Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KEBUDAYAAN INDONEISA

“LAMPUNG”

Disusun oleh :

Elinza Fahlefi (502206200018)

Hera Nur Aisa (102206100017)

Nabila Zahra Ushaimi (102206100003) Oktaria

Prima Suryani (502206100036)

Pinkan Adhya Saffania (102206200037)

Steffi Shefila (102206100012)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS BOROBUDUR

2023/2024
Dafatr isi

Daftar isi ............................................................................................................... 1


PENDAHULUAN ................................................................................................ 2 Latar
belakang masalah....................................................................................... 2
PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
1.1 demografi ....................................................................................................... 3
a. Suku bangsa............................................................................................... 3
b. Agama ....................................................................................................... 3
c. Ekonomi .................................................................................................... 3
1.2 seni dan budaya ............................................................................................. 4 a.
Rumah adat ................................................................................................ 4
b. Tapis lampung ........................................................................................... 4
c. Alat musik daerah ....................................................................................... 5
d. Tarian ......................................................................................................... 5
1.3 Lokawisata ...................................................................................................... 5 1.4
Sumber Daya Alam......................................................................................... 5
ANALISIS SWOT ................................................................................................ 7
2.1 Strengths (Kekuatan) ........................................................................................ 7
2.2 Weaknesses (Kelemahan) ................................................................................. 7
2.3 Opportunitties (Peluang)................................................................................... 7
2.4 Threats (Ancaman) ........................................................................................... 7
PENUTUP ............................................................................................................ 8
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................................ 8
PENDAHULUAN

Latar belakang masalah


Lampung adalah sebuah provinsi di bagian ujung selatan Pulau Sumatra, Indonesia. Ibu
kota dan pusat pemerintahannya berada di Kota Bandar Lampung. Provinsi ini memiliki dua
kota, yaitu Bandar Lampung dan Metro, serta 13 kabupaten. Posisi provinsi Lampung secara
geografis di sebelah barat berbatasan dengan Samudra Hindia, di sebelah timur dengan Laut
Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatera
Selatan dan Bengkulu, serta di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda.

1
Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak
di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku,
Pulau Kelagian, Pulau Sebesi, Pulau Pahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau
Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten
Pesisir Barat. Kendatipun Provinsi Lampung sebelum tanggal 18 maret 1964 tersebut secara
administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Sumatera Selatan, namun daerah ini jauh
sebelum Indonesia merdeka memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta
corak warna kebudayaan tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di Nusantara
yang tercinta ini.
Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan
daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatra. Di
tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di
sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.
Provinsi Lampung memiliki pelabuhan utama bernama Pelabuhan Internasional
Panjang dan Pelabuhan Penyebrangan Bakauheni, bandar udara utama yakni Bandara
Internasional Radin Inten II terletak 28 km dari ibu kota provinsi, serta stasiun kereta api
besar Tanjung Karang yang terletak di pusat ibu kota provinsi. Pada pertengahan tahun 2023,
penduduk provinsi Lampung berjumlah 9.001.424 jiwa, dengan kepadatan 270 jiwa/km.
Provinsi Lampung memiliki beragam etnis yang mendiami berbagai wilayah yang ada
di Provinsi Lampung, salah satunya yaitu etnis asli Lampung yang dimana masyarakat
Lampung secara umum terbagi menjadi dua kelompok besar masyarakat adat, yaitu
masyarakat Lampung adat Saibatin yang terdiri dari ragam marga yang tersebar di berbagai
wilayah pesisir pantai dan masyarakat adat Pepadun yang terdiri dari ragam marga yang
tersebar di berbagai wilayah pedalaman dan sektor Kota Lampung. Masyarakat adat Lampung
Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun sebagaimana tergabung dalam kesatuan adat
budaya masyarakat Lampung yang disebut Sang Bumi Ruwa Jurai, meskipun masyarakat
Lampung Saibatin dan Lampung Pepadun berasal dari satu keturunan, akan tetapi pada
umumnya masyarakat Lampung Saibatin dan masyarakat Lampung Pepadun memiliki
rangkaian adat istiadat yang berbeda-beda, seperti adat istiadat dalam prosesi lamaran, pesta
pernikahan dan pemberian gelar raja bagi masyarakat Lampung yang dilakukan berdasarkan
serangkaian adat mereka masing-masing.

