NOFRIANA
DO11 18 1026
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
Kata Pengantar
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi pertolongan kepada
hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudaha, tanpa
izin dan pertolongan-Nya saya tidak akan sanggup menyelesaikan
tugas ini dengan tepat waktu.
Tugas ini disusun agar saya dan para pembaca dapat mengetahui
potensi kebaharian Indonesia khususnya dalam tugas ini adalah Pulau
Wakatobi. Tugas ini memuat tentang potensi kebaharian Pulau
Wakatobi serta analisa langsung oleh saya sendiri dengan tugas ini
diharapkan kita dapat membentuk paradigma baru mengenai potensi
bahari di Indonesia, menciptakan sikap Nasionalisme dan dapat di
mengerti dan di pahami serta di implementasikan di dalam kehidupan
nyata, khususnya bagi diri saya sendiri.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca walaupun tugas ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saya menyadari bahwa tugas ini kurang sempurna. Oleh karena itu,
Kritik yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan. Terima
kasih.
Makassar, 22 Februari2019
Nofriana
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………..
BAB II KEADAAN UMUM PULAU WAKATOBI…………
BAB III KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT WAKATOBI
BAB IV WISATA BAHARI WAKATOBI……………
BAB V LAMPIRAN………………………………….
BAB VI PENUTUP……………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Indonesia terbentang dari 6-8 LU hingga 11°-15° LS, dan dari 94°-45° BT
hingga 141°-05° BT teretak di posisi geografis sangat strategis , karena menjadi
penghubung dua samudra dan dua benua, samudra Hindia dan samudra Pasifik,
dan Benua Asia dengan Benua Australia. Kepulauan Indonesia terdiri dari 17. 508
km pulau besar dan pulau kecil dan memiliki garis pantai 81.000 km, serta luas
laut terbesar di dunia yaitu 5,8 juta km² (DEPLU 2005). Wilayah laut Indonesia
mencakup 12 mil laut kea rah luar garis pantai, selain itu Indonesia memiliki
wilayah yuridisk nasional yang meliputi Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sejauh
200 ml dan landas kontinen sampai sejauh 350 mil.
B. Tujuan Penulisan
1.Letak Geografis
Batas Kawasan :
1. Wilayah
2. Iklim
3. Pembagian Administratif
-Kecamatan Binongko
-Kecamatan Kaledupa
-Kecamatan Tomia
-Kecamatan Wangi-Wangi
4. Desa/kelurahan
6.Pendidikan
Dari jenjang Pendidikan Sekolah Dasar tercatat jumlah sekolah pada tahun
2003 sebanyak 101 unit. Jumlah guru sebanyak 684 orang, sedangkan jumlah
murid sebanyak 14.742 orang. Rasio di tingkat SD pada tahun 2003 antara guru
terhadap sekolah tercatat dengan rata-rata 7 orang, murid terhadap sekolah rata-
rata 145 orang, dan murid terhadap guru rata-rata 22 orang.
A. Sistem Kepercayaan
Tempat ibadah menurut agama, terhitung Masjid sebanyak 112 buah dan
Mushollah 22 buah, sementara Gereja, Pura dan Vihara tidak ada. Ini menandakan
bahwa masyarakat Wakatobi memeluk agama Islam.
Pesta Adat Safara adalah Pesta adat masyarakat Tomia yang dilakukan
pada setiap Bulan Safar.
C. Kesenian
TARI LARIANGI
Tari Lariangi merupakan tari tradisional Kecamatan Kaledupa yang lahir
pada tahun 1634 dikala Raja Buton yang pertama berkuasa yaitu WA
KAKA.
TARI HEBALIA
Tari Sajo Moane adalah Tarian Sakral yang dimaikan oleh kaum laki –
laki.
TARI SARIDE
Tari Balumpa
Tari Balumpa adalah salah satu tari tradisional yang berasal dari Pulau
Binongko.
BAB IV
WISATA BAHARI WAKATOBI
2. Pulau Keledupa
a. MAKAM TUA dan KAMALI Makam Tua dan Kamali berada di
Desa Pale’a Kecamatan Kaledupa Selatan.
b. BENTENG OLLO Dan MESJID TUA Benteng Ollo dan Mesjid
Tua merupakan situs sejarah peninggalan kebudayaan masyarakat
di Pulau Kaledupa yang hingga kini tetap terjaga dan dilestarikan
oleh masyarakat setempat.
Di dalam Benteng Ollo terdapat Mesjid Tua yang berukuran 6,5 x
7 meter.
c. BENTENG LA DONDA Benteng La Donda merupakan salah satu
situs sejarah peninggalan kebudayan masyarakat Kaldupa.
3. Pulau Tomia
a. BENTENG PATUA
Benteng Patua adalah salah satu situs sejarah kebudayaan
masyarakat Tomia.
b. BENTENG SUO-SUO
Benteng Suo-Suo berada di Desa Kahianga Kec. Tomia timur,
berjarak ± 3 km dari ibukota kecamatan, dapat ditempuh dengan
dari ibukota kecamatan.
c. MESJID TUA ONEMAY
Mesjid Tua Onemay merupakan berada di Kelurahan Onemay
Kecamatan Tomia.
4. Pulau Binongko
a. BENTENG PALAHIDU
Benteng Palahidu merupakan salah satu peninggalan sejarah
masyarakat Binongko yang berada di Desa Palahidu Kecamatan
Binongko. Benteng Palahidu terletak di atas tebing bagian utara
pinggir pantai Pulau Binongko.
b. BENTENG WALI
Benteng Wali adalah salah situs sejarah peninggalan masyarakat
Togo Binongko.
