapat dianggap sebagai penyebab suatu penyakit.

d. Greenwood ( 1934 )

Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam


kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya
penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit.

e. Max van Patternkofer


Orang Jerman ini memberikan kesan tersendiri dalam sejarah epidemiologi khususnya
berkaitan dengan upaya mengidentifikasikan penyebab suatu penyakit. Untuk membuktikan
jalan pikirannya dia tidak segan-segan memakai dirinya sebagai kelinci percobaan. Dan
konon beberapa muridnya bersedia juga menuruti caranya. Dia menelan1,00 cm3 kultur
vibrio untuk menentang teori yang sedang berkembang saat itu yang menyatakan vibrio
adalah penyebab kolera. Dia ingin membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.
Dia minum segelas air berisi baksil kolera, dan ternyata memang (kebetulan) dia tidak jatuh
sakit. Salah satu kemungkinannya karena dosis yang diminumnya terlalu kecil mengingat
dibutuhkan jumlah vibrio yang banyak untuk selamat dari keasaman lambung.
f. William Fair, 1839
Mengembangkan pengumpulan data rutin kematian dan penyebabnya. Merupakan
orang pertama menganalisis statistik kematian untuk mengevaluasi masalah kesehatan
g. John Snow, 1854
Namanya sudah tidak asing dalam dunia kesmas dalam upaya yang sukses mengatasi
kolera yang melanda London. Yang perlu dicatat disini bahwa John Snow, dalam analisis
masalah penyakit kolera, mempergunakan pendekatan epidemiologi dengan menganalisis
faktor tempat, orang, dan waktu. Dia dianggap The Father of Epidemiology.
h. Pervical Pott
Dia adalah seorang ahli bedah yang melakukan pendekatan epidemiologis dalam
menganalisis meningginya kejadian kanker skrotum di kalangan pekerja pembersih cerobong
asap. Dia memikirkan bahwa tentu ada suatu faktor tertentu yang berkaitan dengan kejadian
kanker skrotum di kalangan pembersih cerobong asap. Dengan analisis epidemiologinya, dia
berhasil menemukan bahwa tar yang terdapat pada cerobong asap itulah yang menjadi
penyebabnya. Dia dianggap sebagai Bapak Epidemiologi Modern.
i. James Lind, 1747
Dia berhubungan dengan sejarah hubungan kekurangan vitamin C dengan scurvy
(kekurangan vitamin C). cerita penemuannya sederhana, dimana dia mengamati bahwa ada
kelompok tertentu dari mereka yang dalam pelayanan dengan kapal yang mereka tumpangi
dalam suatu pelayaran panjang yang mengalami scurvy. Mereka menderita kekurangan
vitamin C karena mereka semuanya memakan makanan kaleng. Dia dikenal sebagai bapak
Trial Klinik.
j. Dool dan Hill, 1950
R. Doll dan A.B. Hill adalah dua nama yang berkaitan dengan cerita hubungan
merokok dan kanker paru. Keduanya adalah peneliti pertama yang mendesain penelitian yang
melahirkan bukti adanya hubungan antara rokok dan kanker paru. Keduanya adalah pelopor
penelitian di bidang Epidemiologi Klinik.
k. Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in
man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekuensi penyakit pada
manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan
distribusi penyakit dan mencari penyebab terjadinya distribusi dari suatu penyakit.
l. Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal (
Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit
menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan
kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
m. Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia.
n. Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
(Epidemiologi adalah studi tentang kejadian penyakit pada populasi manusia.)
o. Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan
kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat –
akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
p. Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos =
people ;logos = science ).
(Epidemiologiadalahistilah yang berasal dari Languang Yunani(epid =atas, demo=orang,
logo=ilmu)
q. Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or
events in specified population and the application of this study to control of problems.
(Epidemiologi adalah studi tentang distribusi danfaktor penentu kesehatan negara terkait atau
peristiwa dalam populasi tertentu dan aplikasi dari penelitian ini untuk mengontrol masalah).
r. Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases. (Epidemiologi
adalah studi tentang distribusi dan penyebab penyakit.)
s. Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit
pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi
eksternal
t. Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups
of people and with the factors which influence their distribution.
(Epidemiologi berkaitan dengan memperpanjang dan jenis penyakit dan cedera dalam
kelompok orang dan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi mereka.)
u. Robert H. Fletcher ( 1991 )
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan
penyakit dalam populasi.
v. Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of
events of medical concern in subgroup of population, where the population has been
subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
(Epidemiologi adalah deskripsi dan penjelasan tentang perbedaan suatu peristiwa
yang menjadi perhatianmedis disubkelompokpopulasi, di manapopulasi telahdibagi menurut
beberapa karakteristik dipercaya untuk mempengaruhi acara.)
w. Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan
penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.
x. Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.
y. W.H. Welch
Suatu ilmu yang mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan
penyakit, terutama penyakit infeksi menular. Dalam perkembangannya, masalah yang
dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak
menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan
sebagainya. Oleh karena batasan epidemiologi menjadi lebih berkembang.
z. Mausner dan Kramer
Studi tentang distribusi dan determinan dari penyakit dan kecelakaan pada
populasi manusia.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 3 komponen penting yang ada
dalam epidemiologi, sebagai berikut :