PEMBAHASAN

1.1 Demografi
a. Suku bangsa
Provinsi Lampung menjadi salah satu provinsi di Indonesia di luar Pulau Jawa,
tempat mayoritas penduduknya adalah suku Jawa, dengan total populasi tahun 2010
sebanyak 64,17% yang kebanyakkan berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur,
Yogyakarta, dan sebagian kecil Jawa Barat. Sementara penduduk asli yakni suku

2
Lampung berjumlah 13,56%. Diposisi ketiga ada suku Sunda berjumlah 11,88%
(sudah gabungan suku Sunda asal Jawa Barat dan juga Sunda asal Banten) banyaknya
etnis pendatang dari pulau Jawa ke provinsi Lampung disebabkan pulau Jawa yang
tidak begitu besar tetapi penduduknya cukup ramai dan padat maka diadakan
transmigrasi besar-besaran ke pulau lain khususnya pulau Sumatra di provinsi
Lampung. Diposisi keempat dan kelima ada suku Melayu dengan persentase 5,64%
dan juga Bali 1,38%. Suku Melayu sudah termasuk semua sub-suku Melayu asal
Sumatera Selatan yang ada di provinsi Lampung seperti: Ogan, Semendo, Mesuji, dan
Palembang. Suku Bali dari pulau Bali juga turut didatangkan ke provinsi Lampung
secara besar-besaran karena adanya program transmigrasi. Masyarakat Melayu asal
Sumatera Selatan seperti Ogan, Semendo, Mesuji, dan Palembang dapat ditemukan
signifikan karena wilayah Sumatera Selatan dan Lampung berdekatan bahkan
berbatasan langsung, mereka juga sudah lama bermigrasi ke provinsi Lampung.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010.

b. Agama
Agama di provinsi Lampung beragam. Agama Islam menjadi agama terbanyak
jumlahnya yang kebanyakkan dipeluk oleh suku
Jawa, Lampung, Sunda, Melayu, Minang, Bugis, serta sebagian kecil suku Batak dan
lainnya. Kekristenan (Protestanisme & Katolik Roma) menjadi agama kedua terbesar
yang dipeluk oleh masyarakat Lampung setelah Islam dengan persentase sebanyak
2,42%. Untuk denominasi Protestan sebagian besar dianut oleh suku Batak, Jawa,
serta sebagian Tionghoa dan lainnya. Sedangkan untuk denominasi Katolik
kebanyakkan dianut oleh masyarakat keturunan Tionghoa, Jawa, serta sebagian suku
Batak dan lainnya. Agama Hindu mayoritas dianut oleh masyarakat dari suku Bali.
Selain itu, agama Hindu juga dianut oleh masyarakat keturunan India (Tamil) serta
juga dianut oleh sebagian kecil suku Jawa. Agama Buddha kebanyakkan dianut oleh
masyarakat keturunan Tionghoa serta sebagian kecil suku Jawa. Agama Konghucu
umumnya hanya dianut oleh komunitas masyarakat Tionghoa lalu ada agama
lainnya/kepercayaan, sisanya tidak terdata/tidak diketahui

c. Ekonomi
Masyarakat pesisir Lampung kebanyakan bekerja sebagai nelayan dan
bercocok tanam. Dibeberapa daerah pesisir, komoditas perikanan seperti tambak
udang lebih menonjol, bahkan untuk tingkat nasional dan internasional. Sedangkan
masyarakat yang tinggal bukan di pesisir kebanyakan bertanam padi dan berkebun
lada, kopi, cengkih, kayu manis dan lain-lain. Lampung fokus pada pengembangan
lahan bagi
perkebunan besar seperti kelapa sawit, karet, padi, singkong, kakao, lada hitam, kopi,

jagung, tebu, dan lain-lain. Selain hasil bumi Lampung juga merupakan kota
pelabuhan karena Lampung adalah pintu gerbang untuk masuk ke pulau Sumatra.
Dari hasil bumi tumbuhlah banyak industri-industri seperti di daerah Panjang, Natar,
Tanjung Bintang, dan Bandar Jaya.

3
1.2 Seni dan Budaya
a. Rumah Adat
Rumah adat pribumi Lampung dinamakan Sessat. Bentuk bangunan dimaksud
mempunyai ciri-ciri fisik berbentuk panggung bertiang yang bahan bangunannya
sebagian besar terbuat dari kayu. Pada sisi bangunan tertentu ada yang memiliki
ornamen yang khas. Umumnya sessat ini berupa rumah besar. Namun dewasa ini,
rumah-rumah adat (sessat) di kampung penduduk asli Lampung sebagian besar
dibangun tidak bertiang/depok (berlantai di tanah). Tetapi fungsinya tetap sama.
Secara umum bentuk bangunan tempat tinggal di lingkungan masyarakat pribumi
Kabupaten Lampung dapat di bilang cukup beragam. Keanekaragaman ini sesuai
dengan pola serta seni pertukangan yang ada. Kenyataan itu dapat di lihat dari
keragaman bentuk rumah (bahasa daerah: rumah = nuwo) yang didirikan oleh warga
setempat sebagai tempat tinggal/berdiam, mengembangkan keturunan/ berkeluarga
dan sebagainya. Bervariasinya bentuk serta ukuran rumah merupakan
keanekaragaman bangunan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Dari bentuk serta
ukuran rumah juga dapat dilihat pada taraf hidup. Sedangkan ukurannya tidak tentu.
Bisa saja tergantung dari luas tanah, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.

