1
B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh.
a. Struktur sistem endokrin;
1) Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh,
seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
2) Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara,
dan kelenjar lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan
sekresinya langsung ke dalam darah.
2. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan struktur yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur
ini tampak pada pembelahan sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma opticum, dan
tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari hipofisis. Hipotalamus sebagai
bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise.
Hipotalamus menjadi pengendali global semua sistem endokrin.Pada bagian posterior,
hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon. Pada bagian anterior berbatasan
dengan kiasma opticum dan bersatu dengan membran basal area olfaktori. Dan pada bagian
lateral, hipotalamus , berbatasan dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan
daerah subtalamus tanpa garis batas yang jelas.
Hipotalamus mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil
percabangan dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi
namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk.
a. Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna, cerebral anterior, dan bagian posterior
arteri comunicans
b. Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri comunicans
2
c. Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior, bagian posterior arteri comunicans,
dan arteri basilaris
3. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 1×1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm,
dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Kelenjar ini
terletak di dalam lekukan tulang sphenoid yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma
optikum. Hipofisis memiliki dua subdivisi, (1) adenohipofisis, pada bagian anterior, hasil
perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik (stomodeum), dan (2)
neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon. Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis
menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan salah satu
yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan
dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior
memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer
pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus
posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial
lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke vena portal
hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri
mendapat input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur
kerja hipofisis, hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia
media, kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon
meninggalkan kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
a. Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus anterior menghasilkan
hormon yang berkerja sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ
endokrin.
- Hormon Somatotropik (pertumbuhan): mengendalikan pertumbuhan tubuh.
- Hormon Adrenokortikotropik (ACTH): mengendalikan kegiatan kelenjar adren
adalam menghasilkan kortisol yang berasal dari kortex.
- Hormon Gonadotropik, hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormon):
mengendalikan perkembangan folikel graaf di dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa dalam testis.
3
- Luteinising Hormon (LH) atau Interstitial Cell Stimulating Hormon (ICSH):
mengendalikan sekresi ustrogen dan progesteron di dalam ovarium dan
testosteron di dalam testis.
- Hormon Luteotrofin atau Prolaktin : mengendalikan sekresi air susu dan
mempertahankan adanya korpus luteum saat hamil.
b. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga
disebut juga neurohipofise. Lobus posterior mengeluarkan sekret dua jenis hormon.
- Hormon Anti Diuretik (ADH): mengatur jumlah air melalui ginjal.
- Hormon Oxitosik: merangsang kontraksi uterus sewaktu melahirkan bayi dan
pengluaran air susu saat menyusui.
4
3. Calsitonin
Fungsinya menurunkan kadar kalsium, fosfor dalam darah (serum0 dan menurunkan
absorbs kalsium, fosfor dari saluran cerna.
5
sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung perkembangan embriologisnya) dan bias
tanpa selubung fascia tiroid, di bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub
inferior.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon
paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
7. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenal
menempel pada kutub superior ginjal.
Kelenjar adrenal kiri dan kanan tidak
simetris pada sumbu tubuh, kelenjar
adrenal sebelah kanan lebih inferior,
terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya
lebih piramid shape. Sementara kelenjar
suprarenal kiri lebih inferior, lebih kearah
batas medial ginjal kiri, dan bentuknya
lebih cressent shape. Masing-masing
berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya
antara 7-10 gr. Kelenjar ini dibagi menjadi (1) bagian korteks yang mencakup 80-90% organ,
6
terletak bagian luar, dan berwarna kekuningan, dan (2) bagian medula yang terletak pada
bagian dalam, berwarna gelap. Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian korteks
memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, diregulasi ACTH.
Bagian medulla memproduksi epineprin dan norepineprin, diregulasi saraf simpatis.
- Hormon yang dikeluarkan oleh korteks adrenal:
1. Glucocorticoid (Cortisol), fungsinya:
a. Memepertahankan glukosa darah dengan meningkatkan glukoneogenesis.
b. Menurunkan kecepatan penggunaan glukosa oleh sel.
c. Meningkatkan katabolisme protein
d. Meningkatkan lipolisis.
e. Meningkatkan rtensi natrium dan air.
f. Anti inflamasi.
g. Menurunkan jaringan parut.
h. Meningkatkan pembentukan sel darah merah dan platelet.
i. Meningkatkan produksi asam lambung, pepsin.
j. Meningkatkan neotrofil dengan meningkatkan pelepasan antibodi baru.
k. Menurunkan eosinofil, basofil dan monosit.
2. Mineralocorticoid (Aldosteron)
a. Mempertahankan keadaan normovolemic dengan meningkatkan retensi
natrium dan air pada tubulus.
b. Menyebabkan pengeluaran potassium.
c. Menyebabkan peningkatan ekskresi ion ammonium dan magnesium.
7
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan
banyak jaringan adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa karah parenkim
yang masuk bersama pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar
mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda: (1) arteri phrenic inferior yang akan membentuk
arteri suprarenal superior, (2) aorta yang akan membentuk arteri suprarenal medial, dan (3) arteri
renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior. Cabang-cabang ketiga arteri tersebut
membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya
membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena
suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava
inferior. selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang
yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
8
8. Pankreas
9
Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan
dalam situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular dan hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang
melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh
ginjal.
10
banyak, target gland – hormone – ke hypothalamus dan atau adenohypohisis untuk
menghambat produksi RH atau SH. Jika hormone yang dihasilkan kurang, target
gland akan merangsang hypothalamus untuk menghasilkan RH.
Contoh pada proses ovulasi
LH dan FSH diproduksi – berikatan dengan estrogen – estrogen memberi umpak
balik positif – LH meningkat – tidak terjadi umpan balik negatif – terjadi lonjakan
LH – terjadi ovulasi.
Jika tidak sampai terjadi lonjakan LH maka tidak terjadi ovulasi (siklus
anovulatoa). Jika umpan balik terganggu, dapat menyebabkan terjadi akromegali
atau gigantisme.
Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negatif manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan,
kenaikan kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif.
Peningkatan kadar hormon mengurangi perubahan awal yang memicu
pelepasan hormon. Mis. pengsekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior
merangsang pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak.
11