1) Frekuensi masalah kesehatan


2) Penyebaran masalah kesehatan
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah kesehatan.
3. Peranan
Dari kemampuan epidemiologi untuk mengetahui distribusi dan faktor-faktor
penyebab masalah kesehatan dan mengarahkan intervensi yang diperlukan maka
epidemiologi diharapkan mempunyai peranan dalam bidang kesehatan masyarakat berupa :
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan dalam masyarakat.
b. Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan mengambil
keputusan.
c. Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah
dilakukan.
d. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya
untuk mengatasi atau menanggulanginya.
e. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu
dipecahkan.

3. Pengertian Epidiomologi ditinjau dari berbagai aspek.


1. Aspek Akademik.Secara akademik, epidemiologi berarti Analisa data kesehatan, sosial-
ekonomi, dan trend yang terjadi untuk mengindentifikasi dan menginterpretasi perubahan-
perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi pada masyarakat umum atau kelompok
penduduk tertentu.

2. Aspek Klinik.

Ditinjau dari aspek klinik, Epidemiologi berarti Suatu usaha untuk mendeteksi secara
dini perubahan insidensi atau prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau
laboratorium pada awal timbulnya penyakit baru dan awal terjadinya epidemi seperti
karsinoma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinis.

3. Aspek praktis.
Ditinjau dari segi praktis, epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya
pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum.
Dalam hal ini penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi diutamakan pada
cara penularan, infektivitas, menghindarkan agent yang diduga sebagai penyebab, toksin atau
lingkungan, dan membentuk kekebalan untuk menjamin kesehatan masyarakat, misalnya:
1) Ditemukannya efek samping obat iodokloroquinolon yang serius di Jepang, walaupun
saat itu mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan di Indonesia belum ditemukan
adanya efek samping tersebut, tetapi pemerintah Indonesia melalui Depkes telah melarang
beredarnya obat tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran efek samping
obat tersebut masuk ke Indonesia.
2) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), walaupun cara perlindungan dan
pengobatan belum diketahui tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk dapat masuk
suatu negara, screening pada donor darah, pengawasan terhadap perilaku homoseks dan lain-
lain.

4. Aspek Administrasi.
Epidemiologi secara administratisi berarti suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di
suatu wilayah atau negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

4. Pengertian Epidemiologi menurut CENTER OF DISEASE CONTROL (CDC) 2002


Adapun definisi Epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
menyatakan bahwa EPIDEMIOLOGI adalah : “ Studi yang mempelajari Distribusi dan
Determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk
pengendalian masalah – masalah kesehatan “. Dari pengertian ini, jelas bahwa Epidemiologi
adalah suatu Studi ; dan Studi itu adalah Riset. Kemudian apakah Riset itu…..?? Menurut
Leedy (1974), Riset adalah “ a systematic quest for undiscovered truth”. ( Artinya : Pencarian
sistematis terhadap kebenaran yang belum terungkap ).

5. Pengertian Epidemiologi menurut WHO.

Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan determinan kesehatan yang berkaitan
dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi untuk pemecahan masalah kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi mempunyai peranan yang penting dalam
dunia kesehatan masyarakat terutama karena keterkaitannya mempelajari penyebaran
penyakit pada manusia dalam konteks lingkungannya dan mewujudkan dirinya sebagai suatu
metode pendekatan banyak memberikan perlakuan kuantitatif dalam menjelaskan masalah
kesehatan.