b. Tapis Lampung
Kain Tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung
terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak
atau benang emas dengan sistem sulam. Dengan demikian yang dimaksud dengan
Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau
benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya
digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang
kapas dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang
emas dan benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena
peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih
sederhana dan dikerjakan oleh pengrajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita, baik ibu
rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya untuk mengisi
waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap
sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang
bermacam-macam sebagai barang komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi.
Setiap suku bangsa di Indonesia telah meninggalkan tanda yang menjadi ciri
khas wilayah masing-masing. Salah satu jenis yakni kain tapis yang memiliki nilai
estesis dari religi yang tinggi dan sudah dikenal di wilayah-wilayah lain bahkan
sampai ke luar negeri. Kain tapis merupakan salah satu benda budaya karya
masyarakat Lampung dari masa lampau yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, baik fisik maupun spiritual. Kain tapis yakni pakaian adat Lampung. Pakaian
adat itu itak saja berpungsi sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam sekitar, tetapi
juga berpungsi sebagai perhiasan, lambang kesucian, perlengkapan upacara sakral,
bahkan merupakan lambang status social seseorang
c. Alat musik daerah
Alat musik yang masih bertahan hingga sekarang adalah Klasik Lampung.
Jenis musik ini biasanya diiringi oleh alat musik gambus dan gitar akustik. Mungkin
jenis musik ini merupakan perpaduan budaya Islam dan budaya asli itu sendiri.
Beberapa kegiatan festival diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan budaya

4
musik tradisional tanpa harus khawatir akan kehilangan jati diri. Festival Krakatau,
contohnya adalah sebuah Festival yang diadakan oleh Pemda Lampung yang
bertujuan untuk mengenalkan Lampung kepada dunia luar dan sekaligus menjadi
ajang promosi pariwisata.

d. Tarian
Ada berbagai jenis tarian yang merupakan aset budaya Provinsi Lampung
contohnya Tari Sembah (atau Tari Sigeh Penguten) dan Tari Melinting. Ritual Tari
Sembah biasanya diadakan untuk menyambut dan memberikan penghormatan kepada
para tamu atau undangan. Selain sebagai ritual penyambutan, Tari Sembah pun kerap
kali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung.

1.3 Lokawisata
Ada tujuh wisata unggulan yang terdapat di Lampung, yakni Krakatau, Bandar
Lampung (Teluk Betung dan Tanjung Karang), Kiluan (laut yang terdapat banyak ikan
lumba-lumba di Kabupaten Tanggamus), Bukit Barisan Selatan, Way Kambas, Tanjung
Setra, dan menara Siger.
Lampung ini memiliki potensi wisata unggulan seperti adanya museum yang terletak
di tengah kota, sentra kerajinan tapis, sentra penjualan kuliner keripik pisang, dan
berbagai sanggar seni. untuk mengembangkan usaha pariwisatanya yang sangat perlu di
perhatikan dan ditingkatkan lagi adalah mencakup 3 aspek penting. pertama, menonjolkan
objek atau daya tarik wisata yang bisa dilihat, ditonton, dan dinikmati oleh wisatawan
seperti pertunjukan tarian daerahnya, atau atraksi budaya lampung tersebut. kedua,
memberikan fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata seperti rumah makan,
penginapan, pos keamanan, dan lain sebagainya. ketiga, membangun sarana dan
prasarana agar wisatawan dapat mencapai tujuan dengan aman, nyaman, dan layak,
seperti alat transportasi dan keadaan jalan yang bagus dan mudah dilalui, sehingga akses
wisatawan ketujuan wisata bisa dicapai dengan mudah aman dan nyaman

1.4 Sumber Daya Alam


Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam,
prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan, pertambangan, pariwisata, sampai kehutanan. Provinsi ini memiliki lahan
sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah. Sawah-sawah inilah yang pada 2006
menghasilkan 2.129.914 ton padi. Dibanding dua tahun terakhir, produktivitas padi
yang dicapai meningkat, Pada 2004, produksi padi mencapai 2.091.996 ton sementara
pada 2005 mencapai 2.124.144 ton.
Kawasan hutan mencapai 1.004.735 ha atau sekitar 30,43 % dari luas wilayah
provinsi. Dalam rangka mendukung pembangunan berwawasan lingkungan yang
berkesinambungan, produksi kehutanan kini lebih diarahkan kepada hasil hutan non kayu
dan potensi ekowisatanya.

