PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir berawal dari ketertarikan
orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari
apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang
merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Masalah kesehatan juga dipelajari
oleh antropologi medis, suatu bidang sosial yang erat kaitannya dengan sosiologi medis.
Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan etmidisin.Yaitu
pandangan masyarakat terhadap psikiattri dan cara-cara mereka
menanganinya.Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatn yaitu data mengenai
konsepsi dan sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun,
terhadap obat-obatan tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan
ssebagainya. Ilmu antropologi juga memberi kepada dokter kesehatan masyarakat yang
akan bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan berbagai macam aneka warna adat dan
budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk segera mengerti dan menyesuaikan diri
dengan kebudayaan dan adat-adat lain.
Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin
biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari
tingkah laku manusia, terutama tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang
seja rah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Adalah Cara
dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya
berbagai macam penyakit. Selain itu hasil dari berbagai macam kebudayaan juga dapat
menimbulkan barbagai macam penyakit.
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu
Naturalistik dan Personalistik. Penyebab dari penayakit yang bersifat Naturalistik yaitu
orang yang menderita penyakit akibat lingkungan, makanan, dan pola hidup yang tidak
baik, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.
Konsep sehat atau sakit yang dianut pengobat tradisional (Batra) sama seperti yang
dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan
badan atau kelainan kondisi tubuh serta gejala-gejala yang dirasakan. Sedangkan
menurut konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illnes) disebabkan oleh
intervasi suatu gen aktif yang dapat berupa makhluk halus (jin, roh leluhur, atau roh
jahat), atau dari manusia (santet, sihir, dan tukang tenung).
B. Rumusan Masalah
Apa itu kebudayaan dan tradisi Manjau Muli pada kalangan remaja masyarakat
lampung?
C. Tujuan
Untuk mengetahui kebudayaan dan tradisi Manjau Muli pada kalangan remaja
masyarakat lampung.
BAB II
HASIL KAJIAN
A. Gambaran Umum
NO. ADAT DAN KEPERCAYAAN MAKNA BAGI MASYARAKAT MAKNA BAGI KESEHATAN
KEBUDAYAAN
1. Ibu Hamil 1. Pantangan (Pamali) 1. Pantangan (Pamali) 1. Pantangan (Pamali)
a. Memakan tebu a. Memakan tebu saat hamil akan
a. Kepercayaan masyarakat
mengakibatkan perdarahan saat persalinan
lampung jika memakan tebu
tidak berpengaruh karena di dalam tebu
saat hamil akan
mengandung protein (4,6 gr), lemak (0,4
mengakibatkan perdarahan
gr), karbohidrat (3 gr), kalsium (40 mg),
saat persalinan.
fosfor (80 mg), zat besi (2 mg), Vitamin
b. Memakan Nangka
B1 (0,08 ml) dan Vitamin C (50 ml).
Masak
b. Memakan nangka masak saat
b. Memakan nangka masak saat hamil akan
hamil akan mengakibatkan
mengakibatkan keguguran. Nangka masak
keguguran saat hamil muda
bila di konsumsi berlebihan pada ibu
hamil dalam jumlah banyak, efek yang
dapat ditimbulkan yaitu perut kembung
c. Memakan Nanas dan dan ber gas adalah meningkatnya suhu
durian janin dan kontraksi dini yang dapat
c. Menurut masyarakat setempat meningkatkan resiko bayi premature dan
memakan Nanas dan durian keguguran.
saat hamil akan
c. Pantangan buah nanas pada ibu hamil pada
mengakibatkan keguguran saat
TM dikatakan berbahaya karena memiliki
hamil
kandungan enzim bromelain yang dapat
membuat leher Rahim menjadi lunak
sehingga memacu persalinan dini atau
keguguran. Sedangkan Buah durian
mengandung 2 jenis zat yang berbahaya
yaitu alcohol dan asam arachidonat.
Alcohol bisa mneyebabkan bayi premature
d. Agar ari - ari bayi tidak
d. Larangan Untuk duduk
sedangkan asama arachidonat
lengket atau ari - arinya sulit
di lantai
menyebabkan rangsangan kontraksi Rahim
dilahirkan
dan keguguran.