Definisi Lain
Epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari distribusi, frekuensi dan determinan
penyakit atau masalah kesehatan pada masyarakat.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, terkandung tiga komponen penting
dalam epidemiologi yaitu:
 Frekuensi
Frekuensi merupakan upaya melakukan kuantifikasi atau proses patologis atas kejadian untuk
mengukur besarnya kejadian/masalah serta untuk melakukan perbandingan.
 Distribusi
Distribusi menunjukkan bahwa dalam memahami kejadian yang berkaitan dengan penyakit
atau masalah kesehatan; epidemiologi menggambarkan kejadian tersebut menurut
karakter/variabel Orang, Tempat dan Waktu. Artinya dalam penyelidikannya selalu
menjawab pertanyaan siapa yang terkena penyakit di dalam populasi serta kapan dan di mana
penyakit tersebut terjadi. Guna menjawab pertanyaan tersebut mungkin diperlukan
perbandingan antara populasi yang berbeda dalam waktu yang sama, antara subgroup di
dalam suatu populasi, atau antara berbagai periode observasi.
Pengetahuan tentang distribusi penyakit diperlukan untuk menjelaskan pola penyakit serta
merumuskan hipotesis tentang kemungkinan faktor penyebab
 Determinan.
Determinan adalah faktor yang mempengaruhi, berhubungan atau memberi resiko terhadap
terjadinya penyakit/masalah kesehatan. Merupakan kelanjutan dua komponen terdahulu,
karena pengetahuan tentang frekuensi dan distribusi penyakit diperlukan untuk menguji
hipotesis epidemiologi; jadi menunjukkan faktor penyebab dari suatu masalah kesehatan,
baik yang menerangkan frekuensi, penyebaran dan penyebab munculnya masalah kesehatan.
B. TUJUAN
Tujuan Epidemiologi antara lain :

1. Menggambarkan status kesehatan populasi


2. Menentukan “sebab” masalah kesehatan
3. Menentukan riwayat alamiah suatu penyakit
4. Mengevaluasi suatu tindakan intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi
6. Menggambarkan upaya tindakan pencegahan dan pengobatan yang dilakukan
7. Penelitian sejarah
8. Diagnosis komunitas
9. Kinerja pelayanan kesehatan
10. Risiko individu dan peluang
11. Melengkapi gambaran klinik dan pola penyebaran penyakit
12. Identifikasi sindrom
13. Mencari penyebab
14. Mengevaluasi gejala dan tanda-tanda
15. Analisa keputusan klinis

C. RUANG LINGKUP
Dari pengetahuan tentang ruang lingkup/jangkauan epidemiologi kita dapat
mengetahui apa saja yang termasuk dalam epidemiologi karena jangkauan epidemiologi terus
berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
Perkembangan jangkauan epidemiologi dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat menular/infeksi
dan akut saja, melalui temuan-temuan tentang:
 Jenis penyakit wabah : cacar, pes, kolera
 Cara penularan dan penyebab pennyakit wabah dan
 Cara-cara penanggulangan dan pencegahan penyakit
 Wabah
2) Tahap berikutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit infeksi non-wabah
3) Perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga mempelajari penyakit tidak menular atau
kronis misalnya; penyakit jantung, karsinoma, hipertensi dan penyakit gangguan hormon
(DM dll)
4) Akhirnya epidemiologi mempelajari hal-hal yang bukan penyakit atau masalah
sosial/perilaku (fertilitas, menopause, kecelakaan, kenakalan remaja dan penyalahgunaan
obat), termasuk penilaian terhadap pelayanan kesehatan serta masalah di luar bidang
kesehatan.
Perkembangan epidemiologi yang sedemikian pesat merupakan tantangan yang sangat
berat bagi tenaga kesehatan karena keadaan tersebut tidak dapat diatasi hanya dengan
perbaikan sanitasi dan perbaikan ekonomi, tetapi merupakan masalah yang sangat kompleks
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai instansi atau institusi.
Jangkauan epidemiologi kini telah sedemikian luasnya hingga mempelajari semua hal yang
menimpa masyarakat. Makin luasnya jangkauan tersebut antara lain disebabkan hal-hal
berikut:
1) Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa terakhir
2) Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kehidupan masyarakat
menjadi semakin kompleks
3) Metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat digunakan untuk
penyakit non infeksi dan non- penyakit
4) Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non-infeksi dan non-penyakit
5) Metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab-akibat
misalnya:
 asosiasi antara rokok dengan karsinoma paru-paru dan
 asosiasi antara pelayanan kesehatan dengan status kesehatan masyarakat
Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu jangkauan
epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang lingkup
epidemiologi:

1. Epidemiologi penyakit menular : Sebagai bentuk upaya manusia untuk mengatasi


gangguan penyakit menular yang saat ini hasilnya sudah tampak sekali.

2. Epidemiologi penyakit tidak menular : Upaya untuk mencegah penyakit yang tidak
menular seperti kecelakaan lalu lintas, penyalahgunaan obat dan lain-lain.

3. Epidemiologi klinik : Banyak yang saat ini sedang dikembangkan para klinisi yang
bertujuan untuk membekali para klinisi atau para dokter dan tenaga medis tentang cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi.

4. Epidemiologi kependudukan : Cabang epidemiologi yang menggunakan system


pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
bidang demografi serta factor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografi
yang terjadi dalam masyarakat.

5. Epidemiologi gizi : Banyak digunakan dalam menganalisis masalah gizi masyarakat,


dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang menyangkut pola hidup
masyarakat.