Hasil hutan pada 2006 berupa kayu bulat sebanyak 3.4121.171 m³, kayu gergajian
145.732,25 m³ dan kayu lapis 82.714.45 m³, Sedangkan produksi basil hutan non kayu

5
berupa damar mata kucing sebanyak 5.454,17 ribu ton, damar batu 1.351,30 ton, arang
30.347 rotan manau 3.000 batang, dan rotan lilin 1.293,24 ton.
Dari laut dan sungai yang besar pada 2006 Lampung menikmati hasil tangkapan laut
hingga 133.503,4 ton, sedangkan tangkapan perairan umum mencapai 10.345,4 ton.
Produksi budidaya tambaknya mencapai 164.264,8 ton, budidaya air tawar mencapai
17.448,9 ton dan hasil budidaya laut sebanyak 1.569,7 ton.
Daerah berlahan kering yang mencapai 89,88% dari total luas provinsi adalah tempat
yang sangat cocok untuk mengembangkan sapi potong. Dengan potensi ini, Lampung
memiliki perusahaan penggemukan sapi potong terbesar di Indonesia dengan total
populasi sapi potong mencapai 428 ribu ekor atau sama dengan 60% dari total populasi
sapi potong nasional di feedlotter. Provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil jagung, ubi
kayu, dan dedak halus sebagai bahan baku pembuat konsentrat yang sangat dibutuhkan
oleh ternak. Dengan dukungan potensi bahan baku ini, Lampung mampu menghasilkan
produksi 23 juta ekor ayam potong.
Perekonomian di Provinsi Lampung juga sangat didukung oleh produksi perkebunan
seperti kopi, lada, karet, kelapa, dan tebu. Produksi kopi pada tahun 2006 mencapai
143.050 ton, produksi kakao 22.976 ton, lalu diikuti produksi kelapa dalam lebih dari
112.631 ton, lada 24.011 ton, karet 54.461 ton, kelapa sawit 367.840 ton, dan tebu
693.613 ton. Dari hasil produksi tebu itu Lampung memberi kontribusi 35% dari
total produksi gula nasional, meningkat dibanding kontribusi 2005 yang mencapai
20%.
Keanekaragaman sumberdaya mineral di provinsi Lampung meliputi mineral logam,
bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Pada 2006, dari
galian industrinya berhasil diproduksi 1.980.000.000 m³ andesit, 389.000.000 m³ felspar
dan 590.000.000 m³ granit dengan mutu terjamin. Untuk cadangan zeolit sebesar
2.145.000 m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar 8.000.000 m³, baik untuk
kebutuhan domestik maupun ekspor, Bahan galian logam yang ada di provinsi ini meliputi
emas, mangaan, bijih besi dan pasir besi, namun baru sebagian saja dari potensi ini yang
telah dikelola. Sekarang sumberdaya energi terbaru berupa panas bumi, air, serta bahan
bakar nabati (BBN) yang berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak tengah
dikembangkan
Saat ini Provinsi Lampung memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di
Indonesia. Potensi energi seperti panas bumi yang berlokasi di daerah Ulu Belu,
Kabupaten Tanggamus. Di Suoh, Kabupaten Lampung Barat, potensi tersebut mencapai
300 MW. Semua potensi itu telah di eksplorasi oleh Pertamina sebesar 110 MW. Potensi
air untuk pembangkit tenaga listrik juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Upper
tersedia kapasitas sebesar 78 MW dan telah dioperasikan melalui PLTA Besai dan PLTA
Baru Tegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Semung masing-masing tersedia
potensi sebesar 76 MW clan 2,6 MW.