5. Wisata Taman Nasional
Selain itu, terdapat 85 jenis burung laut di Wakatobi, misalnya: angsa batu
coklat (Sula leucogaster plotus), CeReK melayu (Charadrius peronii), raja fisher
Erasia (Alcedo anthis). Beberapa spesies Cetacea dapat juga ditemukan di daerah
ini, seperti ikan paus sperma (Physeter macrocephalus), paus sirip (Globicephala
macrorhyncus), paus pembunuh (Orcinus orca), paus pembunuh kecil (Feresa
attenuata), lumba-lumba (Stenella attenuata), lumba-lumba gigi kasar (Steno
bredenensis), lumba-lumba abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba
hidung botol ( Tursiops truncatus ) dan paus kepala semangka (Peponocephala
electra).
Beberapa spesies yang terdapat di Taman Nasional Wakatobi termasuk
jenis langka dan terancam punah dengan status dilindungi seperti penyu sisik
(Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), ikan Napoleon
(Cheilinus undulatus), kepiting kenari (Birgus latro), kima (Tridacna sp.), lola
(Trochus niloticus), duyung (Dungong dugong), lumba-lumba (Delphinus delphis,
Stenella longiotris, Tursiops truncatus) dan cumi-cumi berbintik hitam.
Sementara itu jenis burung laut yang terdapat di TN Wakatobi seperti angsa batu
coklat (Sula leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang
erasia (Alcedo anthis). Adapun dari family Cetaceans tercatat beberapa jenis yang
tergolong terancam punah (operation Wallacea, 2003) yaitu seperti paus sperma
(physeter macrocephalus), Paus pemandu sirip pendek (Globicephala
macrorhyncus), paus pembunuh (Orcinus orca), Paus pembunuh kerdil (Feresa
attenuata), lumba-lumba totol (Stenella attenuata), lumba-lumba gigi kasar (Steno
bredenensis), lumba-lumba abu-abu (Grampus griseus), lumba-lumba hidung
botol (Tursiops truncatus), dan paus kepala semangka (Peponocephala electra).
Keanekaragaman jenis ikan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi cukup
tinggi, saat ini lebih dari 500 jenis ikan yang telah teridentifikasi terdapat di
Taman Nasional Wakatobi dan masih banyak yang belum diidentifikasi.
Umumnya berukuran kecil dengan karakteristik pewarnaan yang beragam
sehingga dikenal dengan ikan hias. Kelompok ini umumnya ditemukan melimpah
baik dalam jumlah individu maupun jenisnya serta cenderung bersifat teritorial.
Banyak jenis ikan indikator dan ikan target bernilai ekonomis penting juga
beberapa jenis ikan komersial yang selalu diburu seperti ikan napoleon (Cheillinus
undulatus), ikan kerapu (Serranedae), ikan kakap (Lutjanidae), ikan ekor kuning
(Caesionidae), ikan baronang (Siganidae), ikan bibir tebal (Haemulidae), dll
(LIPI, 2006). Tingginya keanekaragaman ikan di Kepulauan Wakatobi terutama
ikan-ikan karang menunjukkan bahwa keadaan karang di Wakatobi masih baik,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ditemukan tempat-tempat
pemijahan ikan (breeding site) di daerah terumbu karang. Kegiatan masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menambah pendapatan adalah
memenfaatkan sumberdaya seperti pengolahan biji jambu mete dan kelapa,
pembuatan kain tenun, penyewaan homestay, budidaya rumput laut, pengambilan
kayu dan kayu bakar mangrove, ikan, kepiting dan udang.
1.Terumbu karang
Pariwisata bahari adalah aktivitas wisata yang sudah lama dikenal dan
merupakan pariwisata andalan di Taman Nasional Kepulauan Wakatobi.Kekayaan
biota laut ini tidak lain karena hamparan terumbu karang yang sangat luas
disepanjang perairan dengan topografi bawah laut yang berwarna0warni seperti
berbentuk slop,flat,drop-off,atoll,dan gua bawah air.
2.Ikan
3.Satwa lain
Selain terdapat beberapa jenis burung laut seperti angsa-batu coklat (Sula
leucogaster plotus), cerek melayu (Charadrius peronii), raja udang erasia (Alcedo
atthis); juga terdapat tiga jenis penyu yang sering mendarat di pulau-pulau yang
ada di taman nasional yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu
tempayan (Caretta caretta), dan penyu lekang(Lepidochelys olivacea).
4.Keistimewaan,
Masyarakat asli yang tinggal di sekitar taman nasional yaitu suku laut atau
yang disebut suku Bajau. Menurut catatan Cina kuno dan para penjelajah Eropa,
menyebutkan bahwa manusia berperahu adalah manusia yang mampu menjelajahi
Kepulauan Merqui, Johor, Singapura, Sulawesi, dan Kepulauan Sulu. Dari
keseluruhan manusia berperahu di Asia Tenggara yang masih mempunyai
kebudayaan berperahu tradisional adalah suku Bajau. Melihat kehidupan mereka
sehari-hari merupakan hal yang menarik dan unik, terutama penyelaman ke dasar
laut tanpa peralatan untuk menombak ikan.
Benteng palahidu
Betnteng liya
BAB VI
PENUTUP