6. epidemiologi kesehatan jiwa : Salah satu pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa
dalam masyarakat baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu,
maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam
masyarakat.

7. epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan : salah satu system pendekatan managemen


dalam menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah serta
penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu.

8. epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja : Merupakan bagian dan cabang dari
epidemiologi yang mempelajari dan menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat
pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik, kimia, biologi, social
budaya serta kebiasaan hidup para pekerja.
2.2 KONSEP DASAR TERJADINYA PENYAKIT

Pengertian penyakit didefinisikan oleh DR. Eko Dudiarto sebagai kegagalan mekanisme
adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau tekanan
sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh. Sedangkan
dalam ensiklopedia bebas wikipedia, pengertian penyakit adalah suatu keadaan tidak normal
pada badan maupun pikiran sehingga menyebabkan ketidaknyamanan, kelainan/disfungsi
pada seseorang dimana klasifikasi penyakit itu dapat dibedakan antara penyakit menular
ataupun penyakit tidak menular tergantung apa penyebabnya dan bagaimana penyebarannya.
Dalam konsep penyakit terdapat interaksi antara tiga komponen yaitu host/pejamu,
agent/penyebab dan environment/lingkungan.

 Host dalam hal ini adalah manusia dengan sifatnya baik sebagai makhluk biologis
maupun makhluk sosial.
Unsur pejamu secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :
1. Manusia sebagai makhluk biologis memiliki sifat biologis tertentu seperti :
 Umur, jenis kelamin, ras dan keturunan
 Bentuk anatomis tubuh
 Fungsi fisiologis atau faal tubuh
 Keadaan imunitas serta reaksi tubuh terhadap berbagai unsur dari luar maupun
dari
2. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai berbagai sifat khusus seperti
 Kelompok etnik termasuk adat, kebiasaan, agama dan hubungan keluarga
sehubungan sosial kemasyarakatan.
 Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial sehari-hari termasuk kebiasaan hidup
sehat. (Nur Nasry Noor, 2008)
 Agent adalah penyebab terjadinya suatu penyakit yang meliputi banyak unsur antara
lain:
a. unsur penyebab biologis : semua unsur penyebab yang tergolong makhluk
hidup termasuk kelompok mikroorganisme seperti virus, bakteri, protozoa,
jamur, kelompok cacing dan insekta.
b. unsur nutrisi : semua unsur penyebab yang termasuk golongan zat nutrisi dan
dapat menimbulkan penyakit tertentu karena kekurangan maupun kelebihan
zat nutrisi tertentu seperti protein, lemak, hidrat arang, vitamin, mineral dan
air
c. unsur kimiawi : semua unsur dalam bentuk senyawaan kimia yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit tertentu. Pada umumnya
berasala dari luar tubuh termasuk berbagai jenis zat racun, obat-obatan keras,
berbagai senyawaan kimia tertentu dan lain sebagainya. Unsur tersebut dalam
bentuk padat, cair atau gas. Ada juga senyawaan kimia sebagai hasi produk
tubuh (dari dalam) yang dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti ureum,
kolesterol, dan lain-lain.
d. unsur fisika : semua unsur yang dapat menimbulkan penyakit melalui proses
fisika misalnya panas (luka bakar), irisan, tikaman, pukulan, radiasi dan lain-
lain. Proses kejadian penyakit dalam hal ini terutama melalui proses fisika
yang dapat menimbulkan kelainan dan gangguan kesehatan.
e. unsur psikis : semua unsur yang bertalian dengan kejadian penyakit gangguan
jiwa serta gangguan tingkah laku sosial.
f. unsur genetika : disebabkan oleh sifat keturunan (gen)

 Environment adalah lingkungan sekitar host, termasuk di dalamnya:


a. Biologis : segala flora, fauna dan mikroorganisme yang ada di sekitar manusia
b. Fisik : kondisi udara, cuaca, geografis, geologis, air, pencemaran udara, tanah,
air, radiasi, dan sebagainya
c. Sosial : kehidupan sosial budaya, ekonomi, politik, pendidikan, sistem
organisasi serta institusi atau peraturan yang berlaku di daerah tersebut.
Asal mula terjadinya suatu penyakit digambarkan dalam tiga konsep yaitu segitiga
epidemiologi, jaring-jaring sebab akibat dan model roda.
 Segitiga epidemiologi
Dalam model segitiga, suatu penyakit dapat disebabkan karena adanya tiga faktor
yaitu host, agent dan environment/lingkungan. Suatu penyakit dapat timbul di masyarakat
apabila terjadi ketidakseimbangan antara ketiga komponen tersebut. hal ini dikarenakan
perubahan pada salah satu komponen akan mengubah keseimbangan secara keseluruhan.
Contoh :
- Kasus: Si A adalah seorang anak sekolah.
Pada musim hujan, “A” terserang penyakit flu dan
kemudian seluruh anggota keluarga dalam rumahnya dan teman-teman sekelasnya di
sekolah ikut menderita flu.
- Host: host pertama yang terserang penyakit flu adalah si A kemudian penyakitnya
menular pada host-host yang lain yaitu teman-teman sekolah dan anggota keluarga.
- Agent: penyebab flu adalah virus yang termasuk dalam kelompok unsur penyebab
biologis.
- Environment: lingkungan yang memiliki pengaruh dalam kasus ini adalah lingkungan
rumah, sekolah, jalan raya dan cuaca.
- Terjadinya penyakit: virus flu tersebar secara bebas di udara sekitar host dan dapat
menyerang siapa saja yang tubuhnya mengalami kekurangan daya tahan. Berdasarkan
model segitiga, penyakit flu yang menyerang “A” dapat terjadi akibat ketidakseimbangan
pada:

 Host: daya tahan tubuh host tidak sanggup melawan agent karena kurang
vitamin, kurang istirahat, dan kurang minum air putih. kebiasaan merokok
juga menyebabkan sistem pernafasan kering sehingga lebih mudah terserang
virus.
 Populasi Agent penyakit (virus flu) meningkat karena kondisi cuaca yang
mendukung dan mudah masuk ke tubuh host karena kebiasaan tidak mencuci
tangan sebelum menjamah makanan dan kontak dengan penderita lain.
2.3 EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

A. PENGERTIAN

Epidemiologi deskirptif adalah studi pendekatan epidemiologi yang bertujuan untuk


menggambarkan masalah kesehatan yang terdapat di dalam masyarakat dengan menentukan
frekuensi, distribusi dan determinan penyakit berdasarkan atribut & variabel menurut segitiga
epidemiologi (orang, Tempat, dan Waktu)
Studi Deskriptif disebut juga studi prevalensi atau studi pendahuluan dari studi
analitik yang dapat dilakukan suatu saat atau suatu periode tertentu. Jika studi ini ditujukan
kepada sekelompok masyarakat tertentu yang mempunyai masalah kesehatan maka
disebutlah studi kasus tetapi jika ditujukan untuk pengamatan secara berkelanjutan maka
disebutlah dengan surveilans serta bila ditujukan untuk menganalisa faktor penyebab atau
risiko maupun akibatnya maka disebut dengan studi potong lintang atau cross sectional
Upaya mencari frekuensi distribusi penyakit berdasarkan epidemiologi deskriptif dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan :

 Siapa yang terkena?


 Bilamana hal tersebut terjadi?
 Bagaimana terjadinya?
 Dimana kejadian tersebut?
 Berapa jumlah orang yang terkena?
 Bagaimana penyebarannya?
 Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena?

Tujuan epidemiologi deskriptif adalah :


1.Untuk menggambarkan distribusi keadaan masalah kesehatan sehingga dapat diduga
kelompok mana di masyarakat yang paling banyak terserang.
2.Untuk memperkirakan besarnya masalah kesehatan pada berbagai kelompok.
3.Untuk mengidentifikasi dugaan adanya faktor yang mungkin berhubungan terhadap
masalah kesehatan (menjadi dasar suatu formulasi hipotesis).

B. RUANG LINGKUP
a. Masalah kesehatan sebagai subjek dan objek epidemiologi.
Epidemiologi tidak hanya sekedar mempelajari masalah-masalah penyakit-
penyakit saja, tetapi juga mencakup masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia.
Pekerjaan epidemiologi dalam mempelajari masalah kesehatan, akan
memanfaatkan data dari hasil pengkajian terhadap sekelompok manusia, apakah itu
menyangkut masalah penyakit, keluarga berencana atau kesehatan lingkungan.
Setelah dianalisis dan diketahui penyebabnya dilakukan upaya-upaya penanggulangan
sebagai tindak lanjutnya.
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan dalam
merumuskan penyebab timbulnya suatu masalah kesehatan.
Pekerjaan epidemiologi akan dapat mengetahui banyak hal tentang masalah kesehatan
dan penyebab dari masalah tersebut dengan cara menganalisis data tentang frekuensi dan
penyebaran masalah kesehatan yang terjadi pada sekelompok manusia atau masyarakat.
Dengan memanfaatkan perbedaan yang kemudian dilakukan uji statistik, maka dapat
dirumuskan penyebab timbulnya masalah kesehatan.