4. Ibu Nifas 1. Tamali yaitu selama 1. Masyarakat lampung percaya 1. Kepercayaan tamali pada masa nifas
tujuh hari setiap sore bahwa dengan melakukan tradisis sebenarnya tidak berdampak positif pada
menjelang magrib tamali dipergunakan untuk ibu nifas, karena asap yang dihasilkan bisa
membakar tali yang mengusir roh jahat seperti tidak di saja membuat ibu nifas dengan komplikasi
terbuat dari kain yang datangi kuntilanak asma menjadi sesak atau sulit bernafas.
dilintingkan
2. Meminum madu dapat mencegah demam
2. Meminum kunyit asam ,
2. Kebiasaan masyarakat lampung pada masa nifas. Sedangkan memakan
madu , telur setengah
meminum kunyit asam , madu , telur setengah matang untuk menambah
matang
telur setengah matang yang stamina ibu setelah melahirkan atau
berguna menambah stamina dan selama masa nifas dan .Dan meminum
mencegah bau tidak enak pada ibu kunyit asam tidak berpengaruh pada
nifas pencegahan bau badan ibu nifas.
b. Menggunakan
b. Menggunakan rangkaian bunga b. Menggunakan rangkaian bunga kertas
rangkaian bunga kertas
kertas minyak yang berisi uang minyak yang berisi uang dan telur yang
minyak yang berisi
dan telur yang telah direbus telah direbus pada tradisi marhaban tidak
uang dan telur yang
kemudian dibagikan pada tamu berpengaruh pada status kesehatan bayi,
telah direbus kemudian
yang menghadiri tujuannya agar
dibagikan pada tamu
rezeki bayi lancer.
yang menghadiri
2. Nurunkan bayi
Yaitu, mengeluarkan
2.Mengeluarkan bayi dari rumah 2. Tradisi nurunkan bayi pada masyarakat
bayi dari rumah setelah
setelah 40 hari kerumah neneknya Lampung tidak berpengaruh pada kondisi
40 hari kerumah
sambil membawa setepung setawar kesehatan fisik bayi namun secara
neneknya sambil
(beras,gula, dan teh) sambil meminta psikologisnya tradisi ini akan membangun
membawa setepung
do’a agar bayinya mendapat rasa aman ibu bayi dan keluarga bayi.
setawar (beras,gula,teh
keberkahan.
dan kopi ) sambil
meminta do’a
3. Aqikah
Mengukur kambing
sesuai ketentuan
3. Mengukur kambing sesuai 3. Tradisi aqikah dengan mengukur
kemudian kambing dirias ketentuan kemudian kambing dirias kambing sesuai ketentuan kemudian
menggunakan bedak, menggunakan bedak, lipstick, dan kambing dirias menggunakan bedak,
lipstik, dan diberi bunga diberi bunga pada kepala kambing lipstick, dan diberi bunga pada kepala
pada kepala kambing kemudian kambing baru dipotong kambing sebelum kambing dipotong
kemudian kambing baru tujuannya agar anak setelah dewasa tidak mempengaruhi kesehatan pada
dipotong tujuannya. menjadi anak yang cantik dan anak.
ganteng.
6. Remaja 1. Manjau Muli 1. Di dalam tradisi ini masyarakat 1. Keterkaitan tradisi manjau muli bagi
Yaitu yaitu sebuah tata
lampung percaya bahwa tradisi kesehatan secara tidak langsung
cara pertemuan
ini menganut sistem berdampak pada pola pelaksanaan
pemuda dan pemudi
keterbukaaan terutama pada kegiatan manjau muli yang dilakukan
yang disahkan menurut
muli atau gadis yang siap pada malam hari. Terutama pada
adat. biasanya
menerima siapa saja mekhanai mekhanai (bujang) yang terlalu banyak
dilakukan pada malam
yang datang ke rumahnya, saingannya untuk merebut hati si muli,
hari seusai Magrib.
sehingga si muli dikenal maka mekhanai akan melakukan kegiatan
Seorang pemuda
merupakan sosok penerima ini pada setiap malam harinya karena
(bujang) mengendap
yang baik dan memudahkan takut muli yang di pilihnya di rebut orang
dari belakang rumah
jodoh bagi remaja lampung itu lain. Konsisi pelaksanaa yang dilakukan
gadis yang dituju. Pada
sendiri pada malam hari secara berturut-turut
saat manjau itu, si
dapat mengganggu kesehatan remaja
bujang (mekhanai)
yang semestinya masih dalam fase
harus memberikan pertumbuhan dan mengganggu pola
isyarat seperti kedipan istirahat remaja pada malam hari
lampu senter, sehingga remaja bisa saja insomnia, perut
menyalakan korek api, kembung, pusing, dan anemia pada
atau dengan suara remaja sehingga mengganggu pola
petikan jari. aktivitas bagi remaja dan pertumbuhan
remaja itu sendiri.