6
ANALISIS SWOT

1.1 Strengths (Kekuatan)

1. Memiliki Sumber Daya Alam yang Melimpah: Lampung memiliki kekayaan


sumber daya alam, termasuk perkebunan kelapa sawit, kopi, dan kakao, serta
industri perikanan. Lampung merupakan provinsi penghasil kopi terbanyak kedua
di Indonesia dengan jenis kopi robusta, sebagian besar biji kopi yang diproduksi
diekspor ke sejumlah negara negara di dunia.
2. Potensi Pariwisata: Provinsi ini memiliki potensi besar dalam pariwisata dengan
pantai-pantai eksotis, gunung, dan hutan yang menarik wisatawan.
3. Posisi stretegis: Lampung memiliki posisi strategis sebagai gerbang menuju Pulau
Jawa melalui jembatan Sumsel-Jateng

1.2 Weaknesses (Kelemahan):

1. Infrastruktur yang Terbatas: Masih terdapat kekurangan dalam infrastruktur jalan,


pelabuhan, dan transportasi umum yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi
serta mempersulit akses masyarakat setempat.
2. Penduduk dengan Akses Terbatas ke Pendidikan dan Kesehatan: Sebagian penduduk
mungkin memiliki tantangan akses terbatas ke layanan pendidikan berkualitas dan
fasilitas kesehatan terutama yang tinggal di daerah
3. Banyaknya penggundulan hutan: penggundulan dan perambahan hutan menjadi
masalah yang dapat berdampak buruk pada lingkungan dan sumber daya alam di
provinsi ini 1.3

Opportunities (Peluang):

1. Pengembangan Agribisnis: Terdapat peluang besar dalam pengembangan


agribisnis yang dapat meningkatkan ekspor dan pendapatan daerah, terutama
dalam produksi kelapa sawit, kopi, dan kakao.
2. Pariwisata yang Berkembang: memiliki potensi untuk memperluas sektor
pariwisata dengan peningkatan promosi dan pengembangan fasilitas wisata.
3. Investasi Infrastruktur: Peluang untuk meningkatkan investasi dalam
pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan dan jalan
1.4 Threats (Ancaman):

1. Perubahan Iklim: Ancaman perubahan iklim dapat berdampak negatif pada sektor
pertanian dan pariwisata di Lampung.
2. Bencana alam: ancaman gunung anak Krakatau yang sampai saat ini masi aktif
dapat mengakibatkan bencana alam seperti tsunami. Gunung ini berada di
kabupaten Lampung Selatan tepatnya di perairan selat-sunda antara pulau Jawa
dan Sumatra
3. Kepentingan industri pertambangan dan perkebunan yang besar dapat
menimbulkan masalah lingkungan dan konflik lahan.
4. Persaingan global dalam ekspor produk pertanian dan perikanan dapat menjadi
ancaman bagi pasar Lampung

7
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Lampung, adalah sebuah provinsi di bagian ujung selatan Pulau Sumatra, Indonesia.
Ibu kota dan pusat pemerintahannya berada di Kota Bandar Lampung. Provinsi ini memiliki
dua kota, yaitu Bandar Lampung dan Metro, serta 13 kabupaten. Kendatipun Provinsi
Lampung sebelum tanggal 18 maret 1964 tersebut secara administratif masih merupakan
bagian dari Provinsi Sumatera Selatan, namun daerah ini jauh sebelum Indonesia merdeka
memang telah menunjukkan potensi yang sangat besar serta corak warna kebudayaan
tersendiri yang dapat menambah khasanah adat budaya di Nusantara yang tercinta ini.
Lampung di bagi menjadi dua bahasa yang berdialek nyo dan dialek api. lampung
juga memiliki semboyan yang berbunyi "Sang Bumi Ruwa Jurai" yang memiliki arti satu
bumi dua jiwa karena lampung terbagi menjadi dua masyarakat pepadun dan saibatin.
Meskipun masyarakat Lampung Saibatin dan Lampung Pepadun berasal dari satu keturunan,
akan tetapi pada umumnya masyarakat Lampung Saibatin dan masyarakat Lampung Pepadun
memiliki rangkaian adat istiadat yang berbeda-beda, seperti adat istiadat dalam prosesi
lamaran, pesta pernikahan dan pemberian gelar raja bagi masyarakat Lampung yang
dilakukan berdasarkan serangkaian adat mereka masing-masing.
Dan Lampung memiliki potensi alam yang sangat melimpah. Hal ini terlihat dari hasil
pertanian Lampung yang beragam dan menduduki posisi teratas nasional seperti padi,
singkong, kopi dan lada.

3.2 Saran
Kepada generasi muda khususnya masyarakat Lampung untuk lebih mencintai dan
peduli terhadap kebudayaan yang sudah ada sejak jaman nenek moyang kita, kalau kita tidak
peduli terhadap kebudayaan kita siapa lagi yang akan peduli terhadap kebudayaan, bukannya
Indonesia terkenal akan keanekaragaman budayanya. Itu juga selama kebudayaan kita tidak
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Ayo mulai sekarang kita lestarikan budaya kita sebagai ciri khas orang Lampung dan ciri khas
orang Indonesia.
8

Anda mungkin juga menyukai