2.4 EPIDEMIOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. PENGERTIAN
Epidemiologi merupakan suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan
penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan
maupun penanggulangannya. (Noor, 2000)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat, penyebab, pengendalian, dan
faktor – faktor yang mempengaruhi frekuensi dan distribusi penyakit, kecacatan, dan
kematian dalam populasi manusia. Epidemiologi juga meliputi pemberian ciri pada distribusi
status kesehatan, penyakit, atau masalah kesehatan masyarakat lainnyaberdasarkan usia, jenis
kelamin, ras, geografi, agama, pendidikan, pekerjaan, perilaku, waktu, tempat, orang dan
sebagainya. (Timmreck, 2004)
Epidemiologi bersala dari kata Yunani, dan secara harfiah berarti :
Epi = di atas/ di antara/ yang ada diantara
Demos = populasi, orang, masyarakat
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi secara bebas diartikan sebagai :
 Ilmu yang mempelajari sesuatu (penyakit) yang ada di antara (yang melanda)
masyarakat/populasi.
 Ilmu yang mempelajari epidemi/wabah dengan tujuan mengendalikannya dan
mencegah terulangnya kembali. (Slamet, 2005)
Epidemiologi dalam pelayanan kebidanan adalah epidemiologi yang mengkaji distribusi serta
determinan peristiwa morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang terjadi dalam
pelayanan kebidanan secara komprehensif. Artinya secara menyeluruh menyangkut seluruh
sistem kebidanan termasuk kesehatan ibu dan anak (KIA).
Pengertian pelayanan kebidanan adalah :
 Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien yang
menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL)
dan pelayanan Keluarga Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
pelayanan masyarakat.
 Merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang
ditentukan, dengan tujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga sehat dan sejahtera.
B. TUJUAN
Tujuan epidemiologi dalam kebidanan adalah mengenali faktor-faktor resiko terhadap ibu
selama periode kehamilan, persalinan dan masa nifas ( 42 hari setelah berakhirnya
kehamilan) beserta hasil konsepsinya dan mempelajari cara-cara pencegahannya.

C. MANFAAT
1. Untuk mempelajari riwayat penyakit
a. Epidemiologi mempelajari tren penyakit untuk memprediksi tren penyakit yang mungkin
akan terjadi.
b. Hasil penelitian epidemiologi dapat digunakan dalam perencanaan pelayanan kesehatan
dan kesehatan masyarakat.
2. Diagnosis masyarakat
a. Penyakit, kondisi, cedera, gangguan, ketidakmampuan, defek/cacat apa sajakah yang
menyebabkan kesakitan, masalah kesehatan, atau kematian di dalam suatu komunitas atau
wilayah
3. Mengkaji risiko yang ada pada setiap individu karena mereka dapat mempengaruhi
kelompok maupun populasi
a. Faktor risiko, masalah, dan perilaku apa sajakah yang dapat mempengaruhi kelompok
atau populasi
b. Setiap kelompok dikaji dengan melakukan pengkajian terhadap faktor risiko dan
menggunakan tekhnik pemeriksaan kesehatan, misalnya risiko kesehatan, pemeriksaan ,
skrining kesehatan, tes kesehatan, dll.
4. Pengkajian, evaluasi, dan penelitian
a. Sebaik apa pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dalam mengatasi
masalah dan memenuhi kebutuhan populasi atau kelompok.
b. Untuk mengkaji keefektifan, efisiensi, kualitas, kuantitas, akses, ketersediaan layanan
untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit, cedera, ketidakmampuan atau
kematian.
5. Melengkapi gambaran klinis
a. Proses identifikasi dan diagnosis untuk menetapkan bahwa suatu kondisi memang ada
atau bahwa seseorang memang menderita penyakit tertentu
b. Menentukan hubungan sebab akibat misalnya radang tenggorokan dapat menyebabkan
demam rematik.

6. Identifikasi sindrom
a. Membantu menyusun dan menetapkan kriteria untuk mendefinisikan sindrom, misalnya
sindrom down, fetal alcohol, kematian mendadak pada bayi.
7. Menentukan penyebab dan sumber penyakit
a. Temuan epidemiologi memungkinkan dilakukannya pengendalian, pencegahan, dan
pemusnahan penyebab penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan atau kematian.
(Timmreck, 2004)