7. Pernikahan 1. Acara muli meghanai 1. Mengajarkan kepada remaja 2. Acara tradisi Muli Meghanai pada tradisi
(bujang gadis) dalam wanita dan laki-laki dalam pernikahan masyarakat lampung
ritual pernikahan. kematangan mempersiapkan sebaiknya tidak dianjurkan karena
Dilakukan pada pukul
pernikahan serta meningkatkan tali acaranya dimulai ketika malam hari
19.00 – 03.00 pada saat
silaturahmi dan tenggang rasa hingga menjelang pagi hari, hal ini dapat
a. Dikiran (Remaja
antara sesama mengganggu kesehatan remaja yang
melakukan ritual
semestinya membutuhkan istirahat yang
keagamaan membaca
cukup
al-Qur’an dan berdzikir
bersama)
b. Malam numbuk tepung
(Remaja putri
menumbuk tepung pada
malam hari bersama-
sama yang
melambangkan
kepiawaian remaja
putri dalam memasak )
c. Bedikir (Remaja
menari bersama calon
pengantin)
d. Balas pantun (beberapa
remaja putra dan puri
saling berbalas pantun )
e. Bedendang lagu
(remaja putra dan putri
bernyanyi di atas
panggung yang telah di
sediakan oleh tuan
rumah yang memiliki
acara)
8. Pengobatan 1. Ayut Patah Balung 1. Masyarakat percaya bahwa tradisi 1. Penggunaan ramuan pada bagian yang
Yaitu mengurut untuk
pengobatan ini berguna untuk luka bisa saja menyebabkan infeksi atau
mengobati patah tulang
meluruskan tulang yang patah agar memberikan komplikasi khususnya pada
yang di beri ramuan
lurus kembali dengan diberikan luka terbuka karena tidak terjaga
yang dioleskan terbuat
ramuan-ramuan tradisional dan kebersihannya.
dari beras, kencur, daun
dibacakan mantra-mantra.
cabai kumang, kemudian
dihaluskan di beri air
cabik yang dilulurkan di
sekitar area patah tulang
lalu di beri bidai pada
bagian yang patah
BAB III
PEMBAHASAN
1. Anak Dalam
2. Naga Barisang
3. Dayang
Pertama kali mereka bertiga bertempat tinggal di pinggir sungai Batang hari,
lalu anak Dalam ke Bengkulu, Naga Barisang ke Danau Ranau sedangkan keturunan
Dayang kedaerah Pasemah. Keturunan Anak Dalam lalu pergi menyusul keturunan
Naga Barisang yang lebih dahulu berada di Danau Ranau dan terakhir menyusul
keturunan Dayang.
Di Skala Brak Poyang Sakti berjumpa dengan Poyang Serata Di Langik dan
Poyang Kuasa. Rombongan Poyang Sakti sebagian menetap di tiyuh Canggu dengan
pimpinan Poyang Sai Jadi Saktiyang lain menuju cinggiring dibawah pimpinan
Poyang Sakti. Sewaktu perjalanan menuju ke Cinggiring disekitar tiyuh Batu
Brak,Poyang Sakti berjumpa dengan Poyang Pandak Sakti yang datang dari daerah
Muara Dua.
Poyang Sakti Menikah dengan Dayang Metika, Anak Poyang Kuasa Buay
Semenguk. Dari perkawinan ini lahirlah :
Puteri Indera Bulan setelah remaja sangat cantik dan tangkas. Suasana hidup
ketika itu sangat keras akibat perampokan terjadi di mana-mana, sehingga membentuk
watak dan pribadi Puteri Bulan menjadi keras. Dia belajar ilmu bela diri dan pandai
main senjata tajam.
Setelah itu datanglah rombongan tiga orang Empu secara berturut-turut yang
berasal dari Pagaruyung Laras Bodi Chaniago. Mereka meninggalkan Pagaruyung
tahun 1347 akibat pertentangan antara Datuk Ketemanggungan dengan Datuk
Parpatih Nan Sabatang sewaktu pemerintahan Adityawarman mantan mahamenteri
Majapahit. Datuk Perpatih Nan Sabatang memerintah secara adat di minangkabau
yang bersifat disentralisasi dan demokratis yang sudah dipengaruhi Ajaran Islam,
sedangkan datuk ketemanggungan sistem sentralisasi dan otokratis, sehingga tidak
dapat berkembang dan bertolak belakang dengan Datuk Perpatih Nan Sabatang.