D. TERJADINYA MASALAH KESEHATAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Dengan menggunakan paradigma epidemiologi klasik yang menganggap terjadinya penyakit
atau masalah kesehatan sebagai hasil akhir interakis antara penjamu, agen dan lingkungan:
1. Penjamu ( Ibu Hamil )
Adalah faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi timbulnya serta
perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :
a. Faktor keturunan
Dalam dunia kebidanan dikenal berbagai penyakit yang dapat diturunkan seperti penyakit
alergis, kelainan jiwa dan beberapa penyakit kelainan darah.
b. Mekanisme pertahanan tubuh
Jika pertahanan tubuh baik maka dalam batas – batas tertentu beberapa jenis menyakit akan
dapat diatasi.
c. Umur.
Pada ibu hamilm yang primigravida dibawah umur 20 tahun rentan terjadi abortus, ini di
sebabkan karena sistem reproduksinya yang belum matang.
d. Jenis kelamin
Beberapa penyakit tertentu ditemukan hanya pada jenis kelamin tertentu saja misalnya tumor
leher rahim ditemukan pada wanita.
e. Ras.
Beberapa ras tertentu diduga lebih sering menderita beberapa penyakit tertentu misalnya
penyakit hemofili yang lebih banyak ditemukan pada orang barat.
f. Status perkawinan
g. Pekerjaan.
Para manajer yang memimpin suatu perusahaan lebih sering menderita penyakit ketegangan
jiwa daripada bawahan.
h. kebiasaan hidup
Seseorang yang biasa hidup kurang bersih tentunya lebih mudah terkena penyakit infeksi.
2. Agen ( hasil konsepsi)
Yaitu janin atau fetus yang ada dalam kandungan ibu hamil.
3. Lingkungan
Adalah lingkungan sosial budaya serta pelayanan kesehatan yang diterima oleh ibu hamil.

E. FAKTOR-FAKTOR RESIKO DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Faktor-faktor resiko bagi kematian ibu hamil dapat di klasifikasikan menjadi 4 kategori :
1. Faktor-faktor Reproduksi
a) Usia
Umumnya usia wanita untuk hamil normal adalah 20-35 tahun.
b) Paritas
Semakin banyak paritas dari seorang wanita, maka semakin tinggi resikonya untuk
mengalami komplikasi.
c) Kehamilan tak di inginkan
KTD atau kehamilan tak dinginkan, dalam hal ini sangat beresiko tinggi. Karena bisa saja
calon orang tua, terutama calon ibu akan berusaha untuk melakukan terminasi kehamilan,
yang selanjutnya akan menimbulkan komplikasi-komplikasi lain.
2. Faktor-faktor resiko kehamilan
a) Perdarahan pada abortus spontan
Dimana terjadi perdarahan ringan atau bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kelangsungan suatu kehamilan. Dimana sebagian atau keseluruhan hasil konsepsi telah keluar
melalui kavum uteri melalui kanalis servikalis.
b) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik ialah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar
endometrium kavum uteri. Hampir 90% kehamilan ektopik terjadi di tuba uterina.kehamilan
ektopik dapat mengalami abortus atau ruptura apabila masa kehamilan berkembang melebihi
kapasitas ruang implantasi (misalnya : tuba).
c) Perdarahan pada trimester III kehamilan
Untuk menurunkan angka kematian ibu di indonesia, departemen kesehatan melakukan
strategi agar semua asuhan antenatal dan sekitar 60% dari keseluruhan persalinan dilayani
oleh tenaga kesehatan terlatih. Strategi ini dilaksanakan untuk dapat mengenali dan
menaggulangi gangguan kehamilan dan persalina sedini mungkin. Penyiapan sarana
pertolongan gawat darurat merupakan langkah antisipasi terhadap komplikasi yang mungkin
keselamatan ibu.
Adapun masalah yang sering ditemukan dalam trimester III kehamilan adalah. Perdarahan
apada kehamilan diatas 22 minggu hingga menjelang persalinan, perdarahan intrapartum, dan
prematuritas serta mortalitas perinatal.
d) Perdarahan post partum
Adalah perdarahan yang melebihi 500 ml. Ditandai dengan perubahan tanda vital pasien
mengeluh lemah, berekeringat dingin, mengigil, hiperpnea, sistolik kurang dari 90 mm hg,
nadi lebih dari 100 x/menit, kadar HB kurang dari 8 gr % .
e) Infeksi nifas
Infeksi Puerperalis, dalah infeksi pada traktus genetalia setelah persalinan, biasanya dari
endometrium bekas insersi plasenta.
f) Gestosis
g) Distosia bahu
Adalah suatu keadaan diperlukannya tambahan manoper obstertrik oleh karena dengan
tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi.
h) Abortus Provokatus
Abortus yang terjadi dengan sengaja.
3. Faktor-faktor Pelayanan Kesehatan
a) Kesukaran untuk memperoleh pelayanan kesehatan maternal
b) Asuhan medis yang kurang baik
c) Kekurangan tenaga terlatih dan obat-obat esensial
d) Faktor-faktor sosial budaya
e) Kemiskinan dan ketidakmampuan membayar pelayanan yang baik
f) Ketidaktahuan dan kebodohan
g) Status wanita yang rendah
h) Pantangan makan tertentu pada wanita hamil.

F. UKURAN EPIDEMIOLOGI
Secara subtantif menurut peristiwa yang dipelajari, ukuran epidemiologi dibedakan atas
ukuran fertilitas ( peristiwa kelahiran), ukuran mordibitas, dan ukuran mortalitas, sedangkan
berdasarkan aspek statistik yang akan dievaluasi, ukuran epidemiologi dibedakan atas ukuran
frekuensi, ukuran asosiasi, dan ukuran dampak.
1. Kasus insidens dan prevalens
Kasus insidens adalah jumlah kasus baru yang didapatkan selama periode tertentu, sedangkan
kasus prevalens adalah jumlah kasus (lama) yang ada pada suatu titik waktu pengamatan
tertentu
2. Mortalitas
Death risk dan death rate menyatakan tingkat kematian secara umum tanpa memandang
sebab kematian, biasanya digunakan untuk populasi atau kelompok berukuran besar.

G. SURVEILENCE EPIDEMIOLOGI
Surveilence adalah proses pengumpulan, analisis, interpretasi, dan penyebaran informasi
deskriptif secara kontinu dan sistimatik untuk pemantauan masalah kesehatan . sistem
surveilans adalah jaringan orang dan kegiatan yang memelihara proses ini dan dapat
berfungsi pada berbagai tingkatan, dari yang lokal sampai dengan internasional.
Tujuan surveilans dapat berupa :
1. Epidemiologi deskriptif masalah kesehatan.
Sasaran utama disini adalah pemantauan trend. Adanya peningkatan kejadian kesehatan yang
tak dinginkan akan mewaspadakan petugas kesehatan untuk melkukan penyelidikan lebih
lanjut
2. Kaitan dengan pelayan kesehatan:
Ditingkat komunitas, surveilans acap kali merupakan bagian integral penyampaian pelayanan
preventif dan terapeutik atau pun profilaksisnya dapat diberikan. Intervensi demikian
dilaksanakan berdasarkan laporan kasus dari surveilans.
3. Kaitan dengan penelitian:
Data surveilans saja umumnya tidak cukup rinci bagi kebutuhan penelitian, namun dapat
memberi arahan bagi peneliti untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut
4. Evaluasi intervensi
Evaluasi efek intervensi bersifat kompleks, namun evaluasi berskala penuh sering tidak layak
untuk dikerjakan. Pemantauan trend dengan surveilans disini dapat menghasilkan penilaian
dampak intervensi yang memadai dengan biaya yang relatif murah.
5. Proyeksi:
Data pemantauan trend dibutuhkan oleh perencana untuk mengantisipasi kebutuhan
pelayanan kesehatan diwaktu mendatang
6. Pendidikan dan kebijakan kesehatan
Dengan penyebarluasan secara efektif, data surveilans dapat dimanfaatkan pula oleh
pablik, media, dan pemimpin politik. Informasi demikian bersifat mendidik bagi mereka
yang secara langsung bertanggung jawab atas pemberian pelayan kesehatan dan mereka
yang mengendalikan atau mempengaruhi alokasi sumberdaya kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan fungsi pokok epidemiologi adalah untuk memastikan bahwa di
dalam suatu pupulasi terdapat kelompok yang memiliki angka penyakit, ketidakmampuan,
cedera, atau bahkan angka kematian. Epidemiologi memiliki peran yang pasti dalam kegiatan
pengendalian dan pencegahan bukan saja penyakit menular tetapi juga penyakit kronis
sekaligus penyakit dan kondisi yang berkaitan dengan gaya hidup dan peruilaku.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharap pembaca dapat memahami penjelasan di dalamnya
sehingga dapat diterapkan guna pemaksimalan pemahaman mengenai epidemiologi dalam
pelayanan kebidanan.
Kami sebagai penyusun mengetahui bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik dari bunda sangat kami butuhkan agar makalah
ini bisa lebih baik lagi dan bisa menjadi pembelajaran untuk kami dikemudian hari. Jika
dalam laporan ini ada kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja kami mohon maaf.
Terima kasih.
Daftar Pustaka

Azwar, asrul.dr.m.ph.1988. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT. Binarupa Aksara

Noor, N nasril. 2000. Dasar Epidemiologi.Jakarta: Rineka Cipta.

Bari saifuddin, Abdul. 2006. Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta:Yayasan
bina pustaka Sarwono prawiroharjo

https://coretankecilhanfiz.wordpress.com/2014/03/24/konsep-dasar-timbulnya-penyakit/
https://anakfkmundip.wordpress.com/2014/03/22/konsep-dasar-timbulnya-penyakit/
http://kesmas-unsoed.com/2010/08/pengertian-epidemiologi-menurut-who.html

Anda mungkin juga menyukai