Ketiga orang Empu ini adalah keluargan dari Parpatih Nan Sabatang yang berasal dari
Laras Bodi Chaniago yang meninggalkan Pagaruyung menuju Bengkulu dan menetap
didaerah perkebunan lada di Ranau.
Manjau muli atau nganjang gadis adalah salah satu budaya, adat istiadat, tata
cara pergaulan antara muda mudi atau muli mekhanai lampung generasi 1950an dan
sebelumnya. Bagi muda mudi sekarang atau muda mudi setelah generasi 1960an,
nampaknya, tata cara pergaulan ini sudah tidak lagi atau jarang sekali dilakukan,
terutama pada masyarakat lampung pesisir.
Manjau muli dilakoni setelah matahari terbenam, yang disebut juga sebagai
manjau dibingi. Diawali dengan bersiap-siapnya sang pemuda, berdandan ria,
menyediakan segala sesuatunya seperti, batere atau senter. Maklum sang mekhanai,
dalam melakoni manjau muli, terkadang harus masuk kampung keluar kampung.
Melewati hutan, kebon, daerah persawahan yang gelap gulita, menyeberangi sungai
yang berarus deras dan sebagainya.
Selain senter dipersiapkan pula kain sarung. Kain sarung diperlukan untuk
menutupi wajah, terutama saat berjalan di jalan desa, baik secara sendiri-2 maupun
bergerombol, bersamaan dengan kawan-kawannya. Kain sarung sekaligus pula
digunakan untuk penghangat tubuh, menutupi anggota badan dari serangan serangga
dan angin malam yang dingin itu.
Manjau muli dilaksanakan sebagai berikut; mekhanai mendatangi muli dari
bagian belakang rumah. Biasanya para muli setelah malam tiba, banyak melakukan
aktivitas di bagian belakang rumah sekitar dapur, sendiri atau bersama teman-
temannya. Sehingga para mekhanai, akan dapat mengetahui apakah dirumah itu ada
bidadarinya. Bila mekhanai sudah mengetahui bahwa sang muli ada, dia akan
memanggil menggunakan kode tertentu, misal mengetok batu kecil, bersiul, bersuit
dan sebagainya, dengan maksud sang muli mendekat ke dinding, jendela, dimana
terdapat celah, supaya suara bisa terdegar dari luar dan dari dalam ruangan. Setelah
muli mendekat, terjadilah komunikasi dua arah antara dua insan yang sebelumnya
tidak pernah kenal, memang sudah kenal, sudah berpacaran, atau bahkan sudah
merencanakan untuk meningkatkan hubungan ke jenjang perkawinan.
Dalam adat manjau muli, terdapat adab atau kode etik tidak tertulis, yang
harus dipatuhi oleh muli dan mekhanai, antara lain :
Apabila merkhanai dan muli sudah mulai berbicara atau disebut "Satekut-an"
maka mereka harus mau memberikan waktu sejenak kepada mekhanai lain
yang datang kemudian, untuk sekedar berkenalan atau berbicara ringan lainnya
kepada si muli.
Mekhanai yang datang harus meminta izin terlebih dahulu kepada mekhanai
yang sedang satekutan, untuk berbicara dengan mulinya, dengan catatan tidak
boleh terlalu lama, sekitar 5 sampai dengan 10 menit, dan setelah itu harus
mengembalikan muli kepada mekhanainya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manjau muli atau nganjang gadis adalah budaya, adat istiadat, tata cara
pergaulan antara muda mudi atau muli mekhanai padamasyarakat lampung.
Manjau muli dilaksanakan dengan cara mekhanai mendatangi muli dari bagian
belakang rumah. Biasanya para muli setelah malam tiba, banyak melakukan
aktivitas di bagian belakang rumah sekitar dapur.
Dampak dari kebudayaan manjau muli ini yang bersifat positif adalah adanya
keterbukaan bagi remaja laki-laki dan perempuan dalam pergaulan sehari-hari,
menambahkan kekerabatan dan mempererat tali silaturahmi. Namun di balik
dampak potitif terdapat juga dampak negative dari kebudayaan ini lebih besar
yaitu memicu remaja untuk menikah muda dan kebiasaan perilaku keluar pada
malam hari sehingga mengganggu kesehatan pada masa pertumbuhan remaja dan
dalam hal moral memicu pergaulan bebas.
B. Saran
Sebaiknya beberapa kebiasaan dari kebudayaan ini sebaiknya di batasi
sehingga mengurangi dampak-dampak negatif yang terjadi pada remaja. Dan
membiasakan remaja untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif sehingga
terhindar dari pergaulan bebas seperti keluar pada malam hari.